Rifka Nadiyah/2130021087 Maruaia Fatimah A.M.H.S.P/2130021088 Pengertian dari "Aspek Legalitas" Aspek legalitas merupakan hak bagi setiap warga negara, dimana setiap warga negara berhak untuk memperoleh perlindungan hukum tanpa adanya diskriminatif. Adapun hal tersebut dicantumkan dalam Pasal 28D ayat 1 Bab X A UUD 1945 yang menyatakan bahwa negara berkewajiban untuk memberikan pengakuan jaminan, perlindungan dan kepastian hukum serta keadilan yang mengarah pada perlindungan hukum terhadap negaranya yang meliputi perlindungan kesehatan, perlindungan sosial, perlindungan politik, perlindungan budaya, dan perlindungan lainnya LEGISLASI Legislasi adalah proses pembuatan undang” atau penyempurnaan perangkat hukum yang sudah ada melalui serangkaian kegiatan sertifikasi(pengaturan kompetensi), registrasi (pengaturan kewenangan) dan lisensi (pengaturan penyelenggaraan kewenangan) TUJUAN LEGISLASI Tujuan legislasi adalah memberikan perlindungan kepada masyarakat terhadap pelayanan yang telah diberikan. Bentuk perlindungan tersebut adalah meliputi : 1. Mempertahankan kualitas pelayanan 2. Memberi kewenangan 3. Menjamin perlindungan hukum 4. Meningkatkan profisionalisme Dalam UU Tenaga kesehatan yang diatur dalam Pasal 46 ayat (1) UndangUndang Nomor 36 Tahun 2014 tentang perizinan yaitu Setiap Tenaga Kesehatan yangmenjalankan praktik di bidang pelayanan kesehatan wajib memiliki izin dalam bentuk SIP (Noviahzara, 2015). Sistem Legislasi Tenaga Kesehatan Syarat Wajib Tenaga Kesehatan ● Uji Kompetensi Tenaga Kesehatan Uji Kompetensi adalah suatu proses untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap tenaga kesehatan sesuai denganstandar profesi. Setelah dinyatakan kompeten maka peserta uji kompetensi akanmendapatkan Sertifikat Kompetensi yaitu pengakuan kompetensi atas prestasi lulusanyang sesuai dengan keahlian dalam cabang ilmunya dan/atau memiliki prestasi di luar program studinya dan diterbitkan oleh perguruan tinggi. ● Surat Tanda Registrasi Tenaga Kesehatan Surat Tanda Registrasi Tenaga Kesehatan adalah bentuk formal dari pengakuan kompetensi dan kualitas dari Tenaga Kesehatan non medis, untuk melaksanakan profesinya secara aman, tertib dan bertanggung jawab. ● Lisensi Praktik Tenaga Kesehatan Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 36 tahun 2014 tentang TenagaKesehatan bahwa setiap tenaga kesehatan yang menjalankan praktik dibidang pelayanan kesehatan wajib memiliki izin dalam bentuk Surat Ijin Praktik. REGISTRASI Registrasi adalah pencatatan resmi terhadap Tenaga Kesehatan yang telah memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi dan telah mempunyai kualifikasi tertentu lain serta mempunyai pengakuan secara hukum untuk menjalankan praktik. TUJUAN REGISTRASI ● demi meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh Tenaga Kesehatan. Registrasi tenaga kesehatan juga akan menciptakan efektifitas dan produktivitas , yang sekaligus sebagai perlindungan hukum bagi masyarakat PERSYARATAN REGISTRASI a. memiliki ijazah pendidikan di bidang kesehatan; b. memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi; c. memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental; d. memiliki surat sumpah/janji atau surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji profesi; dan e. membuat pernyataan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi. LISENSI PRAKTIK PENGERTIAN :
suatu proses administrasi yang dilakukan oleh pemerintah
atau yang diberikan kepada tenaga profesi yang telah teregistrasi untuk pelayanan kesehatan secara mandiri atau individu. Atau bisa disebut sebagai pemberian ijin praktek sebelum diperkenankan untuk melakukan pekerjaan yang telah di tetapkan. TUJUAN LISENSI PRAKTIK Agar adanya kepastian hukum bagi tenaga kesehatan untuk melakukan praktik pelayanan kesehatan, serta agar masyarakat terlindungi dari praktik pelayanan kesehatan yang tidak berkualitas. SYARAT LISENSI PRAKTIK 1. fotokopi STR yang masih berlaku 2. fotokopi ijazah tenaga kesehatan 3. Surat keterangan sehat dari dokter 4. rekomendasi dari organisasi profesi 5. pas foto 4x6 sebanyak 2 lembar PENTINGNYA LEGALITAS HUKUM DALAM PELAYANAN KESEHATAN 1. Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan, dan standar prosedur operasional. 2. Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien/klien/keluarganya. 3. Menerima imbalan dari jasa yang telah diberikan. 4. Dapat mengantisipasi potensi munculnya masalah hukum yang kemungkinan akan terjadi di kemudian hari. 5. Agar dapat menciptakan tatanan masyarakat yang tertib dan menciptakan keseimbangan didalamnya. CONTOH KASUS Pada bulan April 2014 Mohammad Gathfan Habibi bocah berusia 5 tahun mengeluh sakit dipaha kanannya, sebelumnya orang tua Habibi hanya mengira bahwa itu penyakit biasa. Namun, karena Habibi sering mengeluh kesakitan dan muncul benjolan dipahanya, orang tua Habibi bapak Pitono dan ibu Lilik Setiawati akhirnya membawa Habibi untuk periksa ke rumah sakit Ibnu Sina Gresik dan dokter yang menangani adalah dokter Yanuar Syam Sp.BU. Setelah diperiksa dan dilakukan uji lab ternyata hasilnya terdapat spindle tumor dipaha kanan Habibi. Pada Desember 2014 Orang tua Habibi kembali membawa Habibi untuk periksa, tidak di rumah sakit Ibnu Sina akan tetapi di tempat praktik pribadi dokter Yanuar Syam Sp.BU di Jl. Panglima Sudirman. Setelah diperiksa, dokter Yanuar menyarankan untuk dilakukan operasi eksisibiopsi yakni operasi pengangkatan tumor tersebut. Dokter Yanuar menyarankan agar operasi eksisibiopsi tersebut dilakukan di RSIA Nyai Ageng Pinatih Gresik tepatnya pada tanggal 2 Januari 2015. Pada hari itu tepat pukul 13.42 WIB di RSIA Nyai Ageng Pinatih dilakukan persiapan operasi eksisibiopsi untuk Habibi. Tepat Pukul 14.00 WIB proses operasi dilakukan oleh dokter Yanuar dibantu oleh dokter Dicky untuk memberi bius terhadap Habibi serta dibantu oleh 2 perawat yang dibawa oleh dokter Yanuar dari rumah sakit Ibnu Sina dan 1 perawat dari rumah sakit Nyai Ageng Pinatih yakni Bayu Herlangga, Mohammad Masrikan dan Fitos Widianto. Ibu Lilik Setiawati yakni ibu Habibi yang mengetahui anaknya dibiarkan dilorong tanpa ada yang menjaga serta melihat tangan Habibi yang membiru, Ibunya pun berteriak meminta tolong dan memanggil dokter. Setelah dokter datang, Habibi kembali dibawa masuk ke ruang operasi dan dilakukan pemeriksaan kembali, setelah dilakukan pemeriksaan terhadap Habibi dokter menduga bahwa Habibi kekurangan oksigen. dokter melakukan RJP (Resusitasi Jantung Paru) atau biasa disebut pacu jantung untuk Habibi namun sampai pukul 03.00 WIB pagi, Habibi tetap tidak mengalami reaksi pada kondidinya. Hingga akhirnya, orang tua Habibi meminta agar anaknya dirujuk ke Rumah sakit Ibnu Sina. setelah masuk ruang perawatan dan dipasang ventilator, habibi divonis mati batang otak dan mengalami koma hingga hampir 70 hari yang akhirnya meninggal dunia. Dari kasus tersebut orang tua Habibi melaporkan kedua dokter yang menangani anaknya kepada pihak kepolisian dan diketahui bahwa dua dokter tersebut telah melakukan pelanggaran izin praktik dengan tidak memiliki Surat Izin Praktik di RSIA Nyai Ageng Pinatih tempat dokter tersebut melakukan praktik kedokteran.
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu