Anda di halaman 1dari 17

“ASPEK LEGALITAS

PELAYANAN KESEHATAN”
OLEH KELOMPOK 7

Devita Pramudistia Feryani/2130021070


Rifka Nadiyah/2130021087
Maruaia Fatimah A.M.H.S.P/2130021088
Pengertian dari "Aspek Legalitas"
Aspek legalitas merupakan hak bagi setiap warga negara, dimana
setiap warga negara berhak untuk memperoleh perlindungan hukum
tanpa adanya diskriminatif. Adapun hal tersebut dicantumkan
dalam Pasal 28D ayat 1 Bab X A UUD 1945 yang menyatakan bahwa
negara berkewajiban untuk memberikan pengakuan jaminan,
perlindungan dan kepastian hukum serta keadilan yang mengarah
pada perlindungan hukum terhadap negaranya yang meliputi
perlindungan kesehatan, perlindungan sosial, perlindungan politik,
perlindungan budaya, dan perlindungan lainnya
LEGISLASI
Legislasi adalah proses pembuatan undang” atau penyempurnaan
perangkat hukum yang sudah ada melalui serangkaian kegiatan
sertifikasi(pengaturan kompetensi), registrasi (pengaturan
kewenangan) dan lisensi (pengaturan penyelenggaraan
kewenangan)
TUJUAN LEGISLASI
Tujuan legislasi adalah memberikan perlindungan kepada masyarakat
terhadap pelayanan yang telah diberikan. Bentuk perlindungan tersebut
adalah meliputi :
1. Mempertahankan kualitas pelayanan
2. Memberi kewenangan
3. Menjamin perlindungan hukum
4. Meningkatkan profisionalisme
Dalam UU Tenaga kesehatan yang diatur dalam Pasal 46 ayat (1)
UndangUndang Nomor 36 Tahun 2014 tentang perizinan yaitu Setiap
Tenaga Kesehatan yangmenjalankan praktik di bidang pelayanan
kesehatan wajib memiliki izin dalam bentuk SIP (Noviahzara, 2015).
Sistem Legislasi Tenaga Kesehatan
Syarat Wajib Tenaga Kesehatan
● Uji Kompetensi Tenaga Kesehatan
Uji Kompetensi adalah suatu proses untuk mengukur pengetahuan,
keterampilan, dan sikap tenaga kesehatan sesuai denganstandar profesi.
Setelah dinyatakan kompeten maka peserta uji kompetensi akanmendapatkan
Sertifikat Kompetensi yaitu pengakuan kompetensi atas prestasi lulusanyang
sesuai dengan keahlian dalam cabang ilmunya dan/atau memiliki prestasi di
luar program studinya dan diterbitkan oleh perguruan tinggi.
● Surat Tanda Registrasi Tenaga Kesehatan
Surat Tanda Registrasi Tenaga Kesehatan adalah bentuk formal dari
pengakuan kompetensi dan kualitas dari Tenaga Kesehatan non medis, untuk
melaksanakan profesinya secara aman, tertib dan bertanggung jawab.
● Lisensi Praktik Tenaga Kesehatan
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 36 tahun 2014 tentang
TenagaKesehatan bahwa setiap tenaga kesehatan yang menjalankan
praktik dibidang pelayanan kesehatan wajib memiliki izin dalam bentuk
Surat Ijin Praktik.
REGISTRASI
Registrasi adalah pencatatan resmi terhadap Tenaga
Kesehatan yang telah memiliki Sertifikat Kompetensi
atau Sertifikat Profesi dan telah mempunyai kualifikasi
tertentu lain serta mempunyai pengakuan secara hukum
untuk menjalankan praktik.
TUJUAN REGISTRASI
● demi meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang
dilaksanakan oleh Tenaga Kesehatan. Registrasi tenaga
kesehatan juga akan menciptakan efektifitas dan
produktivitas , yang sekaligus sebagai perlindungan
hukum bagi masyarakat
PERSYARATAN REGISTRASI
a. memiliki ijazah pendidikan di bidang kesehatan;
b. memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi;
c. memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental;
d. memiliki surat sumpah/janji atau surat pernyataan telah mengucapkan
sumpah/janji profesi; dan
e. membuat pernyataan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika
profesi.
LISENSI PRAKTIK
PENGERTIAN :

suatu proses administrasi yang dilakukan oleh pemerintah


atau yang diberikan kepada tenaga profesi yang telah teregistrasi
untuk pelayanan kesehatan secara mandiri atau individu.
Atau bisa disebut sebagai pemberian ijin praktek sebelum
diperkenankan untuk melakukan pekerjaan yang telah di tetapkan.
TUJUAN LISENSI
PRAKTIK
Agar adanya kepastian hukum bagi tenaga kesehatan untuk melakukan
praktik pelayanan kesehatan, serta agar masyarakat terlindungi dari
praktik pelayanan kesehatan yang tidak berkualitas.
SYARAT LISENSI PRAKTIK
1. fotokopi STR yang masih berlaku
2. fotokopi ijazah tenaga kesehatan
3. Surat keterangan sehat dari dokter
4. rekomendasi dari organisasi profesi
5. pas foto 4x6 sebanyak 2 lembar
PENTINGNYA LEGALITAS HUKUM DALAM PELAYANAN KESEHATAN
1. Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas
sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan, dan standar
prosedur operasional.
2. Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari
pasien/klien/keluarganya.
3. Menerima imbalan dari jasa yang telah diberikan.
4. Dapat mengantisipasi potensi munculnya masalah hukum yang
kemungkinan akan terjadi di kemudian hari.
5. Agar dapat menciptakan tatanan masyarakat yang tertib dan
menciptakan keseimbangan didalamnya.
CONTOH KASUS
Pada bulan April 2014 Mohammad Gathfan Habibi bocah berusia 5
tahun mengeluh sakit dipaha kanannya, sebelumnya orang tua Habibi
hanya mengira bahwa itu penyakit biasa. Namun, karena Habibi sering
mengeluh kesakitan dan muncul benjolan dipahanya, orang tua Habibi
bapak Pitono dan ibu Lilik Setiawati akhirnya membawa Habibi untuk
periksa ke rumah sakit Ibnu Sina Gresik dan dokter yang menangani
adalah dokter Yanuar Syam Sp.BU. Setelah diperiksa dan dilakukan
uji lab ternyata hasilnya terdapat spindle tumor dipaha kanan Habibi.
Pada Desember 2014 Orang tua Habibi kembali membawa Habibi untuk
periksa, tidak di rumah sakit Ibnu Sina akan tetapi di tempat praktik pribadi
dokter Yanuar Syam Sp.BU di Jl. Panglima Sudirman. Setelah diperiksa,
dokter Yanuar menyarankan untuk dilakukan operasi eksisibiopsi yakni operasi
pengangkatan tumor tersebut. Dokter Yanuar menyarankan agar operasi
eksisibiopsi tersebut dilakukan di RSIA Nyai Ageng Pinatih Gresik tepatnya
pada tanggal 2 Januari 2015. Pada hari itu tepat pukul 13.42 WIB di RSIA
Nyai Ageng Pinatih dilakukan persiapan operasi eksisibiopsi untuk Habibi.
Tepat Pukul 14.00 WIB proses operasi dilakukan oleh dokter Yanuar dibantu
oleh dokter Dicky untuk memberi bius terhadap Habibi serta dibantu oleh 2
perawat yang dibawa oleh dokter Yanuar dari rumah sakit Ibnu Sina dan 1
perawat dari rumah sakit Nyai Ageng Pinatih yakni Bayu Herlangga,
Mohammad Masrikan dan Fitos Widianto.
Ibu Lilik Setiawati yakni ibu Habibi yang mengetahui anaknya dibiarkan
dilorong tanpa ada yang menjaga serta melihat tangan Habibi yang
membiru, Ibunya pun berteriak meminta tolong dan memanggil dokter.
Setelah dokter datang, Habibi kembali dibawa masuk ke ruang operasi
dan dilakukan pemeriksaan kembali, setelah dilakukan pemeriksaan
terhadap Habibi dokter menduga bahwa Habibi kekurangan oksigen.
dokter melakukan RJP (Resusitasi Jantung Paru) atau biasa disebut pacu
jantung untuk Habibi namun sampai pukul 03.00 WIB pagi, Habibi tetap
tidak mengalami reaksi pada kondidinya.
Hingga akhirnya, orang tua Habibi meminta agar anaknya dirujuk ke
Rumah sakit Ibnu Sina. setelah masuk ruang perawatan dan dipasang
ventilator, habibi divonis mati batang otak dan mengalami koma hingga
hampir 70 hari yang akhirnya meninggal dunia. Dari kasus tersebut orang
tua Habibi melaporkan kedua dokter yang menangani anaknya kepada
pihak kepolisian dan diketahui bahwa dua dokter tersebut telah
melakukan pelanggaran izin praktik dengan tidak memiliki Surat Izin
Praktik di RSIA Nyai Ageng Pinatih tempat dokter tersebut melakukan
praktik kedokteran.

Anda mungkin juga menyukai