Anda di halaman 1dari 67

Review Kejadian Luar Biasa (KLB)

dalam
Workshop Penanggulangan KLB
di Kota Tangeranga Selatan
Penyakit Potensial KLB / Wabah

• Transportasi
 Lintas Batas (manusia, tikus, nyamuk dll )
 Lintas Negara • Mobilitas/tourism, globalisasi
• Komoditas

( EBOLA, MERS CoV dll )


 Peny. Infeksi Baru
 Bioterorism

 Desentralisasi
Dampak Penyakit Potensial KLB/Wabah
 EKONOMI :
 ECONOMIC LOST
 ABSENTEISME – PRODUKTIVITAS

 MASYARAKAT :
 KEMATIAN
 KESAKITAN  QUALITY OF LIFE
 KECACATAN

 BEBAN GANDA DARI KEADAAN PENYAKIT LAIN


 SELAIN MUNCULNYA KEMBALI RE-EMERGING DIIKUTI DENGAN
NEW EMERGING
 SELAIN ITU PENINGKATAN INSIDENS PENYAKIT YANG
BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU JUGA TIDAK DAPAT
DIABAIKAN

 POLITIS :
 STATUS PERINGKAT NEGARA (HDI, MDG)
3
EMERGING INFECTIOUS DISEASES (“EID”)
Seperti :
“PENYAKIT VIRUS EBOLA”
“MERS-CoV” & “AVIAN INFLUENZA”
LATAR BELAKANG
 Penyakit –penyakit Infektius : masih menjadi penyebab utama
kematian di negara – negara berkembang.
 Penyakit – penyakit Emerging dan Re-emerging:
 Abad 20  1.415 mikroba diketahui menginfeksi manusia, 61%
berasal dari hewan
 3 dekade terakhir di regional Asia-Pacific  70% mikroba berasal dari
hewan (zoonosis)
 Sering terlupakan, awal kejadian  didaerah Rural.

 Intensitas interaksi manusia – hewan meningkatkan kerentanan


terhadap munculnya penyakit – penyakit zoonosis

di Kemudian hari: penyakit – penyakit infeksius baru akan terus


bermunculan
 Setiap tahun muncul EID – Trend meningkat
Penyakit Emerging & Re-emerging
Definisi:
Emerging:
 Penyakit Infeksius baru, yang disebabkan oleh Mikroorganisme yang
Sebelumnya tidak diketahui : virus HIV - AIDS
Mengalami evolusi menjadi strain baru (Influenza A H1N1 pandemi)
Sebelumnya diketahui hanya menyerang hewan (zoonosis), Flu Burung
(H5N1)
Berpindah reservoir atau vektor
 Penyakit infeksius dan mikroorganisme yang baru ditemukan
didaerah geografis baru : West Nile Virus (ditemukan di AS yang
sebelumnya hanya di Afrika)

Re-Emerging:
 Penyakit infeksius yang muncul kembali setelah sebelumnya berhasil
dieliminasi / eradikasi berkurang insidensinya karena
Resisten terhadap antimikroba: XDR Tuberkulosis
Emerging Infectious Diseases (EID)
Penyakit
Infeksi
baru

Pemakaian
senjata
Definisi Area
Geografis
biologis EID baru

Penyakit
Organisme
infeksi
resisten
antimikroba timbul
kembali
ALASAN MELAKUKAN PENGENDALIAN

Mengancam kehidupan manusia : tingkat


kesakitan dan kematian tinggi –
berdampak buruk pada sistem kehidupan
dan perekonomian.
Adanya kasus yang tidak terlaporkan dan
cenderung timbul mengelompok
Berpotensi Wabah
Risiko penyebaran lintas wilayah –
Potensial Pandemi
Dapat dikendalikan – tidak mudah
PRINSIP PENGENDALIAN “EID”
DIAGNOSA DINI / ISOLASI DINI / PENGOBATAN
DINI / PELACAKAN KONTAK DAN TATALAKSANA
DINI
MEMATUHI PENERAPAN “PENGENDALIAN
INFEKSI DASAR” KETAT.
KESIAPSIAGAAN RUMAH SAKIT
PENINGKATAN AWARENESS MASYARAKAT &
PENGENDALIAN INFEKSI
Interaksi Faktor Domain Manusia
Isu-isu kesehatan manusia,
munculnya EID Behavior, Sikap, Keinginan, Budaya
Lifestyle, Ekonomi, Tehnologi
Mobilisasi, Transport,asi, Perdagangan

Pertemuan Manusia-Lingkungan:
“Lingkungan yang dieksploitasi” Pertemuan Manusia – Hewan :
Polusi (udara, Air, Kebisingan, Cahaya, Kepemilikan hewan, hewan sebagi
Sampah padat) Pembangunan daerah bahan makanan, Praktek – praktek
Urban/ PeriurbanPraktek – praktek peternakan Praktek – praktek
pertanian (irigasi, pilihan tanaman) Manajemen Wildlife Gangguan Habitat

Penyakit
Domain Lingkungan
Perubahan iklim jangka panjang Pengaruh
EID Domain Hewan
iklim global Pola iklim Lokal / Regional Isu-isu kesehatan pada hewan Perilaku
Sikap, Temperatur, Kelembaban Luas Geographik keperluan Habitat dan
Tanah dan jenis Vegetasi pemberian makan

Pertemuan Hewan – Lingkungan :


Ekspansi / berkurangnya area Spesies
Invasive Efek kondisi lingkungan pada
kelangsungan hidup dan reproduksi
(terutama vectors)
Surveilans EIDs

Pengamatan terus menerus terhadap penyakit New


dan Re-Emerging yang dapat meresahkan
masyarakat dunia melalui kegiatan IBS (indicator
based surveillance) dan EBS (event based
surveillance) yang digunakan untuk kewaspadaan
dini KLB sehingga penanggulangan secepatnya
dapat dilakukan.
Kejadian Luar Biasa
(KLB)
Batasan / Definisi (PMK no. 1501 / 2010)

Kejadian Luar Biasa (KLB)…….


timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan
/atau kematian yang bermakna secara epidemiologi pada
suatu daerah dalam kurun waktu tertentu, dan merupakan
keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya wabah

Wabah…..
kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam
masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara
nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu
dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan
malapetaka.
Penetapan Jenis Wabah……
Penetapan jenis-jenis penyakit menular
tertentu yang dapat menimbulkan
wabah didasarkan pada pertimbangan :
 Aspek epidemiologis
 Aspek sosial budaya
 Aspek keamanan
 Aspek ekonomi
 Aspek ilmu pengetahuan dan teknologi
 Aspek yang menyebabkan dampak
malapetaka di masyarakat
Bagaiman Cara mengungkap KLB/ wabah ?

a. Indicator Based Surveilans


Deteksi dari analisis data surveilans ruti Laporan
rutin Mingguan penyakit potensial wabah yang
dibandingkan atau dibatasi oleh keadaan
sebelumnya

b. Event Based Surveilans


Adanya Informasi media, laporan petugas, pamong
ataupun warga yang cukup peduli pada kesehatan
dan direspon untuk diverifikasi
Skala Prioritas Dalam Melakukan Investigasi dan
Penanggulangan (Control) KLB / Wabah Berdasarkan
Sumber, Cara Penularan, dan Agen Penyebab

Sumber/Cara Penularan
Agent / Sumber
Diketahui Tidak Diketahui

Diketahui
Investigasi + Investigasi +++
Agen Control +++ Control +
Penyebab
Tidak Investigasi +++ Investigasi +++
Diketahui
Control +++ Control +

16
Apa alasan melakukan Investigasi KLB / Wabah ?

a. Untuk Penanggulangan dan pencegahan


b. Tergantung dari kondisi KLB/wabah
- Ganas tidaknya penyakit
- Diketahui tidaknya sumber dan cara penularan penyakit
- Ada tidaknya cara penanggulangan dan pencegahan
c. Dijadikan peluang / kesempatan untuk mengadakan
penelitian  biasanya pada penyakit baru
d. Dijadikan peluang / kesempatan untuk pelatihan
e. Merespon kepentingan umum / masyarakat
f. Bahan Pertimbangan program intervenci 
menentukan Strategi program intervensi
SUATU DAERAH DAPAT DITETAPKAN DALAM
KEADAAN KLB, APABILA MEMENUHI SALAH
SATU KRITERIA SEBAGAI BERIKUT :

 Timbulnya suatu penyakit menular tertentu sebagaimana yang


sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal pada suatu daerah.

 Peningkatan kejadian kesakitan terus menerus selama 3 (tiga) kurun


waktu dalam jam, hari atau minggu berturut-turut menurut jenis
penyakitnya.

 Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan


dengan periode sebelumnya dalam kurun waktu jam, hari atau minggu
menurut jenis penyakitnya.

 Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (satu) bulan


menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan
angka rata-rata per bulan dalam tahun sebelumnya.
 Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1 (satu)
tahun menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan
dengan rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan pada tahun
sebelumnya.

 Angka kematian kasus suatu penyakit (Case Fatality Rate) dalam 1


(satu) kurun waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50% (lima
puluh persen) atau lebih dibandingkan dengan angka kematian
kasus suatu penyakit periode sebelumnya dalam kurun waktu yang
sama.

 Angka proporsi penyakit (Proportional Rate) penderita baru pada


satu periode menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibanding
satu periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.
Program Penanggulangan KLB
4
Perbaikan Kondisi Rentan

Masaslah KesMas
Kajian Epidemiologi..Klik

Tidak Menjadi
SKDKLB Penang-
gulang-
an KLB
Kesiapsiagaan 3
menghadapi
1 KLB
KLB dengan SKD KLB
Kajian Epidemiologi
90
Rawan KLB
80
70
Peringatan Dini Penang
60
Ancaman KLB gulangan
KASUS

50
40 KLB
30
Kewaspadaan dan
20
Kesiapsiagaan KLB
10
0

HAR
KLB dengan SKD KLB
Kajian Epidemiologi
90
Rawan KLB
Terselenggara
80
Deteksi
70 Dini KLB
Peringatan Dini
Unit60Pelayanan
Ancaman KLB Penang
gulangan
KASUS

dan50Masyarakat KLB
40
30
Kewaspadaan dan
20
Kesiapsiagaan KLB
10
0

HAR
KLB dengan SKD KLB
Deteksi
90
DINI
80 Tindakan
70 CEPAT Kasus potensial
60 yang dapat
dicegah
KASUS

50
40
30
20
10
0

HAR
RENTANG WAKTU PENANGANAN KASUS
SEJAK MUNCUL KLINIS S/D UPAYA MEMUTUS RANTAI PENULARAN

Mungkin sudah Sudah Sangat Terlambat


terjadi penularan

Action ?

Muncul MRS KDRS PE


klinis proporsi rata-rata rata-rata
terbanyak 12 hari, seha 5 hari, seharusnya
2-5 hari sejak rusnya dalam dalam waktu maksimal
klinis muncul, seharusnya waktu 1 x 24 jam 2 x 24 jam
1 x 24 jam dgn kebijakan
bebas biaya.

24
PERAN UNIT SKD-KLB

A. Peran Puskesmas dalam Peningkatan Kewaspadaan &


Kesiapsiagaan terhadap KLB :

1. Peningkatan kegiatan surveilans & penyelidikan lebih luas


terhadap kondisi rentan KLB & mrndorong upaya pencegahan
KLB. Kegiatan surveilans dimaksud adalah pelaksanaan
pemantauan wilayah setempat kondisi rentan KLB
2. Peningkatan kegiatan surveilans untuk deteksi dini KLB di
Puskesmas. Dan unit pelayanan kesehatan lainnya
3. Penyelidikan lebih luas terhadap dugaan adanya KLB
4. Kesiapsigaan menghadapi KLB, terutama penyiapan tim
penyelidikan & penanggulangan KLB Puskesmas yang
merupakan bagian dari tim penyelidikan & penanggulangan
KLB Kab./Kota.
b. Peran Rumah Sakit dlm Peningkatan Kewaspadaan &
Kesiapsiagaan thdp KLB

Rumah Sakit Melaksanakan Kegiatan :


 Peningkatan kegiatan surveilans untuk deteksi dini KLB di RS
dengan melaksanakan PWS penyakit Berpotensi KLB di RS.
 Penyelidikan lebih luas terhadap dugaan dengan adanya KLB di
lingkungan RS.
 Melaksanakan Penyuluhan kepada petugas dan pengunjung RS
serta mendorong kewaspadaan KLB di RS
 Kesiapsiagaan menghadapi KLB, terutama penyiapan Tim
penyelidikan & penanggulangan KLB di RS yg merupakan
bagian dari Tim penyelidikan & Penanggulangan KLB Dinkes
Kab./Kota.
Langkah dalam Penanggulangan KLB / wabah
Penyakit

1. Persiapan investigasi
2. Memastikan adanya wabah
3. Memastikan diagnosis
4. Menemukan dan menghitung kasus
5. Epidemiologi deskriptif
6. Membuat hipotesis
7. Menguji hipotesis
8. Memperbaiki Hipotesis
9. Memulai upaya kontrol dan pencegahan
10. Membuat laporan
Langkah 1.

Persiapan Kelapangan

 Kemampuan pengetahuan tentang epidemiologi penyakit yg


dicurigai & literatur terkait

 Perlengkapan penyelidikan proposal dg kuesionernya &


bahan pengambilan spesimebn lab

 Perbekalan lapangan yg cukup Persiapan administrasi


Konsultasi
Langkah 2.

Memastikan adanya KLB/wabah


 Ketahui angka insidens kasus tersebut pada saat biasa
(angka standar)
 Hitung angka insidens kasus tersebut saat ini
 Bandingkan angka insidens kasus dengan angka standar
◦ Berbeda secara bermakna?
◦ Berbeda tidak bermakna?
◦ Dibawah angka standar?
 Buat grafik trend (kecenderungan)
Langkah 3.

Menegakkan/memastikan diagnosis
 DefinisiKasus
◦ Harus jelas
 Pemeriksaan klinis
◦ Tanda (sign)
◦ Gejala (symptom)
 Pemeriksaan Lab:
◦ Serologis, antigen, biakan
◦ Rontgen
Langkah 4

Menemukan dan menghitung kasus

Sumber informasi:
masyarakat, praktik swasta, institusi kes, dll.

Informasi yang dikumpulkan:


- Identifikasi kasus (nama, umur, pekerjaan,
alamat, jenkel, dll)
- Data klinis (gejala dan tanda)
- Informasi faktor risiko
Langkah 5: Epidemiologi deskriptif

Uraikan perjalanan menurut waktu, tempat, dan orang.


Buat kurva epidemik dan mengartikannya.

 Waktu >>> kapan ? >>> buat grafiknya !


◦ Periode penyakit
◦ Saat paparan
◦ Sumber: common source / propagated source
 Tempat >>> distribusi geografis >>> buat peta!
◦ Tempat tinggal (RT, RW, desa, kec), tempat kerja, sekolah
◦ Angka serangan (Attack Rate / AR)
 Orang (kasus) >>> buat grafiknya!
◦ AR menurut umur, sex,
◦ AR tertinggi & terendah pada klp umur, sex
Langkah …5

Gambaran variabel menurut waktu :

◦ Menggambarkan periode paparan


◦ Semua kasus digambarkan menurut tanggal
mulainya gejala
◦ Menggambarkan kurva common source atau
propagated source atau keduanya
◦ Pada KLB common source tergambarkan:
 Puncak KLB
 Permulaan, akhir dan lama KLB
 Periode paparan sumber kepada kasus
Langkah …5

 Menentukan “Periode Paparan” yang paling mungkin


dari kasus-kasus dalam KLB “Common Source”
◦ Masa inkubasi terpendek & terpanjang
◦ Masa inkubasi rata-rata
 Kasus pertama & kasus terakhir
 Lama berlangsungnya KLB
◦ Bentuk grafik: satu puncak

 Mengidentifikasikasus-kasus penyebaran sekunder


◦ Bentuk grafik: banyak puncak
Kurve epidemik (1)
Point source epidemics
Kurve epidemik (2)
Propagated (person-to-person)
Langkah …5

 Gambaran variabel menurut tempat :

◦ Dengan “spot-map” dari kasus-kasus


◦ Gambarkan juga pada map tersebut:
 Sungai, tempat sampah, SAB, pembuangan limbah, dll.
yg mungkin berkaitan dgn sumber infeksi
 Lokasi Index Case (kasus pertama)
◦ Spot map dibuat berdasarkan perkiraan lokasi penularan
penyakit
 Di pemukiman, RT, RW, desa, kecamatan
 Sekolah, kelas
 Tempat kerja, ruangan, shift kerja
◦ Area Map
Langkah 5

 Gambaran variabel menurut orang :

kasus penyakit spesifik menyerang kelompok


tertentu :
◦ Menurut sifat bawaan:
 Umur, sex, ras, status imunisasi, status
perkawinan
◦ Menurut kegiatan:
 Jenis pekerjaan, ras, agama, adat,
◦ Keadaan tempat hidup
 Sosial, ekonomi, lingkungan
◦ Lain-lain à Buat tabel dan kurvanya !
Langkah 6
Membuat hipotesis

Biasanya menduga mengkaitkan (agent, cara


penularan, pemaparan) dengan kejadian penyakit.

Langkah 7

Menilai hipotesis
 Menggunakan desain penelitian kohort, kasus-
kontrol, dll.
 Mengukur asosiasi (sebab akibat secara kuatitatif) :
OR, RR dan kemaknaan statistik.
Langkah 8
Memperbaiki hipotesis  jika perlu.

Langkah 9
Melaksanakan pengendalian dan pencegahan
 Ditujukan pada :
◦ Sumber infeksi : makanan, tinja, air, udara
◦ sumber awal : kasus penyakit
◦ Alat/cara penularan : jarum suntik
◦ Orang rentan : diberi vaksinasi
 Penanggulangan sedini mungkin dengan diagnosa dini
Memulai upaya Pengendalian & Pencegahan

Harus dimulai sesegera mungkin


Meliputi upaya-upaya:
1) sanitasi
2) profilaksis atau pencegahan (vaksinasi)
3) diagnosis dan pengobatan
4) kontrol vektor yang berkontribusi
Penanggulangan KLB / Wabah

 Penanggulangan KLB/Wabah dilakukan secara terpadu


oleh Pemerintah Pusat, pemerintah daerah dan
masyarakat (swasta)
 Penanggulangan KLB/Wabah dimaksud meliputi:
Penyelidikan epidemiologis
Penatalaksanaan penderita yang mencakup kegiatan
pemeriksaan, pengobatan, perawatan dan isolasi penderita,
termasuk tindakan karantina
Pencegahan dan pengebalan
Pemusnahan penyebab penyakit
Penanganan jenazah akibat wabah
Penyuluhan kepada masyarakat; dan
Upaya penanggulangan lainnya (seperti : menutup fasilitas
umum)
Faktor-Faktor pendukung terjadinya
kembali KLB

 Lemahnya atau runtuhnya sistem pencegahan &


penanggulangan KLB akibat masalah ekonomi,
Pertukaran kebijakan.
 Program pencegahan dan penanggulangan peny.
menular tidak efektif
 Perpindahan penyakit dari binatang ke manusia
 Meningkatnya resistensi antimikroba dimasy
 Pengungsian penduduk
Deteksi Dini dan Respon KLB
(Tidak diharapkan)
3 hr 6 hr 14 hr
TIM
PUSAT

TIM TGC
Prov

TIM
Kab/Kota

Puskesmas/
RS/KCD
Deteksi Dini dan Respon KLB
(Harapan)
3 hr 6 hr 14 hr
TIM
PUSAT

TIM TGC
Prov

TIM KAB

Puskesmas/
RS/KCD
SKDR berbasis Web
Evaluasi
Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon
(SKDR)
di Provinsi Banten
Kelengkapan Laporan SKDR di Prov Banten
Tahun 2014
120.0

100.0

80.0

60.0

40.0
%

20.0

0.0
K G G G N G G N SI
BA AN AN AN GO AN AN TA VIN
L. E L R R LE R R LA O
AB EG .SE NG
E CI SE
NG
E
SE PR
K ND AB TA TA TA TA NG
PA K B. KO KO RA
A B. KA TA E
K KO NG
TA
TA
KO
Distribusi Kasus dalam SKDR menurut Jenis Penyakit
di Provinsi Banten Tahun 2014
Diare acut 146136
ILI 81116
Suspek Demam Tifoid 24418
Pnemonia 16110
Diare Berdarah/Disentri 11950
Suspek Demam Dengue 3065
Suspek Campak 1716
Suspek Chikungunya 601
Malaria Konfirmasi 355
Suspek Pertusis 164
Suspek Kolera 152
Suspek HFMD 150
Sindrom Jaundis akut 102
Gigitan HPR 44
AFP 32
Suspek Tetanus 29
Suspek Difteri 21
Klaster penyakit yang tidak lazim 18
Suspek TN 12
Suspek Leptospirosis 2
Suspek Meningitis/Ensefalitis 0
Suspek Antrax 0
Suspek Flu Burung 0
0 20000 40000 60000 80000 100000 120000 140000 160000
Jumlah Alert yang muncul di Prov. Banten
Tahun 2014
Suspek Campak 808
Diare Akut 476
Suspek Demam Tifoid 304
ILI (Penyakit Serupa Influenza) 276
Pnemonia 227
Diare Berdarah/ Disentri 135
Suspek Chikungunya 43
Gigitan Hewan Penular Rabies 24
Acute Flacid Paralysis (AFP) 21
Suspek HFMD/ Flu Singapur 17
Malaria Konfirmasi 11
Suspek Dengue 9
Sindrom Jaundice Akut 8
Suspek Difteri 7
Pertussis 5
Suspek Tetanus 5
Suspek Tetanus Neonatorum 5
Kluster Penyakit yang tidak diketahui 3
Suspek Leptospirosis 2
Suspek Kolera 1
Suspek Flu Burung Pada Manusia 1
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900
Jumlah Kasus pada alert menurut Penyakit
di Prov. Banten Tahun 2014
Diare Akut 12604
ILI (Penyakit Serupa Influenza) 10244
Suspek Demam Tifoid 3119
Pnemonia 2306
Suspek Campak 1299
Diare Berdarah/ Disentri 1199
Suspek Chikungunya 242
Suspek HFMD/ Flu Singapur 206
Suspek Dengue 157
Suspek Kolera 152
Pertussis 150
Malaria Konfirmasi 132
Sindrom Jaundice Akut 52
Gigitan Hewan Penular Rabies 42
Acute Flacid Paralysis (AFP) 25
Suspek Tetanus 24
Kluster Penyakit yang tidak diketahui 18
Suspek Flu Burung Pada Manusia 11
Suspek Difteri 9
Suspek Tetanus Neonatorum 5
Suspek Leptospirosis 2
0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000
Tahun 2015
Kelengkapan Laporan SKDR di Prov Banten
Minggu 1 - 37 Tahun 2015
120.0

100.0

80.0

60.0

40.0
%

20.0

0.0
K G G G N G G N SI
EBA LAN RAN RAN EGO RAN RAN A TA VIN
.L EG SE E IL SE E L O
AB B. NG C NG SE PR
K ND A A TA TA A G
PA K B.
T
KO KO T AN
A B. KA TA ER
K KO NG
TA
TA
KO
Jumlah Kasus dalam SKDR menurut jenis penyakit
di Prov Banten Minggu 1 - 37 Tahun 2015
Diare Acut 59034
ILI 27349
Suspek Demam Tifoid 10254
Pnemonia 7742
Diare Berdarah/Disentri 4579
Suspek Demam Dengue 1963
Suspek Campak 857
Malaria Konfirmasi 146
Suspek Chikungunya 40
Suspek HFMD 30
Sindrom Jaundis akut 26
Gigitan HPR 24
AFP 17
Suspek Pertusis 16
Suspek Flu Burung 12
Klaster penyakit yang tidak lazim 12
Suspek Difteri 11
Suspek Tetanus 9
Suspek Leptospirosis 4
Suspek TN 3
Suspek Meningitis/Ensefalitis 1
Suspek Kolera 0
Suspek Antrax 0
0 10000 20000 30000 40000 50000 60000 70000
Jumlah Alert yang muncul berbasis Acces Based
di Prov. Banten Minggu ke 1 - 37 Tahun 2015

Suspek Meningitis/Encephalitis 1
Suspek Flu Burung Pada Manusia 2
Kluster Penyakit yang tidak diketahui 2
Sindrom Jaundice Akut 3
Suspek Tetanus Neonatorum 3
Pertussis 3
Suspek HFMD/ Flu Singapur 3
Suspek Leptospirosis 4
Suspek Chikungunya 5
Suspek Difteri 5
Suspek Tetanus 8
Acute Flacid Paralysis (AFP) 11
Malaria Konfirmasi 12
Gigitan Hewan Penular Rabies 15
Diare Berdarah/ Disentri 82
Pnemonia 167
Suspek Demam Tifoid 200
ILI (Penyakit Serupa Influenza) 204
Diare Akut 285
Suspek Campak 550
0 100 200 300 400 500 600
Jumlah Alert yang Muncul dalam SKDR berbasis WEB
di Prov Banten s/d minggu 40 Tahun 2015

Pertussis 1

Suspek Flu Burung Pada Manusia 1

Suspek Tetanus 4

Acute Flacid Paralysis (AFP) 5

Suspek Difteri 7

Suspek HFMD 9

Suspek Tetanus Neonatorum 19

Gigitan Hewan Penular Rabies 21

Suspek Campak 221


Jumlah Respon pada Alert dalam SKDR berbasis WEB
Di Prov. Banten s/d minggu 40 tahun 2015
200
180
160
140
120
100
80
Jumlah

60
40
20
0
k es m D ri P) us ia is
pa bi ru FM fte AF an us ss
m Ra to H Di ( t an tr u
Ca lar
a ek ek is
kT
e
Pe
k eo
n
sp p la ys e aM
spe nu N Su Su
s r sp ad
Su Pe s Pa Su P
n nu cid ng
ewa eta
Fla r u
H T e Bu
an p ek ut lu
igit Su
s A c
ekF
G sp
Su
Rincian Alert dalam SKDR berbasis WEB di Prov Banten s/d minggu 40 Tahun 2015

Count of Penyakit Column Labels Count of Penyakit Column Labels  

Belum Grand Belum Grand


Row Labels Verifikasi Verifiaksi Total Row Labels Verifikasi Verifiaksi Total
PKM. ANYAR 1 1 PKM. CIPEUCANG 3 1 4
PKM. BANGKONOL 2 3 5 PKM. CIRACAS 14 14
PKM. BANTEN GIRANG 1 1 PKM. CIRUAS 1 1
PKM. BAROS 2 3 5 PKM. CISUNGSANG 1 1
PKM. BINUANG 5 5 PKM. CITANGKIL 1 1
PKM. BOJONEGARA 7 7 PKM. CURUG 1 1
PKM. CADASARI 1 3 4 PKM. GEMBOR 1 1
PKM. CARENANG 3 3 PKM. GUNUNG SARI 5 1 6
PKM. CIBALIUNG 2 2 PKM. JATIUWUNG 1 1
PKM. CIBITUNG 2 2 PKM. JAWILAN 6 6
PKM. CIGEULIS 2 2 PKM. JURUMUDI BARU 1 1
PKM. CIKEDAL 1 1 PKM. KADU HEJO 5 2 7
PKM. CIKEUSAL 2 1 3 PKM. KASEMEN 2 2
PKM. CIKUPA 1 1 2 PKM. KELAPA DUA 1 1
PKM. CIKUYA 1 1 PKM. KILASAH 1 1
PKM. CILEDUG 1 2 3 PKM. KOPO 1 1
PKM. CIMANGGU 2 2 PKM. KRAGILAN 3 1 4
PKM. CIMANUK 3 1 4 PKM. KRAMAT WATU 2 9 11
PKM. CIMARGA 1 1 PKM. LABUAN 10 2 12
PKM. CINANGKA 1 1 PKM. MANCAK 3 3
Rincian Alert dalam SKDR berbasis WEB di Prov Banten s/d minggu 40 Tahun 2015

Count of Penyakit Column Labels   Count of Penyakit Column Labels  

Belum Grand Belum Grand


Row Labels Verifikasi Verifiaksi Total Row Labels Verifikasi Verifiaksi Total
PKM. MENES 9 9 PKM. SAKETI 1 1
PKM. PABUARAN 3 2 5 PKM. SANGIANG 1 1
PKM. PABUARAN TUMPENG 1 1 PKM. SAWAH LUHUR 5 5
PKM. PADARINCANG 1 1 PKM. SERANG KOTA 31 31
PKM. PAGADUNGAN 4 1 5 PKM. SINGANDARU 3 3
PKM. PAGELARAN 1 1 2 PKM. SITU GINTUNG 1 1
PKM. PAMARAYAN 6 2 8 PKM. SUKASARI 2 2
PKM. PANCUR 1 1 PKM. SUMUR 1 1
PKM. PANDEGLANG 3 1 4 PKM. SURADITA 1 1
PKM. PANIMBANG 3 3 PKM. TAJUR 1 1
PKM. PASAR BARU 1 1 PKM. TAKTAKAN 3 3
PKM. PASIR JAYA 1 1 PKM. TANAH TINGGI 1 1
PKM. PERIUK JAYA 1 1 2 PKM. TANARA 3 3
PKM. PETIR 1 1 PKM. TIRTAYASA 4 4
PKM. PICUNG 2 2 PKM. TUNJUNG TEJA 4 1 5
PKM. PONDOK AREN 1 1 PKM. UNYUR 14 14
PKM. PULO AMPEL 2 2 PKM. WALANTAKA 1 1
PKM. PULOSARI 1 1 PKM.CARITA 3 3
PKM. RAU 7 7 PKM.MAJASARI 6 4 10
PKM. CIOMAS 4 2 6 Grand Total 228 60 288
Jumlah Kasus pada alert menurut Penyakit
di Prov. Banten Minggu ke 1 - 37 Tahun 2015
Suspek Meningitis/Encephalitis 1
Suspek Tetanus Neonatorum 3
Suspek Leptospirosis 4
Suspek Tetanus 9
Suspek Difteri 11
Suspek Flu Burung Pada Manusia 12
Kluster Penyakit yang tidak diketahui 12
Suspek Chikungunya 14
Sindrom Jaundice Akut 15
Pertussis 16
Acute Flacid Paralysis (AFP) 17
Gigitan Hewan Penular Rabies 24
Suspek HFMD/ Flu Singapur 30
Malaria Konfirmasi 130
Diare Berdarah/ Disentri 832
Suspek Campak 857
Pnemonia 1648
Suspek Demam Tifoid 1882
ILI (Penyakit Serupa Influenza) 6147
Diare Akut 7441
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000
Distribusi Alert yang merupakan KLB di Prov. Banten
Minggu ke 1 - 37 Tahun 2015
600

500

400

300

200
Jumlah

100

0
k
ku
t a) id ia ri ies as
i
FP
) s er
i a sis r is um ku
t
hu
i
sia s
pa A enz iT fo on ent a b m A anu ift u ny i r o apu uss r A ta n u aliti
m m is fir ( et D g g rt to ph
a
iar
e u
ne
R
sis un os
p
Sin Pe na ce ke a
ekC D Infl am P h/D u lar K on ly ekT p ek ik p t u o n di k di a M
nce
pa m ra ra sp s h e l e u d /E
sp e
Pe
n ia Pa Su kC kL /F sN Ja tid
a
Pa
Su eru ekD r da n lar d Su e e D u m g g g itis
S p e a a i sp sp M a n o n un n
a kit Sus r eB ew M
Flac Su Su HF Tet ndr t ya ur eni
a H te k i i B
ny Di n cu sp
e ek S
ya
k
Flu
M
(Pe g ita A u u sp n k p ek
i S e s
ILI G S
rP pe Su
ste S us
u
Kl
Hambatan dan Tantangan
• Sumber Daya Manusia
– Belum adanya kontak person surveilans di RS / klinik swasta
– Adanya Rotasi petugas Surveilans yang sering baik di RS maupun du
Puskesmas
• Metoda
– Frekuensi monev ke RS dan Klinik belum maksimal
– Pelatihan tidak spesifik / kurang frekuensinya
– Fungsi jejaring surveilans di RS dan Klinik swasta belum terbangun
baik
• Sarana / prasarana dan Dana
– Saran pendukung program surveilans di Puskesmas belum memadai
– Dukungan dana kegiatan dibatasi
– Penguasaan teknologi belum menyeluruh pada petugas surveilans
Puskesmas
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai