dalam
Workshop Penanggulangan KLB
di Kota Tangeranga Selatan
Penyakit Potensial KLB / Wabah
• Transportasi
Lintas Batas (manusia, tikus, nyamuk dll )
Lintas Negara • Mobilitas/tourism, globalisasi
• Komoditas
Desentralisasi
Dampak Penyakit Potensial KLB/Wabah
EKONOMI :
ECONOMIC LOST
ABSENTEISME – PRODUKTIVITAS
MASYARAKAT :
KEMATIAN
KESAKITAN QUALITY OF LIFE
KECACATAN
POLITIS :
STATUS PERINGKAT NEGARA (HDI, MDG)
3
EMERGING INFECTIOUS DISEASES (“EID”)
Seperti :
“PENYAKIT VIRUS EBOLA”
“MERS-CoV” & “AVIAN INFLUENZA”
LATAR BELAKANG
Penyakit –penyakit Infektius : masih menjadi penyebab utama
kematian di negara – negara berkembang.
Penyakit – penyakit Emerging dan Re-emerging:
Abad 20 1.415 mikroba diketahui menginfeksi manusia, 61%
berasal dari hewan
3 dekade terakhir di regional Asia-Pacific 70% mikroba berasal dari
hewan (zoonosis)
Sering terlupakan, awal kejadian didaerah Rural.
Re-Emerging:
Penyakit infeksius yang muncul kembali setelah sebelumnya berhasil
dieliminasi / eradikasi berkurang insidensinya karena
Resisten terhadap antimikroba: XDR Tuberkulosis
Emerging Infectious Diseases (EID)
Penyakit
Infeksi
baru
Pemakaian
senjata
Definisi Area
Geografis
biologis EID baru
Penyakit
Organisme
infeksi
resisten
antimikroba timbul
kembali
ALASAN MELAKUKAN PENGENDALIAN
Pertemuan Manusia-Lingkungan:
“Lingkungan yang dieksploitasi” Pertemuan Manusia – Hewan :
Polusi (udara, Air, Kebisingan, Cahaya, Kepemilikan hewan, hewan sebagi
Sampah padat) Pembangunan daerah bahan makanan, Praktek – praktek
Urban/ PeriurbanPraktek – praktek peternakan Praktek – praktek
pertanian (irigasi, pilihan tanaman) Manajemen Wildlife Gangguan Habitat
Penyakit
Domain Lingkungan
Perubahan iklim jangka panjang Pengaruh
EID Domain Hewan
iklim global Pola iklim Lokal / Regional Isu-isu kesehatan pada hewan Perilaku
Sikap, Temperatur, Kelembaban Luas Geographik keperluan Habitat dan
Tanah dan jenis Vegetasi pemberian makan
Wabah…..
kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam
masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara
nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu
dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan
malapetaka.
Penetapan Jenis Wabah……
Penetapan jenis-jenis penyakit menular
tertentu yang dapat menimbulkan
wabah didasarkan pada pertimbangan :
Aspek epidemiologis
Aspek sosial budaya
Aspek keamanan
Aspek ekonomi
Aspek ilmu pengetahuan dan teknologi
Aspek yang menyebabkan dampak
malapetaka di masyarakat
Bagaiman Cara mengungkap KLB/ wabah ?
Sumber/Cara Penularan
Agent / Sumber
Diketahui Tidak Diketahui
Diketahui
Investigasi + Investigasi +++
Agen Control +++ Control +
Penyebab
Tidak Investigasi +++ Investigasi +++
Diketahui
Control +++ Control +
16
Apa alasan melakukan Investigasi KLB / Wabah ?
Masaslah KesMas
Kajian Epidemiologi..Klik
Tidak Menjadi
SKDKLB Penang-
gulang-
an KLB
Kesiapsiagaan 3
menghadapi
1 KLB
KLB dengan SKD KLB
Kajian Epidemiologi
90
Rawan KLB
80
70
Peringatan Dini Penang
60
Ancaman KLB gulangan
KASUS
50
40 KLB
30
Kewaspadaan dan
20
Kesiapsiagaan KLB
10
0
HAR
KLB dengan SKD KLB
Kajian Epidemiologi
90
Rawan KLB
Terselenggara
80
Deteksi
70 Dini KLB
Peringatan Dini
Unit60Pelayanan
Ancaman KLB Penang
gulangan
KASUS
dan50Masyarakat KLB
40
30
Kewaspadaan dan
20
Kesiapsiagaan KLB
10
0
HAR
KLB dengan SKD KLB
Deteksi
90
DINI
80 Tindakan
70 CEPAT Kasus potensial
60 yang dapat
dicegah
KASUS
50
40
30
20
10
0
HAR
RENTANG WAKTU PENANGANAN KASUS
SEJAK MUNCUL KLINIS S/D UPAYA MEMUTUS RANTAI PENULARAN
Action ?
24
PERAN UNIT SKD-KLB
1. Persiapan investigasi
2. Memastikan adanya wabah
3. Memastikan diagnosis
4. Menemukan dan menghitung kasus
5. Epidemiologi deskriptif
6. Membuat hipotesis
7. Menguji hipotesis
8. Memperbaiki Hipotesis
9. Memulai upaya kontrol dan pencegahan
10. Membuat laporan
Langkah 1.
Persiapan Kelapangan
Menegakkan/memastikan diagnosis
DefinisiKasus
◦ Harus jelas
Pemeriksaan klinis
◦ Tanda (sign)
◦ Gejala (symptom)
Pemeriksaan Lab:
◦ Serologis, antigen, biakan
◦ Rontgen
Langkah 4
Sumber informasi:
masyarakat, praktik swasta, institusi kes, dll.
Langkah 7
Menilai hipotesis
Menggunakan desain penelitian kohort, kasus-
kontrol, dll.
Mengukur asosiasi (sebab akibat secara kuatitatif) :
OR, RR dan kemaknaan statistik.
Langkah 8
Memperbaiki hipotesis jika perlu.
Langkah 9
Melaksanakan pengendalian dan pencegahan
Ditujukan pada :
◦ Sumber infeksi : makanan, tinja, air, udara
◦ sumber awal : kasus penyakit
◦ Alat/cara penularan : jarum suntik
◦ Orang rentan : diberi vaksinasi
Penanggulangan sedini mungkin dengan diagnosa dini
Memulai upaya Pengendalian & Pencegahan
TIM TGC
Prov
TIM
Kab/Kota
Puskesmas/
RS/KCD
Deteksi Dini dan Respon KLB
(Harapan)
3 hr 6 hr 14 hr
TIM
PUSAT
TIM TGC
Prov
TIM KAB
Puskesmas/
RS/KCD
SKDR berbasis Web
Evaluasi
Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon
(SKDR)
di Provinsi Banten
Kelengkapan Laporan SKDR di Prov Banten
Tahun 2014
120.0
100.0
80.0
60.0
40.0
%
20.0
0.0
K G G G N G G N SI
BA AN AN AN GO AN AN TA VIN
L. E L R R LE R R LA O
AB EG .SE NG
E CI SE
NG
E
SE PR
K ND AB TA TA TA TA NG
PA K B. KO KO RA
A B. KA TA E
K KO NG
TA
TA
KO
Distribusi Kasus dalam SKDR menurut Jenis Penyakit
di Provinsi Banten Tahun 2014
Diare acut 146136
ILI 81116
Suspek Demam Tifoid 24418
Pnemonia 16110
Diare Berdarah/Disentri 11950
Suspek Demam Dengue 3065
Suspek Campak 1716
Suspek Chikungunya 601
Malaria Konfirmasi 355
Suspek Pertusis 164
Suspek Kolera 152
Suspek HFMD 150
Sindrom Jaundis akut 102
Gigitan HPR 44
AFP 32
Suspek Tetanus 29
Suspek Difteri 21
Klaster penyakit yang tidak lazim 18
Suspek TN 12
Suspek Leptospirosis 2
Suspek Meningitis/Ensefalitis 0
Suspek Antrax 0
Suspek Flu Burung 0
0 20000 40000 60000 80000 100000 120000 140000 160000
Jumlah Alert yang muncul di Prov. Banten
Tahun 2014
Suspek Campak 808
Diare Akut 476
Suspek Demam Tifoid 304
ILI (Penyakit Serupa Influenza) 276
Pnemonia 227
Diare Berdarah/ Disentri 135
Suspek Chikungunya 43
Gigitan Hewan Penular Rabies 24
Acute Flacid Paralysis (AFP) 21
Suspek HFMD/ Flu Singapur 17
Malaria Konfirmasi 11
Suspek Dengue 9
Sindrom Jaundice Akut 8
Suspek Difteri 7
Pertussis 5
Suspek Tetanus 5
Suspek Tetanus Neonatorum 5
Kluster Penyakit yang tidak diketahui 3
Suspek Leptospirosis 2
Suspek Kolera 1
Suspek Flu Burung Pada Manusia 1
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900
Jumlah Kasus pada alert menurut Penyakit
di Prov. Banten Tahun 2014
Diare Akut 12604
ILI (Penyakit Serupa Influenza) 10244
Suspek Demam Tifoid 3119
Pnemonia 2306
Suspek Campak 1299
Diare Berdarah/ Disentri 1199
Suspek Chikungunya 242
Suspek HFMD/ Flu Singapur 206
Suspek Dengue 157
Suspek Kolera 152
Pertussis 150
Malaria Konfirmasi 132
Sindrom Jaundice Akut 52
Gigitan Hewan Penular Rabies 42
Acute Flacid Paralysis (AFP) 25
Suspek Tetanus 24
Kluster Penyakit yang tidak diketahui 18
Suspek Flu Burung Pada Manusia 11
Suspek Difteri 9
Suspek Tetanus Neonatorum 5
Suspek Leptospirosis 2
0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000
Tahun 2015
Kelengkapan Laporan SKDR di Prov Banten
Minggu 1 - 37 Tahun 2015
120.0
100.0
80.0
60.0
40.0
%
20.0
0.0
K G G G N G G N SI
EBA LAN RAN RAN EGO RAN RAN A TA VIN
.L EG SE E IL SE E L O
AB B. NG C NG SE PR
K ND A A TA TA A G
PA K B.
T
KO KO T AN
A B. KA TA ER
K KO NG
TA
TA
KO
Jumlah Kasus dalam SKDR menurut jenis penyakit
di Prov Banten Minggu 1 - 37 Tahun 2015
Diare Acut 59034
ILI 27349
Suspek Demam Tifoid 10254
Pnemonia 7742
Diare Berdarah/Disentri 4579
Suspek Demam Dengue 1963
Suspek Campak 857
Malaria Konfirmasi 146
Suspek Chikungunya 40
Suspek HFMD 30
Sindrom Jaundis akut 26
Gigitan HPR 24
AFP 17
Suspek Pertusis 16
Suspek Flu Burung 12
Klaster penyakit yang tidak lazim 12
Suspek Difteri 11
Suspek Tetanus 9
Suspek Leptospirosis 4
Suspek TN 3
Suspek Meningitis/Ensefalitis 1
Suspek Kolera 0
Suspek Antrax 0
0 10000 20000 30000 40000 50000 60000 70000
Jumlah Alert yang muncul berbasis Acces Based
di Prov. Banten Minggu ke 1 - 37 Tahun 2015
Suspek Meningitis/Encephalitis 1
Suspek Flu Burung Pada Manusia 2
Kluster Penyakit yang tidak diketahui 2
Sindrom Jaundice Akut 3
Suspek Tetanus Neonatorum 3
Pertussis 3
Suspek HFMD/ Flu Singapur 3
Suspek Leptospirosis 4
Suspek Chikungunya 5
Suspek Difteri 5
Suspek Tetanus 8
Acute Flacid Paralysis (AFP) 11
Malaria Konfirmasi 12
Gigitan Hewan Penular Rabies 15
Diare Berdarah/ Disentri 82
Pnemonia 167
Suspek Demam Tifoid 200
ILI (Penyakit Serupa Influenza) 204
Diare Akut 285
Suspek Campak 550
0 100 200 300 400 500 600
Jumlah Alert yang Muncul dalam SKDR berbasis WEB
di Prov Banten s/d minggu 40 Tahun 2015
Pertussis 1
Suspek Tetanus 4
Suspek Difteri 7
Suspek HFMD 9
60
40
20
0
k es m D ri P) us ia is
pa bi ru FM fte AF an us ss
m Ra to H Di ( t an tr u
Ca lar
a ek ek is
kT
e
Pe
k eo
n
sp p la ys e aM
spe nu N Su Su
s r sp ad
Su Pe s Pa Su P
n nu cid ng
ewa eta
Fla r u
H T e Bu
an p ek ut lu
igit Su
s A c
ekF
G sp
Su
Rincian Alert dalam SKDR berbasis WEB di Prov Banten s/d minggu 40 Tahun 2015
500
400
300
200
Jumlah
100
0
k
ku
t a) id ia ri ies as
i
FP
) s er
i a sis r is um ku
t
hu
i
sia s
pa A enz iT fo on ent a b m A anu ift u ny i r o apu uss r A ta n u aliti
m m is fir ( et D g g rt to ph
a
iar
e u
ne
R
sis un os
p
Sin Pe na ce ke a
ekC D Infl am P h/D u lar K on ly ekT p ek ik p t u o n di k di a M
nce
pa m ra ra sp s h e l e u d /E
sp e
Pe
n ia Pa Su kC kL /F sN Ja tid
a
Pa
Su eru ekD r da n lar d Su e e D u m g g g itis
S p e a a i sp sp M a n o n un n
a kit Sus r eB ew M
Flac Su Su HF Tet ndr t ya ur eni
a H te k i i B
ny Di n cu sp
e ek S
ya
k
Flu
M
(Pe g ita A u u sp n k p ek
i S e s
ILI G S
rP pe Su
ste S us
u
Kl
Hambatan dan Tantangan
• Sumber Daya Manusia
– Belum adanya kontak person surveilans di RS / klinik swasta
– Adanya Rotasi petugas Surveilans yang sering baik di RS maupun du
Puskesmas
• Metoda
– Frekuensi monev ke RS dan Klinik belum maksimal
– Pelatihan tidak spesifik / kurang frekuensinya
– Fungsi jejaring surveilans di RS dan Klinik swasta belum terbangun
baik
• Sarana / prasarana dan Dana
– Saran pendukung program surveilans di Puskesmas belum memadai
– Dukungan dana kegiatan dibatasi
– Penguasaan teknologi belum menyeluruh pada petugas surveilans
Puskesmas
Terima kasih