Anda di halaman 1dari 20

EVALUASI PELAKSANAAN

PENDAMPINGAN TERPADU
DI 12 PROVINSI PRIORITAS PERCEPATAN
PENURUNAN STUNTING
DR. TEGUH SETYABUDI, M.Pd
DIREKTUR JENDERAL BINA PEMBANGUNAN
DAERAH
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
SEKILAS INFO

DR. TEGUH SETYABUDI, M.Pd.


JABATAN : DIRJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH

PANGKAT/GOL. PEMBINA UTAMA (IV/e)


NO RIWAYAT PEKERJAAN TAHUN

1 Staf di Badan Diklat Kemendagri 1993 -1998

2 Eselon IV di Badan Diklat Kemendagri 1998 - 2003


2003 - 2010
3 Eselon III di Badan Diklat Kemendagri

4 Karo Umum Setjen Kemendagri 2010 – 2014


2014 – 2016
5 Direktur Otsus & PD di Ditjen Otda Kemendagri

2016 – 2022
6 Kepala BPSDM Kemendagri
Tempat/tgl lahir :
2018
Purwokerto, 8 Maret 1967 7 Pj. Gubernur Sulawesi Tenggara

2020
HP. 0811858973 8 Pjs. Gubernur Kalimatan Utara

EMAIL : ts_please@yahoo.co.id 9 Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah 2022

DITJEN BINA BANGDA KEMENDAGRI 2


OUTLINE

01 Kebijakan Percepatan
Penurunan Stunting di 12
Provinsi Prioritas 03
Rekomendasi dan Arahan
02 Pelaksanaan Tindaklanjut
Pendampingan Terpadu
Pendampingan Terpadu di
12 Provinsi Prioritas

3
01
Kebijakan Percepatan Penurunan
Stunting di 12 Provinsi Prioritas
PENETAPAN LOKASI PRIORITAS STUNTING
TAHUN 2023
 Lokus prioritas percepatan penurunan stunting telah mencakup seluruh
514 kabupaten/kota pada tahun 2022
 Sebagai upaya percepatan di tahun 2023, telah ditetapkan 12 provinsi
prioritas melalui Surat Bappenas Nomor 09236/PP.06.02/D.5/T/07/2022

5
KEBIJAKAN INTERVENSI PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
DI 12 PROVINSI PRIORITAS TAHUN 2023

 12 provinsi prioritas terdiri


atas:
a. 7 provinsi dengan
prevalensi balita
stunting tertinggi
b. 5 provinsi dengan
jumlah balita stunting
tertinggi
 Mendapatkan skema
intervensi dan
pendampingan khusus,
termasuk memastikan
dukungan anggaran
belanja K/L maupun DAK

6
JUMLAH KASUS DAN PREVALENSI STUNTING DI 12 PROVINSI PRIORITAS

SSGBI 2019 SSGI 2021


43.7%
36.8% 37.8% 39.3%
33.6% 33.8%
33.2% 31.4% 30.7% 31.7%30.0% 31.0%30.2%
30.0% 29.8%
25.8% 25.7%24.5% 27.2% 26.8%
23.4%24.5% 20.9% 23.5%

N T H R T R T N T A
EH R
A
TE R
A
G
A
M
U R
A
M
U R
A
TA R
A
A
R
C TA
A A
N
B
A N TI B
A TI B
A L A
B
A G
U B A TE A A SE SI
G
R
A W A W R
A
A
R
TA
N
N E EN
TE JA W JA A G W IT
A JA G
G G A
N TA LA ES
M N M N
EN TE LI A SU W
SU T A LI
M LA
SA SA K A SU
U U K
N N

168.777 268.226 348.889 968.148 510.646 656.449 153.826 218.443 131.466 110.881 44.760 80.003

Jumlah kasus dan prevalensi stunting secara nasional sebesar 5.612.000 sedangkan di 12
Provinsi prioritas tercatat sebesar 3.660.514 (65,23%) berdasarkan EPPGBM Tahun 2021:
 Kasus stunting tertinggi terdapat di Provinsi Jawa Barat (510.646 Balita Stunting)
 Prevalensi stunting tertinggi terdapat di Provinsi Nusa Tenggara Timur (37,8%)

Sumber: https://www.litbang.kemkes.go.id/angka-stunting-turun-di-tahun-2021/
7
TARGET PREVALENSI BALITA STUNTING 2022-2024
PADA 12 PROVINSI PRIORITAS

40.0 37.8

35.0 33.2 33.8


31.4
29.8 30.0 30.2
30.0
25.8
24.5 23.5 24.5
25.0
20.9 20.5
20.0 19.0 18.6
18.0 17.1 17.3 16.8
14.9
15.0 14.0 13.5 14.1
12.0
10.0

5.0

0.0
Aceh Sumut Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur Banten Nusa Nusa Kalimantan Kalimantan Sulawesi Sulawesi
Tenggara Tenggara Barat Selatan Tenggara Barat
Barat Timur
2021 2022 2023 2024
Sumber:
BKKBN, 2022

8
9
10
Dalam Milyar Rupiah

REKAP INPUT APBD KAB/KOTA TA 2019-2021


YANG MENDUKUNG PENURUNAN STUNTING
DI 12 PROVINSI PRORITAS
Sumber : Web Aksi Bangda 2019-2021, Apr 2022

 Dukungan APBD Kab/Kota TA 2019-2021 di 12 provinsi prioritas


yang mendukung penurunan stunting sebesar Rp. 7,07 Trilyun, atau
setara 54,7% dari total dukungan secara nasional
 Terdapat penurunan alokasi APBD Kab/Kota TA 2021 dari tahun
sebelumnya yang mendukung penurunan stunting di Provinsi NTT

113
ALOKASI APBD KAB/KOTA TA 2019-2021 DI 12 PROVINSI PRIORITAS
YANG MENDUKUNG PENURUNAN STUNTING PER-OPD

 Total dukungan pendanaan daerah untuk penurunan stunting yang bersumber


dari APBD kab/kota TA 2019-2021 di 12 provinsi prioritas sebesar Rp. 7,07 T
 Alokasi terbesar di 12 provinsi prioritas pada urusan kesehatan (35,9%),
selanjutnya pada urusan PU/Cipta Karya (10,9%), Pendidikan (9,2%), Sosial
(7,5%), dan beberapa urusan lainnya. Sama dengan tren dukungan per-
urusan pada 34 provinsi umumnya 126
02
Pelaksanaan Pendampingan Terpadu
di 12 Provinsi Prioritas
PENDAMPINGAN TERPADU PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
DI 12 PROVINSI PRIORITAS
TUJUAN
1. Mengidentifikasi perkembangan, kendala dan solusi pemecahan masalah multi sektor dalam
pelaksanaan tata kelola percepatan penurunan stunting;
2. Melakukan pendampingan bagi provinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan desa dalam
pelaksanaan intervensi spesifik dan sensitif untuk pencapaian target indikator sesuai Perpres
72/2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting;
3. Rekomendasi tindak lanjut dan pendampingan secara berkelanjutan bagi daerah dalam upaya
percepatan penurunan stunting.

PESERTA
1. Kementerian/Lembaga 4. Perwakilan Kecamatan
2. Lintas OPD Provinsi 5. Perwakilan Desa/Kelurahan
3. Lintas OPD Kab/Kota 6. Pelaku Peduli Daerah
14
KEMENTERIAN/LEMBAGA PENANGGUNGJAWAB
PENDAMPINGAN TERPADU DI 12 PROVINSI PRIORITAS
1. ACEH
SETWAPRES
1. Kab. Aceh Timur
1. SUMATERA UTARA
2. Kab. Aceh Utara 11. SULAWESI BARAT 2. KALBAR
3. Kab. Gayu Lues
1. Kab. Polewali Mandar
2. Kab. Majene KEMENKO PMK
2. SUMATERA UTARA 3. Kab. Mamuju
3. BANTEN
1. Kab. Nias Utara
2. Kab. Langkat
4. JAWA BARAT
3. Kab. Padang Lawas
9. KALIMANTAN BARAT KEMENDAGRI
10. KALIMANTAN SELATAN
1. Kab. Sintang
2. Kab. Kubu Raya
5. KALSEL
1. Kab. Polewali Mandar 12. SULAWESI TENGGARA
3. BANTEN
3. Kab. Ketapang 2. Kab. Majene 6. SULBAR
3. Kab. Mamuju 1. Kab. Muna
1. Kab. Pandeglang
2. Kab. Tangerang
2. Kab. Buton Tengah
3. Kab. Buton
KEMENKES
3. Kab. Lebak 7. ACEH
6. JAWA TIMUR
4. JAWA BARAT 8. NTT
1. Kab. Bangkalan 8. NTT
1. Kab. Bogor
2. Kab. Cianjur
2. Kab. Sumenep 9. JAWA TIMUR
3. Kab. Pamekasan 1. Kab. Sumba Barat Daya
3. Kab. Bandung 2. Kab. Alor
3. Kab. Manggarai Timur BKKBN
5. JAWA TENGAH 7. NTB 10.JAWA TENGAH
1. Kab. Brebes 1. Kab. Lombok Timur 11.NTB
2. Kab. Tegal 2. Kab. Lombok Barat
3. Kab. Banjarnegara 3. Kab. Lombok Utara 12.SULTRA

15
METODE KEGIATAN PENDAMPINGAN
TERPADU

PERTEMUAN
PRA PENDAMPINGAN EVALUASI HASIL
PENDAMPINGAN TERPADU
DAN TINDAKLANJUT
1. Sosialisasi dan penyiapan 1. Paparan Kepala Daerah
data dasar 2. Perumusan usulan, tindaklanjut, 1. Reviu isu-isu hasil
2. Penggalian informasi dan penanggung jawab, sumber dana pendampingan terpadu di 12
peta masalah pelaksanaan dari peserta mengenai tata kelola, provinsi prioritas
percepatan penurunan intervensi spesifik dan intervensi 2. Perumusan strategi kendali
stunting dari peserta sensitif capaian dan tindaklanjut
mengenai tata kelola, 3. Dialog dukungan lintas atas peningkatan intervensi
intervensi spesifik dan realitas isu-isu stunting di daerah 3. Kegiatan pembinaan dan
intervensi sensitif 4. Penyusunan rencana kerja daerah pengawasan pemerintah daerah
pasca pendampingan

- Dilakukan daring - FGD - Rapat-Rapat Kerja


- Mengisi Googleform - Coaching Clinic - Monev dan Pembinaan

16
TOPIK BAHASAN PENDAMPINGAN TERPADU
PERTANYAAN PENGGERAK TATA KELOLA INTERVENSI SPESIFIK INTERVENSI SENSITIF

Apa yang sudah dilakukan  Akses Sanitasi Layak


oleh peserta dalam kegiatan  Komitmen  TTD Rematri
 Stop BABS
percepatan penurunan  Regulasi  TTD Bumil
stunting.  Air Minum Layak
 Perencanaan  ASI Eksklusif  Cakupan KB
 Anggaran  MP ASI  PKH dan BNPT
Kendala/hambatan/  PBI JKN
masalah yang ditemukan  SDM : TPPS  Imunisasi Dasar
 Edukasi Gizi
dalam percepatan kegiatan Kab – TPPS Lengkap
penurunan stunting.  Rumah Layak
Desa, TPK  Pemantauan  Bimbingan
Perkawinan
 Koordinasi Pertumbuhan
 PAUD
Usulan solusi terhadap  Data  PMT Balita
kendala/hambatan/masalah  BKB
percepatan kegiatan  Monev  PMT Bumil KEK  Lainnya, sebutkan
penurunan stunting

17
03
Catatan Hasil dan Rekomendasi
Tindaklanjut Pendampingan Terpadu
REKOMENDASI

Tindak Lanjut

MELALUI PENDAMPINGAN Rumusan isu-isu stunting yang dihasilkan melalui


Pendampingan Terpadu agar dikawal tindaklanjutnya secara
TERPADU DIHARAPKAN DAPAT periodik sesuai tusi Kementerian/Lembaga terkait;
MEMINIMALISIR HAMBATAN
Bentuk komitmen pimpinan daerah dalam penurunan stunting
KOORDINASI PARA PEMANGKU perlu diidentifikasi lebih lanjut sebagai bentuk apresiasi dan
KEPENTINGAN DALAM RANGKA evaluasi dukungan daerah yang lebih sistematis,
komprehensif dan efektif dalam menurunkan angka stunting
MEMPERKUAT KELEMBAGAAN
YANG EFEKTIF DALAM Kementerian Dalam Negeri akan segera menindaklanjuti
beberapa rekomendasi hasil Pemantauan Terpadu, terutama
PENINGKATAN KUALITAS jika masih ada hambatan terkait koordinasi lintas sektor di
INTERVENSI LAYANAN BAGI daerah
SETIAP SASARAN PRIORITAS Pemantauan dan evaluasi secara terpadu atas capaian setiap
STUNTING rekomendasi hasil Pendampingan Terpadu ini perlu kembali
dikomunikasikan ke daerah agar terbangun pola pembinaan
dan pengawasan yang lebih efektif

19
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai