Anda di halaman 1dari 46

KEBIJAKKAN DAN TEKNIS

PEMBERIAN OBAT
PENCEGAHAN MASSAL
(POPM) KECACINGAN
TAHUN 2020
DI KOTA BANDUNG
DUKUNGAN LEGAL PENANGGULANGAN
CACINGAN DI INDONESIA

 SE Mendagri No. 443/4499/SJ, tanggal 13 Agustus 2015,


tentang Program Percepatan Penanggulangan Penyakit
Menular Tropik Terabaikan
 SE Mendagri No. 443/3000/SJ, tanggal 12 Agustus 2016,
tentang Pengendalian Penyakit Menular Tropik Terabaikan
 Permenkes No. 15 tahun 2017 tentang Penanggulangan
Cacingan
 Edaran Walikota Bandung Nomor 442/SE.075-dinkes
tentang kegiatan POPM Kecacingan di Kota Bandung
TUJUAN DAN SASARAN
PELAKSANAAN PROGRAM KECACINGAN
TUJUAN :
1. menurunkan prevalensi cacingan pada anak usia balita, anak
usia pra sekolah dan anak usia sekolah dasar atau madrasah
ibtidaiyah sebesar 10% secara bertahap,
2. meningkatkan cakupan POPM Cacingan minimal 75%

KELOMPOK UMUR SASARAN :


1. Usia balita (12-59 bulan),
2. Usia pra sekolah (5-6 tahun), dan
3. Usia sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah (7-12 tahun).
TARGET PELAKSANAAN PROGRAM
KECACINGAN

TARGET :
Indonesia reduksi cacingan tahun 2020
Penurunan prevalensi cacingan sampai dengan di bawah 10%
(sepuluh persen) di setiap kabupaten/kota
Intervensi
Stunting
POPM Cacingan dalam Intervensi
Penanggulangan Stunting

LATAR BELAKANG
Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat
kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya
Riskesdas 2013, stunting di Indonesia sebanyak 37%  no.5 di dunia
Penyebab Stunting :
1.Praktek pengasuhan kurang baik
2.Keterbatasan layanan kesehatan (termasuk ANC dan PNC)
3.Kurangnya akses RT/keluarga ke makanan bergizi
4.Kurangnya akses air bersih dan sanitasi
Prevalensi Balita Stunting di Indonesia
(Riskesdas 2013)
Prevalensi stunting di Indonesia 37,2% merupakan masalah yang sangat serius, jauh di
atas batas ambang yang diperkenankan di setiap negara (20%). Terdapat 15 provinsi
60,0
0%
>40%, hanya 5 provinsi <30%, dan tidak ada provinsi yang
<20%
52
50,0
% 48
0% %
45% 45%
43% 43% 43% 42% Angka
41% 41% 41% nasional
40,0
44% 40% 40% 39% 39% (37,20%)
38% 37%
0% 41% 41% 37% 36%
35%
39% 37% 33%
35% 33% 29% 28%
30,0 28% 27%
0% 26%

20,0
0%

10,0
0%

0,00
%

7
Intervensi Gizi Sensitif
Intervensi Gizi Sensitif meliputi :
1. Akses air bersih
2. Akses sanitasi
3. Fortifikasi bahan pangan
4. Pelayanan kesehatan dan keluarga berencana
5. JKN
6. Jampersal
7. Pendidikan pengasuhan pada orang tua
8. PAUD Universal
9. Pendidikan Gizi Masyarakat
10. Pendidikan Seksual dan Reproduksi pada Remaja
11. Bantuan dan Jaminan Sosial untuk warga miskin
12. Ketahanan Pangan
Intervensi Gizi Spesifik
Intervensi Gizi Spesifik pada sasaran :
1.Ibu hamil
Pemberian makanan tambahan, mengatasi kekurangan zat
besi dan asam folat, mengatasi kekurangan iodium, menanggulangi
cacingan, melindungi ibu hamil dari malaria.
2. Ibu menyusui dan balita 0-6 bulan
Mendorong inisiasi menyusui dini dan pemberian ASI
Eksklusif
3.Ibu menyusui dan balita 7-23 bulan
Mendorong meneruskan pemberian ASI hingga 23 bulan,
penyediaan obat cacing dan suplementasi zink, fortifikasi zat besi
pada makanan, perlindungan pada malaria, pemberian imunisasi
lengkap, danpencegahan dan pengobatan diare.
Tidak Berperilaku
Hidup
Bersih dan Sehat

Stunting/
Anemia/
Tidak Pertumbuha
Minum Cacinga n Balita
Obat n /Anak
Cacing Terhambat

Akses Air
Bersih Sulit /
Linkungan
Tidak Sehat
Kebijakan Penanggulangan Cacingan di
100 Kab/Kota Intervensi Stunting

1.Pemberian Obat Pencegahan Massal pada


penduduk sasaran usia 1-12 tahun dilaksanakan 2x
setahun, dengan interval 6 bulan
2.Pemeriksaan cacingan kepada ibu hamil dengan
gejala anemia
3.Pemberian obat cacing pada trimester kedua usia
kehamilan pada bumil yang hasil pemeriksaan
cacingannya positif telur cacing.
STRATEGI INTEGRASI PROGRAM CACINGAN
DALAM INTERVENSI STUNTING 2018

Integrasi Pemberian Obat Integrasi Pemberian


Cacing Massal pada Anak Obat Cacing pada Bumil
Usia 1-12 Tahun
1. POPM Filariasis Program Kesehatan
2. Program Kesehatan Ibu
Lingkungan
3. Program Kesehatan Anak
Usia Sekolah Dasar
4. Program Kesehatan Anak
Balita
5. Program Gizi
Strategi Integrasi
POPM Filariasis dan
Cacingan • Usia 12-23 bulan
mendapat:
Albendazole
Usia 1-12 tahun • Usia 2-12 tahun
mendapat mendapat:
Albendazole Albendazole & DEC
DAERAH
ENDEMIS FEB APR AGS OKT
FILARIASIS

DAERAH
NON
ENDEMIS Pemberian Obat Cacing
FILARIASIS
pada usia 1-12 tahun
berintegrasi dengan
kegiatan: bulan Vit. A &
UKS
Daerah Penanggulangan Stunting
Daerah penanggulangan stunting :
2018  100 kabupaten/kota
2019  160 kabupaten/kota
2020  390 kabupaten/kota
2021  514 kabupaten/kota

Pemberian obat cacing di daerah penanggulangan


stunting sebanyak 2 kali dalam setahun
Dinas Kesehatan Prov Jabar
DOSIS PEMBERIAN
ALBENDAZOLE SUSPENSI
 DOSIS OBAT 10 ml ANAK USIA 1 TH SEBANYAK
½ BOTOL
 SEBELUM DIGUNAKAN HARUS DIKOCOK TERLEBIH
DAHULU
Efek Samping dan Penanggulangannya
Albendazole jarang menimbulkan efek samping pada pemakaian jangka
pendek. Efek samping yang mungkin timbul akibat minum obat
Albendazole 400 mg adalah:
Klasifikasi Gejala Penanggulangan

Ringan Demam, pusing, Di istirahatkan, berikan air


sakit kepala, minum hangat, jika gejala
lemas, mual, tidak berkurang rujuk ke
muntah, mulut Puskesmas.
terasa kering dan
keluar cacing. Bila keluar cacing, berikan
penjelasan bahwa kejadian
tersebut tidak berbahaya,
bahkan menguntungkan.

Sedang Diare Minum oralit. Bila diare


berlanjut terus, rujuk ke
Puskesmas.

Berat Asma Rujuk ke Puskesmas

Reaksi obat kecacingan bisa timbul setelah 4 jam s/d 2 hari


Penyimpanan Obat Cacing

 Disimpan dalam instalasi


farmasi
 Suhu dibawah 30˚C
 Dalam keadaan kering dan
tidak lembab
 Terlindung dari sinar
matahari
 Jangan digunakan setelah
melewati tanggal kadaluarsa
Distribusi Obat Cacing
Obat cacing (Albendazole) dibawa ke tempat pelayanan pada
hari yang sama dengan pelayanan
Satu hari sebelum pelaksanaan, untuk balita usia 12-23 bulan
harus dipersiapkan obat Albendazole 200 mg atau setengah
tablet yang telah digerus sampai halus dan dibungkus dalam
kertas puyer.
Posyandu, Puskesmas dan RS atau fasyankes lainnya yang
menjadi pos pemberian obat dapat menyiapkan air minum
atau masyarakat yang datang ke posyandu dianjurkan untuk
membawa minum.
Pemberian Obat Cacing
di PAUD dan Sekolah Dasar
Alur Pelayanan
di PAUD dan Sekolah Dasar
Pemberian Obat Cacing di Posyandu
Alur Pelayanan di Posyandu
Balita dan orang tua
mendatangi meja 1
untuk melakukan
pendaftaran
Sasaran yang datang ke
Pos Pelayanan dicatat
dalam buku register
oleh kader
Balita di timbang berat
badannya dan diukur
panjang badannya (tinggi
badan)
Balita diukur suhu
tubuhnya
Hasil penimbangan
dan pengukuran
dicatat di buku KIA
Kader menyampaikan
informasi kepada orang tua
mengenai :
 manfaat pemberian kapsul
vitamin A, obat cacing dan
imunisasi campak bagi
kesehatan balita
 jadwal pemberian kapsul
vitamin A dan obat cacing
Meja 5 (Pemberian kapsul vitamin A)
Petugas harus mencuci tangan
sebelum memberikan pelayanan
Potong ujung kapsul dengan
menggunakan gunting yang bersih
Pencet kapsul dan pastikan balita
menelan semua isi kapsul dan tidak
membuang sedikitpun isi kapsul
Untuk anak yang sudah bisa menelan
isi kapsul dapat diberikan langsung
satu kapsul untuk diminum
Meja 6 (Pemberian Obat Cacing)
Petugas harus mencuci tangan
sebelum memberikan
pelayanan
Anak balita umur 12-23 bulan
diberikan ½ tablet
Albendazole digerus dan
dilarutkan dalam air
Anak balita umur 24 – 59
bulan diberikan 1 tablet
kunyah Albendazole
Meja 7 (Pencatatan)

Petugas mencatat semua pelayanan yang


diberikan
REGISTER PEMERIKSAAN DAN PENGOBATAN CACINGAN PADA BALITA DAN ANAK PRASEKOLAH DI POSYANDU,

DAN ANAK SEKOLAH DI SD MI MENURUT DESA/KELURAHAN

Kode Puskesmas Bulan Tahun

Puskesmas

Jumlah Sasaran Diperiksa Cacing Jumlah Sasaran Mendapat Albendazole I Jumlah Sasaran Mendapat Albendazole II
Nama
Nama Desa
No Posyandu / 1-4 thn 5-6 thn SD/MI Jml (+) 1-4 thn 5-6 thn SD/MI Cak (%) 1-4 thn 5-6 thn SD/MI Cak (%)
/Kelurahan
Sekolah B B B B
L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
ALUR PELAPORAN
PUSAT

Kegiatan pemantauan dan PROVINSI


evaluasi pemberian obat
cacing dilakukan di Posyandu, KABUPATEN/KOTA
PAUD, SD/MI, Puskesmas,
Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Hasilnya PUSKESMA
dilaporkan secara berjenjang. S

POSYANDU PAUD SD/MI


REKAPITULASI HASIL POPM KECACINGAN PADA ANAK BALITA, PRA SEKOLAH DAN ANAK SEKOLAH
PUSKESMAS: ……………………………………………
KABUPATEN: ……………………………………………
TAHUN:
Jumlah
Obat Jumlah Obat
yang yang
Obat diterima digunakan Sisa
Albendazole 400 mg 0

Posyandu SD/MI Sasaran Jumlah Sasaran yang Mendapat Obat Cacing Cakupan
Posyandu Jumlah Total Pemberian
No Nama Desa Jumlah Jumlah Total SD/MI Yang Jumlah Total 1 - 4 tahun 5 - 6 tahun 7 - 12 tahun Sasaran yang 1 - 4 tahun 5 - 6 tahun 7 - 12 tahun
Yang Dapat Dapat Obat Obat Cacing
Total SD/MI Sasaran Total L P Total L P Total L P Dapat Obat Total L P Total L P Total L P
Obat Cacing Cacing (%)*
1
2
3
4
5
dst
Jumlah
* Cakupan pemberian obat cacing = Jumlah total sasaran yang dapat obat / Jumlah total sasaran

Tanggai, ...............................................
Mengetahui Melaporkan
Kepala Puskesmas Tanda tangan penanggung jawab kegiatan

………………………………… ………………………………………………………………
REKAPITULASI HASIL POPM KECACINGAN PADA ANAK BALITA, PRA SEKOLAH DAN ANAK SEKOLAH
KABUPATEN/KOTA: ……………………………………………
PROVINSI: ……………………………………………
TAHUN:
Jumlah
Obat Jumlah Obat
yang yang
Obat diterima digunakan Sisa
Albendazole 400 mg 0

Posyandu SD/MI Sasaran Jumlah Sasaran yang Mendapat Obat Cacing Cakupan
Jumlah Total Pemberian
No Nama Puskesmas Jumlah Posyandu Jumlah Total SD/MI Yang Jumlah Total 1 - 4 tahun 5 - 6 tahun 7 - 12 tahun Sasaran yang 1 - 4 tahun 5 - 6 tahun 7 - 12 tahun
Yang Dapat Dapat Obat Obat Cacing
Total SD/MI Sasaran Total L P Total L P Total L P Dapat Obat Total L P Total L P Total L P
Obat Cacing Cacing (%)
1
2
3
4
5
dst
Jumlah
* Cakupan pemberian obat cacing = Jumlah total sasaran yang dapat obat / Jumlah total sasaran

Tanggai, ...............................................
Mengetahui Melaporkan
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tanda tangan penanggung jawab kegiatan

………………………………. ……………………………………………………………….
Penundaan Pemberian Obat
Cacing
• Demam atau sakit
• Penderita epilepsi yang sedang dalam serangan
akut
• Kondisi gizi buruk dengan gejala klinis
• Gangguan fungsi ginjal dan hati
Reaksi Pemberian Obat Cacing
Hampir bebas dari efek samping, kalaupun ada
biasanya sangat ringan, seperti :
•Rasa tidak nyaman di lambung
•Mual dan/atau muntah
•Diare
•Nyeri kepala atau pusing
•Keluar cacing
PEMBERIAN OBAT
PENCEGAHAN MASSAL
(POPM) KECACINGAN
DI KOTA BANDUNG
TAHUN 2017 S/D 2019
CAPAIAN KEGIATAN POPM KECACINGAN
TAHUN 2017 dan 2018 KOTA BANDUNG
CAKUPAN POPM CACINGAN
TAHUN 2017 S/D 2019 DI
KOTA BANDUNG
KESIMPULAN
-Capaian POPM Kecacingan Tahun 2017 95,9% tahun 2018
meningkat 96% dan Tahun 2019 95,2% dari target 75%
-Kegiatan POPM Selama 5 tahun (tahun 2017 – tahun 2022)
-Setelah 5 Tahun akan dilaksanakan kegiatan survey kecacingan,
untuk mengetahui prevalensi kecacingan di Kota Bandung
-Hampir tidak ada laporan efek samping yang berat dari POPM
kecacingan 2017 dan 2018, hanya efek samping ringan seperti mual,
dan pusing
-Berdasarkan Edaran dari Kemenkes dan Dinkes Provinsi Tahun
2020, bahwa Kota Bandung termasuk salah satu daerah intervensi
stunting
-Tahun 2020 Kota Bandung melaksanakan POPM Kecacingan 2x
setahun dengan interval 6 Bulan.
DOKUMENTASI KEGIATAN POPM KECACINGAN
Kota Bandung
Mari Bersama Wujudkan
Generasi Indonesia Bebas Cacingan

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai