Anda di halaman 1dari 25

ANAK ANDA

KECACINGAN?
??
Oleh: AUZAN MUTTAQIN, S.Kep.,Ns.
Curriculum Vitae

• Nama : Auzan Muttaqin, S.Kep.,Ns.


• TTL : Gresik, 9 Maret 1989
• Alamat : Desa Golokan Sidayu
• Pekerjaan : Perawat Puskesmas Sidayu
• Pendidikan : S1 Keperawatan+Ners Universitas Airlangga
• Organisasi : Wakil Ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Gresik
• Nomor HP : 081330404318
CACINGAN
 Cacingan merupakan salah satu diantara 8 penyakit
menular tropik terabaikan (NTDs) yang ada di Indonesia
 Merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi cacing
dalam tubuh manusia yang ditularkan melalui tanah (soil
transmitted helminths/STH), yaitu cacing yang dalam
siklus hidupnya memerlukan tanah yang sesuai untuk
berkembang menjadi bentuk infektif
 Menimbulkan anemia, gangguan pertumbuhan dan
gangguan kecerdasan
 Dapat menurunkan kwalitas SDM dan menimbulkan
kerugian ekonomi
3
Soil Transmitted Helminths
Cacing Gelang Cacing Cambuk
Ascaris lumbricoides Trichuris trichiura

Cacing Tambang
Necator americanus Ancylostoma duodenale
SIKLUS CACINGAN
Telur dan larva cacing
berkembang di tanah yang
terkontaminasi
DISTRIBUSI SOIL TRANSMITTED HELMINTHIASIS DI DUNIA

Approximately 1.5 billion people are infected with soil-transmitted helminths worldwide
MASALAH CACINGAN
- Sampai 2013 Survei pada anak Sekolah Dasar
menunjukkan Prevalensi cacingan antara
10 – 85,9% (survei di 175 kab/kota)
- Rata-rata prevalensi 28,12%

- Cakupan pengobatan rendah


- Pengetahuan masyarakat tentang cacingan
masih rendah
- Kemampuan petugas utk penanggulangan
MASALAH cacingan belum optimal
CACINGAN - Komitmen masih kurang

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


- Keadaan Tanah dan Iklim Tropis
- Personal Hygiene (Lingkungan)
- Sosial Ekonomi
- Kepadatan Penduduk
DAMPAK CACINGAN
Infestasi cacing

KH & Protein dihisap Darah dihisap

Lemas ANEMIA
GIZI BURUK
mengantuk

Anak BBLR Perdarahan


Kemampuan belajar turun/ ibu bersalin
sering tidak masuk sekolah

Prestasi belajar menurun Kematian Kematian

Produktivitas menurun

Sosial ekonomi rendah


Strategi Penurunan Prevalensi (WHO)
Masyarakat Berisiko

Angka Prevalensi Dasar

Angka Prevalensi Angka Prevalensi


Angka Prevalensi < 20% ≥ 50%
≥ 20 – 50%

POPM Cacingan POPM Cacingan


Pengobatan selektif
1x pertahun 2x pertahun

Evaluasi angka prevalensi setelah dilakukan


pengobatan massal selama 5-6 tahun
PENANGGULANGAN CACINGAN
DI INDONESIA

 Penanggulangan Cacingan di Indonesia dimulai sejak era tahun


1970-an
 Pemerintah bertekad mewujudkan Indonesia Reduksi Cacingan
2019 melalui POPM Cacingan yang terintegrasi dgn Bulan Vitamin
A dan UKS setiap bulan Agustus
 Keberhasilan terwujudnya Indonesia Reduksi Cacingan tahun
2019 ditentukan oleh dukungan semua pihak baik dijajaran
pemerintah maupun seluruh masyarakat, termasuk kalangan
swasta dan dunia usaha

11
DUKUNGAN LEGAL PENANGGULANGAN
CACINGAN DI INDONESIA

 SE Mendagri No. 443/4499/SJ, tanggal 13 Agustus 2015, tentang


Program Percepatan Penanggulangan Penyakit Menular Tropik
Terabaikan
 SE Mendagri No. 443/3000/SJ, tanggal 12 Agustus 2016, tentang
Pengendalian Penyakit Menular Tropik Terabaikan
 Permenkes No. 15 tahun 2017 tentang Penanggulangan Cacingan

12
KEBIJAKAN
PELAKSANAAN PROGRAM KECACINGAN

Upaya penanggulangan cacingan diarahkan pada pemutusan


rantai penularan cacingan , yaitu kelompok anak usia balita, anak
usia pra sekolah dan anak usia sekolah dasar atau madrasah
ibtidaiyah , dengan :
1. pemberian obat pencegahan massal cacingan pada kelompok
rentan untuk menghentikan penyebaran telur cacing dari
penderita ke lingkungan sekitarnya,
2. peningkatan higiene sanitasi, dan
3. pembudayaan perilaku hidup bersih dan sehat melalui
promosi kesehatan.

13
Mengapa ANAK USIA SEKOLAH DASAR, USIA PRA
SEKOLAH DAN ANAK BALITA Perlu Minum Obat Cacing?

Sebagian murid SD/MI menderita cacingan

Cacingan anemia  tubuh lemah  konsentrasi belajar


berkurang  prestasi belajar rendah

Cacingan  menghambat penyerapan makanan 


pertumbuhan terganggu  stunting

Minum obat cacing Albendazole tidak hanya membunuh


cacing dewasa juga menghancurkan telur dan larva cacing
Jenis Obat & Frekuensi
Pemberian Obat Cacing

 Obat yang digunakan : Albendazole dosis tunggal

 Frekuensi POPM Cacingan :


• Prevalensi ≥ 20% - 50% : 1 kali/tahun
• Prevalensi ≥ 50% : 2 kali/tahun
Dosis Obat Cacing
No. Umur Obat Cacing (Albendazole)

1. 12 –23 bulan 200 mg


(1/2 tablet )

2. 24 –59 bulan 400 mg


(1 tablet)

• Balita usia 12-23 bulan tablet Albendazole digerus halus


dan dilarutkan dalam air.
• Balita usia 24-59 bulan tablet kunyah Albendazole
Pelaksanaan Pemberian Obat Cacing

Daerah Endemis Filariasis Daerah non endemis filariasis


TARGET
Prev: 20%-<50% Prev: ≥50% Prev: 20%-<50% Prev: ≥50%

1x setahun 2x setahun 1x setahun 2x setahun


Anak pra sekolah
(POMP filariasis) (POMP filariasis + 1x stlh 6 bln) (vit A) (vit A)

1x setahun 2x setahun 1x setahun 2x setahun


Anak usia sekolah
(POMP filariasis) (POMP filariasis + 1x stlh 6 bln) (di sekolah) (di sekolah)

- Pelaksanaan pengobatan massal harus diikuti dgn penyuluhan ttg PHBS


- Obat harus diminum di depan petugas/kader/guru satu per satu
(berurutan)
- Sebaiknya minum obat sesudah makan
- Peserta didik yang tidak hadir, dapat diberikan pada hari berikutnya
Pencegahan Cacingan
1. Kebersihan Perorangan
Cuci tangan pakai sabun pada 5 waktu penting
(setelah BAB, membersihkan anak yang BAB,
sebelum menyiapkan makanan, sebelum makan,
setelah memegang/menyentuh hewan),
menggunakan air bersih, mandi, memotong dan
membersihkan kuku, memakai alas kaki, menutup
makanan

2. Kebersihan Lingkungan
Buang air besar di jamban, membuang sampah
pada tempatnya, drainase air limbah rumah
tangga, menjaga kebersihan rumah, sekolah.
Pemberian Obat Cacing
POPM Cacingan dalam Intervensi
Penanggulangan Stunting
LATAR BELAKANG
Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat
kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya
Riskesdas 2013, stunting di Indonesia sebanyak 37%  no.5 di dunia
Penyebab Stunting :
1. Praktek pengasuhan kurang baik
2. Keterbatasan layanan kesehatan (termasuk ANC dan PNC)
3. Kurangnya akses RT/keluarga ke makanan bergizi
4. Kurangnya akses air bersih dan sanitasi
Prevalensi Balita Stunting di Indonesia (Riskesdas 2013)
Prevalensi stunting di Indonesia 37,2% merupakan masalah yang sangat serius, jauh di
atas batas ambang yang diperkenankan di setiap negara (20%). Terdapat 15 provinsi
60,0
0%
>40%, hanya 5 provinsi <30%, dan tidak ada provinsi yang
<20%
52
50,0
% 48
0% %
45% 45%
43% 43% 43% 42% Angka nasional
41% 41% 41% 41%
40,0
44% 40% 40% 39% 39% (37,20%)
38% 37%
0%
41% 37% 36% 35%
39% 37% 33%
35% 33% 29% 28%
30,0 28% 27%
0% 26%

20,0
0%

10,0
0%

0,00
%

7
Kebijakan Penanggulangan Cacingan
di 100 Kab/Kota Intervensi Stunting

1. Pemberian Obat Pencegahan Massal pada penduduk sasaran


usia 1-12 tahun dilaksanakan 2x setahun, dengan interval 6
bulan
2. Pemeriksaan cacingan kepada ibu hamil dengan gejala anemia
3. Pemberian obat cacing pada trimester kedua usia kehamilan
pada bumil yang hasil pemeriksaan cacingannya positif telur
cacing.
Strategi Integrasi POPM
Filariasis dan Cacingan
• Usia 12-23 bulan mendapat:
Albendazole
Usia 1-12 tahun • Usia 2-12 tahun mendapat:
mendapat Albendazole Albendazole & DEC

DAERAH
ENDEMIS FEB APR AGS OKT
FILARIASIS

DAERAH
NON
ENDEMIS Pemberian Obat Cacing pada
FILARIASIS usia 1-12 tahun berintegrasi
dengan kegiatan: bulan Vit. A
& UKS
TERIMA KASIH
TETAP SEHAT TETAP SEMANGAT

25

Anda mungkin juga menyukai