Anda di halaman 1dari 19

DPD APTI Jawa barat

INDUSTRI HASIL TEMBAKAU


Dalam Pengembangan KIHT
Pengantar
1. WHO Meluncurkan Program yaitu FCTC (Pasal 17 dan 18) isinya yaitu :
1. Pasal 17 yaitu pengendalian areal tanaman Tembakau di seluruh
dunia,
2. Pasal 18 yaitu pengendalian produk rokok dan peredarannya.
2. UU No. 36 Tahun 2009 ttg Kesehatan,
3. PP No. 109 TAHUN 2013 Ttg Pengamanan Bahan yang mengandung
Zat aditif berupa produk tembakau bagi kesehatan.
4. Kepmenkes No. 18 ttg Gambar peringatan pada kemasan Rokok
5. Kepmenkes No. 19 ttg Pembatasan peredaran hasil produk rokok
dipasaran.
6. Perda KTR
7. Club anti Rokok
8. Fatwa Ormas Agama.
9. Alih Fungsi lahan dan alih Profesi
10. Tenaga kerja muda alih Industrialisasi
Dasar Hukum : JATIDIRI
1. UU Nomor 12 tahun 1992 TTG Sistem Budidaya
2. UU Nomor 18 tahun 2004-UU Nomor 50 Tahun 2014
Ttg Perkebunan
3. UU No. 11 tahun 1995 - UU 39 Tahun 2007 ttg Cukai
4. PP No. 6 Tahun 1995 tentang Perlindungan tanaman
5. Permentan Nomor 273 diubah dengan Permentan 82 Tahun 2014

ttg Penyuluhan, Pembentukan kelompok tani, dan penguatan


kelembagaan petani.
6. Permentan No. 56/Permentan/OT.140/9/2012 TTG Pedoman
penanganan Pasca Panen Tembakau.
KATA KUNCI

Keberhasilan Budidaya :

1. Topografi,
2. Faktor Tanah,
3. Faktor Iklim,
4. Faktor Benih,
5. Faktor Pupuk,
6. Faktor Pranata Mangsa,
7. Temperatur,
8. Perlakuan,
Ketinggian tempat

Ketinggian tempat yang tepat untuk

i
g
ng
1.100 M pertumbuhan tanaman tembakau adalah 60

Ti
m sampai 1.100 m di atas permukaan laut

an
e s ar (dpl). Tanaman tembakau yang ditanam di
at
os
D

r dataran tinggi (di atas 1.100 m dpl) akan


i P 850 M menghasilkan daun yang besar, tebal dan
as
ng

o k kuat, sedangkan tanaman tembakau yang


da

L
Se

ditanam di dataran rendah 65 m sampai 650


an

m dpl akan menghasilkan daun yang besar,


tar
Da
h

tipis dan elastis. Kadar nikotin juga


da

650 M dipengaruhi oleh ketinggian tempat, makin


en
R

tinggi tempat penanaman tembakau makin


na

tinggi juga kadar nikotinnya. Jenis tembakau


ar
at

rajangan atau tembakau rakyat dapat


D

ditanam pada berbagai ketinggian tempat,


60 M DPL
baik di dataran rendah maupun di dataran
tinggi.
Tembakau Krosok

1. Tembakau Krosok
Omprongan /Open,
2. Tembakau Krosok
Jemur (Sun Cured),
3. Tembakau Krosok
Gelantang (Air Cured)
IHT ini khusus untuk
Cerutu.
bahan Rokok dan
Tembakau Hitam IG Sumedang:

1. Tembakau Hitam dan


Tampang,
2. Tembakau Hitam Gula,
3. Temabakau Hitam Non
Gula
IHT ini khusus untuk bahan baku
rokok SPM
Srintil

Produksi Temanggung, Gunung Kidul


IHT ini sebagai raginya bagi semua IHT
Ampenan

Lombok Tengah
Sebagai
Pencampur aroma IHT lainnya
Buleleng Bali

Terkenal dengan wangi


dan kerasnya
Pengrajangan dengan manual
Produk IG tembakau hijau sumedang

Pengrajangan
tembakau hijau
Tembakau Merah

1. Garut,
2. Sumedang,
3. Bandung,
4. Majalengka
Tembakau sak/
rajangan kasar

1. Rajangan Sak Gula,


2. Rajangan Murni,
3. Rajangan blend /Campuran
Tembakau Tabung

Hasil Rajangan TIS di


masukan dalam rebusan
bumbu tembakau
ditiriskan dan dimasukan
dalam tabung di asap
geranggang
IHT Ini khusus untuk padud
dan cangklong/Pdud
Tembakau Uteran
Tembakau ini di
Produksi daerah
Simpang Sribahono
Lampung Timur,
Kabupaten
Pangandaran Jabar
dan Kabupaten
Magetan Jawa
Timur
Sebagai bahan
Pencampur IHT lainnya
Tembakau
Kalituri

Terkenal dengan
keras dan
wanginya
Sebagai bahan blending
IHT lainnya
Tembakau Mole IG Jawa Barat :

1. Tembakau Mole Putih,


2. Tembakau Mole Hijau,
3. Tembakau Mole Merah,
4. Tembakau Mole
Kuning,
5. Tembakau Hitam
IHT ini sebagai bahan baku
lintingan
Pengembangan budidaya tanaman tembakau harus dapat
mengarahkan kepada produk krosok dan Sak, sebagai
bahan baku utama dalam pembuatan rokok batangan
Varietas Genjah Gajah Agung
(Manohara)

SEKIAN
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai