Anda di halaman 1dari 12

Budidaya Tanaman Tembakau

A. KLASIFIKASI
Taxonomi secara lengkap adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Nicotiana
Spesies : Nicotiana tabacum L.

B. MORFOLOGI

1. Daun
Daun tanaman tembakau berbentuk bulat lonjong (oval) atau bulat, tergantung
pada varietasnya. Daun yang berbentuk bulat lonjong ujungnya meruncing, sedangkan
yang berbentuk bulat, ujungnya tumpul. Daun memiliki tulang-tulang menyirip,
bagian tepi daun agak bergelombang dan licin. Lapisan atas daun terdiri atas lapisan
palisade parenchyma dan spongy parenchyma pada bagian bawah. Jumlah daun dalam
satu tanaman sekitar 28- 32 helai.

2. Akar
Tanaman tembakau merupakan tanaman berakar tunggang yang tumbuh tegak
ke pusat bumi. Akar tunggangnya dapat menembus tanah kedalaman 50- 75 cm,
sedangkan akar serabutnya menyebar ke samping. Selain itu, tanaman tembakau juga
memiliki bulubulu akar. perakaran akan berkembang baik jika tanahnya gembur,
mudah menyerap air,dan subur.

3. Batang
Tanaman Tembakau memiliki bentuk batang agak bulat, agak lunak tetapi
kuat, makin ke ujung, makin kecil. Ruas-ruas batang mengalami penebalan yang
ditumbuhi daun, batang tanaman bercabang atau sedikit bercabang. Pada setiap ruas
batang selain ditumbuhi daun, juga ditumbuhi tunas ketiak daun, diameter batang
sekitar 5 cm.

C. VARIETAS

1. Jenis Tembakau Cerutu


Di Indonesia tembakau cerutu ini dihasilkan oleh 3 tempat atau daerah lama
dan satu tempat daerah baru. Di Jawa sebagai penghasil tembakau cerutu ialah daerah
Besuki Jaawa Timur yang berpusat di Kabupaten Jember dan Bondowoso, dan daerah
antara Solo dan Yogya yang berpusat di Kabupaten Klaten dan antara Klaten dan
Yogya yang dikenal dengan daerah Vorstlanden
a) Tembakau Deli
Tembakau Deli merupakan kualitas terbaik dari tembakau cerutu jenis
pembungkus di seluruh dunia. Adapun ciri khas dari tembakau ini adalah tipis
dan elastis dengan warna cerah. Budidaya tembakau ini terletak di tanah tanah
hitam berdebu dengan kadar humus rata – rata 16% dan kurang asam (pH 5.00
– 5.6) dan sebagian lagi di tanah tanah sedimenter dan tanah tanah alluvial
yang pada pengendapannya terlihat bahan bahan yang dasitis
b) Tembakau Besuki
Yang dimaksud dengan tembakau Besuki disini adalah tipe tembakau
cerutu yang ditanam pada musim kemarau dan dipanen pada musim
penghujan. Tembakau Besuki memiliki sifat sifat berdaun tipis dan empuk
dengan aroma yang baik
c) Tembakau Vorstenlands
Budidaya tembakau ini pada umumnya terletak di lereng lereng kaki
gunung Merapi sebelah Tenggara. Tanah – tanahnya terdiri dari tulvulkanis,
yang terbanyak adalah tanah tanah abu muda yang berwarna kelabu.
2. Jenis Tembakau Sigaret
a) Tembakau Virginia
Tembakau Virginia merupakan bahan utama bagi pembuatan rokok
atau sigaret putih. Tembakau ini tidak begitu membutuhkan tanah yang subur,
iklimnya pun kurang khas. Jadi tembakau ini agak mempunyai penyesuaian
baik terhadap iklim maupun tanah.
b) Jenis Tembakau Sigaret lainnya
Tembakau Turki
Tembakau Turki merupakan nama yang diberikan pada segolongan
tembakau yang sejak berabad abad termahsyur di seluruh dunia oleh karena
mempunyai sifat – sifat kualitas yang khas. Keunggulan dari tembakau ini
terletak pada aroma yang sangat baik dan spesifik, sehingga karenanya disebut
aromatic tobacco‖
3. Tembakau Pipa
Satu – satunya tempat hingga kini yang mampu menghasilkan
tembakaupipa adalah Lumajang (Jawa Timur) Ciri khas dari varietas ini
adalah tinggi ramping mirip dengan varietas cerutu Besuki dan Vorstlanden
dengan daun daun duduk. Ada dua tipe pada tembakau pipa ini, yaitu tipe
jembel putih dan tipe kasturi
4. Tembakau Asepan
Tembakau tipe ini adalah sejenis tembakau yang pengolahan daunnya
dilakukan dengan cara mengasap. Tembakau ini mempunyai warna yang
gelap, daunnya tebal, berat, kuat dan berminyak
5. Tembakau Asli atau Tembakau Rakyat
Yang dimaksud dengan istilah tembakau asli ialah tembakau yang
ditanam oleh rakyat, mulai dari pembuatan persemaian, penanaman dan
pengolahan daunnya. Tembakau tipe ini pada umumnya ditanam pada akhir
musim hujan sehingga pemanenannya jatuh di musim kemarau.

D. SYARAT TUMBUH
1. Suhu dan Iklim
Tanaman tembakau pada umumnya tidak menghendaki iklim yang kering
ataupun iklim yang sangat basah. Angin kencang yang sering melanda lokasi tanaman
tembakau dapat merusak tanaman (tanaman roboh) dan juga berpengaruh terhadap
mengering dan mengerasnya tanah yang dapat menyebabkan berkurangnya
kandungan oksigen di dalam tanah. Untuk tanaman tembakau dataran rendah, curah
hujan rata-rata 2.000 mm/tahun, sedangkan untuk tembakau dataran tinggi, curah
hujan ratarata 1.500-3.500 mm/tahun. Penyinaran cahaya matahari yang kurang dapat
menyebabkan pertumbuhan tanaman kurang baik sehingga produktivitasnya rendah.
Oleh karena itu lokasi untuk tanaman tembakau sebaiknya dipilih di tempat terbuka
dan waktu tanam disesuaikan dengan jenisnya. Suhu udara yang cocok untuk
pertumbuhan tanaman tembakau berkisar antara 21-32,30 C. Tanaman tembakau
dapat tumbuh pada dataran rendah ataupun di dataran tinggi bergantung pada
varietasnya. Ketinggian tempat yang paling cocok untuk pertumbuhan tanaman
tembakau adalah 0 - 900 mdpl.

2. Tanah
Tanah gembur, remah, mudah mengikat air, memiliki tata air dan udara yang
baik sehingga dapat meningkatkan drainase, pH antara 5-6.
Tanah yang sesuai dengan tanaman tembakau dapat juga diadakan dua golongan,
yaitu jenis tembakau yang memerlukan tanah yang subur (misalnya, tembakau cerutu
di daerah Besuki, Klaten, Kedu, dan Deli). Sedangkan untuk golongan lain (misalnya
tembakau untuk sigaret dan kretek di daerah Bojonegoro, Madura) dapat
dipergunakan tanah yang tidak begitu subur, asalkan diadakan tindakan tindakan
tertentu untuk memperbaiki keadaan tanah dan

1.1.1 Usahatani
Menurut Soekartiwi (1995) bahwa ilmu usahatani adalah ilmu yang
mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumber daya yang ada secara
efektif dan efisien untuk memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu.

Menurut Kadarsan (1993), usahatani adalah suatu tempat dimana seseorang


atau sekumpulan orang berusaha mengelola unsur – unsur produksi seperti alam,
tenaga kerja, modal dan keterampilan dengan tujuan berproduksi untuk menghasilkan
sesuatu di lapangan pertanian.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa ilmu usahatani adalah ilmu
terapan yang membahas atau mempelajari bagaimana menggunakan sumber daya
secara efisien dan efektif pada usaha pertanian agar diperoleh hasil maksimal. Sumber
daya itu adalah lahan, tenaga kerja, modal dan manajemen.
Usaha tani mempunyai empat unsur pokok yang saling berkaitan atau dengan
istilah lain sebagai faktor – faktor produksi usaha tani. Faktor – faktor produksi
tersebut yaitu alam, tenaga kerja, modal manajemen yang dilakukan seorang petani.
Sifat usaha dari usahatani pada mulanya hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan
bagi keluarga petani sendiri ( subsisten ). Namun demikian, sifat usaha dari usahatani
lambat laun berubah menjadi bersifat komersial seiring semakin meningkatnya
kebutuhan hidup. Sebagai kegiatan produksi, usahatani pada akhirnya akan
memperhitungkan biaya yang dikeluarkan dengan penerimaan yang didapat ntuk
mengetahui keberhasilan usaha.

1.1.2 Tebasan
Tebasan adalan suatu kegiatan jual-beli masih dikuasai oleh penjual serta
resiko yang harus ditanggung oleh pembali. Pembeli melihat secara langsung
tembakau yang masih berusia muda atau belum siap panen, setelah itu penjual
mengajukan permintaan harga tertentu dan diikuti penawaran oleh pembeli
apabila penawaran bertemu dengan permintaan maka terjadilah transaksi jual-beli
dengan sistem tebasan walaupun objek jual-beli belum diserahkan sedangkan
pembeli telah memberikan uang panjar.
Perjanjian jual-beli tembakau cukup dilakukan dengan lisan tanpa adanya
perjanjian secara tertulis yang dapat menjamin kepastian hukum apabila terjadi
sengketa antara para pihak.
Sedangkan mengenai penyebab para pihak melakukan perjanjian jual-beli
tembakau dengan sistem tebasan karena hal ini sudah merupakan tradisi yang
dilakukan secara turun-temurun pada masyarakat umumnya.
1.1.3 Usahatani Tembakau sistem Tebasan
Usahatani tembakau sistem tebasan merupakan usahatani tembakau pada
umumnya yang dilakukan oleh petani tembakau yang dimulai dari pembibitan,
persemaian, pengolahan media tanam, penanaman, pemeliharaan, pengendalian hama
dan penyakit, dan panen. Tetapi setelah panen, petani langsung menjual tembakau
mreka langsung dilahan kepada pedagang atau tengkulak yang biasa disebut tebasan.
Jadi setelah panen, petani sudah selesai dalan usahataninya dan langsung
mendapatkan pendapatan dari usahatani tembakau yang dilakukannya.

Budidaya Tembakau Sistem tebasan :


a. Pembibitan
 Jumlah benih + 8-10 gram/ha, tergantung jarak tanam.
 Biji utuh, tidak terserang penyakit dan tidak keriput
 Media semai = campuran tanah (50%) + pupuk kandang matang yang telah
dicampur dengan Natural GLIO (50%). Dosis pupuk untuk setiap meter
persegi media semai adalah 70 gram DS dan 35 gram ZA dan isikan pada
polybag
 Bedeng persemaian diberi naungan berupa daun-daunan, tinggi atap 1 m sisi
Timur dan 60 cm sisi Barat.
 Benih direndam dalam POC NASA 5 cc per gelas air hangat selama 1-2 jam
lalu dikeringanginkan.
 Kecambahkan pada baki/tampah yang diberi alas kertas merang atau kain yang
dibasahi hingga agak lembab. Tiga hari kemudian benih sudah menampakkan
akarnya yang ditandai dengan bintik putih. Pada stadium ini benih baru dapat
disemaikan.
 Siram media semai sampai agak basah/lembab, masukan benih pada lubang
sedalam 0,5 cm dan tutup tanah tipis-tipis.
 Semprot POC NASA (2-3 tutup/tangki) selama pembibitan berumur 30 dan 45
hari.
 Bibit sudah dapat dipindahtanamkan ke kebun apabila berumur 35-55 hari
setelah semai.

b. Persemaian
Umur bibit yang baik untuk dipindahkan ke pertanaman antara 38 – 45 hari,
pencabutan bibit dapat dilakukan beberapa kali dan memilih bibit yang paling baik.
Pencabutan bibit dilakukan pada pagi hari dan pada sore harinya harus segera ditanam
(setelah jam 14.00) pada keadaan normal panjang bibit telah mencapai 20 cm.

c. Pengolahan media tanam


 Lahan disebari pupuk kandang dosis 10-20 ton/ha lalu dibajak dan dibiarkan +
1 minggu
 Buat bedengan lebar 40 cm dan tinggi 40 cm. Jarak antar bedeng 90-100 cm
dengan arah membujur antara timur dan barat.
 Lakukan pengapuran jika tanah masam
 Siram SUPERNASA dengan dosis : 10 - 15 botol/ha
 Alternatif 1 : 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 3 liter air dijadikan
larutan induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk
menyiram bedengan.
 Alternatif 2 : setiap 1 gembor vol 10 lt diberi 1 peres sendok makan SUPER
NASA untuk menyiram + 10 meter bedengan.
 Sebarkan Natural GLIO 1-2 sachet dicampur pupuk kandang matang 25-50 kg
secara merata ke bedengan
d. Penanaman
Apabila diinginkan daun yang tipis dan halus maka jarak tanam harus rapat,
sekitar 90 x 70 cm. Tembakau Madura ditanam dengan jarak 60 x 50 cm yang
penanamannya dilakukan dalam dua baris tanaman setiap gulud. Jenis tembakau
rakyat/rajangan umumnya ditanam dengan jarak tanam 90 x 90 cm dan
penanamannya dilakukan satu baris tanaman setiap gulud, dan jarak antar gulud 90
cm atau 120 x 50 cm. Cara penanamannya yaitu dengan cara Basahi dan sobek
polibag lalu benamkan bibit sedalam leher akar Waktu tanam pada pagi hari atau sore
hari.
e. Pemeliharaan
1. Penyulamanan
Penyulaman dilakukan 1- 3 minggu setelah tanam, bibit kurang baik dicabut
dan diganti dengan bibit baru yang berumur sama.
2. Penyiangan
Penyiangan dapat dilakukan bersamaan dengan pembumbunan yaitu setiap 3
minggu sekali.

3. Pemupukan
Dosis tergantung jenis tanah dan varietas

Waktu Dosis Pupuk Makro (kg/ha)


pemupukan Urea/ZA SP - 36 KCl
Saat Tanam - 300 -
Umur 7 HST 300 - 150
Umur 28 HST 300 - 150
TOTAL 600 300 300

Ket : HST = hari setelah tanam


4. Pengairan
Pengairan diberikan 7 HST = 1-2 lt air/tanaman, umur 7-25 HST = 3-4
lt/tanaman, umur 25-30 HST = 4 lt/tanaman. Pada umur 45 HST = 5 lt/tanaman
setiap 3 hari. Pada umur 65 HST penyiraman dihentikan, kecuali bila cuaca sangat
kering.

5. Pemangkasan
Pangkas tunas ketiak daun dan bunga setiap 3 hari sekali. Sedangkan untuk
pucuk, pangkas pucuk tanaman saat bunga mekar dengan 3-4 lembar daun di
bawah bunga
F. Pengendalian hama, penyakit dan gulma
1. Hama
 Ulat Grayak ( Spodoptera litura ) Gejala : berupa lubang-lubang tidak
beraturan dan berwarna putih pada luka bekas gigitan. Pengendalian: Pangkas dan
bakar sarang telur dan ulat, penggenangan sesaat pada pagi/sore hari , semprot
Natural VITURA
 Ulat Tanah ( Agrotis ypsilon ) Gejala : daun terserang berlubang-lubang
terutama daun muda sehingga tangkai daun rebah. Pengendalian: pangkas daun
sarang telur/ulat, penggenangan sesaat, semprot PESTONA.
 Ulat penggerek pucuk ( Heliothis sp. ) Gejala: daun pucuk tanaman terserang
berlubang-lubang dan habis. Pengendalian: kumpulkan dan musnah telur / ulat,
sanitasi kebun, semprot PESTONA.
 Nematoda ( Meloydogyne sp. ) Gejala : bagian akar tanaman tampak bisul-
bisul bulat, tanaman kerdil, layu, daun berguguran dan akhirnya mati.
Pengendalian: sanitasi kebun, pemberian GLIO diawal tanam, PESTONA
 Kutu - kutuan ( Aphis Sp, Thrips sp, Bemisia sp.) pembawa penyakit yang
disebabkan virus. Pengendalian: predator Koksinelid, Natural BVR.
 Hama lainnya Gangsir (Gryllus mitratus ), jangkrik (Brachytrypes
portentosus), orong-orong (Gryllotalpa africana), semut geni (Solenopsis
geminata), belalang banci (Engytarus tenuis).

2. Penyakit
 Hangus batang ( damping off ) Penyebab : jamur Rhizoctonia solani. Gejala:
batang tanaman yang terinfeksi akan mengering dan berwarna coklat sampai
hitam seperti terbakar. Pengendalian : cabut tanaman yang terserang dan bakar,
pencegahan awal dengan Natural GLIO.
 Lanas Penyebab : Phytophora parasitica var. nicotinae. Gejala: timbul bercak-
bercak pada daun berwarna kelabu yang akan meluas, pada batang, terserang akan
lemas dan menggantung lalu layu dan mati. Pengendalian: cabut tanaman yang
terserang dan bakar, semprotkan Natural GLIO.
 Patik daun Penyebab : jamur Cercospora nicotianae. Gejala: di atas daun
terdapat bercak bulat putih hingga coklat, bagian daun yang terserang menjadi
rapuh dan mudah robek. Pengendalian: desinfeksi bibit, renggangkan jarak tanam,
olah tanah intensif, gunakan air bersih, bongkar dan bakar tanaman terserang,
semprot Natural GLIO.
 Bercak coklat Penyebab : jamur Alternaria longipes. Gejala: timbul bercak-
bercak coklat, selain tanaman dewasa penyakit ini juga menyerang tanaman di
persemaian. Jamur juga menyerang batang dan biji. Pengendalian: mencabut dan
membakar tanaman yang terserang.
 Busuk daun Penyebab : bakteri Sclerotium rolfsii. Gejala: mirip dengan lanas
namun daun membusuk, akarnya bila diteliti diselubungi oleh massa cendawan.
Pengendalian: cabut dan bakar tanaman terserang, semprot Natural GLIO.
 Penyakit Virus Penyebab: virus mozaik (Tobacco Virus Mozaic, (TVM),
Kerupuk (Krul), Pseudomozaik, Marmer, Mozaik ketimu (Cucumber Mozaic
Virus). Gejala: pertumbuhan tanaman menjadi lambat. Pengendalian: menjaga
sanitasi kebun, tanaman yang terinfeksi di cabut dan dibakar.
G. Panen dan pasca panen
1. PANEN
Pada umur 70 hari sesudah ditanam daun kelihatan semu kuning keemasan,
salah satu tanda bahwa daun sudah mulai masak dan dapat dimulai dengan
pemetikan pertama kali. Daun dipetik 2 – 3 lembar daun tiap kali petik. Sesudah
pemetikan yang pertama, ditunggau 5 – 7 hari, kemudian dilakukan pemetikan
yang kedua, dan seterusnya, tiap kali petik diselingi 4 – 7 hasi masa tidak ada
pemetikan
Jarak waktu ini dapat disesuaikan dengan keadaan, misalnya hujan yang turun,
keadaan tanaman tembakau ,. Pemetikan dilakukan sedemikian rupa sehingga
daun tidak rusak atau terkena tanah atau kotoran lainnya. Daun yang sudah dipetik
hendaknya segera ditutup dengan karung atau kain supaya terlindung terhadap
sinar matahari. Jangan terjadi daun ditumpuk terlalu banya atau terlalu tinggi dan
terlalu lama.
Daun yang masih muda atau yang diserang penyakit jangan dicampur dengan
daun yang baik. Kalau daun masih basah karena embun, perlu ditunggu dahulu
sampai embunnya menjadi kering sebelum dipetik. Namun seringkali tidak dapat
menunggu sampai embun kering sama sekali, sebab daun tembakau cerutu tidak
boleh dipetik terlalu siang. Daun yang masih agak basah yang sudah dipetik ini
perlu digantung dan diangin anginkan di tempat yang tedh dulu dan tidak boleh
ditumpuk

2. PASCA PANEN
a) Pengeringan
Daun tembakau yang sudah dipetik perlu dikeringkan menjadi krosok
atau tembakau rajangan
Ada berbagai cara untuk mengeringkan daun:
 Tembakau rakyat masih banyak yang dikeringkan dengan menggantungkan
daun di dinding rumah atau di atas rumpu
 Tembakau rakyat yang bermutu lebih baik dikeringkan dengan
menggantungkan glantang pada plantangan bamboo di bawah sinar matahari
langsung. Hasilnya lebih memuaskan, namun karena dikeringkan di bawah
sinar matahari langsung, mutunya masih belum sempurna
 Tembakau yang dirajang (bukan lembaran) dikeringkan dengan berbagai
cara. Di antaranya ada yang dikeringkan di atas api (digarang) kemudian
dikeringkan lagi di sinar matahari penuh (tembakau garangan). Dan ada juga
yang dikeringkan langsung di bawah sinar matahari tanpa digarang di atas api
(tembakau pepean)
 Tembakau Virginia dikeringkan dengan cara lain lagi, yaitu dengan udara
panas di dalam sutau ruangan tertutup. Lembaran daun yang diglantang
dimasukkan omprongan dan digantungkan pada bamboo (plantangan)
 Pengeringan tembakau yang kehujanan di masa petik ini dilakukan tidak di
bawah sinar matahari penuh, melainkan di dalam ruangan yang teduh, yaitu di
dalam suatu gudang atap yang dibuat dari bamboo lebar kira – kira 16m dan
panjang 22m.
b) Pemeraman
Krosok kering yang baru keluar dari gedung pengering, masih belang,
warnanya belum menarik dan belum memiliki bau dan aroma yang
dikehendaki. Untuk mendapatkan sifat sifat krosok yang diperlukan untuk
cerutu dan sigaret, perlu diadakan pemeraman dengan menumpuk krosok,
sehingga dalam tumpukan krosok terdapat suhu tertentu yang dapat
memperbaiki sifat sifat krosok, sehingga setelah beberapa kali dibolak balik
terdapat krosok yang masak.

c) Pemilihan
Krosok yang sudah keluar dari gudang fermentasi selanjutnya perlu
dipilih pilih supaya krosok yang sama mutu warna dan panjangnya dapat
disendirikan. Masing masing partai krosok yang sama sifatnya dibungkus dan
diberi merk sendiri sehingga tiap bungkusan berisi krosok yang merata dan
sama sifatnya.

d) Penyimpanan dan pengiriman


Bungkusan tembakau yang masing masing berisi krosok seberat 80 – 1
—kg dan dibungkus dengan tikar (glanse) perlu disimpan dalam keadaan
sebaik – baiknya sehingga mutunya tidak mundur atau rusak. Selama
penyimpanan harus dijaga kelembaban dan panasnya ruangan. Tumpukan
bungkusan tembakau yang terlalu tinggi dapat merusak krosok. Tumpukan
lebih dari 7 tingkat harus dihindari.
Selama penyimpanan tembakau di dalam gudang, bungkusan tembakau
yang ditumpuk tumpuk secara harus dibongkar dan diganti dengan tumbukan
yang baru supaya bungkusan krosok secara bergili terdapat di ketinggian yang
lain di dalam tumpukan
Selama pengiriman, baik di dalam ruangan kapal maupun di dalam
gerbong kereta api dan lain lain alat angkutan selalu harus dijaga kebersihan
dan keamanan terhadap bahaya kebakaran, pencemaran bau yang tidak
diingnkan.

Anda mungkin juga menyukai