Anda di halaman 1dari 21

Kajian Struktur dan Disusun oleh :

Fungsi Populasi Kelompok 5


Kholifah Nyawiji ( 21325251056)

Mikroalga Nurhalis Sidabutar ( 21325251058)


Peta Konsep Materi

Mikroalga

Chlorella

Struktur Sistem
Klasifikasi Populasi
Umum Koloni

Struktur
Khusus

Fotosintesis
Jurnal Referensi
MIKROALGA

Alga berasal dari bahasa Yunani yaitu “al- Mikroalga adalah mikroorganisme uniseluler
gor” yang berarti dingin (Nontji, 2002). fotosintesis yang mewakili komponen yang
Menurut Landau (1992), alga laut (seaweed) sangat penting dari produktivitas,
merupakan bagian terbesar dari tumbuhan keanekaragaman, dan fungsi ekosistem
laut dan termasuk tumbuhan tingkat rendah perairan
yang tidak memiliki perbedaan susunan
kerangka seperti akar, batang dan daun
meskipun tampak seperti ada perbedaan
tapi sebenarnya hanya merupakan bentuk
thallus belaka
Ciri Mikroalga
Adapun ciri ciri mikroalga secara umum adalah sebagai berikut:

Memiliki ukuran kecil yang kasat. hidup melayang, men-


A mikroskopik gapung di dalam air dan memiliki kemampuan gerak yang
terbatas (Yudhi, 2008).

B bentuk yang be- memiliki bentuk seperti pita, lempengan, bola


ragam dan ada yang bergabung membentuk koloni.

memiliki pigmen warna yang berbeda-beda


memiliki pig-
C men warna
diantaranya ada yang berwarna hijau, biru, hi-
jau biru, merah, kuning dan coklat (Safriana,
2008).
melakukan fo-
dan pada waktu yang sama dapat menyerap
D tosintesis
karbondioksida dari lingkungan

terjadi pada tiga kondisi yang berbeda, yaitu kondisi fototropik


D pertumbuhan
mikroalga (phototrophic conditions), kondisi heterotropik (heterotrophic con-
ditions) dan kondisi mixotropik (mixotrophic conditions).
o Pada kondisi tumbuh secara fototropik mikroalga sangat bergantung cahaya matahari sebagai sumber energi
dan CO2 sebagai sumber karbon. Kondisi ini sering disebut juga autotropik fotosintesis (autotrophic photosyn -
thesis). Pada kondisi heterotropik pertumbuhan mikroalga membutuhkan substrat karbon organik sebagai sum -
ber energi.
o Beberapa sumber substrat karbon organik yang umum digunakan antara lain: glukosa, asetat dan gliserol.
Berdasarkan beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dilaporkan bahwa produksi biomassa
serta kandungan lipid pada mikroalga yang tumbuh dengan kondisi heterotropik lebih tinggi dari yang tumbuh
pada kondisi fototropik (Miao and Wu 2006; Mosojídek et al., 2008).
o Pada kondisi ini juga densitas sel mikroalga yang dicapai lebih tinggi dari kondisi fototropik sehingga biaya yang
dibutuhkan untuk pemanenan lebih rendah. Beberapa jenis mikroalga juga mampu tumbuh pada kondisi
mixotropik yang merupakan perpaduan atara fototropik dan heterotropik. Jenis mikroalga tersebut dapat men -
gasimilasi cahaya matahari dan karbon organik sebagai sumber energinya baik secara bersamaan maupun se -
cara bergantian
CHRORELLA
o Chlorella adalah salah satu jenis mikroalga yang mengandung klorofil serta
pigmen lainnya untuk melakukan fotosintesis. Kata Chlorella berasal dari ba-
hasa Yunani yaitu ”Chloros” yang berarti hijau dan ”L.ella” yang berarti kecil
(Bold dan Wynne, 1985).
o Chlorella berwarna hijau karena klorofil merupakan pigmen yang dominan.
o Dinding selnya keras terdiri dari selulosa dan pektin. Sel ini mempunyai
protoplasma yang berbentuk cawan. Chlorella dapat bergerak tetapi sangat
lambat sehingga saat pengamatan seakan-akan tidak bergerak
o Fitoplankton ini dapat tumbuh pada salinitas 0 – 35 ppt dengan salinitas
optimum 10 – 20 ppt. Chlorella dapat tumbuh pada kisaran suhu antara 5 - 35o
C, dengan suhu optimum pada suhu 25oC. Tetapi Chlorella memiliki toleransi
pada suhu 35-40oC dan bertahan sampai 42oC (Davis et al., 1953). Kisaran
pH yang baik untuk pertumbuhan plankton adalah 7.5 – 8.5 dan dengan
Gambar Koloni dan potongan melintang
menggunakan urea sebagai medianya, maka pHnya adalah 6.5 (Davis et al., struktur morfologi Chlorella sp. Dengan
mikroskopis elektron (Vashista, 1978)
1953).
CHRORELLA

Bentuk sel Bersifat kos-


mopolit

dapat tumbuh di-


biasanya bulat atau mana-mana seperti
bulat telur dengan Reproduksi Manfaat
kolam, perairan
ukuran 5 – 10 payau, tempat-tem- Sebagai sumber
mikrometer, meru- secara aseksual pat yang lembab, makanan kesehatan
pakan alga bersel dengan pembela- kulit kayu, kecuali di Jerman, Cina,
tunggal (uniseluler), han sel, dan pada tempat yang Jepang, dan beber-
dan kadang-kadang pemisahan au- sangat kritis bagi apa negara Asia lain-
bergerombol 4-16 tospora dari sel in- kehidupan nya,
individu (Pandey duknya
dan Triverdi, 1977).
CHRORELLA
KLASIFIKASI

Phylum : Chlorophyta
Kelas : Clorophyceae
Ordo : Chlorococcales
Sub-ordo : Autosporinae
Familia : Chlorellaceae
Genus : Chlorella
Spesies : Chlorella vulgaris, C. conglomerate, C. conductrix, C.
ellipsoidea, lainnya
Sistem Koloni Mikroalga - Chlorella

Chlorella hidup secara berkoloni


dalam jumlah besar. Lingkungan
tempat hidupnya secara umum akan
didapatkan di mana-mana, terutama
pada tempat lembab dan berair.
Bahkan beberapa jenis bersimbiosis Struktur Koloni Chlorella sp.

(Suriawiria, 2005). Sistem koloni


Chlorella dapat diilustrasikan
seperti pada Gambar

Sel Chlorella vulgaris


perbesaran 10x40
Struktur Sel Chlorella

Bentuk sel Chlorella bulat dan


lonjong, tidak bergerak, dan
berdinding sel tebal terbuat dari
selulosa. Struktur sel Chlorella
terdiri dari sebuah nukleus (inti
sel), badan golgi, kloroplast,

Struktur Sel Chlorella pirenoid, mitokondria, dan


vakuola.
Jurnal Referensi
Populasi Mikroalga
Chlorella Vulgaris

Populasi Mikroalga dapat diketahui berdasarkan fase pertumbuhan koloni sel mikroalga tersebut. Pertumbuhan mikroalga dalam
kultur dapat ditandai dengan bertambah besarnya ukuran sel atau bertambah banyaknya jumlah sel. Sampai saat ini kepadatan sel
digunakan secara luas untuk mengetahui pertumbuhan mikroalga (Isnansetyo dan Kurniastuty 1995).
Contoh nya dalam penelitian (Teni Novianti, dkk) Chlorella vulgaris yang teramati fase pertumbuhannya meliputi fase lag
(adaptasi), fase eksponensial (fase logaritmik), fase penurunan laju pertumbuhan (fase deklinasi), dan fase stasioner. Pada setiap
fase nya mikroalga Chlorella vulgaris mengalami perubahan warna pada media kultur.
• Perbedaan sumber pencahayaan berpengaruh secara signifikan terhadap
aspek produksi yaitu kepadatan sel Chlorella vulgaris.
• Ditinjau dari aspek efisiensi pemanfaatan cahaya oleh kloroplas
mikroalga, diketahui bahwa mikroalga menyerap semua cahaya yang
diterima walaupun tidak semua foton dapat dimanfaatkan (Park dan
Lee,2000). Hal tersebut tercermin pada hasil penelitian yang
memperlihatkan variasi pada setiap perlakuan yang diujikan. Jumlah foton
pada panjang gelombang biru atau merah yang dapat ditangkap oleh
molekul klorofil mikroalga bergantung pada struktur sel, komposisi
pigmen dan susunan kloroplas (Schulze et al., 2014).
• Proses fotosintesis Chlorella membutuhkan intensitas cahaya dengan rata-
rata 3000-4000 lux (Ohama dan Miyachi, 1988). Prabowo (2009)
mengemukakan bahwa lampu TL 40 watt ± 10 cm di atas permukaan

Pengamatan Perubahan Warna Chlorella vulgaris air/media kultur dapat menggantikan cahaya sinar matahari yang
pada media kultur
dibutuhkan Chlorella
Struktur Khusus Mikroalga
Kloroplas pada Chlorella

• Kloroplas pada mikroalga memiliki ultrasturktur


dan komposisi pigmen yang mirip kloroplas
tumbuhan darat.
• Kloroplas umumnya berbentuk seperti cangkir
atau lonceng yang letaknya di tepi sel. Kloroplas
terdiri atas lamela fotosintetik dan diselubungi
oleh suatu membran ganda berisi thylakoids,
klorofil, dan stroma. Dalam proses fiksasi CO2,
kloroplas dapat menyerap energi cahaya yang
digunakan untuk melakukan proses fotosintesis
Fotosintesis Pada Chlorella
• Fotosintesis terjadi akibat interaksi antara pigmen dengan cahaya yang diserap oleh pigmen tersebut. Cahaya yang
diserap oleh pigmen klorofil berbeda-beda tergantung pada warna yang ada dalam pigmen tersebut. Klorofil dapat
menyerap panjang gelombang pada cahaya tampak, kecuali hijau. Cahaya hijau direfleksikan sehingga klorofil terlihat
berwarna hijau. Klorofil terdapat dalam membran yang dinamakan sebagai kloroplas
• Pigmen merupakan gabungan beberapa warna yang direfleksikan pada panjang gelombang tertentu pada cahaya tampak.
Tumbuhan hijau, alga, dan Cyanobakteria dapat melakukan fotosintesis karena memiliki pigmen klorofil (Nikolav dan
Velik, 1996).
• Fungsi pigmen-pigmen ini menangkap dan mengumpulkan energi cahaya dengan kisaran panjang gelombang yang luas,
kemudian memindahkan energi tersebut ke klorofil (Sumich, 1992).
• Chlorella sp. merupakan fitoplankton yang memiliki klorofil serta pigmen-pigmen yang lain seperti xantofil, neoxantin,
dan violaxantin.
• Tumbuhan hijau, alga, dan Cyanobacteria dapat melakukan fotosintesis karena mengandung klorofil-a. Klorofil-b
merupakan klorofil yang hanya terdapat pada alga hijau dan tumbuhan hjau. Klorofil-c hanya ditemukan pada Chromista
misalnya Dinoflagellata.
Fotosintesis Pada Chlorella

• Reaksi fotosintesis dijalankan oleh cahaya yang berbeda yaitu


Fotosistem-I (PS I) yang bekerja pada cahaya merah dan
Fotosistem-II (PS II) dengan cahaya hijau.
• Meskipun mikroalga tidak memiliki struktur sekomplek
tumbuhan tingkat tinggi, fotosintesis pada keduanya terjadi
dengan cara yang sama. Hanya saja karena mikroalga memiliki
berbagai jenis pigmen dalam kloroplasnya, maka panjang
gelombang cahaya yang diserap lebih bervariasi. Panjang
gelombang cahaya yang diserap mikroalga untuk proses
fotosintesis adalah 300 sampai 720 nm, intensitas cahaya TL
yang diperlukan untuk kultivasi (kultur) pada erlenmeyer
berkisar antara 1.000 sampai 5.000 luks
Fotosintesis Pada Chlorella – Reaksi Terang
• Proses fotosintesis dikenal sebagai tahap pemindahan (pengubahan) energi cahaya menjadi energi kimia yang disimpan dalam molekul
yang berasal dari CO2 dan H2O. Fotosintesis dari penangkapan cahaya diabsorbsi oleh pigmen hijau yang berada di kloroplas (Campbell.
dkk, 2002)
• Reaksi terang pada prinsipnya mengubah energi cahaya menjadi energi kimiawi berupa ATP (Adenosina Trifosfat) dan NADPH
(Nicotinamide Adenine Dinucleotide Phosphate)
• Proses diawali dengan penangkapan foton oleh pigmen sebagai antena. Penyerapan energi cahaya dilakukan oleh pigmen fotosintesis
(Salisbury, 1995). Menurut Alim dan Kurniastuty (1995) cahaya yang diserap oleh pigmen klorofil berbeda-beda tergantung pada warna
yang ada dalam pigmen tersebut. Klorofil dapat menyerap panjang gelombang pada cahaya visible, kecuali hijau.
• Cahaya hijau direfleksikan sehingga klorofil terlihat berwarna hijau. Klorofil terdapat dalam membran yang dinamakan sebagai kloroplas.
chrorella termasuk mikroalga hijau karena memiliki pigmen hijau yang dinamakan klorofil. Pigmen fotosintesis pada mikroalga secara
umum dapat diklasifikasikan menjadi 3 kategori yaitu : klorofil, karatenoid dan fikobilin.
• Pigmen yang berfungsi aktif sebagai pusat reaksi atau fotosistem yaitu Fotosistem II dan Fotosistem I. Fotosistem II terdiri dari molekul
klorofil yang menyerap cahaya dengan panjang gelombang 680 nanometer, sedangkan Fotosistem I 700 nanometer. Kedua fotosistem ini
akan bekerja secara simultan dalam fotosintesis. Fotosintesis dimulai ketika cahaya mengionisasi molekul klorofil pada Fotosistem II,
membuatnya melepaskan elektron yang akan ditransfer sepanjang rantai transfer electron.
Fotosintesis Pada Chlorella – Reaksi Terang
• Elektron melewati sistem transport ini dari suatu molekul ke molekul berikutnya elektron secara bertahap kehilangan energinya. Energi ini
akan digunakan untuk memompa ion hidrogen melintasi membran masuk ke dalam lumen membangun suatu perbedaan kemiosmotik.
Energi bebas dari perbedaan ini akan digunakan untuk menambahkan fosfat ionorganik pada ADP untuk membentuk ATP. Ketika elektron
tiba pada akseptor terakhir, maka elektron akan kembali ke molekul klorofil a. Peristiwa ini disebut dengan fosforilasi siklik. Fosforilasi
siklik itu sendiri tidak dapat menunjukkan produksi glukosa bila tidak ada reaksi NADP+ menjadi NADPH.
• Fosforilasi nonsiklik dimulai ketika Fotosistem II menyerap cahaya, suatu elektron akan dieksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi
dalam klorofil di pusat reaksi (P680) dan ditangkap oleh akseptor elektron primer. Selanjutnya suatu enzim yang mengektrasi elektron
dari air mengirimnya ke P680 mengganti setiap elektron yang keluar dari klorofil ketika menyerap energi cahaya. Reaksi ini mengurai air
menjadi dua ion hidrogen dan satu oksigen yang segera bergabung dengan ion oksigen lain membentuk O2.
• Setiap elektron yang terfotoeksitasi mengalir dari akseptor elektron primer Fotositem II ke Fotosistem I melalui rantai tranpor elektron.
Begitu elektron menuruni rantai tersebut, eksergoniknya jatuh ke tingkat energi yang lebih rendah. Energi bebas yang ada selanjutnya oleh
membran tilakoid digunakan untuk membentuk ATP
Fotosintesis Pada Chlorella – Reaksi Gelap

• Bahan reaksi gelap adalah ATP dan NADPH yang dihasilkan dari
reaksi terang, dan CO2 yang berasal dari udara bebas. Pada reaksi
gelap ini dihasilkan glukosa (C6H12O6) yang sangat diperlukan bagi
reaksi katabolisme. Glukosa dapat digunakan untuk membentuk
senyawa organik lain seperti lipid dan dapat pula digunakan sebagai
bahan bakar, proses ini berlangsung melalui respirasi seluler.
• Salah satu subtansi penting dalam proses ini ialah senyawa glukosa
beratom karbon lima yang terfosforilasi yaitu ribulosa fosfat, jika
diberikan gugus fosfat kedua dari ATP maka dihasilkan RDP. Ribulosa
difosfat ini yang nantinya akan mengikat CO2 dalam reaksi gelap.
Secara umum reaksi gelap dapat dibagi menjadi tiga tahapan (fase)
yaitu fiksasi karbon, reduksi, regenerasi. Hasil dari reaksi gelap ini
adalah APG, ALPG, RDP dan glukosa
Thank you ..

Anda mungkin juga menyukai