PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mikroorganisme merupakan makhluk hidup yang berukuran sangat kecil
yaitu dalam skala micrometer atau micron (µ) atau sepersejuta meter dan tidak
dapat dilihat dengan mata telanjang. Mikroalga adalah organisme tumbuhan paling
primitif berukuran seluler yang umumnya dikenal dengan sebutan nama
fitoplankton (Geo. F. Brooks, 2007). Kapang adalah sekelompok mikroba yang
tergolong dalam fungi dengan ciri khas memiliki filamen (miselium) (Nasrul,
2009). Khamir merupakan fungi uniseluler dan kebanyakan dari mereka termasuk
dalam divisio Ascomycotina. Sel khamir dapat berbentuk bola, oval atau silindris
dengan ukuran diameter bervariasi antara 3-5 μm (Barnett, J.A. dkk, 2000).
Mikroorganisme memiliki banyak jenis yang ada di alam dimana memiliki
bentuk morfologi, struktur, dan sifat-sifat yang khas dan berbeda-beda. Mikro
organisme dapat berdampak buruk ataupun dapat memberikan jasa (berdampak
baik) bagi manusia. Pentingnya pengetahuan untuk mengidentifikasi berbagai
mikroorganisme yang baik atau pathogen.
Selama pengamatan praktikum ini praktikan mengamati morfologi mikroalga
dan mengidentifikasi mikroalga yang terdapat dalam sampel air kolam. Selain itu,
untuk membedakan sel khamir yang hidup atau mati, dilakukan dengan
menggunakan metode pengecatan methylene blue, sedangkan pengamatan
morfologi kapang juga dilakukan dengan menggunakan metode pengecatan
lactophenol cotton blue,
B. Tujuan
1.
II. TINJAUAN PUSTAKA
1
Gambar. Saccharomyces cerevisiae perbesaran 10x45 (Dokumentasi
Pribadi,2018)
Khamir yang di gunakan pada praktikum mikroorganisme adalah
Saccharomyces cerevisiae. Saccharomyces cerevisiae merupakan jenis khamir
yang diamati morfologi sel. Digunakan perbesaran 10x45 untuk melihat morfologi
selnya. Pada pengamatan morfologi sel Saccharomyces cerevisiae terlihat bentuk
dari selnya bulat-bulat. Bentuk dari morfologi sel pada pengamatan sesuai dengan
teori Barnett J.A. dkk ,(2000) yang mengatakan bahwa Sel khamir dapat berbentuk
bola, oval atau silindris dengan ukuran diameter bervariasi antara 3-5 μm ().
Metode pewarnaan khamir adalah methylene blue. Menurut Jay (2006),
Metheylene blue di gunakan untuk membedakan sel mati dan hidup .Pada Gambar.
Saccharomyces cerevisiae didapatkan nomer 1 adalah sel mati yang berwarna biru
dan nomer 2 adalah sel hidup yang berwarnatrasparan hal ini berkaitan dengan teori
(Jay ,2006), yang mengatakan Metheylene blue menjadi tidak berwarna dengan
kehadiran enzim aktif, oleh karena itu, sel khamir yang hidup akan tampak
transparan. Sebaliknya, dengan ketiadaan enzim aktif, metheylene blue akan tetap
berwarna biru.
.
DAFTAR PUSTAKA
Algaebase.2018.Elakatothrix Viridis.
http://www.algaebase.org/search/species/detail/?species_id=gb
09e6dcd5b90abdc. Diakses tanggal 25 februari 2018
Algaebase.2018. Dictyosphaerium sp.
http://www.algaebase.org/search/genus/detail/?genus_id=P074
94f7b3b062eec. Diakses tanggal 25 februari 2018
Algaebase.2018. Scenedesmus quadricauda.
http://www.algaebase.org/search/species/detail/?species_id=B8
b3965089b6ba8c0 . Diakses tanggal 25 februari 2018
Barnett, J.A., Payne R.W. dan Yorrow D. 2000. Yeasts: Characteristics and
identification. Cambrige University Pess. England.
Ganjar, I., A. Samson, R., Karin, V.T.,Oetari, A., dan Santoso, I.
1999. Pengenalan Kapang Tropik Umum. Yayasan Obor
Indonesia.Jakarta
Geo. F. Brooks, Karen C. Carroll, Janet S. Butel, Stephen A. Morse, Timothy
A. Mietzner Jawetz, Melnick, & Adelberg's. 2007. Medical
Microbiology, 25 th edition, The McGraw-Hill Companies. New York.
Lay, W.B. 1994. Analisis Mikrobia di Laboratorium. Raja Grafindo Perkasa,
Jakarta.
Nasrul & Maimun T. 2009. Pengaruh Penambahan Jamur Pelapuk Putih
(White Rot Fungi) pada Proses Pengomposan Tandan Kosong Kelapa
Sawit. Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan 7( 4): 1-9
Rachman Saadah D., Safari A.,Fazli, Kamara S.D., Sidik A., Udin Z. L.,dan
Ishmayana S. .(2016). Produksi Penisilin Oleh Penicillium
Chrysogenum L112 Dengan Variasi Kecepatan Agitasi Pada
Fermentor 1L. Jurnal Ilmiah Farmasi, 4(2):1-6.
Sediaoetama, A. D. 1989. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi Jilid 2.
Dian Rakyat, Jakarta
tipus
Andayani, P., Wardani, A. K., dan Murtini, E. S. 2008. Isolasi dan identifikasi
mikrob dari tempe sorgum coklat (Sorgum bicolor) serta potensinya dalam
mendegradasi pati dan protein. Jurnal Teknologi Pertanian 9 (2): 95-105.
Bisen, P. S., Debnath, M., dan Prasad, G. B. K. S. 2012. Microbes Concept and
Applications. John Wiley & Sons, New York.
Campbell, N. A., Reece, J. B., dan Mitchell, L. G. 2003. Biologi. Erlangga, Jakarta.
Hafsari, A. R. dan Asterina, I. 2013. Isolasi dan identifikasi kapang endofit dari
tanaman obat surian (Toona sinensis). Jurnal Istek 7 (2): 175-191.
Herliyana, E.N. 2009. Identifikasi jamur Mold dan Blue Strain pada rotan. Jurnal
Ilmu dan Teknologi Hasil Hutan 2(1): 21-26.
Jay, J. 2006. Modern Food Microbiology, Sixth Edition. Aspen Publisher, Maryland.
Jumiyati, Bintari, S. H. dan Mubarok, I. 2012. Isolasi dan identifikasi khamir secara
morfologi di tanah kebun wisata pendidikan Universitas Negeri Semarang.
Jurnal Biosaintifika 4 (1): 27-35.
Kanti, A. 2004. Identifikasi jenis khamir yang diisolasi dari Tanah Gambut Taman
Nasional Bukit Duabelas, Jambi. Jurnal Biosmart 6 (1): 10-14.
Nakada, T., Soga, T., dan Tomita, M. 2010. Phylogenetic position of a rare loricated
green alga, Cephalomonas granulata N. L. Higinb. (Volvocales,
Chlorophyceae). Journal of Phycological Research 58: 62-68.
Volk, W.A dan Wheeler, M.F. 1992. Mikrobiologi Dasar. Erlangga, Jakarta.