Anda di halaman 1dari 14

TEKNIK PEMERIKSAAN MSCT BRAIN

KONTRAS DENGAN KLINIS


ASTROSITOMA DI INSTALASI
RADIOLOGI RS KANKER DHARMAIS

MUHAMMAD
FACHRIZAL
P1337430219164
P ATOLOG I AS TRO S ITOMA

Astrositoma adalah jenis tumor glioma paling umum yang terbentuk


di otak atau sumsum tulang belakang, tepatnya pada sel astrosit.
Otak merupakan organ utama sistem saraf pusat dan terdiri atas
sel‐sel saraf (neuron) yang saling mendukung (glial). Sel‐sel yang
berlainan membuat jaringan glial termasuk astrosit. Gejala yang
ditimbulkan bervariasi, tergantung dengan area yang terkena. Perlu
diketahui jika tumor ini bersifat tumor jinak yang tumbuh lambat.
Namun, tumor ini juga bisa menjadi tumor ganas alias kanker yang
tumbuh dengan cepat. (Novita Joseph, 2022

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan astrositoma


menjadi 4 tingkat.
Tingkat satu
Pada tahap satu, ada beberapa jenis tumor sel astrosit, yaitu:
Astrocytoma Pilocytic adalah tumor yang tumbuh secara perlahan. Tumor ini tidak
menyerang ke otak sekitarnya, dan kadang tidak memerlukan kemoterapi atau
radioterapi.
Xantoastrocytoma pleomorfik paling sering berasal dari lobus temporal dan umumnya
menimbulkan kejang.
Subependimal Giant Cell Astrocytoma (SEGA) paling sering terjadi pada orang usia
muda, biasanya berkaitan dengan sindrom tuberous sclerosis. Tumor ini tumbuh di
dalam ventrikel, sehingga menyebabkan hidrosefalus.
Tingkat 2
Diffuse astrocytoma , Astrositoma jenis ini merupakan tumor invasif, jadi tidak ada
pemisahan yang jelas dari otak di sekitarnya, dan pembedahan itu sendiri mungkin
tidak cukup untuk menyembuhkan. Penampilan jaringan hanya sedikit berbeda dari
otak normal, tetapi sel-sel tampak abnormal di bawah mikroskop dan sedikit meningkat
jumlahnya.
Tingkat 3
Anaplastic astrocytoma ,Tipe ini merupakan tumor sel astrosit yang lebih ganas
daripada jenis sebelumnya. Pertumbuhannya lebih cepat dan dapat menyebar ke area
otak lainnya.
Tingkat 4
Glioblastoma (GBM) adalah bentuk astrositoma yang paling ganas, agresif, dan cukup
umum terjadi. Biasanya ini terbentuk dari tumor pada tingkat rendah sebelumnya dan
menyerang orang berusia muda atau lansia di atas 60 tahun.
ANATOMI DAN FIS IOLOGI
BR AIN
Multi Slice Computed Tomography
(MSCT)
Merupakan salah satu modalitas
pemeriksaan radiologi yang
memanfaatkan komputer untuk
melakukan data
diperoleh
rekonstruksi
dari sejumlah baris
yang
detektor
yang menerima berkas sinar-X yang
mengalami penyerapan sejumlah energi
(atenuasi) dari obyek atau organ yang
dilewatinya
PROFIL KASUS

Nama : CHILD. C
Jenis : Perempuan
Kelamin : 15 tahun
Umur
Tgl. Pemeriksaan : 15-11-2022
Klinis : Astrositoma
Persiapan Alat dan
Bahan
01 02 03
Komputer dan meja
Pesawat MSCT GE Injector dan Monitor
operator
Revolution 128 slice injector

04 05 06
Kontras Media dan
Alcohol Swab dan
NaCl Head holder Abocath
TEKNIK PEMERIKSAAN
BRAIN CM

Persiapan
Pasien

01
Teknik
Posisi Pasien 02 03 Scanning
TEKNIK SCANNING

1. Melakukan registrasi pasien


2. Memilih jenis protokol
3. Pada bagian scan parameter klik ‘confirm
4. lalu klik ‘Move to Scan’ Nanti akan ada perintah
start scan maka tekan tombol tersebut pada control
box untuk mendapatkan topogram.
5. Setelah mendapatkan topogram klik ‘Next Series’
6. Merekonstruksi gambaran sagittal dan coronal.
HASIL GAMBARAN

GAMBAR POTONGAN GAMBAR POTONGAN GAMBAR POTONGAN


SAGGITAL AXIAL CORONAL
Hasil expertise dokter Radiologi menyatakan

Telah dilakukan pemeriksaan CT-scan kepala tanpa dan dengan kontras, potongan aksial,
koronal dan sagital

Dibanding CT tanggal 05-11-2022 dan MRI tanggal 22-09-2022,


1. tampak massa kistik dengan komponen solid hemoragik dengan komponen kalsifikasi
intralesi pada hemisfer serebri kiri ukuran 12,7x8,3 cm (sebelumnya 13.8 x 10.8 cm) ,
dengan penekanan pada ventrikel lateralis kiri , ventrikel III , dan pons.
2. Tampak deviasi mid-line ke kanan 0,8 cm (sebelumnya 2 cm). Ventrikel lateral, III, IV
melebar.
3. Tidak tampak fokal hemoragik intraventrikuler ventrikel lateralis kanan. Defek post op
pada os.parietal kiri. Ujung VP shunt pada ventrikel lateralis kanan dan tip di komponen
kistik periventrikel lateral kiri.
4. Tidak tampak lesi fokal patologis pada serebelum.

Kesan : Massa kistik-solid dengan komponen hemoragik dan komponen kalsifikasi intralesi
pada hemifer serebri kiri tidak menunjukkan perubahan dignifikan. Herniasi subfalcine ke
kanan berkurang. Hidrocephalus communicans bertambah.
KESIMPULAN

• Persiapan pasien di RS Kanker Dharmais yaitu tidak ada persiapan khusus hanya membawa
membawa surat keterangan normal ureum, kreatini. Menurut Lampignano dan Kendrick (2018)
persiapan pasien melepaskan benda – benda logam dan pasien gawat darurat tidak ada persiapan
khusus. Hal ini persiapan pasien sudah sesuai antara di Kanker Dharmais dan teori.

• Prosedur pemeriksaan di RS Kanker Dharmais yaitu Pasien supine diatas meja pemeriksaan
dengan MSP kepala dan tubuh segaris dengan pertengahan meja pemeriksaan. Lampu indicator
isosenter diatur pada glabella. Pasien diinstruksikan untuk tetap tenang dan diam selama
pemeriksaan. Menurut Lampignano dan Kendrick (2018) prosedur pemeriksaan yaitu pasien supine
diatas meja pemeriksaan, mengatur posisi kepala sehingga OML vertical tegak lurus. Pasien tidak
boleh bergerak selama scanning berlangsung. Hal ini prosedur pemeriksaan sudah sesuai antara di
RS Kanker Dharmais dan teori.

• Protocol pemeriksaan MSCT brain di RS Kanker Dharmais yaitu scanogram diatur sehingga range
scanning dimulai dari basis cranii sampai dengan vertex menggunakan slice thickness 5 mm.
Menurut Lampignano dan Kendrick (2018) protokol pemeriksaan yaitu area scan dari basis cranii
sampai vertex dengan slice thickness 5-8 mm, kv 120, dan mAs 350. Hal ini sudah sesuai antara
RS Kanker Dharmais dengan teori.
SARA
N
Saran yang dapat penulis sampaikan yaitu sebaiknya pasien
diberikan selimut sebelum dilakukan prosedur pemeriksaan MSCT
Brain dengan kontras, agar pasien tidak kedinginan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai