Anda di halaman 1dari 41

 

PEMANTAUAN KARDIOVASKULAR

Oleh:
Bambang Herianto
 
 
Pembimbing: Dr. Vera Muharrami, M.Ked (An)., Sp.An (K)
 
PPDS I ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
RSUD ARIFIN ACHMAD PROVINSI RIAU
PEKANBARU
2022
Konsep Utama :
• Ujung dari kateter vena sentral seharusnya tidak boleh masuk
1. ke dalam jantung.

• Kateter Arteri Pulmonal  panduan untuk terapi hemodinamik dalam


memastikan perfusi organ dalam keadaan shock
2. • metode lain yang Non invasif termasuk termodilusi transpulmonary
pengukuran CO, Analisa kontur nadi dari bentuk gelombang tekanan
arteri, dan metode berdasarkan pengukuran bioimpedan di dada.

• KI relatif kateter arteri pulmonalis  Left Bundle Branch


3. Block (karena kekhawatiran terjadinya blok jantung komplit)
dan kondisi yang terkait dengan meningkatnya resiko aritmia.
Konsep Utama :

• Tekanan arteri pulmonalis harus terus dipantau untuk


4. mendeteksi terjepitnya posisi kateter akibat kateter berpindah
posisi.

• Pengukuran akurat dari CO tergantung pada cepat dan halus


suntikan, volume dan suhu diketahui secara tepat, posisi
5. masuk yang tepat dari faktor kalibrasi dari kateter arteri
pulmonalis kedalam CO dan menghindari pengukuran selama
elektrokauter.
ASA  standar untuk monitoring anestesi dasar.

Bab ini berfokus


perangkat monitoring yang spesifik dan teknik untuk
memantau fungsi jantung dan sirkulasi.
TEKANAN DARAH ARTERI
Kontraksi ritme ventrikel kiri, memompakan darah ke
sistem vaskular.

Tekanan nadi : perbedaan antara tekanan sistolik dan


diastolik.
Gambar 5-1 Perubahan konfigurasi bentuk gelombang yang bergerak kearah perifer.
 
(Diperbanyak dengan izin dari Lake CL, Hines RL, Blitt CD. Clinical Monitoring: Practical
Applications in Anesthesia and Critical Care Medicine. Philadelphia, PA: WB Saunders;
2001.)
Gambar 5-2 Perbedaan tekanan darah (mm Hg) di dua lokasi yang
berbeda dari pengukuran sama dengan ketinggian kolom sela air (cm
H2O) dikalikan dengan faktor konversi (1 cm H 2 O = 0,74 mm Hg).
Monitoring Noninvasif TD Arteri

• Penggunaan obat bius


Indikasi

• Di ekstremitas dengan kelainan


Kontraindi
pembuluh darah (misalnya, shunt
kasi dialisis) atau dengan infus
Monitoring Noninvasif TD Arteri
Teknik dan komplikasi

A. Palpasi

B. Doppler Probe

C. Auskultasi

Gambar 5-3 Sebuah probe Doppler yang berada diatas arteri


radial akan merasakan gerakan sel darah merah selama
manset tekanan darah di bawah tekanan sistolik. ( Direproduksi
dengan izin dari Parks Medical Electronics)
Monitoring Noninvasif TD Arteri
D. Oscillometry

Osilasi maksimal terjadi pada


MAP, setelah osilasi menurun

Gambar 5-4 Penentuan Oscillometric


tekanan darah.
Monitoring Noninvasif TD Arteri
E. Tonometri Arteri

Osilasi maksimal terjadi pada MAP, setelah


osilasi menurun

Pertimbangan klinis

Gambar 5-5 Tonometri merupakan metode berkelanjutan


dari tekanan darah arteri. Sensor harus ditempatkan
langsung diatas arteri.
Keakuratan Metode Pengukuran Tekanan Darah

• menggunakan manset TD dengan


ukuran manset yang tepat

• Manset diperpanjang minimal


separuh dari ekstremitas, dan lebar
manset harus 20% - 50% lebih besar
dari diameter ekstremitas.

Gambar 5-6
Manset tekanan darah yang lebar mempengaruhi pembacaan
tekanan. Manset yang Sempit (A) akan membutuhkan lebih banyak
tekanan, dan manset terluas ( C) sedikit tekanan, untuk menyumbat
arteri brakialis untuk penentuan tekanan sistolik.
Pemantauan Tekanan Darah Arteri Invasif
Dengan
kateterisasi
arteri

• aliran atau diantisipasi hipotensi atau deviasi TD yang lebar


• penyakit organ stadium terminal  regulasi tekanan darah
yang tepat
Indikasi • kebutuhan pemeriksaan darah / AGD

• Ada kecurigaan riwayat insufisiensi vascular


Kontraindi
kasi
Pemilihan Arteri untuk Kanulasi

3. Arteri
1. Arteri radialis 2. Arteri Ulnaris
brakialis

5. Arteri dorsalis
6. Arteri
4. Arteri femoral pedis dan
Aksilaris
tibialis posterior
Komplikasi Monitoring TD Invasif
1) Hematoma, perdarahan 6) Nekrosis kulit yang melapisi
(terutama bila terlepasnya kateter
tabung kateter)
7) Kerusakan saraf
2) Vasospasme
8) Infeksi, nekrosis ekstremitas/jari-
3) Trombosis arteri jari

4) Emboli gelembung udara / 9) Injeksi obat intraarteri yang tidak


trombus disengaja

5) Pembentukan pseudoaneurysm
Teknik Radial Arteri kanulasi

A: Posisi yang tepat dan palpasi arteri


sangat penting. Anestesi lokal diinfiltrasi
dengan jarum 25-Gauge.

B: Kateter ukuran 20- atau 22-Gauge


menembus kulit pada sudut 45 °.

C: Kembalinya darah masuk ke arteri, dan


kateter- jarum diturunkan ke sudut 30 ° dan
maju 1-2 mm

D: Kateter disorong kedepan bersama


dengan jarum, yang kemudian ditarik.

E: Tekanan proksimal dengan


menggunakan jari tengah dan manis
mencegah kehilangan darah, sementara
tabung kateter arteri Luer-lock dipastikan
masuk didalam lumen arteri.
Gambar 5-7 Kanulasi Arteri Radialis.  
Pertimbangan Klinis

Kanulasi intraarteri

pengukuran tekanan
darah terus menerus 
sebagai teknik untuk
memonitoring TD secara
optimal.

Gambar 5-8 Sebuah gelombang asli overlay rekonstruksi empat


harmoni ( kiri) dan rekonstruksi delapan harmonik ( kanan).
Perhatikan bahwa plot harmonik yang lebih tinggi lebih dekat
menyerupai bentuk gelombang aslinya.
ELEKTROKARDIOGRAFI
(EKG)
Indikasi :
Semua pasien harus pemantauan intraoperatif dari EKG

Kontraindikasi :
tidak ada
TEKNIK DAN KOMPLIKASI

Gambar 5-10 Sebuah potongan melintang elektroda


klorida silver

Gambar 5-9 Penempatan ulang Lead tiga pada anggota tubuh. Anterior dan
iskemia lateral yang dapat dideteksi dengan menempatkan lead pada lengan
kiri (LA) di V 5 posisi. Ketika Lead I dipilih pada monitor, maka Lead V yang
dimodifikasi V 5 (CS 5) muncul di layar. Lead II memungkinkan deteksi aritmia
dan iskemia dinding inferior. RA, lengan kanan; LL, kaki kiri.
Pertimbangan Klinis EKG

● EKG adalah rekaman dari potensi listrik yang dihasilkan


oleh sel-sel miokard.

● Penggunaan yang rutin  mendeteksi aritmia, iskemia


miokard, kelainan konduksi, kerusakan alat pacu
jantung, dan mendeteksi gangguan elektrolit
Gambar 5-11 Temuan EKG umum selama operasi jantung
KATETERISASI VENA CENTRAL
Indikasi :
Monitoring tekanan vena sentral (CVP)
Pemberian cairan untuk menterapi hipovolemia dan syok
Infus obat kaustik dan nutrisi parenteral total
Inspirasi emboli udara
Insersi transcutaneous pacing lead
Monitoring kontinyu pada saturasi oksigen vena sentral.

Kontraindikasi :
Kontraindikasi relatif :
Tumor
Penggumpalan darah
Vegetasi katup trikuspid.
Pasien yang mendapatkan antikoagulan
Teknik & Komplikasi
Melibatkan kateter ke dalam vena
sehingga kateter ujung terletak pada
sistem vena dalam dada.

Lokasi optimal dari ujung kateter hanya


unggul atau di persimpangan vena kava
superior dan atrium kanan.

Vena jugularis internal yang dapat


dideteksi dengan menggunakan
ultrasound, disarankan untuk digunakan
Gambar 5-12 Vena Subklavia internal dan vena
jugularis keduanya digunakan untuk akses sentral
Gambar 5-13 Tempat kanulasi jugularis interna
selama perioperatif dengan patokan sternum dan dengan Teknik Seldinger
titik ipsilateral ke arah bagian jarum untuk setiap
masing-masing jarum.
Gambar 5-14 A: Posisi Probe USG vena jugularis interna yang besar
dengan arteri karotis yang lebih dalam dan B: USG gambar yang sesuai.
CA, arteri karotis; IJ, vena jugularis interna.
 Gambar 5-15 Sebuah kawat terlihat pada
ekokardiografi gambar transesophageal dari atrium
kanan.
Gambar 5-16 Gelombang ke atas ( a, c, v) dan
gelombang ke bawah ( x, y) dari vena sentral
merupakan tanda yang berkaitan elektrokardiogram
(EKG).
KATETERISASI ARTERI PULMONALIS
Indikasi :
Memandu terapi hemodinamik  pada pasien tidak stabil,
syok

Kontraindikasi :
relatif  Left Bundle Branch Block (kekhawatiran Complete
Heart Block) dan kondisi faktor risiko aritmia.
Penentuan oklusi PA atau tekanan

● CO = SV×HR

● SV = CO/HR
 
● Tekanan darah = CO × resistensi vaskuler sistemik (SVR)
TEKNIK DAN KOMPLIKASI

Gambar 5-18 Sebuah Introducer perkutan


terdiri dari dilator pembuluh darah dan
Gambar 5-17 Ujung Balon kateter arteri paru flotasi selubung yang melewati kawat pemandu
(Swana Ganz kateter). RA, atrium kanan. tersebut.
• Berikut penempatan selubung Introducer dalam
sirkulasi sentral (panel 1 dan 2), kateter PA
melayang.

• Ukuran tekanan digunakan untuk memastikan


lokalisasi kateter PA dalam sirkulasi vena dan
jantung. Setelah masuk ke atrium kanan (RA; panel
3 dan 4), penelusuran tekanan vena sentral dicatat.

• Melewati katup trikuspid (panel 5 dan 6) tekanan


ventrikel kanan terdeteksi.

• Pada 35 sampai 50 cm tergantung ukuran pasien,


kateter akan melewati dari ventrikel kanan (RV)
melalui katup pulmonal ke arteri pulmonalis (panel 7
dan 8).

• Hal ini dicatat oleh pengukuran tekanan diastolik


sekali katup pulmonal dilewatkan. Terakhir, saat
ditunjukkan ujung dari balon kateter akan
menghambat atau menyumbat cabang arteri
pulmonalis (panel 9, 10, dan 11).
Gambar 5-19
Kateterisasi
Arteri Pulmonlis

Posisi kateter PA yang benar Risiko komplikasi meningkat


dikonfirmasi oleh rontgen dada. dengan durasi kateterisasi, yang
  biasanya <72 jam.
Tabel 5-1 Laporan insidensi efek merugikan dari
kateterisasi arteri pulmonalis
Curah Jantung
Indikasi :
Pengukuran CO untuk perhitungan SV adalah
salah satu alasan utama untuk kateterisasi PA.

Teknik & Komplikasi


Thermodilusi
Dilusi Pewarna
Peralatan Kontur Arteri
Metode Pemantauan
Kardiovaskular
● DOPPLER ESOFAGEAL
● THORACIC BIOIMPENDENCE
● PRINSIP FICK
Echocardiography
Echocardiography memiliki banyak kegunaan, antara
lain

● Diagnosis sumber instabilitas hemodinamik


● Estimasi parameter hemodinamik
● Diagnosis struktural penyakit jantung
● Memandu intervensi bedah
G. Echocardiography

Gambar 5-27 Yang normal apikal pandangan empat


ruang. RV, ventrical benar; LV, ventrikel kiri; RA, atrium
kanan; LA, atrium kiri
Gambar 5-28
Pemeriksaan FATE. AO, aorta; LA, atrium
kiri; LV, ventrikel kiri; RA, atrium kanan; RV,
ventrikel kanan.
 Gambar 5-30 Struktur jantung seperti yang terlihat
pada midesophageal tampilan ruang empat, Gambar 5-31 Echocardiography tiga-dimensi dari
termasuk atrium kanan (RA), trikuspid katup (TV), katup mitral menunjukkan selebaran anterior
ventrikel kanan (RV), atrium kiri (LA), mitral valve (AML), posterior leaflet (PML), yang anterolateral
(MV), dan ventrikel kiri (LV). komisura (ALC), dan komisura posteromedial
(PMC). Katup aorta (AV) juga tampak.
• Interval waktu-kecepatan (TVI) dari katup aorta
dihitung  Doppler gelombang terus menerus

• gelombang pulsa Doppler berguna untuk


pengukuran pada kecepatan darah.

• Doppler gelombang terus menerus ini telah


selaras sejajar dengan aliran katup aorta sebagai
dicitrakan menggunakan tampilan transgastric
mendalam. Dari catatan, kecepatan darah
melalui katup aorta lebih besar dari 4 m / s.

Gambar 5-34
TERIMA KASIH

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,


including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai