Anda di halaman 1dari 17

Empirisme, Semantik,

dan Ontologi
Rudolf Carnap

Di Susun Oleh

Monica Sani

Muhamad Mansur
01.
Masalah Entitas Abstrak

.
Entitas adalah sesuatu atau objek di dunia nyata (real world) yang
dapat dibedakan dengan sesuatu atau objek lainnya. Sebagai
contoh, setiap mahasiswa dalam suatu perguruan tinggi adalah
suatu entitas. Setiap fakultas dalam perguruan tinggi juga entitas.
Sehingga dapat dikatakan bahwa entitas dapat bersifat
konseptual/abstrak atau nyata hadir di dunia nyata (entitas yang
bersifat abstrak, misalnya persamaan kuadrat, rumus-rumus fisika,
rumus-rumus matematika, paham-paham, dan sebagainya).
-
Belakangan ini masalah entitas abstrak kembali muncul sehubungan dengan semantik, teori
makna, dan kebenaran. Beberapa ahli semantik mengatakan bahwa ekspresi tertentu menunjuk
entitas tertentu, dan di antara entitas yang ditunjuk ini mereka tidak hanya memasukkan benda-
benda material konkret tetapi juga entitas abstrak.

pembahasan masalah entitas abstrak bertujuan untuk mengklarifikasi masalah kontroversial


ini. Sifat dan implikasi penerimaan bahasa yang mengacu pada entitas abstrak pertama-tama akan
dibahas secara umum; akan diperlihatkan bahwa menggunakan bahasa seperti itu tidak berarti
merangkul ontologi Platonis tetapi sangat cocok dengan empirisme dan pemikiran ilmiah yang
ketat. Kemudian pertanyaan khusus tentang peran entitas abstrak dalam semantik akan dibahas.
Klarifikasi masalah ini diharapkan bermanfaat bagi mereka yang ingin menerima entitas abstrak
dalam pekerjaan mereka di bidang matematika, fisika, semantik, atau bidang lainnya.
02.
Kerangka Linguistik
.
Linguistik dalam definisi yang paling sederhana adalah kajian bahasa
secara ilmiah. Ini berarti bahwa kajian bahasa itu objektif, tidak
subjektif. Objektivitas yang dituntut ini membawa ke stabilnya banyak
fakta dan terbentuknya banyak metode serta penciptaan iklim ilmiah
yang memberikan derajat tinggi tentang kerja sama dan saling tukar
pengalaman kepada para linguis yang. spesialis dalam berbagai bahasa.
Dua jenis pertanyaan tentang keberadaan menutur kerangka linguistik:

pertama, pertanyaan tentang keberadaan entitas tertentu dari jenis baru


disebut dengan pertanyaan internal. Pertanyaan internal dan kemungkinan
jawaban dirumuskan dengan bantuan bentuk ekspresi baru. Jawabannya
dapat ditemukan baik dengan metode logis murni atau metode empiris,
tergantung pada apakah kerangka tersebut logis atau faktual.; dan

kedua, pertanyaan mengenai keberadaan atau realitas sistem entitas secara


keseluruhan, yang disebut pertanyaan eksternal. Pertanyaan eksternal
adalah dari karakter bermasalah yang membutuhkan pemeriksaan lebih
dekat.
03.
Penerimaan jenis entitas (wujud)

.
.

Penerimaan jenis entitas baru disini dalam


bidang bahasa dengan mengenalkan bentuk
ekspresi baru untuk digunakan sesuai
dengan seperangkat aturan baru.
1. Pertama, pengenalan istilah umum
2. Kedua, pengenalan variabel tipe baru
3. Pengenalan terakhir, mereka percaya,
sah hanya jika dapat dibenarkan oleh
wawasan ontologis yang memberikan
jawaban afirmatif untuk pertanyaan
tentang realitas.
04.
Entitas abstrak dalam
Semantik
.
Pengertian
Semantik
Menurut Nafinuddin (2020) Kata semantik berasal dari bahasa Yunani sema
yang artinya tanda atau lambang (sign). Chaer (1994) menyatakan “Semantik”
pertama kali digunakan oleh seorang filolog Perancis bernama Michel Breal
pada tahun 1883.
Kata semantik kemudian disepakati sebagai istilah yang digunakan untuk bidang
linguistik yang mempelajari tentang tanda-tanda linguistik dengan hal-hal
yang ditandainya.

Oleh karena itu, kata semantik dapat diartikan sebagai ilmu tentang makna atau
tentang arti, yaitu salah satu dari tiga tataran analisis bahasa: fonologi, gramatika,
dan semantik.
Hubungan Entitas dan
Semantik

Dalam analisis makna semantik ekspresi tertentu dalam suatu bahasa


sering dikatakan menunjuk (atau menamai atau menunjukkan atau
menandakan atau merujuk pada) entitas ekstralinguistik tertentu.
Tetapi keberatan kuat telah diajukan, terutama oleh beberapa
empirismisalnya, terhadap pernyataan semantik dari jenis berikut:
1) "Kata 'merah' menunjukkan properti benda";
(2) "Kata 'warna menunjukkan sifat dari benda-benda";
(3) "Kata 'lima' menunjukkan angka";
(4) "Kata 'ganjil' menunjukkan properti angka";
Kritik terhadap penggunaan entitas abstrak dalam semantik mengabaikan perbedaan
mendasar antara penerimaan sistem entitas dan pernyataan internal. misalnya,
pernyataan bahwa ada gajah atau elektron atau bilangan prima yang lebih besar dari
satu juta.

Kontroversi mengenai pertanyaan eksternal tentang realitas ontologis sistem angka


terus berlanjut. Misalkan seorang filsuf berkata: "Saya percaya bahwa ada bilangan
sebagai entitas nyata. Ini memberi saya hak untuk menggunakan bentuk linguistik
dari kerangka numerik dan membuat pernyataan semantik tentang bilangan sebagai
penunjuk angka". Lawan nominalistiknya menjawab: "Kamu salah; tidak ada angka.
Angka masih dapat digunakan sebagai ekspresi yang berarti. Tapi itu bukan nama,
tidak ada entitas yang ditunjuk olehnya.
.
Ada jenis salah tafsir tertentu dari penerimaan entitas abstrak di berbagai bidang
sains dan semantik, yang perlu dibersihkan. Empiris Inggris awal tertentu (misalnya,
Berkeley dan Hume) menyangkal keberadaan entitas abstrak dengan alasan bahwa
pengalaman langsung hanya menyajikan kepada kita hal-hal khusus, bukan dengan
universal,

misalnya, dengan bercak merah, tetapi tidak dengan Kemerahan atau Warna-secara
Umum; segitiga tak sama sisi, tetapi tidak dengan Segitiga (sembarang) atau Segitiga
secara Umum.

Beberapa filsuf kontemporer, terutama filsuf Inggris setelah Bertrand Russell,


berpikir dalam istilah yang pada dasarnya serupa. Mereka menekankan perbedaan
antara data (yang muncul dalam kesadaran, misalnya, data indra, pengalaman masa
lalu, dll.)
Berikut ini terdapat tiga (3) manfaat semantik,
terdiri atas (Nafinuddin, 2020):
Manfaat Semantik
1. Pengetahuan semantik akan memudahkannya
dalam memilih dan menggunakan kata dengan
makna yang tepat dalam menyampaikan
informasi
2. Pengetahuan semantik akan banyak memberi
bekal teoretis untuk dapat menganalisis bahasa
3. Bagi seorang guru atau calon guru
pengetahuan semantik mengenai semantik akan
memberi manfaat teoretis dan juga manfaat
praktis.
Kesimpulan

Dalam filsafat bahasa, semantik dan referensi berhubungan erat. Bidang-bidang terkait termasuk filologi, komunikasi,
dan semiotika. Kajian formal semantik karena itu menjadi kompleks.

Bagi mereka yang ingin mengembangkan atau menggunakan metode semantik, pertanyaan yang menentukan bukanlah
pertanyaan ontologis dugaan keberadaan entitas abstrak melainkan pertanyaan apakah penggunaan bentuk linguistik
abstrak atau, dalam istilah teknis, penggunaan variabel di luar data itu bermanfaat untuk tujuan analisis semantik dibuat,
yaitu, analisis, interpretasi, klarifikasi, atau konstruksi bahasa komunikasi, terutama bahasa sains.

Para kritikus harus menunjukkan bahwa mungkin untuk membangun metode semantik yang menghindari semua referensi
ke entitas abstrak dan mencapai dengan cara yang lebih sederhana pada dasarnya hasil yang sama seperti metode lainnya.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai