Anda di halaman 1dari 12

UPAYA PREVENTIF

MASALAH PSIKOLOGI
DIABETES MELITUS
M. Akas Irmaulana 202102010009
Tari Eka Yulianti 202102010018
Fadhila Setiawati 202102010023
Yuliarsa Galuh K 202102010027
Inez Raiyan Noorhaliza 202102010043
Tina Selviana 202102010047
Endi Purnomo 202102010048
Wisnu Saputra 202102010075
Adi Setiawan 202102010078
A. PENGERTIAN DIABETES MELITUS

Diabetes Mellitus (DM) atau biasa di sebut kencing manis adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa
(gula sederhana) di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin
secara cukup. Kelebihan gula yang kronis di dalam darah (hiperglikemia) ini menjadi racun bagi
tubuh. Sebagian glukosa yang tertahan di dalam darah melimpah ke sistem perkemihan untuk dibuang
melalui urine. Air kencing pasien Diabetes Melitus yang mengandung gula dalam kadar tinggi tersebut
menarik bagi semut, karena itulah gejala ini disebut juga gejala Diabetes Melitus (Yunia, 2007).
APA SAJA TIPE PENYAKIT DIABETES MELITUS?

1. Diabetes tipe 1
Diabetes tipe 1 adalah gangguan autoimun yang menyebabkan kerusakan sel-sel
yang memproduksi hormon insulin di dalam pankreas. Akibatnya, tubuh kekurangan
insulin. Kurangnya produksi insulin dapat meningkatkan kadar glukosa darah.
Biasanya gejala penyakit gula ini lebih sering terdeteksi pada usia yang lebih muda,
terutama pada masa kanak-kanak atau remaja.
2. Diabetes tipe 2

Diabetes tipe 2 adalah tipe penyakit gula yang paling banyak terjadi. Kondisi lebih
sering terjadi pada orang dewasa, terutama yang berumur di atas 30 tahun. Kondisi ini
biasanya terjadi karena kemampuan produksi insulin yang melemah atau
berkurangnya kemampuan tubuh dalam merespons insulin. DM tipe 2 umumnya
terjadi karena masalah gaya hidup.
3. Diabetes Gestasional
Diabetes Gestasional adalah penyakit kencing manis yang hanya terjadi pada ibu
hamil. Kondisi ini dapat menyebabkan masalah pada ibu maupun bayinya jika tidak di
obati. Jika segera di obati penyakit ini akan sembuh total setelah melahirkan.
B. MASALAH PSIKOLOGIS PADA PASIEN
DIABETES MELITUS

Dampak psikologis dari Diabetes Melitus mulai dirasakan oleh pasien sejak terdiagnosis
Diabetes Melitus dan penyakitnya telah berlangsung selama beberapa bulan. Pasien mulai
mengalami gangguan psikis diantaranya stres pada dirinya sendiri berkaitan dengan
pengobatan yang dijalani (Tjokroprawiro, dalam Jamaluddin, 2011).
Risiko depresi pada penderita DM disebabkan oleh stresor psikososial kronik karena
mengidap penyakit kronik. Sebaliknya, depresi dapat menjadi faktor risiko DM. Mekanisme
yang mendasari depresi menjadi faktor risiko DM belum beitu jelas. Secara teori, hal ini
diakibatkan dari proses peningkatan sekresi dan aksi hormon kontra- regulasi, perubahan
fungsi transport glukosa, dan peningkatan aktivasi inflamasi. Menurut sebuah penelitian,
kejadian cemas dan depresi pada pasien DM wanita lebih banyak dibandingkan pada pasien
DM pria.
Depresi pada orang dengan diabetes berkaitan dengan kontrol glikemik dan
metabolik yang lebih buruk, percepatan timbulnya komplikasi yang lebih cepat, dan
risiko morbiditas dua kali lebih besar dibandingkan dengan penderita DM tanpa
depresi. Depresi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang cukup serius.
Depresi berada pada urutan ke-empat penyakit di dunia. Sekitar 20% wanita dan
12% pria, pada suatu waktu dalam kehidupannya pernah mengalami depresi.
Mortalitas akibat DM pada pria relatif lebih rendah dibandingkan mortalitas pada pasien
wanita.Wanita dengan diabetes memiliki kontrol kadar gula darah, tekanan darah, dan
kolesterol darah yang lebih buruk daripada penderita DM pria. Oleh karena itu, resiko
komplikasi hingga kematian akibat DM pada wanita lebih tinggi daripada pria.

Karena perempuan lebih banyak menggunakan perasaan dan emosi dalam menyelesaikan
masalah. Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa depresi lebih sering terjadi pada
perempuan karena perempuan lebih serimg terpajan dengan stressor lingkungan dan
ambangnya terhadap stressor lebih rendah bila dibandingkan dengan laki-laki
C. PENYEBAB DEPRESI PADA PASIEN DIABETES MELITUS

Beban psikososial akibat manajemen diabetes dan kejadian komplikasi dapat menyebabkan
gangguan fungsional dan mempengaruhi keparahan depresi pada pasien. Beban akibat
perawatan diabetes, yang meliputi pengelolaan komplikasi, pantangan dan pemantauan kadar
glukosa secara signifikan dapat mengurangi kualitas hidup dan berkontribusi untuk terjadinya
gangguan afektif.
Kemunculan depresi pada DM dapat meningkatkan resiko munculnya komplikasi DM.
Adanya depresi berkaitan dengan menurunnya kepatuhan pasien mengikuti restriksi diet,
kepatuhan minum obat, dan monitoring gula darah.Hal tersebut akan menyebabkan diabetes
tidak terkontrol.
Komplikasi DM tidak terkontrol dapat menyebabkan depresi yang berkepanjangan pada
pasien. Akhirnya, kejadian DM dan depresi akan membentuk sebuah “lingkaran setan”
tersendiri. Akibat yang ditimbulkan dari co-morbiditas depresi pada pasien DM, screening
untuk depresi perlu untuk dilakukan. Depresi dengan DM tipe 2 dapat mempengarhui satu
sama lain.
D. TATALAKSANA ATAU UPYA MENANGANI PASIEN
DIABETES MELITUS

 Pentingnya untuk mempromosikan harga diri dan optimisme guna mencapai Kesehatan mental yang optimal,
artinya harga diri dan optimisme cukup berperan dalam melindungi individu.

 Dukungan keluarga, merupakan lingkungan social yang paling dekat dengan pasien sehingga diharapkan
dapat membantu mengontrol perilaku pasien.

 Dukungan religius dapat dijelaskan dengan dimana religius lebih mencerminkan individu terhadap ketaatan
terhadap perintah dari luar dan sangat terkait dengan tradisi iman tertentu.

 Mengikuti kegiatan sosial , dimana pasien dapat mengikuti kegiatan social di lingkungannya supaya pasien
tidak kepikiran dengan penyakitnya, mungkin dengan di ajaknya mengikuti kegiatan sosial pasien akan lebih
senang karena memiliki teman banyak.
SEKIAN DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai