Anda di halaman 1dari 20

Teori Perilaku

Konsumen
(Consumer
Behavior Theory)
Anggota
Kelompok 3... • Adliani Ananda
Raiva
• Ananta Prasetyo
• Arabhella
Enggellika
• Farhan Arif
Rachman(Ketua)
Pengertian Perilaku Konsumen
(Definition of Consumer Behavior)

Pertama, apa sih itu konsumen?

Secara ringkas, konsumen merupakan orang atau sekelompok orang


yang menggunakan barang dan/ atau jasa untuk keperluan diri
sendiri, keluarga, masyarakat, atau makhluk lain dan bukan untuk
diperjualbelikan lagi. Artinya, konsumen adalah orang yang
mengambil nilai manfaat dari barang dan/ atau jasa tersebut
Pendapat Beberapa Ahli Mengenai Definisi Perilaku Konsumen
Sebelum mengkonsumsi barang dan/ atau jasa tersebut, konsumen melewati beberapa tahapan. Di antara tahapan tersebut, kita perlu untuk
mengenal definisi perilaku konsumen. Sebagaimana definisi istilah-istilah lain, perilaku konsumen mendapatkan banyak perhatian dari ahli-
ahli di bidangnya. Untuk memahami secara obyektif, berikut ini pendapat beberapa ahli mengenai definisi perilaku konsumen:

LEON SCHIFFMAN DAN PHILIP KOTLER DAN JOHN C. MOWEN DAN MICHAEL
LESLIE KANUK KEVIN KELLER MINOR
Perilaku konsumen menurut Perilaku konsumen merupakan Kedua tokoh ini menyatakan
mereka berdua merupakan bagaimana seseorang baik bahwa perilaku konsumen
bagaimana seorang konsumen secara individu maupun menjelaskan tentang seorang
membuat keputusan sampai kelompok dalam konsumen berproses dalam
mereka mau membelanjakan mempertimbangkan, memilih, menentukan keputusan terhadap
sumber daya yang mereka miliki membeli, memanfaatkan, sebuah produk, mulai dari
untuk mendapatkan apa yang ingin hingga melakukan evaluasi menerima, membeli,
mereka konsumsi. Sumber daya sebuah produk dalam rangka memanfaatkan, dan menentukan
tersebut meliputi waktu, uang, memenuhi kebutuhan mereka. barang dan/ atau jasa yang
serta tenaga. digunakan.
Dengan demikian, teori perilaku konsumen merupakan
sebuah teori berupa studi yang mempelajari bagaimana
JADI APA SIH ITU seseorang konsumen mencari, memilihan, membeli,
menggunakan, serta mengevaluasi produk dan jasa untuk
TEORI PERILAKU
memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka. Perilaku
KONSUMEN? konsumen menjadi dasar bagi konsumen untuk membuat
keputusan pembelian sebuah produk.
Panjangnya proses yang dilalui oleh konsumen dalam
berperilaku bergantung pada jenis barang dan/ atau jasa yang
akan dipilih. Produk yang memiliki bernilai jual rendah
tentunya melalui proses pengambilan keputusan yang relatif
lebih mudah dibanding dengan produk yang bernilai jual lebih
tinggi.
l
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN
Jika boleh diasumsikan, setiap konsumen selalu menginginkan kepuasan atau utility dalam setiap kegiatan
konsumsi yang dilakukan. Utility artinya produk tersebut memiliki fungsi membantu, berguna, dan
menguntungkan.
Jika dilihat dari sudut pandang ekonomi, utility dapat dimaknai sebagai kegunaan produk saat dikonsumsi.
Dengan kata lain, kepuasan dapat dikatakan puas jika konsumen merasa tertolong dengan produk yang Anda
berikan. Oleh karena itu, konsumen memiliki perilaku tertentu sehingga mereka dapat mengambil manfaat
secara maksimal dari transaksi jual-beli yang dilakukan.
Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen, di antaranya adalah sebagai berikut:

4. Faktor budaya
1. Faktor pribadi Faktor ini menunjukkan bahwa
Faktor pribadi merupakan 3. Faktor sosial minat pelanggan dibentuk oleh
minat dan pendapat seseorang 2. Faktor psikologis
Faktor ini meliputi: beberapa hal, seperti:
sebagai konsumen. Secara Faktor psikologis merupakan
pengaruh lingkungan • nilai-nilai dan ideologi
khusus, faktor ini juga respons dan sikap individu
pengaruh media sosial komunitas mereka
dipengaruhi oleh demografi terhadap: • kepercayaan komunitas
seperti: • kampanye pemasaranmu kelas sosial
usia,jenis • kebutuhan keluarga dan
• kebutuhan pribadi sebagai pendapatan komunitas
kelamin,budaya,profesi,latar
belakang seorang konsumen tingkat pendidikan • kelas sosial
dan lain-lain dan lain-lain
Pengertian utilitas (utility) adalah
derajat seberapa besar atau ukuran
kepuasaan yang diterima konsumen
dari penggunaan barang dan jasa.
Setiap konsumen memiliki tingkat
kepuasaan yang berbeda-beda,
namun mereka akan berusaha
mencapai kepuasaan yang maksimal.
Perilaku konsumen dapat dilihat dari
Pendekatan Kardinal/Nilai Guna
(Utility Approach)
Oleh karena itu, pendekatan ini disebut juga dengan
pendekatan kardinal (cardinal approach).
Definisi Pendekatan ini juga mengandung anggapan bahwa
pendekatan semakin berguna suatu barang bagi seseorang, maka
akan semakin diminati.
Kardinal Pendekatan kardinal menganggap bahwa kepuasan
Pendekatan kardinal dalam konsumen yang diperoleh dari kegiatan konsumsi
analisis konsumen didasarkan barang dan jasa dapat diukur secara kuantitatif.
pada asumsi bahwa tingkat
kepuasan yang diperoleh Artinya kepuasan konsumen dapat diukur dengan
konsumen dari konsumsi suatu angka/satuan tertentu seperti uang, jumlah atau buah.
barang dapat diukur secara Sebagaimana kita mengukur berat badan, tinggi badan
langsung dengan angka dan sebagainya. Kepuasan konsumen yang diperoleh
menggunakan satuan tertentu dari hasil konsumsi barang dan jasa disebut dengan
istilah utilitas (utility)
seperti uang, jumlah atau buah.
Asumsi–asumsi dibawah ini merupakan asumsi–asumsi dasar yang khas untuk teori
konsumen yang menggunakan pendekatan Kardinal :

a) Kepuasan konsumsi dapat diukur dengan satuan ukur.

b) Makin banyak barang dikonsumsi makin besar kepuasan

c) Terjadi hukum The law of deminishing Marginal Utility pada tambahan kepuasan setiap satu satuan.Setiap
tambahan kepuasan yang diperoleh dari setiap unit tambahan konsumsi semakin kecil. (Mula – mula kepuasan
akan naik sampai dengan titik tertentu atau saturation point tambahan kepuasan akan semakin turun). Hukum
ini menyebabkan terjadinya Downward sloping MU curva. Tingkat kepuasan yang semakin menurun ini
dikenal dengan hukum Gossen.

d) Tambahan kepuasan untuk tambahan konsumsi 1 unit barang bisa dihargai dengan uang, sehingga makin besar
kepuasan makin mahal harganya. Jika konsumen memperoleh tingkat kepuasan yang besar maka dia akan mau
membayar mahal, sebaliknya jika kepuasan yang dirasakan konsumen rendah maka dia hanya akan mau membayar
dengan harga murah. Pendekatan kardinal biasa disebut sebagai Daya guna marginal
Untuk lebih memahami tentang ketiga konsep di atas, perhatikan tabel dibawah ini :
Tabel Kepuasan Total

Keterangan Tabel Kepuasan Total


Berdasarkan tabel dan grafik tampaklah bahwa kepuasaan total seseorang pada
awalnya terus meningkat seiring dengan naikknya konsumsi jeruk hingga mencapai
puncaknya pada konsumsi jeruk yang ke 5 dan 6.
Tetapi konsumsi yang lebih jauh di atas jumlah tersebut menyebabkan kepuasaan akan
menurun ini terlihat dari konsumsi jeruk yang ke-7, ke-8 dst yang memiliki tingkat
kepuasaan total yang lebih rendah pada konsumsi jeruk yang ke-5 dan ke-6.
KURVA
MARGINAL

Keterangan kurva kepuasaan marginal


Terlihat bahwa kepuasaan marginal bernilai positif hingga konsumsi buah jeruk yang ke-6. Di titik ini juga
kepuasaan marginal bernilai nol, yang artinya tambahan konsumsi jeruk tidak menambah kepuasaan sama
sekali.
Sementara itu tambahan konsumsi buah jeruk memberikan kepuasaan marginal yang negatif. Ini berarti
tambahan konsumsi jeruk justru mengurangi kepuasaan yang telah dimiliki. Dengan demikian dapat dikatakan
sebagai hukum tambahan nilai guna marginal yang semakin menurun (The law of diminishing marginal utility)
Bunyi Hukum Gossen 1 dan
Contohnya

Hukum Gossen 1 menyatakan bahwa “pemenuhan kebutuhan atas suatu jenis barang secara terus-menerus,maka rasa nikmatnya mula-mula
akan tinggi, namun semakin lama kenikmatan tersebut semakin menurun sampai akhirnya mencapai titik jenuh.”

Hukum Gossen 1 juga dikenal sebagai Hukum kegunaan marginal yang menurun atau hukum penurunan kepuasan marginal atau the law of
deminishing marginal utility or the law of decreasing marginal utility.

Hukum Gossen 1 berlaku dengan syarat:


• Benda yang dikonsumsi satu macam dan sejenis.
• Pemenuhan berlangsung secara terus menerus, tanpa tenggang waktu.

Hukum Gossen 1 tidak berlaku apabila:


• Benda yang dikonsumsi berbeda macam dan jenisnya.
• Terdapat jarak waktu antara pemenuhan pertama dengan kedua dengan orang yang berbeda-beda.
• Tidak berlaku untuk benda-benda yang termasuk narkoba.

Contoh Hukum Gossen 1 adalah: "Ketika seseorang memimum 1 gelas air maka tingkat kepuasannya akan sangat tinggi. Namun, tingkat
kepuasan tersebut semakin lama semakin berkurang selaras dengan jumlah air yang diminum."
Definisi Artinya, daya guna merupakan fenomena
psikologi, yang tidak bisa kita ukur
Pendekatan berdasarkan metode kuantitatif.

Ordinal Akan tetapi, pada prinsip ini, konsumen tetap


Pendekatan ordinal adalah teori dapat mengekspresikan bahwa mereka merasa
yang mengungkapkan bahwa puas akan produk atau jasa tersebut setelah
kepuasan konsumen yang telah membandingkannya dengan produk lain
menggunakan produk atau jasa
sejenis.
tidak dapat diukur secara angka
numerik atau angka pasti. Teori
pendekatan ordinal dikemukakan Sehingga metode pendekatan ordinal bersifat
oleh pakar ekonomi modern yaitu kualitatif dengan satuan berdasarkan tingkat
J.R. Hicks dan R.G.D. Allen. kepuasan dengan pengukuran berdasarkan
kurva indifferens.
Kurva Indiferen (Indifference Curve) yaitu kurva yang
menggambarkan banyak sekali kombinasi dari barang
yang dikonsumsi oleh konsumen dengan manfaat atau
kepuasan yang sama (Prof.Dr.Soeharno, 2006:40).

Misalkan saja konsumen ingin mengonsumsi dua jenis


produk yang berbeda kita sanggup ambil pola teh dan
susu.Ketika konsumen lebih menyukai susu
maka,konsumsi teh lebih rendah daripada susu.
Konsumen tetap mendapat kepuasan yang sama
dengan total utilitas kombinasi 2 produk tersebut yaitu
sebagai minuman yang sanggup menyehatkan tubuh.
Jika konsumsi susu dikurangi,justru ada peningkatan
konsumsi teh.Bila digambarkan bentuk kurva indiferen
berslope negatif dalam artian kurva dibuat dari sisi kiri
Sifat-Sifat Kurva Indeferen
sifat-sifat Kurva Indiferen (Indifference Curve) sanggup dijelaskan sebagai berikut:
1. Terdapat banyak kurva indiferen U1,U2,U3..Un.Susunan kurva indiferen disebut
peta indiferen.
2. Kurva indiferen yang letaknya lebih tinggi memperlihatkan kepuasan yang lebih
tinggi.
3. Kurva indiferen memiliki arah(slope) yang negatif.Apabila konsumen
berkeinginan untuk menambah konsumsi barang X maka konsumsi barang Y
harus dikurangi untuk mendapat kepuasan yang sama.
4. Dua kurva indiferen tidak berpotongan.Kurva indiferen yang tinggi
menggambarkan kepuasan yang lebih tinggi.Kalau dua kurva indiferen
berpotongan contohnya di titik Z maka berarti kombinasi barang X dan Y yang
sama akan memperlihatkan kepuasan yang lebih tinggi.
5. Sesuai dengan sifat (3),kurva indiferen mencekung terhadap titik O.
6. Kemiringan (slope) kurva indiferensi memperlihatkan Laju Substitusi
Marginal(Marginal Rate of Substitution=MRS).
Ciri-ciri Indifference Curve sebagai berikut :

1. Turun dari kiri atas kekanan bawah.

2. Cembung kearah origin.

3. Indifference Curve yang satu dengan lainnya tidak pernah saling memotong.

4. Indifference Curve yang terletak disebelah kanan atas pertanda tingkat Semua titik-titik tersebut menggambarkan bahwa kombinasi
berapapun akan memperlihatkan kepuasan yang sama. Jika konsumen mengkonsumsi 15 nasi dan 3 roti kepuasannya akan sama dengan
mengkonsumsi 3 nasi dan 11 roti. Tingkat penggantian menggambarkan bahwa kenaikan tingkat konsumsi roti dari 3 menjadi 4 harus
mengurangi konsumsi nasi dari 15 menjadi 10.kepuasan yang lebih tinggi dan sebaliknya.

Contoh Kurva Indeferensi:


Bunyi Hukum Gossen 2 dan Contohnya

Hukum Gossen 2 menyebutkan bahwa “manusia akan berusaha untuk memenuhi berbagai macam kebutuhannya sampai pada tingkat
intensitas yang sama”.

Hukum ini juga dikenal dengan istilah nilai guna yang sama, atau hukum kepuasan harmoni, atau hukum perata nilai batas, atau
pemenuhan secara horizontal.

Contoh Hukum Gossen 2 adalah: "Saat mempunyai uang sebesar Rp100.000, anda akan cenderung menghabiskan uang untuk
berbagai kebutuhan. Misalnya, seorang pelajar membelanjakan uang untuk jajan, membeli buku tulis, buku bacaan, alat tulis.
Hal ini menunjukkan bahwa orang yang melakukan pemenuhan kebutuhan akan memperhatikan berbagai macam kebutuhan lainnya,
dan berusaha mencapai kepuasan yang mendekati sama dari berbagai macam pemenuhan kebutuhan tersebut."
KESEIMBANGAN KONSUMEN
Keseimbangan konsumen akan membicarakan teori perilaku konsumen dalam kondisi keseimbangan. Kondisi
keseimbangan konsumsen adalah kondisi konsumen yang mengalokasikan semua pendapatannya untuk
melakukan konsumsi
Teori Keseimbangan Konsumen
keseimbangan konsumen adalah kombinasi barang dan jasa yang memaksimalkan utilitas (kepuasan) total
individu. Konsumen memiliki jumlah pendapatan yang terbatas, sehingga ketika membeli barang ia mengharapkan
kepuasan yang maksimal.
Keseimbangan konsumen terjadi ketika kurva indiferen (indifference curve, IC) bersinggungan dengan kurva
anggaran (budget line, BL). Di titik persinggungan itulah kombinasi konsumsi dua barang akan memberikan tingkat
kepuasan yang paling maksimum. Berikut adalah gambar kurva keseimbangan konsumen.
Apakah teman -teman
ada pertanyaan?
Tanyakan kepada kami! Semoga Anda mempelajari sesuatu yang
baru.
TERIMA KASIH
SUDAH
MENDENGARKAN!

Anda mungkin juga menyukai