Penindakan Sengketa
Electoral
Process
Pelanggaran
Proses Antarpeserta
Electoral Administrasi
Management
Hasil
Pidana (Perselisihan Hasil
Pemilu)
Electoral Law
Enforcement Etik
Antara Peserta
dengan
Hukum lainnya Penyelenggara
Pemilu
Penyelesaian Sengketa di Bawaslu Sebagai Upaya Administratif
Pengajuan gugatan atas sengketa tata usaha negara pemilu ke Pengadilan Tata Usaha Negara
sebagaimana dimaksud dalam pasal 470 UU Pemilu, dilakukan setelah upaya administratif di Bawaslu
sebagaimana dimaksud dalam pasal 467, pasal 468, dan pasal 469 ayat (2) UU Pemilu telah
digunakan.
(Pasal 471 UU Pemilu)
Upaya hukum ke Bawaslu sebagai keberatan dan upaya administratif terhadap Keputusan TUN
(Keputusan KPU)
● Komisi Pemilihan Umum merupakan Pejabat TUN
● Keputusan KPU merupakan Keputusan TUN
Penyelesaian sengketa proses Pemilu dilaksanakan secara cepat dan tanpa biaya.
Sepakat
Penerimaan Pemeriksaan
Musyawarah
Permohonan Permohonan
Penyampaian
Pemeriksaan
Tidak Sepakat
Bukti Putusan salinan
putusan
1 hari
Paling lama 3 hari 1 hari
Alur Penyelesaian Sengketa Antara Peserta dengan
Penyelenggara Pemilu
Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota memeriksa dan memutus sengketa proses
pemilu paling lama 12 (dua belas) hari kerja sejak diterimanya permohonan
(Pasal 468 ayat (2) UU Pemilu)
Penerimaan, Verifikasi
dan Registrasi
Permohonan Mediasi Adjudikas Putusan
i
• Permohonan • Dilaksanakan paling • Dilaksanakan apabila • Bawaslu memutus
disampaikan paling lama 2 hari kerja sejak mediasi tidak
penyelesaian
lama 3 (tiga) Hari Permohonan mencapai kesepakatan
sengketa proses
terhitung sejak tanggal diregister; • Waktu pelaksaaan 12
Pemilu setelah
penetapan keputusan • Apabila mediasi hari kerja dikurangi
KPU, keputusan KPU melakukan
tercapai kesepakatan, waktu untuk
Provinsi, dan/atau hasil kesepakatan pelaksanaan mediasi adjudikasi
keputusan KPU dituangkan ke dalam • Putusan dibacakan
Kabupaten/Kota yang Berita Acara paling lama pada
menjadi sebab Kepakatan dan
hari ke-12 sejak
sengketa Peserta ditetapkan ke dalam
permohonan
Pemilu dengan Putusan Kesepakatan
diregister
penyelenggara Pemilu
(Pasal 26 Ayat 2
Perbawaslu 9 2022)
Mekanisme Penyelesaian Sengketa Antarpeserta Pemilu
(PSAP)
Prinsip Penyelesaian Sengketa Antarpeserta Pemilu (PSAP)
Acara Cepat dan Sederhana
Prioritas penyelesaian pada hari yang sama dan di tempat terjadinya peristiwa sengketa;
Permohonan dapat diajukan secara lisan;
Tim kampanye dan/atau pelaksana kampanye yang telah terdaftar memiliki legal standing sebagai Pemohon;
Penyelesaian sengketa dapat dilaksanakan oleh Panwaslu Kecamatan (prosedur mandat);
Administrasi dilaksanakan secara fleksibel.
Mengutamakan Perdamaian
Mendorong kesepakatan sebagai opsi utama penyelesaian sengketa bagi para pihak
Akuntabel
Permohonan lisan dituangkan dalam form tertulis;
Dilakukan verifikasi formil dan materiil terhadap permohonan;
Diputuskan secara objektif;
Kontrol Bawaslu Kabupaten/Kota bagi Panwaslu Kecamatan sebelum memutus.
Kewenangan dan Mekanisme Penyelesaian Sengketa Antarpeserta Pemilu (PSAP)
Kewenangan menyelesaikan:
● Bawaslu RI
● Bawaslu Provinsi
● Bawaslu Kab/Kota
● Panwascam (berdasarkan mandat)
Mekanisme:
● Penerimaan dan Verifikasi Permohonan;
● Musyawarah untuk mufakat;
● Memutus apabila tidak tercapai mufakat.
● Penyampaian permohonan dapat diwakilkan oleh tim kampanye dan/atau pelaksana kampanye yang telah terdaftar di
KPU, KPU Provinsi, atau KPU Kabupaten/Kota;
● Dalam hal permohonan disampaikan secara lisan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bawaslu, Bawaslu Provinsi,
Bawaslu Kabupaten/Kota, dan Panwaslu Kecamatan mencatatkan permohonan lisan ke dalam formulir penyelesaian
sengketa antarpeserta Pemilu;
● Dalam memutus permohonan sengketa antar-Peserta Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota, dan
Panwaslu Kecamatan mempertemukan para pihak yang bersengketa dan melakukan musyawarah untuk mufakat;
● Dalam hal pemohon dan termohon tidak mencapai kesepakatan dalam musyawarah untuk mufakat, Bawaslu, Bawaslu
Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota, dan Panwaslu Kecamatan memutus penyelesaian sengketa antar-Peserta Pemilu.
Mekanisme Penyelesaian Sengketa Antara Peserta dengan
Penyelenggara Pemilu
(PSPP)
Pihak dalam PSPP
Pemohon Termohon Pihak Terkait
• Partai Politik Calon Peserta Pemilu yang • Partai Politik Peserta Pemilu;
telah mendaftar ke KPU; • KPU
• Partai Politik Peserta Pemilu; • Calon Anggota DPR dan
• Bakal Calon Anggota DPR dan DPRD • KPU Provinsi DPRD yang tercantum di
yang telah mendaftar ke KPU/KPU dalam DCT
Provinsi/KPU Kab/Kota • KPU Kab/Kota
• Calon Anggota DPR dan DPRD yang • Calon Anggota DPD
tercantum dalam DCT • Gabungan Partai Politik
• Bakal Calon Anggota DPD yang telah Peserta Pemilu
mendaftar ke KPU;
• Calon Anggota DPD; • Pasangan Calon
• Bakal Pasangan Calon Presiden/Wapres
yang telah mendaftar ke KPU;
• Pasangan Calon Presiden/Wapres.
• Pihak tersebut dapat menjadi
Pihak Terkait apabila
• Permohonan dari Bakal Calon/Calon berpotensi dirugikan haknya
anggota DPR/DPRD diajukan melalui dengan adanya PSPP
Partai Politik Peserta Pemilu yang
bersangkutan
SK/BA yang ditetapkan sebagai tindak lanjut SK/BA sepanjang mengenai perihal yang
putusan pengadilan terkait mengenai tindak disengketakan telah diperiksa dan diputus oleh
pidana Pemilu yang telah memperoleh Bawaslu, Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu
kekuatan hukum yang tetap Kabupaten/Kota
Permohonan disampaikan paling lama 3 (tiga) Hari terhitung sejak tanggal penetapan
keputusan KPU, keputusan KPU Provinsi, dan/atau keputusan KPU Kabupaten/Kota yang
menjadi sebab sengketa Peserta Pemilu dengan penyelenggara Pemilu.
(Pasal 26 Ayat (2) Perbawaslu 9 Tahun 2022
Verifikasi dan Registrasi Permohonan
Bawaslu/Bawaslu Provinsi/Bawaslu Kabupaten/Kota melakukan pleno pada hari yang sama dengan
penerimaan berkas untuk menentukan status berkas Permohonan yang diterima;
Penandatanganan
berita acara
mediasi
Pasal
43 Penuangan
Perbawaslu Perundingan berita acara
9 kesepakatan Penyusunan kesepakatan
Tahun
2022 kesepakatan mediasi dalam
putusan
Penyampaian
permohonan &
kronologis Apabila tidak sepakat lanjut adjudikasi
Teknis Adjudikasi
Tahapan Adjudikasi Prinsip Pelaksanaan Adjudikasi
kesimpulan
putusan
Gugurnya Sengketa
Pemohon meninggal dunia;
Dalam hal susbtansi putusan penyelesaian sengketa Peserta Pemilu dengan penyelenggara Pemilu
yang diputus oleh Bawaslu Provinsi atau Bawaslu Kabupaten/Kota diduga bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan, Bawaslu berwenang melakukan koreksi terhadap
putusan tersebut;
Bawaslu Provinsi dan Bawaslu Kabupaten/Kota wajib menindaklanjuti hasil koreksi putusan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan menerbitkan putusan baru paling lama 1 (satu) Hari
terhitung sejak tanggal hasil koreksi diterima oleh Bawaslu Provinsi atau Bawaslu
Kabupaten/Kota.
(Pasal 85 Perbawaslu 9 Tahun 2022)
PENYELESAIAN PELANGGARAN
ADMINISTRATIF PEMILIHAN UMUM
(PERBAWASLU NOMOR 8 TAHUN 2022)
PARA PIHAK
PENEMU, Bawaslu Provinsi dan Bawaslu Kab/Kota (Pasal 6 dan
Pasal 57)
PELAPOR, WNI yang punya hak pilih, Peserta Pemilu, dan
Pemantau Pemilu (Pasal 7 dan Pasa 58)
TERLAPOR, Partai Politik Peserta Pemilu, Calon Anggota DPR,
Calon Anggota DPD, Calon Anggota DPRD, Pasangan Calon
Presiden dan Wakil Presiden, serta Penyelenggara Pemilu di
jajaran KPU (Pasal 8)
Khusus untuk Dugaan Pelanggaran Administratif Pemilu TSM,
TERLAPOR adalah Calon Anggota DPR, Calon Anggota DPD,
Calon Anggota DPRD, dan Pasangan Calon (Pasal 59)
PENETAPAN TEMUAN DAN PENYAMPAIAN
LAPORAN
Penetapan temuan dan penyampaian laporan
diatur dalam Peraturan Perbawaslu tentang
penanganan temuan dan laporan pelanggaran
pemilu (Pasal 9 ayat 2).
Jadi dalam Perbawaslu ini tidak mengatur lagi
mengenai hal tersebut.
SIDANG PEMERIKSAAN
Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu Kabupaten/Kota
memeriksa dan memutus dugaan pelanggaran admnistratif pemilu.
Pemeriksaan dilakukan secara terbuka melalui sidang.
Temuan Pengawas Pemilu akan disidangkan oleh Pengawas
Pemilu di tingkatan atasnya (Pasal 11), hal ini agar tidak terjadi
konflik kepentingan (pengawas pemilu mengadili sendiri hasil
pengawasannya).
Pemeriksaan Pendahuluan yang sebelumnya diatur, sekarang
dihapus. Karena secara substansi telah digantikan dengan Kajian
Awal. Dengan penghapusan mekanisme pemeriksaan pendahuluan
diharapkan proses pemeriksaan bisa lebih cepat.
MAJELIS PEMERIKSA
Anggota Bawaslu Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu Kab/Kota semuanya
menjadi Anggota Majelis Pemeriksa, di mana Ketua Bawaslu, Bawaslu
Provinsi, dan Bawaslu Kab/Kota merangkap sebagai Ketua Majelis
Pemeriksa (Pasal 13).
Khusus untuk dugaan pelanggaran Administratif Pemilu yang terjadi
secara Terstruktur, Sistematis, dan Masif (TSM) yang penyelesaiannya
hanya menjadi kewenangan Bawaslu. Maka Majelis Pemeriksanya terdiri
dari Ketua dan Anggota Bawaslu. Namun demikian, Bawaslu bisa
membentuk Majelis Pemeriksa di tingkat Provinsi dengan melibatkan
Ketua dan/atau Anggota Bawaslu Provinsi (Pasal 66).
Sidang pemeriksaan untuk pelanggaran administratif pemilu dapat
dilaksanakan dengan kehadiran majelis Pemeriksa paling sedikit 2 (dua)
orang (Pasal 17), sementara untuk sidang pemeriksaan dugaan
pelanggaran administratif Pemilu TSM dapat dilaksanakan dengan
AGENDA SIDANG (PASAL 17 AYAT 2)
LAPORAN
UMUM
BAWASLU
MELAKUKAN LAPORAN TERSEBUT
DISAMPAIKAN KAJIAN AWAL DISAMPAIKAN OLEH
OLEH WNI, TERHADAP BAWASLU (PEMBERI
PEMANTAU LAPORAN KETERANGAN)
PEMILU, ATAU TERSEBUT DAN KEPADA MAHKAMAH
PESERTA PEMILU MENYATAKAN KONSTITUSI
KEPADA BAWASLU LAPORAN
DIHENTIKAN
Berdasarkan pengalaman Pemilu 2019, laporan disampaikan oleh Caleg yang
kepentingannya tidak diakomodir dalam Permohonan Parpol ke MK
Meskipun Bawaslu menyampaikan laporan tersebut kepada MK, maka berpotensi
tidak dipertimbangkan oleh MK karena tidak masuk dalam dalil permohonan
Parpol kepada MK
SIMULASI PENYELESAIAN BERDASARKAN
RANCANGAN PERBAWASLU PENYELESAIAN
PELANGGARAN ADMINISTRATIF
Dugaan Pelanggaran PEMILIHAN
Dilaporkan Masyarakat kepada Bawaslu
Tidak ada Permohonan Perselisihan Pemilu yang diajukan Parpol kepada MK
LAPORAN UMUM
BAWASLU
MELAKUKAN
DISAMPAIKAN KAJIAN AWAL
OLEH WNI, BAWASLU
TERHADAP MEMUTUS
PEMANTAU LAPORAN
PEMILU, ATAU LAPORAN
TERSEBUT APABILA
DAN PUTUSAN TERSEBUT
PESERTA PEMILU MElANJUTKAN KE
KEPADA BAWASLU MENYATAKAN KPU
SIDANG TERBUKTI
PEMERIKSAANMELAKUKAN
PELANGGARAN
KPU MEMPERBAIKI
MAKA SANKSI
ADMINISTRASI
PERBAIKAN DAPAT
BERDASARKAN
DILAKUKAN
PUTUSAN MK DAN
BERSAMAAN
BAWASLU
DENGAN PUTUSAN
Terima kasih