Anda di halaman 1dari 42

Penyelesaian Sengketa Proses

Pemilu dan Penyelesaian


Pelanggaran Administratif
Pemilu Tahun 2024
Disampaikan oleh
HERMANSYAH, S.H.I.,M.H.
KORDIV Penyelesaian Sengketa
Bawaslu Provinsi Lampung
Dasar hukum
● Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum
(UU Pemilu);

● Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 8 Tahun 2022 tentang


Penyelesaian Pelanggaran Administratif Pemilu
(Perbawaslu 8 Tahun 2022).

● Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 9 Tahun 2022 tentang


Tata Cara Penyelesaian Sengketa Proses Pemilu
(Perbawaslu 9 Tahun 2022).
Konsep Penyelesaian Sengketa dalam Pemilu
Sengketa dalam Pemilu sebagai Bagian Penegakan Hukum
Pemilu
Hukum/Aturan
Kepemiluan
(Electoral Law/Rules)
Pencegahan
Electoral
System

Penindakan Sengketa
Electoral
Process
Pelanggaran
Proses Antarpeserta
Electoral Administrasi
Management
Hasil
Pidana (Perselisihan Hasil
Pemilu)
Electoral Law
Enforcement Etik
Antara Peserta
dengan
Hukum lainnya Penyelenggara
Pemilu
Penyelesaian Sengketa di Bawaslu Sebagai Upaya Administratif

Pengajuan gugatan atas sengketa tata usaha negara pemilu ke Pengadilan Tata Usaha Negara
sebagaimana dimaksud dalam pasal 470 UU Pemilu, dilakukan setelah upaya administratif di Bawaslu
sebagaimana dimaksud dalam pasal 467, pasal 468, dan pasal 469 ayat (2) UU Pemilu telah
digunakan.
(Pasal 471 UU Pemilu)

Upaya hukum ke Bawaslu sebagai keberatan dan upaya administratif terhadap Keputusan TUN
(Keputusan KPU)
● Komisi Pemilihan Umum merupakan Pejabat TUN
● Keputusan KPU merupakan Keputusan TUN

Penyelesaian sengketa proses Pemilu dilaksanakan secara cepat dan tanpa biaya.

Upaya ke PTUN sebagai Gugatan setelah seluruh upaya administrasi ditempuh


Jenis-jenis Sengketa Proses Pemilu
Dua Jenis Sengketa Proses Pemilu

Sengketa Proses Pemilu

Antarpeserta Pemilu Antara Peserta dengan


Penyelenggara Pemilu
Sengketa antar-Peserta Pemilu terjadi Sengketa Peserta Pemilu dengan penyelenggara Pemilu
karena ada hak Peserta Pemilu yang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) terjadi karena
dirugikan secara langsung oleh adanya hak calon Peserta Pemilu dan/atau Peserta Pemilu yang
Peserta Pemilu lain pada dirugikan secara langsung oleh tindakan KPU, KPU Provinsi,
tahapan proses Pemilu. atau KPU Kabupaten/Kota sebagai akibat dikeluarkannya
keputusan KPU, keputusan KPU Provinsi, atau keputusan KPU
Pasal 4 Perbawaslu 9 Tahun 2022 Kabupaten/Kota pada tahapan Pemilu tertentu.

Pasal 14 Perbawaslu 9 Tahun 2022


Model Penyelesaian Sengketa Proses Pemilu
Alur Penyelesaian Sengketa Antarpeserta Pemilu

Sepakat
Penerimaan Pemeriksaan
Musyawarah
Permohonan Permohonan
Penyampaian
Pemeriksaan
Tidak Sepakat
Bukti Putusan salinan
putusan

1 hari
Paling lama 3 hari 1 hari
Alur Penyelesaian Sengketa Antara Peserta dengan
Penyelenggara Pemilu
Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota memeriksa dan memutus sengketa proses
pemilu paling lama 12 (dua belas) hari kerja sejak diterimanya permohonan
(Pasal 468 ayat (2) UU Pemilu)
Penerimaan, Verifikasi
dan Registrasi
Permohonan Mediasi Adjudikas Putusan
i
• Permohonan • Dilaksanakan paling • Dilaksanakan apabila • Bawaslu memutus
disampaikan paling lama 2 hari kerja sejak mediasi tidak
penyelesaian
lama 3 (tiga) Hari Permohonan mencapai kesepakatan
sengketa proses
terhitung sejak tanggal diregister; • Waktu pelaksaaan 12
Pemilu setelah
penetapan keputusan • Apabila mediasi hari kerja dikurangi
KPU, keputusan KPU melakukan
tercapai kesepakatan, waktu untuk
Provinsi, dan/atau hasil kesepakatan pelaksanaan mediasi adjudikasi
keputusan KPU dituangkan ke dalam • Putusan dibacakan
Kabupaten/Kota yang Berita Acara paling lama pada
menjadi sebab Kepakatan dan
hari ke-12 sejak
sengketa Peserta ditetapkan ke dalam
permohonan
Pemilu dengan Putusan Kesepakatan
diregister
penyelenggara Pemilu
(Pasal 26 Ayat 2
Perbawaslu 9 2022)
Mekanisme Penyelesaian Sengketa Antarpeserta Pemilu
(PSAP)
Prinsip Penyelesaian Sengketa Antarpeserta Pemilu (PSAP)
 Acara Cepat dan Sederhana
 Prioritas penyelesaian pada hari yang sama dan di tempat terjadinya peristiwa sengketa;
 Permohonan dapat diajukan secara lisan;
 Tim kampanye dan/atau pelaksana kampanye yang telah terdaftar memiliki legal standing sebagai Pemohon;
 Penyelesaian sengketa dapat dilaksanakan oleh Panwaslu Kecamatan (prosedur mandat);
 Administrasi dilaksanakan secara fleksibel.

 Mengutamakan Perdamaian
 Mendorong kesepakatan sebagai opsi utama penyelesaian sengketa bagi para pihak

 Akuntabel
 Permohonan lisan dituangkan dalam form tertulis;
 Dilakukan verifikasi formil dan materiil terhadap permohonan;
 Diputuskan secara objektif;
 Kontrol Bawaslu Kabupaten/Kota bagi Panwaslu Kecamatan sebelum memutus.
Kewenangan dan Mekanisme Penyelesaian Sengketa Antarpeserta Pemilu (PSAP)

Kewenangan menyelesaikan:
● Bawaslu RI
● Bawaslu Provinsi
● Bawaslu Kab/Kota
● Panwascam (berdasarkan mandat)

Dapat dilakukan dengan acara cepat di tempat kejadian

Mekanisme:
● Penerimaan dan Verifikasi Permohonan;
● Musyawarah untuk mufakat;
● Memutus apabila tidak tercapai mufakat.

Dapat dimohonkan oleh pelaksana kampanye yang telah terdaftar


Pelaksanaan PSAP
● Pemohon dan Termohon dalam PSAP adalah partai politik untuk Pemilu anggota DPR, anggota DPRD provinsi,
anggota DPRD kabupaten/kota, perseorangan untuk Pemilu anggota DPD, dan pasangan calon yang diusulkan oleh
partai politik atau gabungan partai politik untuk Pemilu Presiden dan Wakil Presiden;

● Penyampaian permohonan dapat diwakilkan oleh tim kampanye dan/atau pelaksana kampanye yang telah terdaftar di
KPU, KPU Provinsi, atau KPU Kabupaten/Kota;

● Permohonan disampaikan secara tertulis atau secara lisan;

● Dalam hal permohonan disampaikan secara lisan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bawaslu, Bawaslu Provinsi,
Bawaslu Kabupaten/Kota, dan Panwaslu Kecamatan mencatatkan permohonan lisan ke dalam formulir penyelesaian
sengketa antarpeserta Pemilu;

● Dalam memutus permohonan sengketa antar-Peserta Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota, dan
Panwaslu Kecamatan mempertemukan para pihak yang bersengketa dan melakukan musyawarah untuk mufakat;

● Dalam hal pemohon dan termohon tidak mencapai kesepakatan dalam musyawarah untuk mufakat, Bawaslu, Bawaslu
Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota, dan Panwaslu Kecamatan memutus penyelesaian sengketa antar-Peserta Pemilu.
Mekanisme Penyelesaian Sengketa Antara Peserta dengan
Penyelenggara Pemilu
(PSPP)
Pihak dalam PSPP
Pemohon Termohon Pihak Terkait
• Partai Politik Calon Peserta Pemilu yang • Partai Politik Peserta Pemilu;
telah mendaftar ke KPU; • KPU
• Partai Politik Peserta Pemilu; • Calon Anggota DPR dan
• Bakal Calon Anggota DPR dan DPRD • KPU Provinsi DPRD yang tercantum di
yang telah mendaftar ke KPU/KPU dalam DCT
Provinsi/KPU Kab/Kota • KPU Kab/Kota
• Calon Anggota DPR dan DPRD yang • Calon Anggota DPD
tercantum dalam DCT • Gabungan Partai Politik
• Bakal Calon Anggota DPD yang telah Peserta Pemilu
mendaftar ke KPU;
• Calon Anggota DPD; • Pasangan Calon
• Bakal Pasangan Calon Presiden/Wapres
yang telah mendaftar ke KPU;
• Pasangan Calon Presiden/Wapres.
• Pihak tersebut dapat menjadi
Pihak Terkait apabila
• Permohonan dari Bakal Calon/Calon berpotensi dirugikan haknya
anggota DPR/DPRD diajukan melalui dengan adanya PSPP
Partai Politik Peserta Pemilu yang
bersangkutan

Pasal 16 Perbawaslu 9/2022 Pasal 20 Perbawaslu 9/2022 Pasal 21 Perbawaslu 9/2022


Objek dalam PSPP
Hak calon Peserta Pemilu dan/atau Peserta Pemilu yang dirugikan secara langsung oleh tindakan
KPU, KPU Provinsi, atau KPU Kabupaten/Kota sebagai akibat dikeluarkannya keputusan KPU,
keputusan KPU Provinsi, atau keputusan KPU Kabupaten/Kota pada tahapan Pemilu
tertentu; Keputusan berbentuk Surat Keputusan dan/atau Berita Acara
SK/BA sebagai tindak lanjut putusan Bawaslu,
SK/BA yang ditetapkan sebagai tindak lanjut
Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu Kabupaten/Kota
putusan pengadilan terkait sengketa tata usaha
mengenai penyelesaian pelanggaran administratif
negara Pemilu
Pemilu

SK/BA sebagai tindak lanjut putusan Bawaslu,

SK/BA yang Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu Kabupaten/Kota


mengenai penyelesaian pelanggaran administratif
Pemilu yang terjadi
SK/BA mengenai hasil penghitungan suara,
rekapitulasi hasil penghitungan suara, dan
penetapan hasil Pemilu
dikecualikan secara terstruktur, sistematis, dan masif

sebagai SK/BA yang ditetapkan sebagai tindak lanjut


putusan Bawaslu, Bawaslu Provinsi, atau SK/BA sebagai tindak lanjut Putusan Mahkamah
Objek Bawaslu Kabupaten/Kota mengenai penyelesaian
sengketa proses Pemilu
Konstitusi mengenai perselisihan hasil Pemilu

SK/BA yang ditetapkan sebagai tindak lanjut SK/BA sepanjang mengenai perihal yang
putusan pengadilan terkait mengenai tindak disengketakan telah diperiksa dan diputus oleh
pidana Pemilu yang telah memperoleh Bawaslu, Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu
kekuatan hukum yang tetap Kabupaten/Kota

Pasal 15 Perbawaslu 9 Tahun 2022


Pengajuan Permohonan Penyelesaian Sengketa
Kelengkapan Berkas Permohonan:
1) Permohonan Penyelesaian Sengketa;
• Melalui Kantor 2) Objek yang disengketakan;
Secara Bawaslu/Bawaslu 3) Identitas pemohon dan kuasa hukum;
4) Surat Kuasa Khusus;
Provinsi/Bawaslu
langsung Kabupaten/Kota 5) Bukti dan daftar bukti.

Berkas Permohonan dibuat dalam 4 (empat)


Secara • Melalui Sistem Informasi
rangkap:
• 1 rangkap asli bermeterai dan leges;
tidak Penyelesaian Sengketa • 3 rangkap salinan;
Proses Pemilu
langsung • sips.bawaslu.go.id
Serta 1 file soft copy (*doc)
(daring) Pasal 30 Perbawaslu 9 Tahun 2022

Permohonan disampaikan paling lama 3 (tiga) Hari terhitung sejak tanggal penetapan
keputusan KPU, keputusan KPU Provinsi, dan/atau keputusan KPU Kabupaten/Kota yang
menjadi sebab sengketa Peserta Pemilu dengan penyelenggara Pemilu.
(Pasal 26 Ayat (2) Perbawaslu 9 Tahun 2022
Verifikasi dan Registrasi Permohonan
Bawaslu/Bawaslu Provinsi/Bawaslu Kabupaten/Kota melakukan pleno pada hari yang sama dengan
penerimaan berkas untuk menentukan status berkas Permohonan yang diterima;

Berkas dinyatakan Berkas diperbaiki paling


Berkas dinyatakan Objek
lengkap secara formil dan lama sampai dengan 3
belum lengkap dikecualikan/daluarsa
materiil hari masa berlaku objek

Berkas tidak dilengkapi

Permohonan tidak Permohonan tidak


Permohonan diregister
dapat diregister dapat diterima
Prinsip Mediasi Teknis Pelaksanaan Mediasi

• Dipimpin oleh paling sedikit 1


orang Pimpinan Mediasi;
• Dimulai 1 hari sejak
Tertutup
permohonan diregister;
Tidak diwakilkan
Kesepakatan
Cepat
(kuasa
Non
dan
Rahasia
Netral
-hukum
berdasarkan
Kaukus
tanpa hanya
biaya UU
mendampingi)

• Dilaksanakan 2 (dua) hari secara


berturut-turut;
Pelaksanaan Mediasi

Penandatanganan
berita acara
mediasi
Pasal
43 Penuangan
Perbawaslu Perundingan berita acara
9 kesepakatan Penyusunan kesepakatan
Tahun
2022 kesepakatan mediasi dalam
putusan

Penyampaian
permohonan &
kronologis Apabila tidak sepakat lanjut adjudikasi
Teknis Adjudikasi
Tahapan Adjudikasi Prinsip Pelaksanaan Adjudikasi

penyampaian Majelis paling


permohonan sedikit 1
anggota Apabila lebih
Bawaslu dari 1 orang,
Penyampaian jawaban (kecuali Majelis terdiri
Pembacaan dari 1 Ketua dan
Termohon Putusan anggota Majelis
minimal 2/3
anggota)
permohonan pihak
terkait (jika ada)

Terbuka untuk Dapat diwakili


pemeriksaan alat bukti umum Kuasa Hukum

kesimpulan

putusan
Gugurnya Sengketa
Pemohon meninggal dunia;

Pemohon tidak hadir 2 (dua) kali berturut-turut dalam proses mediasi;

Pemohon tidak hadir 2 (dua) kali berturut-turut dalam proses adjudikasi;

Pemohon dan Termohon telah sepakat sebelum mediasi;

Termohon memenuhi pokok permohonan pemohon;

Pemohon mencabut permohonannya.

Permohonan yang dinyatakan gugur tidak dapat diajukan kembali.

Pasal 90 Perbawaslu 9/2022.


Putusan

Petikan amar putusan Dapat diajukan upaya


diberikan kepada para hukum ke PTUN
Salinan putusan Putusan diumumkan KPU wajib
pihak pada hari yang untuk:
disampaikan paling pada laman menindaklanjuti
Dibacakan secara sama putusan
lambat 3 hari kerja sips.bawaslu.go.id Putusan Bawaslu • Verifikasi partai politik
terbuka dibacakan apabila peserta pemilu;
sejak tanggal putusan atau media informasi paling lama 3 hari
salinan putusan • Penetapan daftar calon
dibacakan. lainnya. kerja sejak dibacakan.
belum dapat tetap anggota DPR, DPD,
DPRD provinsi, dan DPRD
diberikan. kabupaten/kota; dan
• Penetapan pasangan calon.
Koreksi Putusan
Bawaslu berwenang mengoreksi putusan dan rekomendasi Bawaslu provinsi dan Bawaslu
kabupaten/kota apabila terdapat hal yang bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
(Pasal 95 huruf h UU Pemilu)

Dalam hal susbtansi putusan penyelesaian sengketa Peserta Pemilu dengan penyelenggara Pemilu
yang diputus oleh Bawaslu Provinsi atau Bawaslu Kabupaten/Kota diduga bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan, Bawaslu berwenang melakukan koreksi terhadap
putusan tersebut;

Bawaslu Provinsi dan Bawaslu Kabupaten/Kota wajib menindaklanjuti hasil koreksi putusan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan menerbitkan putusan baru paling lama 1 (satu) Hari
terhitung sejak tanggal hasil koreksi diterima oleh Bawaslu Provinsi atau Bawaslu
Kabupaten/Kota.
(Pasal 85 Perbawaslu 9 Tahun 2022)
PENYELESAIAN PELANGGARAN
ADMINISTRATIF PEMILIHAN UMUM
(PERBAWASLU NOMOR 8 TAHUN 2022)
PARA PIHAK
 PENEMU, Bawaslu Provinsi dan Bawaslu Kab/Kota (Pasal 6 dan
Pasal 57)
 PELAPOR, WNI yang punya hak pilih, Peserta Pemilu, dan
Pemantau Pemilu (Pasal 7 dan Pasa 58)
 TERLAPOR, Partai Politik Peserta Pemilu, Calon Anggota DPR,
Calon Anggota DPD, Calon Anggota DPRD, Pasangan Calon
Presiden dan Wakil Presiden, serta Penyelenggara Pemilu di
jajaran KPU (Pasal 8)
 Khusus untuk Dugaan Pelanggaran Administratif Pemilu TSM,
TERLAPOR adalah Calon Anggota DPR, Calon Anggota DPD,
Calon Anggota DPRD, dan Pasangan Calon (Pasal 59)
PENETAPAN TEMUAN DAN PENYAMPAIAN
LAPORAN
 Penetapan temuan dan penyampaian laporan
diatur dalam Peraturan Perbawaslu tentang
penanganan temuan dan laporan pelanggaran
pemilu (Pasal 9 ayat 2).
 Jadi dalam Perbawaslu ini tidak mengatur lagi
mengenai hal tersebut.
SIDANG PEMERIKSAAN
 Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu Kabupaten/Kota
memeriksa dan memutus dugaan pelanggaran admnistratif pemilu.
 Pemeriksaan dilakukan secara terbuka melalui sidang.
 Temuan Pengawas Pemilu akan disidangkan oleh Pengawas
Pemilu di tingkatan atasnya (Pasal 11), hal ini agar tidak terjadi
konflik kepentingan (pengawas pemilu mengadili sendiri hasil
pengawasannya).
 Pemeriksaan Pendahuluan yang sebelumnya diatur, sekarang
dihapus. Karena secara substansi telah digantikan dengan Kajian
Awal. Dengan penghapusan mekanisme pemeriksaan pendahuluan
diharapkan proses pemeriksaan bisa lebih cepat.
MAJELIS PEMERIKSA
 Anggota Bawaslu Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu Kab/Kota semuanya
menjadi Anggota Majelis Pemeriksa, di mana Ketua Bawaslu, Bawaslu
Provinsi, dan Bawaslu Kab/Kota merangkap sebagai Ketua Majelis
Pemeriksa (Pasal 13).
 Khusus untuk dugaan pelanggaran Administratif Pemilu yang terjadi
secara Terstruktur, Sistematis, dan Masif (TSM) yang penyelesaiannya
hanya menjadi kewenangan Bawaslu. Maka Majelis Pemeriksanya terdiri
dari Ketua dan Anggota Bawaslu. Namun demikian, Bawaslu bisa
membentuk Majelis Pemeriksa di tingkat Provinsi dengan melibatkan
Ketua dan/atau Anggota Bawaslu Provinsi (Pasal 66).
 Sidang pemeriksaan untuk pelanggaran administratif pemilu dapat
dilaksanakan dengan kehadiran majelis Pemeriksa paling sedikit 2 (dua)
orang (Pasal 17), sementara untuk sidang pemeriksaan dugaan
pelanggaran administratif Pemilu TSM dapat dilaksanakan dengan
AGENDA SIDANG (PASAL 17 AYAT 2)

Pembacaan Laporan Pelapor atau Temuan


Penemu
Jawaban Terlapor
Pembuktian
Kesimpulan
Pembacaan Putusan
PUTUSAN
 Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu Kabupaten/Kota memutus
dugaan pelanggaran administratif pemilu paling lama 14 hari kerja setelah
temuan atau laporan diregistrasi (Pasal 36 ayat 1)
 Putusan harus mempertimbangkan paling sedikit 2 (dua) alat bukti (Pasal
36 ayat 2)
 Alat bukti terdiri dari: Surat, dokumen elektronik, keterangan saksi,
keterangan ahli, keterangan pelapor dan terlapor, pengetahuan majelis
pemeriksa (Pasal 23 ayat 2)
 Jika berdasarkan pemeriksaan dinyatakan terbukti terdapat pelanggaran
administratif pemilu, Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu
Kabupaten/Kota dapat memberikan sanksi sebagai berikut: Perbaikan
administrasi oleh jajaran KPU, teguran tertulis atau tidak diikutsertakan
pada tahapan tertentu bagi peserta pemilu (Pasal 37 ayat 3)
 Khusus untuk pelangaran administratif pemilu TSM sanksi dapat berupa
PEMERIKSAAN DENGAN ACARA CEPAT (PASAL
40 – PASAL 43)
 Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota, dan Panwaslu LN dapat
melakukan pemeriksaan terhadap dugaan pelanggaran administratif dengan acara
cepat, artinya putusan diterbitkan pada hari yang sama saat terjadinya dugaan
pelanggaran.
 Obyek pelanggaran yang bisa diselesaikan dengan acara cepat: Pelanggaran
Administrasi dalam kampanye, Pelanggaran Administrasi yang diketahui dalam
Rapat Pleno Rekapitulasi Hasil Perolehan Suara, serta pelanggaran administrasi
yang diketahui pada pemungutan dan pengihutangan suara di TPS Luar Negeri.
 Pemeriksaan dengan acara cepat bisa dilakukan sepanjang Anggota Bawaslu,
Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kab/Kota, atau Panwaslu LN berada di lokasi terjadinya
pelanggaran administratif pemilu.
 Cara penyelesaian dengan membuat Putusan yang isinya memuat:
1. Identitas Penemu/Pelapor dan Terlapor
2. uraian peristiwa secara singkat dan analisa hukum
3. putusan
KOREKSI (PASAL 44 - PASAL 54)
 Bawaslu berwenang mengoreksi terhadap putusan Bawaslu
Provinsi dan Bawaslu Kabupaten/Kota
 Permintaan Koreksi diajukan oleh Penemu, Pelapor, atau Terlapor
paling lama 3 hari kerja sejak putusan Bawaslu Provinsi dan
Bawaslu Kabupaten/Kota dibacakan.
 Alasan koreksi hanya menyangkut adanya kesalahan penerapan
hukum dalam putusan Bawaslu Provinsi atau Bawaslu
Kabupaten/Kota.
 Jika terdapat koreksi terhadap putusan yang memberikan sanksi
perbaikan administrasi, maka menunda kewajiban KPU untuk
melaksanakan putusan tersebut sampai dengan adanya putusan
koreksi.
KONSEP PENYELESAIAN DUGAAN
PELANGGARAN ADMINISTRATIF PEMILU YANG
BERPOTENSI MENGUBAH HASIL PEROLEHAN
SUARA SETELAH PENETAPAN HASIL PEMILU
SECARA NASIONAL OLEH BAWASLU
(PASAL 12)
Yang dimaksud dengan Dugan Pelanggaran
Administratif Pemilu yang berpotensi mengubah
hasil perolehan suara adalah:
● Dugaan pelanggaran terhadap tata cara, prosedur, atau mekanisme
yang terjadi pada tahapan pemungutan dan penghitungan suara
serta tahapan rekapitulasi penghitungan perolehan suara, yang
mana apabila dilakukan perbaikan atas pelanggaran tersebut
berimplikasi pada perubahan hasil perolehan suara.
Yang dimaksud dengan Penetapan Hasil Pemilu
secara Nasional adalah:

● Penetapan secara nasional hasil pemilihan umum


Anggota DPR, DPD, DPRD, serta Presiden dan Wakil
Presiden oleh KPU sebagaimana dimaksud Pasal 411
ayat (3) UU 7/2017
SIMULASI PENYELESAIAN BERDASARKAN
RANCANGAN PERBAWASLU PENYELESAIAN
PELANGGARAN ADMINISTRATIF
Dugaan Pelanggaran Ditemukan Oleh Pengawas Pemilu PEMILIHAN
LAPORAN HASIL
Terdapat Permohonan Perselisihan Pemilu yang diajukan Parpol kepada MK
HASIL PENGAWASAN
MENEMUKAN
UMUM
HASIL PENGAWASAN
PENGAWASAN
(FORMULIR MODEL
ADANYA DUGAAN DITUANGKAN A) DISAMPAIKAN
PELANGGARAN DALAM LAPORAN OLEH BAWASLU
ADMINISTRASI YANG HASIL PENGAWASAN (PEMBERI
BERPOTENSI (FORMULIR MODEL KETERANGAN)
MENGUBAH HASIL A) KEPADA
PEROLEHAN SUARA MAHKAMAH
 Dalam hal dugaan pelanggaran administrasi yang berpotensi mengubah KONSTITUSI
perolehan
suara ditemukan sebelum penetapan hasil pemilu secara nasional, maka Bawaslu pada
setiap jenjang bisa menyampaikan saran perbaikan pada saat pemungutan dan
pengitungan suara atau saat rapat pleno rekapitulasi perolehan suara.
 Apabila ssaran perbaikan tidak dilakukan oleh jajaran KPU, maka Bawaslu, Bawaslu
Provinsi, atau Bawaslu Kab/Kota dapat menyelesaikan pelanggaran dengan
mekanisme pemeriksaan cepat.
SIMULASI PENYELESAIAN BERDASARKAN
RANCANGAN PERBAWASLU PENYELESAIAN
PELANGGARAN
HASIL PENGAWASAN
ADMINISTRATIF
Pemilu yang diajukan Parpol PEMILIHAN
Dugaan Pelanggaran Ditemukan Oleh Pengawas Pemilu
Tidak ada Permohonan Perselisihan kepada MK
TEMUAN
MENEMUKAN
ADANYA DUGAAN
UMUM
HASIL PENGAWASAN
DITUANGKAN
DISELESAIKAN
OLEH PENGAWAS
PELANGGARAN DALAM LAPORAN
PEMILU SATU
ADMINISTRASI HASIL PENGAWASAN
TINGKAT DI
YANG BERPOTENSI (FORMULIR MODEL
APABILA PUTUSAN ATASNYA MELALUI
MENGUBAH HASIL A) DAN DITETAPKAN
MENYATAKAN KPU PEMERIKSAAN
PEROLEHAN SUARA MENJADI TEMUAN
TERBUKTI SIDANG TERBUKA
MELAKUKAN
KPU MEMPERBAIKI PELANGGARAN PENGAWAS PEMILU
ADMINISTRASI MAKA SANKSI YANG MELAKUKAN
BERDASARKAN PERBAIKAN DAPAT PEMERIKSAAN
PUTUSAN MK DAN DILAKUKAN MEMUTUS DUGAAN
BAWASLU BERSAMAAN PELANGGARAN
DENGAN PUTUSAN ADMINISTRASI
PEMILU
SIMULASI PENYELESAIAN BERDASARKAN
RANCANGAN PERBAWASLU PENYELESAIAN
PELANGGARAN ADMINISTRATIF
Dugaan Pelanggaran PEMILIHAN
Dilaporkan Masyarakat kepada Bawaslu
Terdapat Permohonan Perselisihan Pemilu yang diajukan Parpol kepada MK

LAPORAN
UMUM
BAWASLU
MELAKUKAN LAPORAN TERSEBUT
DISAMPAIKAN KAJIAN AWAL DISAMPAIKAN OLEH
OLEH WNI, TERHADAP BAWASLU (PEMBERI
PEMANTAU LAPORAN KETERANGAN)
PEMILU, ATAU TERSEBUT DAN KEPADA MAHKAMAH
PESERTA PEMILU MENYATAKAN KONSTITUSI
KEPADA BAWASLU LAPORAN
DIHENTIKAN
 Berdasarkan pengalaman Pemilu 2019, laporan disampaikan oleh Caleg yang
kepentingannya tidak diakomodir dalam Permohonan Parpol ke MK
 Meskipun Bawaslu menyampaikan laporan tersebut kepada MK, maka berpotensi
tidak dipertimbangkan oleh MK karena tidak masuk dalam dalil permohonan
Parpol kepada MK
SIMULASI PENYELESAIAN BERDASARKAN
RANCANGAN PERBAWASLU PENYELESAIAN
PELANGGARAN ADMINISTRATIF
Dugaan Pelanggaran PEMILIHAN
Dilaporkan Masyarakat kepada Bawaslu
Tidak ada Permohonan Perselisihan Pemilu yang diajukan Parpol kepada MK
LAPORAN UMUM
BAWASLU
MELAKUKAN
DISAMPAIKAN KAJIAN AWAL
OLEH WNI, BAWASLU
TERHADAP MEMUTUS
PEMANTAU LAPORAN
PEMILU, ATAU LAPORAN
TERSEBUT APABILA
DAN PUTUSAN TERSEBUT
PESERTA PEMILU MElANJUTKAN KE
KEPADA BAWASLU MENYATAKAN KPU
SIDANG TERBUKTI
PEMERIKSAANMELAKUKAN
PELANGGARAN
KPU MEMPERBAIKI
MAKA SANKSI
ADMINISTRASI
PERBAIKAN DAPAT
BERDASARKAN
DILAKUKAN
PUTUSAN MK DAN
BERSAMAAN
BAWASLU
DENGAN PUTUSAN
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai