ABATOIR & TEKPOT Rumah Potong Hewan Teknik Pemotongan Penyiapan Karkas Animal Welfare Penanganan By Product PENGERTIAN RPH: kompleks dengan desain dan konstruksi khusus yg me- menuhi persyaratan teknis dan higiene tertentu serta diguna- kan sebagai tempat memotong hewan potong selain unggas bagi konsumsi masyarakat. PEDOMAN TEKNIS PENDIRIAN 1. LOKASI 2. LAHAN 3. SARANA 4. JENIS BANGUNAN 5. SYARAT FISIK LOKASI 1. Rencana Umum Tata Ruang (RUTR). 2. Pola Dasar Pembangunan Daerah (PDPD) Tingkat II. 3. Rencana Bagian Wilayah Kota (RBWK) 4. Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) LAHAN 1. Status tanah harus jelas untuk mencegah keresahan masyarakat 2. Memilih lahan yang datar dan cukup luas untuk pengembangan RPH SARANA • Jalan yang baik • Sumber air cukup • Air minum ternak • Tenaga listrik cukup JENIS BANGUNAN 1. Bangunan utama terdiri atas daerah kotor dan bersih 2. Tempat istirahat karyawan, kantin dan mushola 3. Ada locker dan tempat ganti pakaian 4. Seyogyanya ada chilling room SYARAT FISIK 1. Bangunan terbuat dari beton, semen atau besi anti karat 2. Cukup ventilasi 3. Harus ada bak air panas untuk mencuci peralatan dan cuci tangan 4. Dinding terbuat dari porselin, setinggi 2 meter. FUNGSI RPH (1) 1. Melindungi konsumen dari kehalalan ternak yang dipotong 2. Tempat pemeriksaan ante- mortem 3. Tempat pemotongan hewan yang higienis untuk mendapat kan daging yang ASUH FUNGSI (2)
4. Tempat pemeriksaan Post-
mortem 5. Tempat pengamatan penyakit hewan (menular) 6. Sumber pendapatan daerah PERANAN RPH 1. Keamanan konsumen thd kesehatan dan kehalalan daging 2. Penciptaan lapangan kerja 3. Pengembangan industri hasil ternak Mengapa Ternak Harus dipotong di RPH SK Menpan: No. 413/1992, mensyaratkan semua ternak besar dan kecil harus dipotong di RPH, dengan maksud: 1.Menghindari terjadinya gangguan dalam kehidupan masyarakat, terutama dalam hal kesehatan. 2.Menghindari konsumen dari dampak negatif daging, misalnya daging dari hewan sembelihan yang berpenyakit. Apa semua ternak harus dipotong di RPH ? Kecuali: 1. Darurat, mis.kecelakaan yang membahayakan jiwa ternak 2. Hajat khusus, untuk keperluan agama dan adat. Mengapa Karkas Harus di Cap ?
• Pengamanan produk ternak
• Jaminan keselamatan konsumen • Layak dikonsumsi manusia Mengapa ternak dipotong malam hari ? • Penyediaan daging segar yang akan dimasak pada pagi harinya • Persediaan pasar yang buka pagi hari • Menghindari lalat yang pembawa penyakit PENYIAPAN DAGING EKSPOR
1. Pemotongan yang benar
2. Penanganan daging yang higienis. 3. Pengemasan yang baik 4. Pengangkutan 5. Surat Keterangan kesehatan dan asal daging. PEMERIKSA DAGING Petugas yang memiliki penge- tahuan dan keterampilan da- lam pemeriksaan antemor- tem dan postmortem di- bawah pengawasan petugas dari pemerintah yang berwenang. Klasifikasi usaha pemotongan hewan berdasar luasan peredaran daging 1. Kelas A yaitu untuk penyediaan daging impor
2. Kelas B yaitu untuk penyediaan daging
antar Propinsi Daerah Tingkat I
3. Kelas C yaitu untuk penyediaan daging
antar Kabupaten dalam satu Propinsi
4. Kelas D yaitu untuk penyediaan daging
untuk Kabupaten/Kotamadya Daerah Tingkat II yang bersangkutan Usaha Pemotongan Hewan menurut Jenis Kegiatannya ada 3 : 1. Kategori I yaitu usaha pemotongan hewan yang berupa kegiatan melaksanakan pemotongan hewan milik sendiri di RPH milik sendiri 2. Kategori II yaitu kegiatan menjual jasa pemotongan hewan atau melaksanakan pemotongan hewan milik orang lain 3. Kategori III yaitu kegiatan melaksanakan pemotongan hewan pada di RPH milik orang lain atas perhatiannya