Manajemen Abattoir
(Tata Letak, Sistem Pengelolaan)
Manajemen Abattoir
• Sarana prasarana
• Persyaratan Bagunan dan Tata Letak
Sarana prasarana
• Sarana jalan yang baik menuju RPH.
• Sumber air yang cukup.
• Persediaan air yang diminum: sapi/kerbau/kuda : 1000 L/ekor/hari
kambing/domba/ : 100 L/ekor/hari
babi : 450 L/ekor/hari
• Sumber tenaga listrik
• Sumber air panas untuk RPH babi untuk pencelupan sebelum pengerokan
bulu.
• Instalasi air bertekanan/air panas (800C)
Tata Letak RPH
• Bangunan utama
• Kandang penampung dan istirahat hewan
• Kandang isolasi
• Kantor administrasi dan dokter hewan
• Tempat istirahat karyawan, kantin dan mushola
• Tempat penyimapanan barang pribadi/locker/ruang ganti pakaian
• Kamar mandi dan WC
• Sarana penanganan limbah
• Insenerator
• Tempat parkir
• Rumah jaga
• Gardu listrik
• Menara air
• RPH harus dipagar sehingga mencegah keluar masuk orang maupun hewan
selain hewan potong.
• Pintu masuk hewan potong harus terpisah dari pintu keluar daging.
• RPH babi harus terpisah dengan RPH lain dengan jarak yang cukup jauh atau
dibatasi pagar minimal 3 meter serta berada pada daerah yang lebih rendah
dari RPH lain.
Abattoir
2021
Abattoir = Slaughtering House
Manajemen Abattoir
(Tata Letak, dan Penanganan Limbah)
Dampak Negatif Air Limbah RPH
• Akibat terhadap lingkungan
• Akibat terhadap kesehatan masyarakat
• Akibat terhadap sosial-ekonomi
Parameter Air Limbah RPH
Rumen content
Rumen
Cat. 3 - Pasteurisation
Anaerobic
Bones, slaughter by-products pasteurisation <12 mm Digester
≥60 min (According to
Parts of slaughtered animals ≥70 °C article 15)
Peralatan Abattoir
2021
Persyaratan Peralatan
• Seluruh peralatan pendukung dan penunjang di RPH
terbuat dari bahan tidak mudah korosif, mudah
dibersihkan, dan didesinfeksi serta mudah dirawat.
Sampai tahun 1994, di Indonesia terdapat 87 jenis penyakit hewan dari 226 yang
ada di dunia. Dari 87 tersebut, 43 jenis sering muncul dan 44 jarang muncul
PEMERIKSAAN KESEHATAN
POSTMORTEM
• Terutama bagian karkas, kelenjar limfe, kepala
pada bagian mulut, lidah, bibir, paru paru,
jantung, ginjal, hati, limpa → pengawasan
pencemaran kuman berbahaya
• Bila terdapat abnormalitas pada karkas, organ
visceral dan bagian karkas perlu dilakukan
pemeriksaan
KEPUTUSAN PEMERIKSAAN
• Menurut Arka, dkk (1995)
• Karkas serta organ tubuh yang sehat diteruskan kepasar untuk
konsumsi
• Karkas serta organ tubuh yang mencurigakan ditahan untuk
pemeriksaan yang lebih seksama
• Bagian yang sakit dan abnormal secara lokal dirisi dan disingkarkan
sedangkan selebihnya dapat diterukan ke pasar
• Karkas dan orgam yang sakit dan abnormal secara umum atau
keseluruhan atau seluruh karkas dan organ tubuh tersebut
disingkirkan semua
• Karkas dan organ tubuh yang sehat yang akan diteruskan ke pasar
diberi cap “BAIK”
Perlakuan Terhadap Ternak
Sebelum Dipotong
• Rencanakan Perjalanan
• Perkenalkan sapi dengan penjatahan pakan saat
pengangkutan sejak dini
• Laksanakan waktu larangan pemberian pakan dan air dan
perhentian untuk istirahat (rest stop) yang cukup
• Pastikan sarana pengankutan kendaraan dan kapal dalam
keadaan layak
Perencanaan Perjalanan
• Perencanaan perjalanan yang baik untuk memastikan
kesehatan dan kesejahteraan ternak selama
pengangkutan
• Rencanakan pengaturan situasi tidak terduga
• Prosedur didokumentasikan, memastikan bahwa
prosedur tertulis dapat dimengerti oleh para
pengemudi
• Perhentian-perhentian harus direncanakan.
• Waktu pengangkutan lebih dari 30 jam harus
memperhitungkan satu perhentian untuk ternak
istirahat dan pulih kembali..
Perkenalkan Sapi Pada Penjatahan Pakan Saat
Pengangkutan
• Kondisi sapi dalam perjalanan akan lebih baik memiliki waktu tanpa
pemberian pakan dan air, atau dikenal dengan waktu larangan (curfew)
• Sapi tidak boleh diberikan minum dan pakan setidaknya 6 jam sebelum
pengangkutan
• Ternak harus dikeluarkan pada saat pemberhentian
Pemberhentian Ternak
• Holding Pen (Kandang Sementara) harus tersedia sehingga memungkinkan hewan
berdiri, berbaring, berputar, dan mengakses air
• Air yang bersih dapat diakses oleh ternak
• Ternak yang ditahan lebih dari 12 jam harus diberi pakan
• Semua ternak dapat mengakses pakan
• Stress karena transportasi dapat memberikan
perubahan dalam system fisiologis dan homeostatis
ternak sebagai indicator dari perkembangan reaksi
stress selama dan sesudah transportasi
• Homeostatis adalah mekanisme atau daya tubuh untuk
mempertahankan keseimbangan fisiologis internal
terhadap perubahan lingkungan
• Pengaruh fisiologis dapat berupa penyusutan bobot
badan (sekitar 5% dalam 5 jam pertama, selanjutnya
0,17% setiap jam selama 30 – 36 jam berikutnya)
• Stress juga dapat meyebabkan berkurangnya
persediaan glikogen di dalam otot kualitas
daging rendah
• Menurut Asean Food Handling, stress
transportasi dapat mempengaruhi hasil
ternak/karkas seperti: penyusutan bobot badan,
penurunan bobot potong, mempengaruhi bobot
tubuh kosong serta bobot dan persentase karkas
Klasifikasi penyusutan bobot badan
• Penyusutan ekskretori mengakibatkan hilangnya
bobot badan ternak karena ekskresi feses dan
urine (selama transportasi ternak mengalami
urinasi dan defekasi lebih sering terutama saat
awal perjalanan)
• Penyusutan jaringan mengakibatkan susutnya
daging dan air tubuh
• Dehidrasi cairan pada ternak biasanya
disebabkan karena meningkatnya frekuensi
urinasi, pernafasan dan pengeluran cairan
melalu keringat
• Selama transportasi ternak akan mengalami
hiperadrenalis, peningkatan mobilitas glikogen
otot, serta rendahnya cadangan energi otot.
karena WHC
pH 4,7 – 5,4 :
Open Structure
–Fiber Jelas
–WHC
• Pale Soft Exudative (PSE)
• Normal Meat
Killing/ Pelepasan
pemingsan
kepala dan legging
an bleeding kaki
PEMOTONGAN
Brisket
Evicerasi skinning bunging
splitting
Postmort
Penimban
Splitting em dan
gan tenderstrecth
karkas inspeksi
karkas
PASCA karkas
PEMOTONGAN
pelayuan
13
• Kebersihan dan kesehatan orang yang
menyembelih dan ternak konsumsi yang
dikonsumsi
• Darah sebagai medium kuman, jamur dan
racun
• Kesegaran daging lebih lama
• Ternak tidak merasa sakit
OIE/ Badan Kesehatan Hewan Dunia merekomendasikan
implementasi kesejahteraan hewan (kesrawan) pada sistem
pemotongan halal versi islam layak bagi dunia
Peraturan pemerintah No. 95 tahun
2012 tentang kesehatan masyarakat
veteriner dah kesejahteraan hewan
Prinsip kebebasan dalam kaidah
kesejahteraan hewan
• Bebas dari haus dan lapar, akses pada air segar
serta pakan
• Bebas dari ketidak-nyamanan, tempat
berlindung serta istirahat (aspek fisik dan suhu)
• Bebas dari rasa sakit, melakukan diagnosa dan
penanganan yang cepat
• Bebas mengekspresikan perilaku normal, ruang
gerak yang cukup dan teman
• Bebas dari rasa takut dan tekanan, menghindari
adanya penderitaan mental
Kesejahteraan di RPH
• Dilakukan pemingsanan sebelum dilakukan
penyembelihan →stunning gun. Pada babi
direkomendasikan menggunakan arus listrik
• Syarat peralatan stunning :
✓Kondisi pingsan bagi ternak bersifat sementara
✓Peralatan tidak menyebabkan luka pada hewan
✓Peralatan tidak boleh membunuh atau terjadi
kerusakan pada otak
✓Penggunaan listrik tidak menyebabkan kematian
4. PENGULITAN
• Sebelum proses pengulitan, harus dilakukan
pengikatan pada saluran makan di leher dan anus,
sehingga isi lambung dan feses tidak keluar dan
mencemari karkas.
• Pengulitan dilakukan bertahap, diawali membuat irisan
panjang pada kulit sepanjang garis dada dan bagian
perut.
• Irisan dilanjutkan sepanjang permukaan dalam
(medial) kaki.
• Kulit dipisahkan mulai dari bagian tengah ke punggung.
• Pengulitan harus hati-hati agar tidak terjadi kerusakan
pada kulit dan terbuangnya daging.
5. PENGELUARAN JEROAN
• Rongga perut dan rongga dada dibuka dengan
membuat irisan sepanjang garis perut dan dada.
• Organ-organ yang ada di rongga perut dan dada
dikeluarkan dan dijaga agar rumen dan alat
pencernaan lainnya tidak robek.
• Dilakukan pemisahan antara jeroan merah (hati,
jantung, paru-paru, tenggorokan, limpa, ginjal
dan lidah) dan jeroan hijau (lambung, usus, lemak
dan esophagus).
6. PEMERIKSAAN POSTMORTEM
• Pemeriksaan postmortem dilakukan oleh dokter hewan
atau petugas yang ditunjuk di bawah pengawasan dokter
hewan.
• Pemeriksaan postmortem dilakukan terhadap kepala, isi
rongga dada dan perut serta karkas.
• Karkas dan organ yang dinyatakan ditolak atau dicurigai
harus segera dipisahkan untuk dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut.
• Apabila ditemukan penyakit hewan menular dan zoonosis,
maka dokter hewan/petugas yang ditunjuk di bawah
pengawasan dokter hewan harus segera mengambil
tindakan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
Tujuan
Melindungi konsumen dari daging ternak yang
terduga terhadap
• Penyakit bahan asal makanan (foodborne
infection)
• Adanya racun dan atau bahan residu
• Penyakit zoonosa (foodborne zoonotic)
• Penyakit parasit zoonotik seperti triciella spiralis
atau taena soleum pada babi
• Sistem pertahanan pada tubuh melalui kelenjar
getah bening, bila hewan sakit maka dapat
terpihat perubahan abnormal atau patologi
umum
• Beberapa gejala penyakit umum yang sering
terjadi : peradangan kelenjar getah bening di
kepala, rongga badan atau karkas, peradangan
sendi, pembengkakan hati, limpa, ginjal dan hati,
adanya abses di bagian karkas
Kondisi akut Kondisi kronis
• Merupakan manifestasi • Peradangan dengan disertai
pembengkakan yang disertai
peradangan dari adhesi, jaringan fibrotik dan
peradangan beberapa organ nekrotik atau abses
• Dilakukan pemisahan dari bagian
atau jaringan. Terjadi karkas
pembesaran pada kelenjar • Lebih kompleks pada kasus
getah bening subkronis
• Berhubungan dengan kasus
infeksi sebelumnya
• Karkas harus dipishkan tersendiri
untuk dimusnahkan
Keputusan penilaian pemeriksaan
postmortem
• Disetujui → simbol A
• Kulit, karkas, daging dan keroan tidak layak dikonsumsi → simbul T
• Sebagain karkas atau karka tidak layak dikonsumsi → simbol D
• Layak konsumsi dengan syarat → 1. Kh: direbus dengan temperatur
90 C dan daging dipotong potong kecil 10 cm kubik, 2. Kf: daging
perlu dipanaskan atau didinginkan untuk membunuh parasit
• Daging terdapat kerusakan sedikit, namun masih layak konsumsi →
simbol I
• Disetujui, sebagian layak dikonsumsi dalam wilayah terbatas →
simbol L
• Organ tidak dapat dikonsumsi khusus pada penyakit BSE → simbol
7. PEMBELAHAN KARKAS
• Karkas dibelah dua sepanjang tulang belakang
dengan kampak yang tajam atau mesin yang
disebut automatic cattle splitter.
• Karkas dapat dibelah dua/empat sesuai
kebutuhan.
8. PENGANGKUTAN KARKAS
• Karkas/daging harus diangkut dengan angkutan khusus
daging yang didesain dengan boks tertutup, sehingga
dapat mencegah kontaminasi dari luar.
• Jeroan dan hasil sampingannya diangkut dengan wadah
dan atau alat angkut yang terpisah dengan alat angkut
karkas/daging.
• Karkas/daging dan jeroan harus disimpan dalam
wadah/kemasan sebelum disimpan dalam boks alat
angkut.
• Untuk menjaga kualitas daging dianjurkan alat angkut
karkas/daging dan jeroan dilengkapi dengan alat
pendingin (refrigerator).
Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.com
• untuk memastikan bahwa hewan diistirahatkan dengan benar dan bahwa informasi klinis yang tepat, yang
akan membantu dalam diagnosis dan penilaian penyakit, diperoleh.
• untuk mengurangi kontaminasi di lantai pembantaian dengan memisahkan hewan yang kotor
dan mengutuk hewan yang sakit jika diharuskan oleh peraturan.
• untuk memastikan bahwa hewan yang terluka atau mereka yang kesakitan dan menderita menerima pembantaian
darurat dan bahwa hewan diperlakukan secara manusiawi.
• untuk mengidentifikasi penyakit hewan yang dapat dilaporkan untuk mencegah pembunuhan kontaminasi lantai.
• untuk mengidentifikasi hewan yang sakit dan yang diobati dengan antibiotik, agen kemoterapi,
insektisida dan pestisida.
• untuk mewajibkan dan memastikan pembersihan dan disinfeksi truk yang digunakan untuk mengangkut
ternak.
Kedua sisi hewan harus diperiksa saat istirahat dan bergerak. Pemeriksaan antemortem harus dilakukan
dalam waktu 24 jam setelah penyembelihan dan diulangi jika penyembelihan ditunda lebih dari satu hari.
Babi dan hewan yang terkena memar atau patah tulang yang luas membutuhkan penyembelihan
darurat. Hewan yang menunjukkan gejala klinis penyakit harus diperiksa dan dinilai oleh dokter
hewan. Mereka diperlakukan sebagai “tersangka” dan harus dipisahkan dari hewan yang sehat.
Penyakit dan riwayat manajemen harus dicatat dan dilaporkan secaraSAYA kartu inspeksi. Informasi
lain harus mencakup:
1. Nama pemilik
2. Jumlah hewan dalam lot dan waktu kedatangan
3. Spesies dan jenis kelamin hewan
4. Waktu dan tanggal pemeriksaan antemortem
5. Tanda-tanda klinis dan suhu tubuh jika relevan
6. Alasan kenapa hewan itu di pegang
7. Tanda tangan inspektur
Pemeriksaan antemortem harus dilakukan dalam pencahayaan yang memadai di mana hewan
dapat diamati baik secara kolektif maupun individual dalam keadaan diam dan bergerak.
Perilaku umum hewan harus diamati, serta status gizi, kebersihan, tanda-tanda penyakit dan
kelainan. Beberapa kelainan yang diperiksa pada pemeriksaan antemortem antara lain:
Kelainan pada pernafasan biasanya mengacu pada frekuensi respirasi. Jika pola
pernapasan berbeda dari biasanya hewan harus dipisahkan sebagai tersangka.
Kelainan dalam perilaku dimanifestasikan oleh satu atau lebih dari tanda-tanda berikut:
sebuah. berjalan berputar-putar atau menunjukkan gaya berjalan atau postur yang tidak normal
Sebuah gaya berjalan yang tidak normal pada hewan dikaitkan dengan rasa sakit di kaki, dada atau perut atau
merupakan indikasi penyakit saraf.
Postur tidak normal pada hewan diamati sebagai perut terselip atau hewan mungkin berdiri dengan
kepala diperpanjang dan kaki terentang. Hewan itu mungkin juga sedang berbaring dan kepalanya
menghadap ke samping. Ketika tidak bisa naik, itu sering disebut "downer". Hewan yang lebih rendah
harus ditangani dengan hati-hati untuk mencegah penderitaan lebih lanjut.
Beberapa contoh dari keputihan yang tidak normal atau tonjolan dari tubuh adalah:
sebuah. keluarnya cairan dari hidung, air liur yang berlebihan dari mulut, setelah lahir
B. menonjol dari vulva, usus
C. menonjol dari rektum (rektum prolaps) atau rahim
D. menonjol dari vagina (uterus prolaps)
e. pertumbuhan pada mata dan diare berdarah
Warna tidak normal seperti area hitam pada kuda dan babi, area merah pada kulit berwarna terang
(peradangan), area biru tua pada kulit atau ambing (gangren).
Sebuah bau tidak normal sulit dideteksi pada pemeriksaan A/M rutin. Bau abses,
bau obat, bau stinkweed atau bau aseton ketosis dapat diamati.
Karena banyak rumah potong hewan di negara berkembang tidak memiliki stasiun akomodasi atau
pekarangan untuk hewan, penilaian antemortem Inspektur harus dilakukan pada penerimaan hewan
potong.
Pemeriksaan postmortem
Pemeriksaan postmortem rutin terhadap karkas harus dilakukan sesegera mungkin setelah
selesainya pembalutan untuk mendeteksi adanya kelainan sehingga produk yang hanya layak
dikonsumsi manusia tidak boleh dijadikan makanan. Semua organ dan bagian karkas harus
disimpan bersama dan dikorelasikan untuk pemeriksaan sebelum dikeluarkan dari tempat
pemotongan.
Inspeksi postmortem harus memberikan informasi yang diperlukan untuk evaluasi ilmiah dari lesi
patologis yang berkaitan dengan keutuhan daging. Pengetahuan profesional dan teknis harus
dimanfaatkan sepenuhnya oleh:
Penghakiman bangkai
1. Setiap bagian dari karkas atau karkas yang abnormal atau sakit.
2. Setiap bagian dari karkas atau karkas yang terkena kondisi yang dapat menimbulkan:bahaya
bagi kesehatan manusia.
3. Setiap bagian dari karkas atau karkas yang mungkin menjijikkan bagi konsumen.
Penting untuk membedakan antara kondisi lokal atau umum dalam penilaian bangkai hewan. Di
sebuahterlokalisasi kondisi, lesi dibatasi oleh mekanisme pertahanan hewan ke area atau organ
tertentu. Perubahan sistemik yang terkait dengan kondisi lokal juga dapat terjadi. Contoh:
penyakit kuning yang disebabkan oleh infeksi hati atau toksemia setelah pyometra (abses dalam
rahim).
Di sebuah digeneralisasikan Dalam kondisi tersebut, mekanisme pertahanan hewan tidak mampu
menghentikan proses penyebaran penyakit melalui sistem peredaran darah atau limfatik. Kelenjar
getah bening bangkai harus diperiksa jika lesi patologis digeneralisasi. Beberapa tanda penyakit
umum adalah:
1. Peradangan umum kelenjar getah bening termasuk kelenjar getah bening kepala, jeroan
dan/atau kelenjar getah bening bangkai
2. Peradangan sendi
3. Lesi di berbagai organ termasuk hati, ginjal limpa dan jantung
4. Adanya abses multipel di berbagai bagian karkas termasuk tulang belakang
ruminansia
Lesi umum biasanya memerlukan penilaian yang lebih parah daripada lesi lokal.
Kondisi akut
Kondisi akut menyiratkan bahwa lesi telah berkembang selama beberapa hari, sedangkan
kondisi kronis menyiratkan perkembangan lesi selama beberapa minggu, bulan atau
tahun. Kondisi subakut mengacu pada periode waktu antara kondisi akut dan kronis.
Tahap akut dimanifestasikan oleh peradangan organ atau jaringan yang berbeda, pembesaran
kelenjar getah bening hemoragik dan sering dengan perdarahan petekie dari membran mukosa dan
serosa dan organ yang berbeda seperti jantung, ginjal dan hati. Tahap akut sejajar dengan kompleks
penyakit umum, ketika infeksi akut cenderung mengatasi sistem kekebalan hewan dan menjadi
umum.
Setiap kasus yang menunjukkan lesi sistemik harus dinilai secara individual dengan
mempertimbangkan signifikansi lesi ini terhadap sistem organ utama, terutama hati,
ginjal, jantung, limpa dan sistem limfatik serta kondisi umum karkas.
Kondisi kronis
Dalam kondisi kronis, peradangan yang terkait dengan kemacetan digantikan oleh
perlengketan, jaringan nekrotik dan fibrotik atau abses. Penilaian pada tahap kronis kurang
parah dan seringkali penghapusan bagian yang terkena diperlukan tanpa mengutuk bangkai.
Namun, penilaian terhadap hewan atau bangkai cenderung lebih rumit pada tahap subkronis
dan kadang-kadang pada tahap perakut. Jika jaringan nekrotik umum dikaitkan dengan infeksi
sebelumnya, bangkai harus dikutuk.
PEDOMAN PERSYARATAN PEMERIKSAAN
POSTMORTEM MINIMUM (SEMBU, KUDA, DOMBA &
KAMBING, BABI DAN GAME)
KEPALA
Umum Lihat permukaan luar. Untuk sapi, kuda, babi dan permainan melihat rongga mulut dan
hidung.
Gambar 1 : Pemeriksaan kepala. Kelenjar getah bening retrofaringeal (No. 1), parotis (No. 2) dan
submaksila (No. 3) dilihat dan diinsisi dengan beberapa sayatan dan irisan.
Gambar 2.: Pemeriksaan kepala pada kerbau.
Kelenjar getah bening retrofaringeal (No. 1) dilihat dan diiris dengan beberapa sayatan dan
irisan.
Lidah Lihat dan palpasi (lihat hanya pada anak sapi hingga usia 6 minggu).
Lainnya
Ternak - kecuali pada anak sapi sampai usia enam minggu, kerongkongan semua sapi dan anak sapi
harus dipisahkan dari perlekatannya pada trakea dan dilihat.
- Sebagai bagian dari pemeriksaan semua sapi dan anak sapi di atas usia 6 minggu untuk Cysticercus
bovis, otot-otot pengunyahan harus dilihat dan satu atau lebih sayatan linier dibuat paralel
ke rahang bawah ke dalam otot pengunyahan eksternal dan internal; sebagai tambahan satu sayatan ke
dalam M.triceps brachii, 5 cm di belakang siku, harus dibuat.
Kuda - kepala harus dibelah memanjang di garis medial dan septum hidung diangkat dan
diperiksa pada semua kuda yang berasal dari daerah endemik kelenjar.
babi - di mana ada risiko Cysticercus cellulosae hadir, otot luar pengunyahan,
otot perut dan diafragma dan akar lidah semua babi harus diiris dan bilah lidah
dilihat dan dipalpasi;
Permainan - pemotongan pemeriksaan untuk kista cacing pita tidak diperlukan, karena kista ini umumnya tidak
menular pada manusia.
CATATAN
Paru-paru (Gambar 3)
Lihat dan palpasi. Kecuali pada domba dan kambing, bronkus harus dibuka dengan
sayatan melintang di lobus diafragma. Untuk kuda dan sapi, laring, trakea dan bronkus
utama harus dibuka sepanjang mereka.
Gambar 3: Inspeksi paru - Kelenjar getah bening bronkial kiri (No. 1) dan kanan (No. 2) dan
mediastinum (No. 3) dilihat dan diinsisi.
Gambar 4: Pemeriksaan paru pada kerbau - Buka trakea dan insisi kelenjar limfe bronkus dan
mediastinum.
Jantung (Gambar 5)
Hati (Gambar 6)
Lihat dan palpasi seluruh permukaan (kedua sisi). Lihat kantong empedu. Untuk sapi yang berumur lebih dari 6 minggu,
insisi yang dianggap tepat untuk mendeteksi cacing hati. Buka saluran empedu besar. Untuk domba, babi, dan binatang
buruan, potong sesuai kebutuhan untuk parasit.
Limpa (Gambar 7)
Meraba
Gambar 7: Pemeriksaan lambung dan limpa - Pemeriksaan rumen dan pemeriksaan serta palpasi
limpa.
Lihat (a)
Gambar 9: Melihat dan sayatan kelenjar getah bening mesenterika. Dalam hal ini sayatan dilakukan
untuk menunjukkan rantai kelenjar getah bening mesenterika.
Ginjal
CATATAN
Umum
Periksa bangkai (termasuk otot, tulang terbuka, sendi, selubung tendon, dll.) untuk
menentukan tanda-tanda penyakit atau cacat. Perhatian harus diberikan pada kondisi
tubuh, efisiensi perdarahan, warna, kondisi membran serosa (pleura dan peritoneum),
kebersihan dan adanya bau yang tidak biasa.
Inguinal superfisial (pria) (Gbr. 10) - Palpasi Supramammary (wanita) - Palpasi (a) Iliaka eksternal dan
internal (Gbr. 10, Gbr. 11) - Palpasi (b) Prepektoral (Gbr. 12) - Palpasi Poplitea (Gbr. 13) - Palpasi
(hanya domba/kambing dan hewan buruan/antelop) Ginjal (Gbr. 12) - Palpasi (sapi, kuda, babi) atau
insisi jika dicurigai ada penyakit. Prescapular (Gbr. 14) & prefemoral - Palpasi (hanya domba dan
kambing)
1 Pada semua hewan yang dicurigai menderita penyakit sistemik atau umum, pada semua hewan
yang positif terhadap uji diagnostik tuberkulosis, pada semua hewan yang ditemukan lesi sugestif
tuberkulosis pada pemeriksaan postmortem, kelenjar getah bening karkas utama adalah precrural,
popliteal, anal , kelenjar inguinal superfisial, iskiadika, iliaka internal dan eksternal, kayu, ginjal,
sternal, prepektoral, prescapular dan atlantal, serta kelenjar getah bening kepala dan jeroan, harus
diiris dan diperiksa.
Lainnya
Otot dan kelenjar getah bening (lymphonodi sub-rhomboidei) di bawah salah satu dari dua
tulang rawan skapula semua kuda abu-abu atau putih harus diperiksa untuk melanosis setelah
melonggarkan perlekatan satu bahu.
CATATAN
Dalam cuaca buruk, khususnya di musim dingin, burung membutuhkan pembantaian segera. Di musim
panas, pergantian udara yang stabil di truk atau di area penyimpanan harus dipertahankan. Dalam kasus
penyakit yang dapat dilaporkan, seperti flu burung atau penyakit tetelo, dokter hewan harus diberitahu
dan semua informasi terkait harus dicatat. Beberapa penyakit memiliki tanda-tanda yang sama pada
Inspeksi A/M. Misalnya, bronkitis menular mungkin dikacaukan dengan penyakit Newcastle. Diagnosis
banding diperlukan dalam kasus seperti itu.
Pemeriksaan postmortem pada unggas mengacu pada teknik pemeriksaan dan pemeriksaan karkas
dan jeroan. Pemeriksaan P/M terdiri dari melihat, palpasi dan penciuman. Warna, bentuk, dan
konsistensi organ dan jaringan harus diamati secara tunggal atau kombinasi. Warna karkas unggas
tergantung pada umur, jenis kelamin, nutrisi dan suhu panas selama penyembelihan.
Karkas harus digantung pada 2 atau 3 titik tergantung pada kelas unggas. Saluran usus, hati,
limpa, dan jantung (viscera) harus diekspos untuk pemeriksaan visual dan palpasi. Inspektur
unggas (Gbr. 16) harus dapat melihat ke dalam karkas dan mendeteksi adanya lesi patologis
seperti peradangan kantung udara, peritonitis, radang saluran telur (salpingitis), dll.
Kontaminasi oleh feses dan empedu juga harus diamati. Selama pemeriksaan jeroan dan
karkas, kedua tangan harus digunakan. Lesi eksternal pada bangkai termasuk pembengkakan
sinus, sekret hidung dan mata (jika ada kepala), lesi kulit, pembengkakan sendi, dll.
Pertimbangan : Lesi yang terlokalisasi dapat dibuang oleh inspektur, namun penilaian
akhir dari karkas harus dilakukan oleh dokter hewan. Penghukuman karkas biasanya
karena alasan patologis, non patologis dan estetis.
Gambar 16: Pemeriksaan jeroan dan karkas pada ayam pedaging.
PEMBUNUHAN DAN INSPEKSI HEWAN
PERMAINAN UNTUK DAGING
Beberapa bagian dunia terus diberkati dengan populasi hewan buruan yang besar dan berkembang pesat,
di Afrika khususnya antelop seperti impala, kudu dan eland, di bagian selatan Amerika Latin kelinci dan
beberapa spesies rusa dan kijang dan di Eropa Timur merah dan rusa roe. Penanaman terkendali dari
kawanan ini dapat menyediakan sumber protein tambahan yang signifikan dan berkelanjutan terutama di
daerah pedesaan.
Dalam keadaan ideal dan dalam kasus daging buruan untuk ekspor, dua sistem dasar
pemusnahan dan persiapan karkas dapat digunakan.
1. Sistem pertama adalah pemotretan malam hari dengan berjalan kaki menggunakan lampu sorot. Hewan
yang tampak sehat ditembak, langsung berdarah dan perut serta ususnya langsung dikeluarkan di
tempat. Setelah sejumlah bangkai dikumpulkan dengan kendaraan yang menyertainya, mereka
kemudian dipindahkan ke fasilitas pusat pemotongan hewan permanen yang sesuai untuk pembalut,
inspeksi, dan pendinginan mereka. Karena pemeriksaan antemortem dilakukan oleh pemburu, mereka
harus dilatih dalam prosedur antemortem dasar agar mereka dapat memilih hewan yang sehat dari
yang sakit.
2. Dalam sistem kedua, hewan dikumpulkan dan digiring ke dalam struktur seperti corong
sementara. Hewan diistirahatkan dan pemeriksaan antemortem dilakukan dengan lebih objektif.
Hewan-hewan tersebut kemudian ditembak dari jarak dekat, dikeluarkan darahnya dan
dikeluarkan segera dan dipindahkan ke tempat pemotongan hewan sementara untuk dibalut,
diperiksa dan didinginkan. Inspeksi ante dan postmortem dapat dilakukan secara objektif dengan
sistem ini, meskipun kebersihan dapat sedikit terganggu. Kombinasi fitur yang bijaksana dari
kedua sistem ini, yang dapat dimodifikasi, dapat digunakan untuk menyesuaikan dengan
berbagai keadaan di lapangan.
Prosedur pemeriksaan yang paling tepat untuk setiap jenis hewan buruan atau karkas akan
bervariasi tidak hanya menurut spesiesnya, tetapi juga menurut informasi lain apa pun yang
tersedia tentang populasi satwa liar dari mana mereka dipanen. Prosedur pemeriksaan minimum
sebagaimana diatur dalam Kode Praktik Higienis untuk Permainan dari Komisi Bersama FAO/WHO
Codex Alimentarius Commission, merupakan titik awal yang berguna dalam mengembangkan
prosedur yang tepat.
kategori penilaian
Bila inspeksi dan informasi lain yang tersedia tidak menunjukkan bukti adanya penyakit
atau cacat yang tidak dapat diterima, dan jika pembalut telah diterapkan sesuai dengan
persyaratan higienis, karkas dan jeroan hewan buruan harus disetujui sebagai layak untuk
dikonsumsi manusia tanpa batasan asalkan tidak ada hewan. pembatasan kesehatan
berlaku sebaliknya.
2. Sama sekali tidak layak untuk dikonsumsi manusia.
Hewan buruan dan semua jeroannya harus dikutuk atau dibuang untuk tujuan yang tidak
dapat dimakan jika:
3. Dikutuk sebagian.
Jika lesi terlokalisir, yang hanya mengenai bagian dari karkas atau jeroan, bagian yang terkena harus
dibuang dan bagian yang tidak terkena harus dihilangkan dengan syarat atau tanpa syarat.
Antelop mungkin merupakan spesies hewan buruan yang paling disukai dan sering diburu di Afrika untuk
tujuan khusus menyediakan daging untuk konsumsi manusia. Impala adalah antelop yang paling mudah
untuk dimusnahkan dalam skala besar, meskipun eland hampir semudah mengelolanya seperti beberapa
ternak domestik. Fitur yang menguntungkan dari antelop adalah kesehatan kawanan yang baik dan
kurangnya kondisi patologis dan parasit yang ditemukan pada pemeriksaan daging. Penyebab kutukan
bangkai, daging dan jeroan di impala di Afrika tampaknya terbagi dalam dua kategori:
Manajemen terkait:
kontaminasi - terutama kotoran kotor yang diperoleh dari lingkungan selama pendarahan dan
deguting atau isi usus selama pengeluaran isi yang ceroboh.
pembusukan dan pembusukan - pemborosan untuk alasan ini dapat menjadi besar di Afrika jika operasi
dilakukan pada siang hari musim panas. Kerugian ini dapat diminimalkan jika berburu dan berpakaian
dilakukan selama bulan-bulan musim dingin, pada malam hari dan selama suhu lingkungan yang lebih rendah.
Penyakit terkait:
Parasit
“campak” - kista cacing pita dari berbagai jenis telah ditemukan di bangkai hewan seperti impala,
kudu, bushbuck, reedbuck, sable, rusa kutub (gnu, antelop) dan babi hutan. Kista bervariasi dalam
ukuran dari kacang polong hingga bola golf dan sering terlihat di rongga peritoneum, melekat
longgar pada serosa, jeroan atau di otot. Tidak ada predileksi khusus
lokasi kista otot. Insisi inspeksi rutin untuk campak pada hewan peliharaan tidak berguna dalam
menentukan keberadaan atau tingkat infestasi pada hewan buruan. Kasih sayang serosa dapat berhasil
dipangkas sebelum dilepaskan tetapi parasit berotot membuat bangkai secara estetika tidak dapat
diterima. Pada bagian terakhir bangkai dapat direbus atau digunakan untuk keperluan pembuatan. Kista
ini tampaknya tidak mempengaruhi manusia.
Sarkosis - ini sering terlihat pada otot rangka impala (namun kebanyakan mikroskopis);
bangkai mungkin harus dihukum jika sangat terpengaruh.
Stilesia - cacing pita ini dapat ditemukan di hati kijang kecil dan tampaknya tersebar
luas di Afrika. Pemangkasan diperlukan.
Cooperoides hepatica - ini adalah cacing filaria kecil berwarna coklat yang muncul melingkar dalam kista di
hati, paling sering di impala. Ini sering dikaitkan dengan stilesia. Pemangkasan diperlukan.
Cordophilus - cacing filaria ditemukan berkista di otot jantung kudu. 25% dari hewan-hewan ini
terpengaruh. Parasit ini kadang-kadang ditemukan pada otot lain dan juga dapat terjadi pada otot
jantung ternak domestik. Jaringan yang terkena harus dipangkas.
hidatidosa - kista ini telah terlihat di paru-paru dan hati impala, zebra, jerapah dan babi
hutan. Jika ada sedikit infestasi, jaringan yang terkena harus dipangkas.
Hewan buruan dalam banyak kasus disembelih di tempat khusus dan oleh karena itu tunduk pada pemeriksaan
antemortem dan postmortem. Petani buruan sekarang cukup berpengalaman untuk mengatur transportasi
hewan hidup dengan truk ke rumah jagal buruan. Rumah potong hewan ini memiliki kandang khusus, di mana
hewan dapat diistirahatkan. Pemotongan dilakukan dengan menggunakan pistol captive bolt untuk
pemingsanan dan pendarahan, pelepasan isi perut dan pembalut karkas mirip dengan penyembelihan sapi,
namun pemisahan karkas biasanya tidak dilakukan.
Prosedur dan kondisi pemeriksaan antemortem dan postmortem yang mempengaruhi hewan buruan
mirip dengan situasi yang dijelaskan untuk hewan buruan liar. Namun, residu dalam daging (obat-
obatan hewan, pestisida), penyakit parasit atau penyakit menular seperti TBC dapat menimbulkan
masalah besar daripada kasus di hewan liar.
PEMBUNUHAN DAN INSPEKSI burung unta
Penyembelihan burung unta peternakan dengan cepat menjadi perusahaan komersial dan dapat menyediakan
sumber penting daging tanpa lemak dan protein tinggi untuk konsumsi manusia. Prosedur penyembelihan dan
pembalut pada dasarnya terdiri dari pemingsanan, pemusnahan berdarah dan pembalut. Operasi ini dilakukan
di kamar terpisah.
sebuah. - Memukau. Burung itu disetrum listrik menggunakan 90 volt pada 1,5 ampere
selama kurang lebih 20 detik.
• Berdarah. Leher dan pembuluh darah terputus di belakang rahang.
• Tidak berbulu. Ini dilakukan secara manual untuk menghindari kerusakan pada
folikel kulit.
B. - Dressing dilakukan dengan cara yang mirip dengan ruminansia kecil. Organ
dikeluarkan dalam satu set.
Pemeriksaan antemortem :
1. Waspada dan ingin tahu dengan mata cerah dan leher tegak; kadang-kadang menurunkan dan kemudian
mengangkat kepala.
2. Berjalan dengan gaya berjalan kenyal dan terkadang agresif.
3. Mematuk dengan rasa ingin tahu pada benda-benda mengkilap.
4. Menghasilkan urin yang kental dan berwarna putih jernih serta feses yang keras.
5. Bulu-bulunya mengembang dan tubuhnya tampak bulat. Ekornya tertata dengan baik.
1. Leher dan sayap lesu dan terkulai. Mungkin sering duduk atau menjadi
telentang. Tanda klinis ini juga dapat diamati pada burung yang stres.
2. Mata setengah tertutup
3. Mukosa mulut mungkin sangat padat; burung unta mematuk makanan tetapi tidak
menelan.
4. Perut kadang bisa kembung dan berwarna biru/ungu.
5. Urine mungkin berwarna hijau atau coklat dan fesesnya cair atau pucat.
6. Bulu-bulunya tampak basah kuyup; sayap dan ekor jatuh.
Pemeriksaan postmortem:
Kepala, cabutan (jantung, perikardium, hati, limpa, dan paru-paru jika mungkin), saluran
pencernaan, alat kelamin dan bangkai (dengan leher dan ginjal) harus diidentifikasi dengan benar
dan disajikan secara terpisah untuk pemeriksaan. Burung unta, seperti spesies burung lainnya
tidak memiliki sistem limfatik yang terorganisir. Karena banyak infeksi virus dan bakteri cenderung
bersifat umum, pemeriksaan dan penilaian daging unggas dan karkas yang baik dan profesional
sangat penting.
Paru-paru yang tidak diangkat selama prosedur dressing harus diperiksa secara visual dan dengan palpasi
di thorax. Untuk mengekspos paru-paru, dua luka di atas paru-paru di setiap sisi tulang rusuk harus
dibuat.
Kepala
Pemeriksaan visual dari mulut, langit-langit mulut, mata, bibir dan sinus untuk ikterus, sinusitis, pengerasan kulit
kelopak mata dan sariawan (infeksi Candida oral)
Memetik
Jantung - visual dan palpasi untuk perdarahan; membuka katup untuk endokarditis.
Hati - visual dan palpasi; sayatan jika perlu; untuk ikterus, perubahan warna, adhesi,
degenerasi, abses, fibrosis, peradangan dan kondisi toksik Limpa - visual dan sayatan jika perlu;
untuk pembesaran, perdarahan dan tanda-tanda kondisi demam atau septik.
saluran usus
Usus kecil - visual dan palpasi; impaksi, volvulus, enteritis nekrotik dan catarrhal dan
cacing pita kecil (Houttynia).
Usus besar - visual dan palpasi untuk impaksi feses, batu, peradangan dan
nematoda (Condiostomum).
Organ reproduksi - visual untuk retensi telur, pecah, penis prolaps; Organ atrofi ditemukan selama
musim non-berkembang biak.
Bangkai
Inspeksi visual permukaan karkas eksternal dan internal, anggota badan dan sendi. Observasi
adanya kontaminasi, perdarahan yang tidak adekuat, memar, perdarahan, laserasi, fraktur,
dislokasi, kaki terkilir, perlengketan, ikterus, artritis, peritonitis, kantung udara, abses (tempat
suntikan), benda asing.
Pertimbangan
Karkas harus dihukum jika terkena salah satu dari berikut ini: kematian karena sebab apapun
selain pembantaian, memar yang luas dan perdarahan, kontaminasi umum, pembusukan,
kekurusan, edema, ikterus, septikemia, aspergillosis, toksoplasmosis, tumor ganas atau
multipel, leukosis, keracunan . Bagian karkas yang menunjukkan lesi lokal dapat dipangkas
dan sisa karkas kemudian akan disetujui.
PENGAWASAN PEMASANGAN KARAS SECARA
HIGIENIS
Konsep Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) diperkenalkan di industri makanan pada tahun 1971
untuk memastikan bahwa akan ada kontrol yang efektif terhadap kualitas makanan olahan. Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan agar konsep ini juga diterapkan pada Meat Inspection dan Meat
Hygiene khususnya untuk mengendalikan salmonellosis. Ini juga dapat digunakan untuk mengurangi
kontaminasi bakteri selama penyembelihan dan pembalutan dan untuk memastikan kontrol kualitas dalam
Pemeriksaan Daging.
Pemeriksaan Daging dan Kebersihan Daging harus memastikan bahwa daging dan produk daging aman
dan sehat untuk dikonsumsi manusia. Praktik pemeriksaan daging secara bertahap berubah selama tiga
dekade terakhir. Prosedur antemortem dan postmortem klasik dirancang untuk mendeteksi penyakit
pada hewan sebelum disembelih dan lesi yang dihasilkan oleh penyakit setelah disembelih. Hal ini
dilakukan dengan penggunaan indera (uji organoleptik) seperti penggunaan sentuhan (palpasi),
penglihatan (inspeksi dan pengamatan), penciuman (bau gangren) dan rasa (hanya pada produk yang
dimasak). Penyakit zoonosis, khususnya tuberkulosis mendapat prioritas tinggi. Tes laboratorium
dilakukan untuk mengkonfirmasi penyakit bila perlu atau sesuai.
Dengan penurunan bertahap dalam kejadian tuberkulosis hewan di banyak negara seiring dengan
perkembangan metode peternakan intensif dan meluasnya penggunaan pestisida dan obat-obatan
hewan, masalah baru muncul. Ini terkait dengan residu di satu sisi dan peningkatan infeksi
manusia dengan agen zoonosis yang mencemari makanan hewani di sisi lain. Tampaknya ada
kecenderungan umum di seluruh dunia, dengan beberapa pengecualian di mana infeksi Salmonella
pada manusia hampir dua kali lipat selama periode lima tahun terakhir dan infeksi Campylobacter
pada manusia hampir tiga kali lipat selama periode yang sama.
Bakteri lain yang menyebabkan peningkatan kekhawatiran sebagai kontaminan makanan adalah Yersinia spp.
dan Listeria spp. Secara bersamaan ada harapan konsumen yang lebih besar dari umur simpan yang lebih lama
dalam produk daging segar jadi. Semua faktor ini menunjukkan bahwa dalam praktik daging
inspeksi, akan menguntungkan untuk menggunakan konsep HACCP untuk mengidentifikasi titik
kontrol kritis di mana kelompok bakteri ini dan organisme pembusuk lainnya dapat mencemari
karkas, sehingga tindakan yang tepat dapat diambil. Titik kontrol kritis yang telah diidentifikasi
untuk kontaminasi Salmonella pada daging merah, dan unggas ditunjukkan pada Gambar 17 dan
Gambar 18. Ini juga berlaku untuk kontaminan bakteri utama lainnya.
Angka-angka ini menunjukkan bahwa selama produksi daging merah, kontaminasi utama terjadi di rumah
potong hewan selama pengulitan dan pengeluaran isi, bahwa beberapa kontaminasi dapat terjadi selama
pengangkutan, penampungan dan pelepasan tulang dan bahwa titik kontrol yang paling efektif adalah di dalam
chiller. Oleh karena itu, sangat penting bagi pemeriksa daging untuk memastikan bahwa menguliti dan
mengeluarkan isi perut dilakukan dengan benar. Titik kontrol kritis selama penyembelihan unggas (Gbr. 18)
adalah pemetikan dan pengeluaran isi. Di negara berkembang di mana tugas-tugas ini tidak otomatis, perlu
untuk memastikan bahwa tindakan pencegahan higienis yang tepat diambil selama setiap operasi ini. Di pabrik
otomatis, mesin untuk memetik dan mengeluarkan isi perut perlu disanitasi secara teratur, khususnya ketika
burung dari sumber yang berbeda disembelih.
Gambar 17: Diagram alir yang menunjukkan sumber kontaminasi Salmonella dan Titik
Kontrol Kritis (CCP) dalam Produksi Daging Merah.
Gbr.18: Diagram alir menunjukkan sumber kontaminasi Salmonella dan CCP dalam
pengolahan Daging Unggas.
Pelayuan
Klasifikasi karkas
Fungsi perecahan karkas
Pemanfaatan bagian-bagian daging
Pelayuan (Aging)
1. Blade
Blade/sampil adalah daging bagian bahu dan
merupakan daging yang tebal. Masyarakat luas
banyak yang belum mengetahui bahwa blade
merupakan bagian daging yang cukup baik dan dapat
digunakan untuk segala masakan atau pengolahan.
Blade terdiri dari bagian yang bentuknya mirip dengan
kerang, terbungkus oleh kulit luar yang keras, yang
dikenal dengan Oyster Blade siap untuk dikonsumsi
sebagai steak, yang dikenal dengan nama Oyster Blade
Steak karena keempukannya cukup baik dan harganya
ekonomis.
7. Ribmeat
Bagian daging yang melekat pada tulang rusuk.
Ribmeat biasanya digunakan untuk konro
8. Flank/Sancam
Flank merupakan bagian daging di bagian perut.
Letak flank di bagian perut, banyak mengandun
lemak. Lemak pada flank ada yang tebal ada
pula yang tipis. Flank banyak digunakan untuk
sup,semur
9. Topside/penutup
Topside adalah bagian daging pada paha
belakang yang besar dan tebal. Bentuknya besar
melebar dan terbungkus lapisan lemak .
Para pedagang dan konsumen mengkategorikan
topside sebagai daging murni/daging paha
karena memang dagingnya sangat padat dan
bertekstur kering. Topside dapat dipakai untuk
segala keperluan mulai dari rendang, dendeng,
rollade, empal.
10. Inside/kelapa
1.Ketebalan lemak
3.Luas otot mata
subkutan
rusuk.
2.Persentase lemak
4.Bobot karkas segar
viseral
PERECAHAN KARKAS DAN
GRADING TERNAK BABI
B abi biasanya dipasarkan pada
umur 5 – 12 bulan untuk
• Istilah Daging babi (pork) menghindari penimbunan lemak
yang berlebihan.
1) Barrow yaitu babi jantan yang dikastrasi sebelum
pubertas.
2) Gilt yaitu babi betina muda.
4 5 6
Pemisahan pengulitan pengeluaran jeroan
(kepala, kaki-kaki dan ekor)
CARA PENANGANAN DAN PEMANFAATAN
OFFAL ❖Penanganan dilakukan
sesuai jenis offalnya,
namun semuanya terlebih
dahulu dibersihkan dengan
cara disemprot
menggunakan air bersih.
❖sebelum dikemas
selanjutnya disimpan di
ruangan penyimpanan yang
dingin, suhu sekitar – 10 o C
secara terkontrol.
PEMANFAATAN BAGIAN NONKARKAS TERNAK BESAR
❖Mikroorganisme (bakteri)
dapat dibawa oleh banyak hal
misalnya pisau yang kotor,apron
yang kotor atau manusianya itu
sendiri yang kotor.
CARA-CARA UNTUK MENINGKATKAN KEBERSIHAN
1. Semua barang yang diperlukan harus
disimpan dalam Chiller sampai diperlukan
untuk dipakai.
2. Selalu gunakan desinfektan, bersihkan
rak tempat pisau atau kantong-kantong.
3. Yakinkan bahwa bak untuk mencuci
tangan terpisah dengan bak untuk mencuci
produk.
4. Jaga semua daging untuk jauh dari lantai
di dalam chiller/freezer/cold storage
5. Jaga suhu chiller/freezer/cold storage
pada tingkat sesuai dan cek secara teratur.
CARA-CARA UNTUK MENINGKATKAN KEBERSIHAN
6. Semua kotak-kotak dan wadah-wadah
kosong harus diratakan/dirapihkan dan
disimpan di tempat yang telah disediakan
7. Bersihkan semua sampah-sampah dan
masukkan kedalam kantong yang khusus
sampah
8. Jalan masuk chiller/freezer/cold storage
chiller/freezer/cold storage harus
dibersihkan dan didesinfektan setiap
minggu
9. Lap-lap harus dibersihkan setiap hari
10.Gunakan lap hanya untuk mengelap
bangku dan mesin-mesin/perlengkapan,
Lap kertas digunakan untuk daging dan
buang dengan benar setelah digunakan.
PENGGUNAAN BAHAN KIMIA UNTUK SANITASI
Mikroorganisme (bakteri)
dapat dibawa oleh banyak hal
misalnya pisau yang kotor,apron
yang kotor atau manusianya itu
sendiri yang kotor.
Higiene adalah usaha untuk mencegah terjadinya
penyakit yang menitik beratkan pada usaha perseorangan
atau manusia beserta dengan lingkungan tempat orang
tersebut berada