Anda di halaman 1dari 4

Persyaratan Rumah Potong Hewan Ruminansia dan Unit Penanganan Daging

(Meat Cutting Plant)

Lokasi
 Lokasi sesuai dengan Rancangan Umum Tata Ruang Daerah (RUTRD), Rencana Detil
Tata Ruang Daerah (RDTRD), Rencana Bagian Wilayah Kota (RBWK)
 Berada di daerah yang tidak padat penduduk, terletak lebih rendah dari permukiman
penduduk, tidak menimbulkan gangguan atau pencemaran lingkungan
 Berada pada lokasi yang tidak dekat dengan industry logam dan kimia, bebas banjir, asap,
debu dan kontaminan lain
 Terletak pada lahan relative datar dan cukup luas

Sarana Pendukung
 Memiliki akses jalan yang baik untuk dilalui kendaraan pengangkut hewan potong dan
daging
 Sumber air bersih dalam jumlah cukup
 Sumber listrik yang cukup dan tidak terbatas
 Fasilitas penanganan limbah padat dan cair
 RPH babi harus ada persediaan air panas untuk pencelupan sebelum pengerokan bulu
 RPH memiliki instalasi air bertekanan dan /atau air panas (suhu 80°C)

Konstruksi Dasar dan Disain Bangunan


 Memiliki pagar dan pintu pemisah untuk masuknya hewan potong dan keluarnya karkas
dan daging
 Tata ruang didesain searah dengan alur proses dan memiliki ruang yang cukup sehingga
kegiatan dapat berjalan baik secara higienis (mencegah kontaminasi). Besarnya ruangan
disesuaikan dengan kapasitas pemotongan/karkas ynang dihasilkan.
 Pemisahan daerah bersih dan kotor secara jelas
 Lampu penerangan berpelindung, mudah dibersihkan, intensitas cahaya 540 luks (area
post-mortem) dan 220 luks (area pemotongan)
 Dinding bagian dalam berwarna terang, harus rata, tidak ada bagian yang memungkinkan
untuk meletakkan barang, tinggi minimal 3 meter, berbahan kedap air, tidak mudah
korosif, tidak toksik, tahan benturan keras, mudah dibersihkan, didesinfeksi, tidak mudah
mengelupas.
 Lantai kedap air, tidak mudah korosif, tidak licin, tidak toksik, mudah dibersihkan,
didesinfeksi dan landau kea rah saluran pembuangan dilengkapi penyaring. Permukaan
rata.

Ruang Pendingin / Pelayuan


 Terletak di daerah yang bersih. Besarnya disesuaikan dengan jumlah karkas yang
dihasilkan.
 Tinggi dinding pada proses pemotongan dan pengerjaan karkas minimum 3 meter.
Dinding berwarna terang, terbuat dari bahan yang kedap air, memiliki insulasi yang baik,
tidak mudah korosif, tidak toksik, tahan terhadap benturan keras, mudah dibersihkan dan
didesinfeksi serta tidak mudah mengelupas.
 Lantai terbuat dari bahan yang kedap air, tidak mudah korosif, tidak toksik, tahan
terhadap benturan keras, mudah dibersihkan dan didesinfeksi serta tidak mudah
mengelupas.

Ruang Pembekuan dan Pembagian Karkas


 Terletak di daerah bersih dan besarnya disesuaikan dengan jumlah karkas yang dihasilkan
 Ruang didisain agar tidak ada aliran air atau limbah cair lainnya dari ruang lain yang
masuk ke dalam ruang pendingin/pelayuan. Ruang mempunyai alat pendingin yang
dilengkapi dengan kipas (blast freezer). Suhu dalam ruang dibawah -18°C dengan
kecepatan udara minimum 2 meter per detik.

Ruang Pembagian dan Pengemasan Karkas


 Terletak di daerah yang bersih dan berdekatan dengan ruang pendingin/pelayuan dan
rang pembeku
 Didisain agar tidak ada aliran air atau limbah cair dari ruang lainnya
 Dilengkapi dengan meja dan fasilitas untuk memotong akrkas dan mengemas daging

Peralatan
Terbuat dari bahan yang tidak mudah korosif, mudah dibersihkan dan didesinfeksi serta
mudah dirawat. Peralatan yang berhubungan langsung dengan daging harus terbuat dari bahan
yang tidak toksik, tidak mudah korosif, mudah dibersihkan dan didesinfeksi serta mudah dirawat.
Harus disediakan peralatan yang mendukung tugas dan pekerjaan dokter hewan atau petugas
pemeriksa berwenang dalam rangka menjamin mutu daging, sanitasi dan hygiene di RPH.
Perlengkapan standar untuk karyawan pada proses pemotongan dan penanganan daging adalah
pakaian kerja khusus, apron plastic, penutup kepala, penutup hidung dan sepatu boot (SNI 01-
6159-1999).
Nomor Kontrol Veteriner (NKV) pada RPH
Sertifikat NKV adalah sertifikat sebagai bukti tertulis yang sah telah dipenuhinya persyaratan
higiene-sanitasi sebagai kelayakan dasar jaminan keamanan pangan asal hewan pada unit usaha
pangan asal hewan.

Agar RPH dapat memperoleh NKV maka harus :


 Memiliki bangunan, prasarana dan sarana usaha yang memenuhi persyaratan teknis
hygiene-sanitasi
 Memiliki tenaga kerja teknis dana tau penanggung jawab teknis yang
mempunyaikeahlian/keterampilan di bidang kesehatan masyrakat veteriner
 Menerapkan proses penanganan dana tau pengolahan yang higienis (Good Hygienic
Practices)
 Menerapkan cara budidaya unggas peterlur yang baik (Good Farming Practices)
 Untuk Rumah Pemotongan Hewan, Rumah Pemotongan Unggas dan Rumah Pemotongan
Babi yang akan melakukan kegiatan pengeluaran daging dan atau produk olahan wajib
memenuhi persyaratan teknis sesuai ketentuan SNI RPH (SNI 016159-1999) dan SNI
RPU (SNI 01-6160-1999)

Good Manufacturing Practice


Merupakan suatu pedoman yang menjelaskan cara memproduksi pangan olahan agar aman,
bermutu, dan layak di konsumsi.
Ruang lingkup : lokasi, bangunan, fasilitas sanitasi, mesin dan peralatan, bahan, pengawasan
proses, produk akhir, laboratorium, karyawan, pengemasan, label dan keterangan produk,
penyimpanan, pemeliharaan dan program sanitasi, pengangkutan, kualitas pengiriman,
dokumentasi dan pencatatan, pelatihan, penarikan produk dan pelaksanaan pedoman.

Good Farming Practice


Merupakan tata laksana peternakan yang mencakup setiap aktivitas teknis dan higienis yang
memberikan dampak baik bagi ternak, penjual dan konsumen. Manfaat dari GFP adalah :
 Mempertahankan kualitas dan meningkatkan daya saing dari hasil pertanian
 Mempertahankan mutu dan mengurangi tingkat kerusakan dari hasil hewan ternak
 Memperpanjang daya simpan produk ternak
 Meningkatkan daya guna produk ternak
 Mempertahankan kesegaran produk ternak
 Meningkatkan nilai tambah produk ternak
 Meningkatkan daya saing produk ternak
 Memberikan keuntungan maksimal bagi para peternak
 Meningkatkan efisiensi penggunaan sarana dan sumber daya alam
 Secara ekonomis, meningkatkan nilai produk ternak

Anda mungkin juga menyukai