Anda di halaman 1dari 4

MERINGKAS HIGIENE BAB 6

RUMAH POTONG HEWAN

ANGGOTA KELOMPOK D10 :

NI MADE CHARMENITHA A.D.A 2009511135


I NYOMAN BAGUS TRI ARIBAWA 2009511136
I WAYAN PUTRA LISTIAWAN 2009511138

6.1 definisi
tempat /fasilitas ternak dipotong di tempat yang sudah memenuhi standart,ada beberapa
istilah/penyebutan Rumah Potong Hewan (RPH)

● Rumah Pemotongan Hewan (RPH)/ABATTOIR: Tempat potong yang diperuntukan


hewan ternak contoh : Sapi,kambing,babi,kerbau,kuda.
● Rumah Pemotongan Unggas (RPU):Tempat potong yang diperuntukan hewan unggas
contoh : Ayam,itik,kalkun,bebek.
● Tempat Penjualan Daging (TPD): Tempat untuk memproses produk ternak yang
selanjutnya dikemas sesuai SOP (aturan).
● RPH Darurat/Desa:Tempat potong Hewan ternak tapi peralatan dan bangunannyalebih
minim.
● Pengawas RPH: Petugas yang bertugas di wilayanh RPH itu (dokter hewan,staf,dll)
● Penanggung jawab RPH: Petugas yang bertugas wajib bertanggung jawab terhadp
untuk pengadaian daging yang aman,sehat,utuh,halal (ASUH)
● Pimpinan RPH: Siapa saja bisa menjadi pimpinan asalkan memenuhi syarat dan
standart.
● Pajak Pemotongan: Hutang berupa uang dari pemotongan ternak tanpa imbalan jasa.
● Retribusi Pemotongan:Hutang dari hasil pemotongan dengan adanya imbalan berupa
uang.
● Ternak Potong: pemilik hewan sapi,kerbau,kuda,domba,babi wajib bayar pajak
pemotongan.
● Pemotongan Darurat: ternak terjadi kecelakaan/cacat harus segera di potong.
● Penyembelih Ternak/ Jagal/ Kaum:petugas yang menyembelih ternak harus sesuai
dengan aturan (MUI) ASUH agar umat muslim juga tenang karena halal.
● Nomor Kontrol Veteriner (NKV):nomor registrasi dari bangunan yang sudah
memenuhi syarat dan diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Bina Produksi Peternakan
untuk RPH/RPU/TPD.
● Pengikatan (Casting): Cara merobohkan ternak yang akan disembelih.
● Pemingsanan (Stunning): secara fisik otaknya dirusak besarannya,secara kimiawi dialiri
gas Co2,secara elektrik dialiri listrik sebelum penyembelihan tpi tidk sampai mati.
● Pemotongan Halal (Halal Slaughter): menurut standar MUI halal
● Pemanasan (Scalding):ternak yang telah disembelih dimasukan ke air panas guna
menggampangan proses pencabutan bulu pd ayam,dan pengerokan kulit pd babi.
● Effluent :limbah dari penyembelihan/sisanya dimasukan ke tempat seblum d aliri
kesungai.
● Karkas:tulang yang diambil untuk bahan belajar (drh)
● Pemisahan Karkas (Splitting):bagian yang di pisah 2 sisi (kanan dan kiri)
● Organ (Offal):bagian yang terpisah jantung,hati,limpah,ginjal,paru-paru.
● Pendinginan (Chilling):daging yang sudah disembelih dimasukkan kedalam freezer.
● Pembekuan (Frozen): menyimpan disuhu -18.

6.2 persyaratan umum pendirian RPH: Dibagi menjadi 3:organisasi persetujuan drh,pemerintahan
pusat,peternakan,sosial adat dan desa setempa,teknis persediaan air,daerah yang akan dibangun
RPH.

6.3 kriteria dasar : Aturan untuk pembangunan RPH/RPU/TPD :hindari kontak fisik,peralatan
potong steril,terapkan GMP,SSOP,NKV. Pisahkan pengangan daging dan yang lain,bedakan RPH
BABI dan SAPI,sedia air panas,dll.

6.4 GMP pada RPH : Persyaratan yang ditetapkan dalam GMP mencakup beberapa hal.
1. Locker karyawan : Locker karyawan harus memperhatikan luas ruangan, yang
disesuaikan dengan jumlah karyawan, ventilasi, dan penerangan cukup baik.
2. Toilet karyawan : Persyaratan toilet antara lain ;
- pintu tidak mengarah ke ruang produksi,
- dibangun minimal masing-masing di daerah kotor dan daerah bersih,
- saluran pembuangan dari kamar mandi dibuat khusus ke arah septic tank dan tidak
menjadi satu dengan saluran pembuangan limbah, dan
- dinding bagian dalam dan lantai harus terbuat dari bahan yang kedap air, tidak mudah
berkarat, mudah dirawat dan dibersihkan.
3. Personil :Kelengkapan personil atau pekerja harus dilengkapi dengan pakaian bersih
dengan memakai topi pelindung kepala dan rambut, memakai sepatu boot, kaos tangan,
dan penutup mulut.
4. Dapur : Dapur hanya diperuntukkan untuk memasak air panas guna keperluan scalding
bukan untuk keperluan lainnya (minuman).
5. Ruang produksi :Persyaratan RPH/RPU seyogianya dilengkapi dengan ruang
penyembelihan, pemrosesan, pendingin, pembeku, pembagian karkas, laboratorium, dan
sistem saluran pembuangan limbah cair yang memadai.

6.5 SSOP pada RPH Ada 8 (delapan) persyaratan yang harus diperhatikan dalam menjalankan
SSOP.
1. Keamanan pangan menyangkut bahan penolong (air, es) yang berhubungan langsung
dengan pangan, atau permukaan peralatan yang digunakan langsung untuk pangan, atau
digunakan pada pembuatan es.
2. Sanitasi menyangkut kondisi dan kebersihan permukaan peralatan yang dipakai langsung
untuk pangan termasuk perlengkapan pengolahan, sarung tangan, dan pakaian kerja.
3. Kontaminasi silang dari barang yang tidak saniter terhadap produk, bahan kemasan
produk, dan permukaan peralatan yang berhubungan langsung untuk pangan.
4. Sanitasi karyawan Hal ini menyangkut membiasakan karyawan untuk selalu menjaga
kebersihan toilet, dan menyuci-hamakan tangan setelah menggunakan toilet.
5. Sumber kontaminasi Hendaknya dilakukan pencegahan pangan, bahan kemasan, dan
permukaan peralatan yang dipakai langsung untuk pangan dari pencemaran yang
disebabkan oleh pelumas, bahan bakar, pestisida, bahan pembersih, bahan penyucihama,
kondensasi, dan bahan kontaminasi kimiawi, fisik, dan biologik.
6. Bahan beracun Agar diperhatikan sistem pelabelan, penyimpanan, dan penggunaan bahan
beracun dengan benar.
7. Kesehatan karyawan Kendalikan kondisi kesehatan karyawan yang dapat mengakibatkan
kontaminasi mikroba pada pangan, bahan kemasan pangan, dan permukaan peralatan
yang dipakai langsung untuk pangan.
8. Pengawasan binatang pengganggu Hindari unit pengolahan pangan dari infestasi binatang
pengganggu.

6.6 NKV merupakan registrasi RPH/TPH/RPU/TPD atau usaha lain dalam bidang pengumpulan,
penampungan, penyimpanan, dan pengawetan bahan asal ternak, yang diterbitkan oleh instansi
yang bertanggungjawab dalam bidang Kesmavet. Tujuannya adalah untuk memberikan jaminan
dan perlindungan kepada masyarakat , serta terlaksananya tertib hukum dan tertib administrasi.

6.7 Surat Keputusan Menteri Pertanian NO. 555/Kpts/TN.240/9/1986 Tentang


Syarat-Syarat RPH dan Usaha Pemotongan Hewan
● Ketentuan Umum
Rumah Pemotongan Hewan (RPH) adalah suatu bangunan atau kompleks bangunan
dengan desain tertentu yang digunakan sebagai tempat memotong hewan selain unggas
bagi konsumsi masyarakat luas.
Syarat-syarat Rumah Pemotongan Hewan
bangunan utama,kandang tempat hewan diistirahatkan dan pemeriksaan ante-mortem,
laboratorium, tempat pembakar atau tempat pengubura karkas yang ditolak,tempat isolasi
hewan sakit, tempat pengendap limbah cair dan padat,ruang administrasi, tempat
penyimpanan alat, kamar mandi, dan WC,lahan parkir
● Usaha Pemotongan Hewan usaha pemotongan hewan tergantung kelas A-D dan daerah
asalnya.
● 6.8 Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 557 / Kpts / TN.520 / 9 / 1987 Tentang
Syarat-Syarat Rumah Pemotongan Unggas dan Usaha Pemotongan Unggas
● Ketentuan Umum suatu tempat/bangunan dengan desain dan syarat tertentu oleh yang
berwenang ditunjuk sebagai tempat untuk memotong unggas bagi konsumsi masyarakat
Syarat-syarat Rumah Pemotongan Hewan : bangunan utama,kandang tempat hewan
diistirahatkan dan pemeriksaan ante-mortem,laboratorium,tempat pembakar atau tempat
pengubura karkas yang ditolak,tempat isolasi hewan sakit, tempat pengendap limbah cair
dan padat,ruang administrasi, tempat penyimpanan alat, kamar mandi, dan WC,lahan
parkir
● Usaha Pemotongan Hewan : Menurut luasan peredaran daging yang dihasilkan,
Menurut jenis kegiatan,Usaha pemotongan hewan dapat dilaksanakan pada perorangan
warga negara Indonesia atau badan yang didirikan
menurut hukum Indonesia.,Izin usaha pemotongan hewan tidak dapat
dipindah-pindahkan kepada orang lain/badan lain tanpa persetujuan
tertulis dari pemberi izin
6.9 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 02 Tahun 2006 tentang Baku
Mutu Air Limbah bagi Kegiatan Rumah Pemotongan Hewan
● Ketentuan Umum
Air limbah RPH adalah sisa dari suatu usaha dan/ atau kegiatan RPH yang berwujud cair.
Baku mutu air limbah bagi kegiatan RPH adalah ukuran batas atau kadar maksimum
unsur pencemar dan/atau jumlah pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam air
limbah kegiatan RPH yang akan dibuang atau dilepas ke media lingkungan.
Baku Mutu Air Limbah
Bagi RPH yang beroperasi, berlaku baku mutu air limbah sebagaimana tercantum dalam
lampiran A Peraturan Menteri ini dan wajib memenuhi baku mutu air limbah
sebagaimana tercantum dalam Lampiran B Peraturan Menteri ini.

Anda mungkin juga menyukai