Anda di halaman 1dari 3

Pembangunan Rumah Pemotongan Unggas

(RPU)

Sumber Gambar: www.google.com
Meningkatnya pendapatan masyarakat mempengaruhi tingkat daya beli dan kesadaran
masyarakat untuk mengkonsumsi protein hewani terutama yang berasal dari daging ayam.
Pemenuhan kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat, tidak dapat diimbangi dengan
Rumah Pemotongan Unggas (RPU) yang ada, sehingga tumbuh usaha -usaha tempat
pemotongan ayam dengan skala usaha rumah tangga yang pada umumnya tidak memenuhi
persyaratan hygiene sanitasi. Jumlah Tempat Pemotongan Ayam skala usaha rumah tangga
diberbagai daerah cenderung meningkat dengan kapasitas pemotongan bervariasi antara 100 -
500 ekor per hari. Bahkan diperkirakan 90 % suplai daging ayam segar berasal dari pasar
tradisional. Umumnya TPA skala usaha rumah tangga yang kondisi sarana prasarananya tidak
memadai sebagai persyaratan rumah potong unggas seperti tidak tersedia sarana air, seluruh
proses pemotongan dilakukan di lantai. Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap status Aman,
Sehat, Utuh dan Halal ( ASUH) daging ayam yang dihasilkan.

Mengingat sarana pemotongan di TPA skala rumah tangga masih jauh dari persyaratan higiene
sanitasi, maka diperkirakan bahwa sebagian besar daging ayam segar yang beredar di pasar
tradisional rendah kualitasnya. Oleh karena itu perlu diketahui persyaratan pembangunan
Rumah Pemotongan Unggas sesuai. Sebagai berikut
1. Persyaratan lokasi : a) lokasi RPU tidak bertentangan dengan Rencana Umum Tata Ruang
(RUTR), Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan/ atau Rencana Bagian Wilayah Kota (RBWK)
; b) Tidak berada di bagian kota yang padat penduduknya serta letaknya lebih rendah dari
pemukiman penduduk, tidak menimbulkan gangguan atau pencemaran lingkungan; c) tidak
berada dekat industri logam dan kimia, tidak berada di daerah rawan banjir, bebas dari asap,
bau, debu dan kontaminan lainnya; d) memiliki lahan yang datar dan cukup luas untuk
pengembangan RPU.
2. Persyaratan Sarana : a) sarana jalan yang menuju RPU dapat dilalui kendaraan pengangkut
unggas hidup dan daging unggas; b) sumber air yang cukup ( persediaan air disediakan
minimum 25 - 35 liter/ ekor/ hari; c) sumber tenaga listrik yang cukup;d) persediaan air yang
bertekanan 1,05 kg/cm2 (15 psi) serta fasilitas air panas dengan suhu minimal 82oC, e)
tersedia kandang penampungan yang berpelindung; f) memiliki kendaraan pengangkut daging
unggas
3. Persyaratan bangunan dan tata letak; 1) Komplek RPU minimal harus terdiri dari : bangunan
utama, tempat penurunan unggas hidup, kantor administrasi dan kantor Dokter Hewan, tempat
istirahat pegawai, tempat penyimpanan barang pribadi/ ruang ganti pakaian,kamar mandi dan
WC, sarana penanganan limbah, insenerator, tempat parkir, rumah jaga, menara air, gardu
listrik. 2) Komplek RPU harus dipagar sedemikian rupa sehingga dapat mencegah masuknya
orang yang tidak berkepentingan dan hewan lain. Pintu masuk unggas hidup sebaiknya harus
terpisah dari pintu keluar daging unggas. 3) Dalam komplek RPU dilengkapi dengan ruang
pembekuan cepat, ruang penyimpanan beku, ruang pengolahan daging unggas, laboratorium;
4) pembagian ruang bangunan utama RPU terdiri dari a) daerah kotor : i) penurunan,
pemeriksaan antemortem dan penggantungan unggas hidup; ii) pemingsanan; iii)
penyembelihan dan pengeluaran darah ; iv) pencelupan ke air panas; v) pencabutan bulu; vi)
pencucian karkas; vii) pengeluaran jeroan dan pemeriksaan postmartem; viii) penanganan
jeroan; b) daerah bersih : i) pencucian karkas; ii) pendinginan karkas, iii) seleksi; iv)
penimbangan karkas; v) pemotongan karkas; vi) pemisahan daging dari tulang; vii)
pengemasan; viii) penyimpanan segar. 5) Sistem saluran pembuangan limbah cair; harus cukup
besar dan didesain agar aliran limbah mengalir dengan lancar, terbuat dari bahan yang mudah
dibersihkan, kedap air, dijaga agar tidak menjadi sarang tikus. Saluran pembuangan dilengkapi
dengan penyaring yang mudah dibersihkan. Di dalam komplek RPU, sistem saluran
pembuangan harus selalu tertutup agar tidak menimbulkan bau. Di dalam bangunan utama,
saluran pembuangan dilengkapi dengan grill yang mudah dibuka tutup dan terbuat dari bahan
yang kuat. 6) Bangunan utama RPU harus memenuhi persyaratan : tata ruang,. dinding, lantai,
langit-langit, pencegahan serangga, ventilasi, pintu, lampu penerangan. 7)Kantor administrasi
dan dokter hewan, Tempat istirahat karyawan, kantin,mushola Tempat penyimpanan barang
pribadi atau ruang ganti pakaian, kamar mandi dan WC, sarana pengolah limbah, insenerator
dan rumah jaga harus memenuhi persyaratan
4. Persyaratan Peralatan, seluruh perlengkapan di RPU harus terbuat dari bahan yang tidak
mudah korotif, mudah dibersihkan dan didesinfeksi serta mudah dirawat. Seperti sarana sistem
rel dan alat penggantung karkas, sarana untuk mencuci tangan,tempat sampah tertutup, pisau
penyembelihan, sarana mendisenfeksi ruang dan peralatan, meja tempat penanganan atau
pemrosesan produk, mesin pencabut bulu dan alat semprot mudah dibersihkan
5. Hygiene Karyawan dan perusahaan, harus sehat dan higienes.
6. Pengawasan Kesehatan masyarakat Veteriner, di RPU harus ada dokter hewan yang
bertanggung jawab terhadap dipenuhinya syarat-syarat dan prosedur pemotongan unggas.
7. Kendaraan Pengangkut Daging Unggas, Boks pengangkut daging harus tertutup dan
dilengkapi dengan alat pendingin, suhu daging unggas segar maksimum 4 o c, daging unggas
beku - 18 o c, dibagian dalam boks dilengkapi dengan alat penggantung karkas.
Perlu memperhatikan persyaratan ruang pembekuan cepat ( suhu -35oc), ruang penyimpanan
beku ( suhu -20 o c), ruang pengolahan daging unggas (suhu + 15 o c)
, semuanya harus dalam keadaan bersih, ruang didesain agar tidak ada aliran air atau limbah
cair lainnya yang masuk ke dalam ruangan ini serta dilengkapi dengan alat pendingin 
8. Laboratorium berdekatan dengan kantor dokter hewan dan memenuhi persyaratan.

Selain memperhatikan persyaratan bangunan dan sarana prasarana fisik, perlu peningkatan
kemampuan petugas RPU, terutama petugas yang terlibat langsung dengan proses
pemotongan hewan, melalui pelatihan yang meliputi materi tentang proses pemotongan atau
proses produksi yang halal, penanganan hewan sebelum dan sesudah dipotong, sanitasi dan
higieni serta upaya menjaga dan meningkatkan kualitas daging.
Disunting oleh : Asia (Penyuluh BPPSDMP)
Sumber informasi : Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian.2008. Pedoman Teknis
pasca panen daging unggas (RPU) .

Anda mungkin juga menyukai