Anda di halaman 1dari 23

HUBUNGAN BUANG AIR BESAR

SEMBARANGAN (BABS) DENGAN


KESEHATAN DAN PERCEPATAN
PENURUNAN STUNTING

1
Analisis Derajat
Kesehatan (Konsep
Henrik L. Blum)
Lingkungan
45%

Keturunan 5% DERAJAT 20% Pelayanan


KESEHATA
N Kesehatan

30%
Perilaku masyarakat
Antara 17 - 27% risiko stunting berkurang dengan adanya
perbaikan air minum dan sanitasi
• Hubungan positif antara penyediaan air minum, perbaikan sanitasi, dan/atau hygiene
berbanding lurus dengan pertumbuhan fisik telah dilaporkan oleh beberapa penelitian
bukan melalui percobaan.

• Keluarga mempunyai akses jamban dikaitkan dengan keluarga yang melakukan BABS
mengurangi kemungkinan stunting sebesar 23-44% pada anak-anak usia 6-23 bulan

Perbaikan kondisi sanitasi menghemat pengeluaran Rp 40 trilyun


• Pengurangan belanja rumah tangga Rp 1.35 juta per KK/tahun
• Pengurangan angka diare
• Peningkatan produktifitas

Kondisi dengan sanitasi yang baik


INTERVENSI GIZI hanya bagian kecil
dari solusi penanggulangan STUNTING
INTERVENSI SPESIFIK INTERVENSI SENSITIF

 Upaya-upaya untuk mencegah dan  Upaya-upaya untuk mencegah


mengurangi gangguan secara dan mengurangi gangguan
langsung. secara tidak langsung.
 Kegiatan ini pada umumnya  Berbagai kegiatan
dilakukan oleh sektor kesehatan. pembangunan pada umumnya
 Kegiatannya antara lain berupa non-kesehatan.
imunisasi, PMT ibu hamil dan
 Kegiatannya antara lain
balita, monitoring pertumbuhan
balita di Posyandu. penyediaan air bersih,
perbaikan sanitasi, kegiatan
 Sasaran : kelompok khusus (Ibu
Hamil, Ibu Menyusui, dan Anak
penanggulangan kemiskinan,
0-23 bulan). dan kesetaraan gender.
 Kontribusi: 30%  Sasaran: masyarakat umum.
 Kontribusi: 70%
STUNTING
bukan
hanya
karena
kurang
makan
3 KOMPONEN
PENANGGULANGAN STUNTING -

POLA POLA AIR


MAKAN BERSIH
ASU SANITASI
H
Cegah Stunting, Itu Penting
3
Permasalahan Strategis
1. Rendahnya kesadaran masyarakat mengenai penting-
nya perilaku hidup bersih & sehat (PHBS) dan sanitasi
2. Rendahnya kesadaran dan komitmen pemerintah dae-
rah mengenai pentingnya pembangunan sanitasi
3. Belum tersedianya pendekatan pembangunan sanitasi
pedesaan yang sistematis
4. Terbatasnya pilihan teknologi sanitasi berbasis ma-
syarakat, khususnya di daerah sulit (rawa, cadas, dan
pesisir pantai)
5. Terbatasnya akses masy. terhadap supply sanitasi
6. Terbatasnya pendanaan pemerintah
ALUR PENULARAN PENYAKIT
bagaimana cara
memutus mata rantai penyebaran penyakit diare

???
Diagram Pemutusan Mata Rantai Penularan
Penyakit

Sumber Media Penularan Target

Tangan
Tinja
1. 2.
STOP CTPS

BABS Cairan
4. 3.
Sampah Makanan &
PSRT PAM Manusia
Minuman
MRT
Lalat/
serangga
5.
Limbah PLRT

Tanah
F- Diagram : Alur penularan penyakit diare dan cacingan
Pengelolaan
air minum Higiene dan
sanitasi :
Fluid/Flow of water/ mengolah
Jamban air, sungai, kolam makanan,
Sehat menutup
makanan

Field/ladang/
tanah

Foods/ Host/mulut
Feces/tinja Fly/lalat makanan

Higiene
dan
Fingers/ sanitasi :
tangan CTPS
EE Theory: A major (if not primary) cause of child undernutrition is a
subclinical condition of small intestine

EE

Higiene dan Anak Balita


Sanitasi yang Diare
Malnutrisi
buruk

Continued expsoure: Mounts an immune response, stress levels rise and the body diverts nutrients
away from growth towards fighting an infection

Environmental Enteropathy
Mengaitkan isu stunting dan kesehatan lingkungan,
beberapa penelitian telah membuktikan bahwa
kontribusi penyehatan lingkungan terhadap
pengentasan masalah stunting cukup besar, salah
satunya penelitian tentang anak-anak di Bangladesh
yang terakses air minum bersih, jamban, serta fasilitas
CTPS pertumbuhan tinggi badannya 50% bertambah
lebih tinggi dibanding anak yang tidak mendapat akses
tersebut (Lin A, et al. dalam Environmental Health
Perspectives ; vol 122)

Dalam sebuah jurnal juga disebutkan bahwa hygiene dan


sanitasi yang buruk menyebabkan gangguan inflamasi usus
kecil yang mengurangi penyerapan zat gizi dan
meningkatkan permeabilitas usus yang disebut juga
Environmental Enteropathy (EE) dimana terjadi pengalihan
energi, dimana seharusnya digunakan untuk pertumbuhan
tetapi akhirnya digunakan untuk melawan infeksi dalam
tubuh. (EHP vol.122)
STRATEGI NASIONAL
SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT
(STBM)

adalah pendekatan untuk merubah perilaku higiene dan sanitasi melalui


pemberdayaan dengan metode pemicuan
KEPUTUSAN
MENTERI KESEHATAN
R.I.
NOMOR:
852/MENKES/SK/IX/2008

Permenkes No. 3
Tahun 2014 tentang 7
Sanitasi Total Berbasis
Kerangka Pikir
STBM
Outcome: Menurunnya kejadian penyakit diare dan penyakit berbasis lingkungan yang berkaitan
dng sanitasi dan perilaku melalui penciptaan kondisi sanitasi total

Output: Meningkatnya pembangunan sanitasi higiene melalui peningkatan demand & supply

Pilar 3: Pilar 4: Pilar 5:


Pilar 1: Pilar 2: CTPS (Cuci
PAM-RT (Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Limbah
Stop BABS (Buang Air Tangan Pakai
Besar Sembarangan) Air Minum & Sampah RT Cair RT. dengan
Sabun)
Makanan RT.) dengan aman. aman.
Prinsip STBM

• Tanpa subsidi untuk sarana individu


(subsidi untuk sarana komunal)
• Masyarakat sebagai pemimpin
• Tidak boleh menggurui atau
memaksa
• Totalitas seluruh komponen
masyarakat
PENDEKATAN MELALUI
KOLABORASI GIZI DAN SANITASI
HASIL YANG DIINGINKAN
ODF ( OPEN DEFECATION FREE ) ,
TIDAK ADA MASYARAKAT YANG BUANG
AIR BESAR DI TEMPAT TERBUKA /
SEMBARANG TEMPAT ( DI KEBUN,
SUNGAI, SEMAK2, PANTAI ).
NO KECAMATAN JUMLAH JUMLAH KK DENGAN AKSES KK BABS

1 BERAMPU
KK
2.168
SANITASI LAYAK (JAMBAN SEHAT)
2.158 10
DATA
2
3
GUNUNG SITEMBER
LAE PARIRA
3.035
3.976
2.708
3.776
327
200
STBM
4

5
PARBULUAN

PEGAGAN HILIR
6.066

4.380
5.922

4.076
144

304
PILAR
6 SIDIKALANG 11.814 11.794 20 1
KAB.
7 SIEMPAT NEMPU 5.044 4.999 96

8 SIEMPAT NEMPU HILIR 2.728 2.491 237

10
SIEMPAT NEMPU HULU

SILAHISABUNGAN
4.913

1.511
4.913

1.498
0

14
DAIRI
11

12
SILIMA PUNGGA-PUNGGA

SITINJO
3.859

2.764
3.834

2.745
25

19
(per
13 SUMBUL 11.196 10.631 565 Juni
2022)
14 TANAH PINEM 6.407 4.043 2.364

15 TIGA LINGGA 6.360 6.286 74

TOTAL 76.221 71.874 4.399


Dokumentasi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai