Anda di halaman 1dari 8

SILOGISME (AL QIYAS)

Disusun Oleh :

Rinawati : X.03/20.21/T/02.1801
Umi Fatimah : X.03/20.21/T/02.1816
PENGERTIAN QIYAS (SILOGISME)
Kata qiyas berasal dari bahasa Arab yang berarti ukuran. Miqiyas berarti
alat mengukur. Maksudnya disini adalah mengukur sesuatu dengan sesuatu
yang lain.
Al–Qiyas (silogisme) ialah keterangan yang terdiri dari dua proposisi
yang kebenarannya jika telah kita terima, maka secara otomatis menimbulkan
keterangan lain, yang disebut natijah (konklusi)
Qiyas menurut ahli mantiq adalah dua qodhiyyah atau lebih yang
disusun yang otomatis dapat menimbulkan kesimpulan.
• Qiyas Menurut istilah :
Menurut istilah, menetapkan hukum suatu kejadian atau peristiwa yang
tidak ada dasar nashnya dengan cara membandingkannya kepada suatu kejadian
atau peristiwa yang lain yang telah ditetapkan hukumnya berdasarkan nash
karena ada persamaan ‘illiat antara kedua kejadian atau peristiwa.
MACAM-MACAM QIYAS
1. Qiyas Istisnai
2.      Qiyas iqtirani
Adalah Qiyas yang natijahnya Adalah suatu qiyas yang dia
disebutkan dengan nyata (bil fi’li). muqodimahnya mengandung natijah
Qiyas Istisna’I hanya tersusun dari dua secara implisit (bil kuwah), tidak ekplisit
Qodhiyah Syarthiyah (bil fi’li), dan ada bentuk Hamli dan ada

Qiyas Istisna’I mempunyai ciri pada yang Syarthi.

kedua qadhiyahnya, yaitu terdapatnya adat


istisna’I, yakni Lakin (akan tetati). Istisna’I
ada yang Ittishal dan ada yang Infishal
SYARAT DAN KETENTUAN
POKOK QIYAS
Syarat-syarat qiyas diantaranya sebagai berikut:

1.      Tidak ada natijah (konklusi) dalam qiyas yang tersusun dari dua muqaddimah

(premis) yang masing-masing juz-iyah (particular).

2.      Jika salah satu dari dua muqaddimah itu juz-iyah, maka natijahnya juga juz-iyah.

3.      Antara juz-iyah kubra dan salibah shughra tidak bernatijah.


KETENTUAN POKOK QIYAS :

1. Al-Asl . 2 Al Far’u
• adalah malasalah yang telah • adalah masalah baru yang
ada hukumnya, berdasarkan tidak ada nashnya atau tidak
nash, ia disebut al Maqis ’alaih ( ada hukumnya, ia disebut
yang diqiyaskan kepadanya ), Maqis (yang diqiyaskan)
Mahmul ’alaih ( yang dijadikan AlMahmul (yang
pertangungan ), musyabbah bih dipertangungkan), dan al
( yang diserupakan dengannya). musyabbah (yang diserupakan).
•3. Hukum Asl •4. Al Illat

• adalah hukum yang telah • adalah suatu sifat yang ada pada asl

ada pad asl yang yang padanya lah dijadikan sebagai dasar
(pokok)
berdasarkan atas nash atau untuk menentuan hukum pokok, dan
ijma’, ia dimaksudkan untuk berdasarkan adanya keberadaanya sifat
menjadi hukum pada al far’u itu pada cabang (far), maka ia disamakan
dengan pokoknya dari segi hukum.
(cabang).
SYARAT-SYARAT I’LLAT
• Illat itu adalah sifat yang jelas, yang dapat dicapai oleh panca indra.
• Merupaka sifat yang tegas dan tidak elastis yakani dapat dipastiakan berwujudnya
pada furu’ dan tidak mudah berubah.

• Merupakan sifat yang munasabah , yakni ada persesuian antara hukum da sifatnya.
• Merupakan sifat yang tidak terbatsas pada aslnya , tapi bisa juaga berwujud pad
beberapa satuan hukum yang bukan asl.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai