Q.
1. (∀𝑥)(H𝑥 ⇒E𝑥) p
2. (∀𝑥)(M𝑥 ⇒H𝑥) p
3. (H𝑥 ⇒E𝑥) 1 us
4. (M𝑥 ⇒H𝑥) 2 us
5. (M𝑥 ⇒E𝑥) 3,4 t
6. (∀𝑥) (M𝑥 ⇒E𝑥) 5 ug
Bukti: Dalam bentuk simbo
(∀𝑥) (L𝑥 ⇒ ~M𝑥), (∀𝑥) (P𝑥 ⇒M𝑥), (∀𝑥) (T𝑥 ⇒L𝑥) 𝖼 (∀𝑥) (T𝑥 ⇒
~P𝑥
1. (∀𝑥) (L𝑥 ⇒ p
~M𝑥)
2. (∀𝑥) (P𝑥 ⇒M𝑥)
p
3. (∀𝑥) (T𝑥 ⇒L𝑥)
4. L𝑥 ⇒ ~M𝑥
p
5. P𝑥 ⇒M𝑥
1u
6. T𝑥 ⇒L𝑥 s
7. T𝑥 ⇒ ~M𝑥 2u
s
8. ~M𝑥 ⇒ ~P𝑥
3u
9. T𝑥 ⇒ ~P𝑥
10. (∀ s
Contoh 7.11 Buktikan keabsahan argumen berikut:
Simbol “𝑎” menyatakan “Jono”. Baris 3 diturunkan dengan aturan us dari baris ke 1
dengan mengganti “𝑥” dengan “𝑎”.
Contoh 7.12 Konstruksikan penurunan kesimpulan dari argumen berikut:
Pembatasan
variabel bebas
suatu penyimpulan dapat
diperiksa dalam contoh-
contoh pen
Langkah 3 dalam penyimpulan ini memang benar, yaitu menggunakan aturan us pada
langkah 1, dengan substitusi “𝑎 pada 𝑥”, tetapi substitusi “𝑎” dan “𝑥” dalam langkah 2 sehingga
diturunkan langkah 4, yaitu H𝑎, tidaklah benar. Ambillah interpretasi premis- premis tersebut
demikian. “H” sebagai “berambut hitam”, “M” sebagai “mahasiswa” dan “Jono yang berambut
merah” sebagai “𝑎”. Interpretasi ini menunjukkan bahwa langkah 3 tetap benar, walaupun Jono
berambut merah. Sedangkan langkah 4 jelas salah. Nampak di sini, variabel bebas 𝑎 pada
langkah 4 tanpa pembatasan, sebab variabel itu mengikuti variabel bebas 𝑎 yang diturunkan dari
premis pertama yang menggunakan kuantor universal. Pembatasan variabel bebas tersebut akan
nampak pada konstruksi penurunan kesimpulan berikut.
1. (∀𝑥) (H𝑥 ⇒ M𝑥) p
2. (∃𝑥)H𝑥 p
3’. H𝑎 substitusi 𝑎
4’. H𝑎 ⇒ M𝑎
51. M𝑎
62. (∃𝑥 )
Perbedaan konstruksi ini dengan konstruksi sebelumnya hanya terletak pada langkah
3’ dan 4’. Nama “𝑎” yang diambil dalam langkah 3’ memang terbatas, yaitu untuk “𝑎” yang
memenuhi premis 2. Kemudian 𝑎 diberlakukan pada premis pertama, yang pasti berakibat benar,
sebab premis pertama menggunakan kuantor universal.
Dalam penyimpulan di atas sebenarnya kita telah menggunakan dua aturan baru
yang berkenaan dengan kuantor eksistensial, yaitu:
1. (∃𝑥)H𝑥
2. (∃𝑥)(~H𝑥) p
3. H𝑎 1 es
4. ~H𝑎 2 es
5. H𝑎 𝖠 ~H𝑥 3,4 t
6. (∃𝑥)(H𝑥 𝖠 ~H𝑥) 5 eg
Pada penurunan ini, langkah 4 adalah contoh penggunaan aturan es yang salah, sebab
menggunakan variabel bebas 𝑎 yang telah digunakan untuk menurunkan dari langkah 1 ke
langkah 3. Sehingga mengakibatkan kesimpulan yang tidak benar, walaupun premis-
premisnya bernilai benar.
Contoh-contoh lain penurunan yang menggunakan aturan es dan eg.
Contoh 7.15 Semua mamalia adalah hewan. Ada mamalia yang berkaki dua. Jadi,
ada hewan yang berkaki dua.
3. M𝑎 𝖠 K𝑎 2 es
4. M𝑎 ⇒ H𝑎 1 us
5. M𝑎 3t
6. K𝑎 3t
7. H𝑎 4,5 t
8. H𝑎 𝖠 K𝑎 6,7 t
9. (∃𝑥) (H𝑥 𝖠 K𝑥) 8 eg
Sebagai suatu strategi penurunan, kita boleh mengeliminasi kuant
sebelum mengeliminasi kuantor universal.
3. P𝑎 𝖠 G𝑎 2 es
4. P𝑎 ⇒ S𝑎 𝖠 K𝑎 1 us
5. P𝑎 3t
6. S𝑎 𝖠 K𝑎 4,5 t
7. S𝑎 6t
8. G𝑎 3t
9. S𝑎 𝖠 G𝑎 7,8 t
10.(∃𝑥 )(S𝑥 𝖠 G𝑥) 9 eg
Contoh 7.17
Tak seorangpun siswa SMK yang menyukai segala macam masakan Tionghoa.