Anda di halaman 1dari 21

A.

Keabsahan Suatu Argumen


Konsep-konsep dari penyimpulan dalam kalkulus predikat merup
penyimpulan dalam kalkulus pernyataan yang telah kita p
Jika A1, A2, A3, ..., An adalah rumus-rumu rumus

yang merupakan kesimpulan

..., An dan Q membentuk s


A1, A2, A3, ..., An masing-masing disebut premis dan Q disebut kesimpulan. Argumen tersebut dikatakan

absah jika dan hanya jika untuk setiap domain D, setiap Ai (i = 1, 2, 3,


..., n) 𝖼 Q dapat ditunjukkan dengan kebenaran dari pernyataan A1 𝖠 A2 𝖠 A3 𝖠...𝖠 An ⇒

Q.

Dalam menyusun konstruksi penurunan kesimpulan dalam suatu argumen, kecuali


menggunakan aturan-aturan p dan t serta cp, masih memerlukan dua aturan pokok yang
berkenaan dengan kuantor universal. Dua aturan pokok ini merupakan realisasi penggunaan
teorema-teorema 7.2 dan 7.4.
(i) Aturan us (Rule of Universal Specification) Dari
rumus (∀𝑥) P𝑥 dapat diturunkan rumus P𝑥.
Perhatikan bahwa dalam aturan US, 𝑥 dalam rumus (∀𝑥)
P𝑥 adalah variabel terikat,
sedangkan 𝑥 dalam rumus P𝑥 adalah variabel bebas, sehingga atusan US ini dapat dikatakan :
dari rumus (∀𝑥) P𝑥 dapat diturunkan P𝑦.

(ii Aturan ug (Rule of Universal Generalization)


)
Jika rumus Q𝑥 dengan 𝑥 bukan suatu variabel yang mempunyai kejadian bebas dalam
setiap premis, maka dari rumus Q𝑥 dapat diturunkan rumus (∀𝑥) Q𝑥.
Contoh 7.9 Konstruksikan penurunan kesimpulan dalam argumen berikut ini:

Semua hewan mempunyai ekor. Semua

manusia termasuk hewan. Jadi, semua

manusia mempunyai ekor. Penyelesaian:


Argumen ini jika ditulis dalam bentuk simbol
sebagai berikut:

(∀𝑥)(H𝑥 ⇒E𝑥), (∀𝑥)(M𝑥 ⇒H𝑥) 𝖼 (∀𝑥)(M𝑥


⇒E𝑥)

1. (∀𝑥)(H𝑥 ⇒E𝑥) p
2. (∀𝑥)(M𝑥 ⇒H𝑥) p
3. (H𝑥 ⇒E𝑥) 1 us
4. (M𝑥 ⇒H𝑥) 2 us
5. (M𝑥 ⇒E𝑥) 3,4 t
6. (∀𝑥) (M𝑥 ⇒E𝑥) 5 ug
Bukti: Dalam bentuk simbo

(∀𝑥) (L𝑥 ⇒ ~M𝑥), (∀𝑥) (P𝑥 ⇒M𝑥), (∀𝑥) (T𝑥 ⇒L𝑥) 𝖼 (∀𝑥) (T𝑥 ⇒
~P𝑥
1. (∀𝑥) (L𝑥 ⇒ p
~M𝑥)
2. (∀𝑥) (P𝑥 ⇒M𝑥)
p
3. (∀𝑥) (T𝑥 ⇒L𝑥)
4. L𝑥 ⇒ ~M𝑥
p
5. P𝑥 ⇒M𝑥
1u
6. T𝑥 ⇒L𝑥 s
7. T𝑥 ⇒ ~M𝑥 2u
s
8. ~M𝑥 ⇒ ~P𝑥
3u
9. T𝑥 ⇒ ~P𝑥
10. (∀ s
Contoh 7.11 Buktikan keabsahan argumen berikut:

Tidak ada buruh ataupun pegawai negeri yang kaya.

Jono itu kaya.

Jadi, Jono bukan buruh.

Bukti: Dalam bentuk simbol, argumen tersebut ditulis sebagai:

(∀𝑥) (R𝑥 ∨ G𝑥) ⇒ ~K𝑥, K𝑎 𝖼 ~R𝑎

1. (R𝑥 ∨ G𝑥) ⇒ ~K𝑥 p


2. K𝑎 p
3. (R𝑎 ∨ G𝑎) ⇒ ~K𝑎 1 us
4. ~ (R𝑎 ∨ G𝑎) 2,3 t
5. ~ R𝑎 𝖠 ~ G𝑎 4t
6. ~ R𝑎 5t

Simbol “𝑎” menyatakan “Jono”. Baris 3 diturunkan dengan aturan us dari baris ke 1
dengan mengganti “𝑥” dengan “𝑎”.
Contoh 7.12 Konstruksikan penurunan kesimpulan dari argumen berikut:

Tidak ada mahasiswa ataupun siswa yang tidak nakal.

Budi anak yang nakal.

Jadi, Budi bukan mahasiswa.

Penyelesaian: Secara simbolik argumen ditu

(∀𝑥) ((M𝑥 ∨ S𝑥) ⇒ ~N𝑥), N𝑎 𝖼 ~ M𝑎.

1. (∀𝑥) ((M𝑥 ∨ S𝑥) ⇒ ~N


2. N𝑎
3. M𝑎 ∨ S 𝑎 ⇒
4. ~ (M𝑎
5. ~
6.
Contoh-contoh di atas adalah contoh penyimpulan dalam argumen yang hanya memuat
kuantor Universal, selanjutnya akan dibicarakan argumen yang juga memuat kuantor
eksistensial.

Perhatikan argumen berikut: (∃𝑥)H𝑥 𝖼


H𝑥.
Dua 𝑥 pertama adalah variabel terikat dan 𝑥 ketiga adalah variabel bebas ini,
jika tanpa ada pembatasan bagi variabel bebas 𝑥 akan memp
tidak absah. Misalkan “H” diinterpretasikan sebagai “le
pada variabel bebas ”𝑥” maka argumen ter
dari 3, dan disimpulkan bahwa
Terlebih lagi, apabila d
disimpulkan

Pembatasan
variabel bebas
suatu penyimpulan dapat
diperiksa dalam contoh-
contoh pen
Langkah 3 dalam penyimpulan ini memang benar, yaitu menggunakan aturan us pada
langkah 1, dengan substitusi “𝑎 pada 𝑥”, tetapi substitusi “𝑎” dan “𝑥” dalam langkah 2 sehingga
diturunkan langkah 4, yaitu H𝑎, tidaklah benar. Ambillah interpretasi premis- premis tersebut
demikian. “H” sebagai “berambut hitam”, “M” sebagai “mahasiswa” dan “Jono yang berambut
merah” sebagai “𝑎”. Interpretasi ini menunjukkan bahwa langkah 3 tetap benar, walaupun Jono
berambut merah. Sedangkan langkah 4 jelas salah. Nampak di sini, variabel bebas 𝑎 pada
langkah 4 tanpa pembatasan, sebab variabel itu mengikuti variabel bebas 𝑎 yang diturunkan dari
premis pertama yang menggunakan kuantor universal. Pembatasan variabel bebas tersebut akan
nampak pada konstruksi penurunan kesimpulan berikut.
1. (∀𝑥) (H𝑥 ⇒ M𝑥) p
2. (∃𝑥)H𝑥 p

3’. H𝑎 substitusi 𝑎
4’. H𝑎 ⇒ M𝑎
51. M𝑎
62. (∃𝑥 )

Perbedaan konstruksi ini dengan konstruksi sebelumnya hanya terletak pada langkah
3’ dan 4’. Nama “𝑎” yang diambil dalam langkah 3’ memang terbatas, yaitu untuk “𝑎” yang
memenuhi premis 2. Kemudian 𝑎 diberlakukan pada premis pertama, yang pasti berakibat benar,
sebab premis pertama menggunakan kuantor universal.
Dalam penyimpulan di atas sebenarnya kita telah menggunakan dua aturan baru
yang berkenaan dengan kuantor eksistensial, yaitu:

(i) Aturan es (rule of existential specification)


Dari rumus (∃𝑥)P𝑥 dapat diturunkan P𝑎, bila variab
penurunan sebelumnya.
(ii Aturan eg (rule of existe
)
Dari rumu

Berikut ini, sekali lagi suatu argumen yang tid


contoh penggunaan aturan es tanpa mengingat
pemb walaupun premis-premi
Contoh 7.

1. (∃𝑥)H𝑥

2. (∃𝑥)(~H𝑥) p
3. H𝑎 1 es
4. ~H𝑎 2 es
5. H𝑎 𝖠 ~H𝑥 3,4 t

6. (∃𝑥)(H𝑥 𝖠 ~H𝑥) 5 eg

Pada penurunan ini, langkah 4 adalah contoh penggunaan aturan es yang salah, sebab
menggunakan variabel bebas 𝑎 yang telah digunakan untuk menurunkan dari langkah 1 ke
langkah 3. Sehingga mengakibatkan kesimpulan yang tidak benar, walaupun premis-
premisnya bernilai benar.
Contoh-contoh lain penurunan yang menggunakan aturan es dan eg.

Contoh 7.15 Semua mamalia adalah hewan. Ada mamalia yang berkaki dua. Jadi,
ada hewan yang berkaki dua.

1. (∀𝑥) (M𝑥 ⇒ H𝑥) p


2. (∃𝑥)(M𝑥 𝖠 K𝑥) p

3. M𝑎 𝖠 K𝑎 2 es
4. M𝑎 ⇒ H𝑎 1 us
5. M𝑎 3t
6. K𝑎 3t
7. H𝑎 4,5 t
8. H𝑎 𝖠 K𝑎 6,7 t
9. (∃𝑥) (H𝑥 𝖠 K𝑥) 8 eg
Sebagai suatu strategi penurunan, kita boleh mengeliminasi kuant
sebelum mengeliminasi kuantor universal.

Contoh 7.16 Setiap


anggota p
perkumpulan itu y
1. (∀𝑥) (P𝑥 ⇒ S𝑥 𝖠 K𝑥) p
2. (∃𝑥)(P𝑥 𝖠 G𝑥) p

3. P𝑎 𝖠 G𝑎 2 es

4. P𝑎 ⇒ S𝑎 𝖠 K𝑎 1 us
5. P𝑎 3t
6. S𝑎 𝖠 K𝑎 4,5 t
7. S𝑎 6t
8. G𝑎 3t
9. S𝑎 𝖠 G𝑎 7,8 t
10.(∃𝑥 )(S𝑥 𝖠 G𝑥) 9 eg
Contoh 7.17

Semua siswa SMK menyukai masakan Bu Karsa.

Tak seorangpun siswa SMK yang menyukai segala macam masakan Tionghoa.

Memang SMK mempunyai sejumlah siswa.

Jadi, semua masakan Bu Karsa bukan masakan Tionghoa.

Misalkan simbol-simbol yang digunakan adalah S, M, K, T, 𝑥, dan 𝑦 berturut-turut sebagai


SMK, menyukai, BU Karsa, Tionghoa, siswa dan masakan.
1. (∀𝑥) (S𝑥 ⇒ (∀𝑦)(∀𝑥) (K𝑦 ⇒ M𝑥𝑦)) p
2. (∀𝑥) (S𝑥 ⇒ (∀𝑦) (T𝑦 ⇒ ~M𝑥𝑦)
p
3. (∃𝑥) S𝑥
4. S𝑎
p
5. S𝑎 ⇒ (∀𝑦) (K𝑦 ⇒ Ma𝑦)
3
6. (S𝑎 ⇒ (∀𝑦) (T𝑦 ⇒ ~M𝑎𝑦)
e
7. (∀𝑦) (K𝑦 ⇒ Ma𝑦) s
8. (∀𝑦) (T𝑦 ⇒ ~M𝑎𝑦) 1u
s
9. K𝑦 ⇒ Ma𝑦
10. T𝑦 ⇒ ~M𝑎𝑦 2u
s
11. M𝑎𝑦 ⇒ ~T𝑦
12. K𝑦 ⇒ ~T𝑦 4
,
13.(∀𝑦) (K𝑦 ⇒ ~T𝑦) 5
t
4
LATIHAN

Konstruksikan penurunan kesimpulan dalam setiap argumen berikut dengan


menggunakan simbol-simbol di belakang setiap argumen.

1. Setiap bilangan rasional adalah bilangan riil


Ada bilangan rasional. Jadi, ada bilangan riil. (Q𝑥, R𝑥)
2. Jono adalah mahasiswa yang tidak mempunyai mobil mewah. Rini menyukai mahasiswa
yang mempunyai mobil mewah. Jadi, Rini tidak menyukai Jono. (M𝑥, W𝑥 S𝑥𝑦, j, r)
3. Tak ada satupun penjahat atau penipu yang mempunyai belas kasihan. Tini mempunyai
belas kasihan. Jadi, Tini bukan penipu. (J𝑥, N𝑥, B𝑥, t)
4. Semua bilangan rasional adalah bilangan riil. Beberapa bilangan rasional adalah bilangan
bulat. Jadi, beberapa bilangan riil adalah bilangan bulat. (Q𝑥, R𝑥, Z𝑥)
51 . Tak satupun mahasiswa yang menyukai setiap dosennya. Semua asisten
mahasiswa. Jadi, tak ada asisten yang menyukai setiap disennya. (M
62 . Semua mahasiswa pasti belajar. Barang siapa yang bel
pandai. Jadi, semua mahasiswa dapat menjadi pa
73 . Semua lukisan adalah karya seni. Setia
mahal. Jadi, karya seni itu maha
84 . Jika siswa menyukai p
siswa menyuk
IPA. J

Anda mungkin juga menyukai