Doa tidak ada batasan (Alla kulli syaiin khodir), meminta bagian dr iman
Istaghna = sombong
Doa adalah senjata orang mukmin dalam segala keadaan dan suasana, tatkala bahagia dia harus bersyukur dengan
banyak memuji kepada Allah Ta’ala.
Dalam keadaan berduka seorang hamba harus mohon kekuatan dan keteguhan hati agar Allah Ta’ala menjadikannya
kuat dan tegar. Begitulah doa dengan izin Allah Ta’ala, akan selalu memotivasi kita untuk optimis menjalani kehidupan,
membuat semangat menatap masa depan dan menjauhkan dari berbagai bisikan-bisikan setan yang melemahkan iman
bait-bait doa yang panjang. Inilah kesempatan yang Allah berikan, agar kita dapat
melewati batas-batas ketidakmampuan. Maka, dalam sejarah para pahlawan yang
gemilang, cerita tentang doa adalah cerita tentang kekuatan yang dahsyat. Kekuatan yang
mampu menaklukkan benteng khaibar, membebaskan al Quds, membuka Konstantinopel
dan merambah negeri Andalusia.
Hendaklah kaum muslimin senantiasa memurnikan doanya kepada Allah Ta’ala agar ia
dicatat sebagai hamba yang bertakwa
KEMURNIAN DOA
Kisah Rasul (dua Umar, menghadapi kaum Thaif)
Aku berlindung pada sinar wajah-Mu, yang menerangi kegelapan dan
mendatangkan kebaikan di dunia dan akhirat, dari murka-Mu yang hendak
Engkau tumpahkan kepadaku. Hanya Engkaulah yang berhak menegur dan
mempersalahkan diriku hingga Engkau Ridha (kepadaku), dan tiada daya dan
kekuatan apa pun selain atas perkenan-Mu.” (Lihat: Ibnu Hisyam 1/420).