Anda di halaman 1dari 14

Farmakoterapi Lanjutan

“HIPERPIGMENTASI”
ANGGA SETIAWAN
22340061
Latar Belakang
Hiperpigmentasi merupakan problem kulit yang sering dijumpai, yang
disebabkan oleh produksi pigmen melanin yang berlebihan. Prevalensi
hiperpigmentasi di Indonesia cukup tinggi, hal ini dikarenakan tipe kulit
orang idonesia termasuk kedadalam golongan tipe 4 dan 5 dalam
Fitzpatrick skin phototypes dimana jarang terbakar dan selalu tan
(menghitam), selain itu keadaan iklim tropis di Indonesia serta pajanan
sinar matahari yang intens menambah insiden kejadian hiperpigmentasi
meningkat. Melasma merupakan salah satu kelainan Hiperpigmentasi yang
umumnya timbul pada wanita usia reproduktif yaitu usia 20-45 tahun dan
terjadi di populasi Negara tropis. Hiperpigmentasi ini menimbulkan keluhan
kosmetik yang dapat menurunkan, baik penampilan maupun kualitas
kehidupan (Sri Lestari, 2011& Bauman, 2009). Untuk itu diperlukan upaya
pencegahan dan perawatan sebelum timbulnya gejala hiperpigmentasi pada
kulit.
Prevalensi Hiperpigmentasi
Prevalensi hiperpigmentasi pada perempuan dewasa
sekitar 70% dan laki- laki dewasa sekitar 60%.
Masalah hiperpigmentasi disebabkan karena adanya
gangguan pigmentasi pada kulit. Kelainan
hiperpigmentasi diakibatkan oleh peningkatan
sintesis melanin atau distribusi melanin tidak merata.
Hiperpigmentasi & Etiologi
Hiperpigmentasi adalah suatu keadaan bertambahnya jumlah melanin pada lapisan kulit yang
mengakibatkan perubah warna kulit menjadi lebih gelap.(Syarif M,2011)
Faktor Penyebab Hyperpigmentasi pada kulit yaitu :
(Syarif M,2011& Adhi Djuanda,1999& Graham-Brown,2005)
1.Genetik
2.Gangguan nutrisi
Kekurangan protein, asam folat, vitamin B12 dll
3.Hormonal
Hormone estrogen dan progesterone.
4.Sinar uv/matahari
5.Kosmetika
Kosmetik yang bersifat fototoksik, parfum dan kosmetika pewanggi
6.Obat-obatan oral
Obat obat tertentu seperti arsen, merkuri, bistmuth, minosiklin dll
7.Inflamasi (peradangan)
8.Keganasan Dll.
Bentuk-Bentuk Kelainan Hiperpigmentasi

Melasma
Penyakit kulit yang ditandai dengan adanya bercak hyperpigmentasi dengan bentuk yang tidak teratur dan
umunya berpola simertis dikedua sisi wajah. Melasma merupakan hyperpigmentasi yang paling sering
terjadi,terutama didaerah yang sering terpapar matahari diwajah (Syarif M,2011).

Bentuk melasma dari segi lokasi dikenal 3 jenis ( Adhi Djuanda,1999) yaitu :

1. Tipe Sentrofacial: terjadi pada pipi,kening, bibir atas, hidung, dan dagu. Merupakan jenis yang
paling banyak
2. Tipe Malar : yang mengenai pipi dan hidung
3. Tipe mandibular : yang mengenai rahang bawah
EFELID (FREKEL)

Suatu hiperpigmentasi berupa bercak-bercak hitam atau coklat pada kulit. Efelid berukuran kecil (3-5 mm)
dan sering terlihat pada daerah terkena sinar matahari seperi muka, wajah dan lengan. Efelid sering
mengenai orang di eropa dan di Indonesia. Efelid terdapat pada mereka yang berkulit terang atau berdarah
campuran eropa. Intensitas warna efelid akan bertambah jika terpajan sinar matahari dan pada musim panas
dan sebaliknya. (Syarif M, 2011 & Mawarli Harahap).
Hiperpigmentasi Pasca Radang (PIH)

PIH merupakan bercak hiperpigmentasi akibat peradangan yang terjadii pada kulit. Intensitas warna dan
persistensi hiperpigmentasi seimbang dengan derajat radang yang terjadi . PIH lebih banyak terjadi pada
tipe kulit gelap lebih gejalanya lebih nyata pada kulit tipe terang. Radang kulit bisa berasal dari
penyakit kulit seperti jerawat, eczema, alergi maupun tindakan-tindakan perwatan kulit wajah seperti
peeling kimia dan laser. Hiperpigmentasi pasca radang adalah hiperpigmentasi yang dalamnya dapat terjadi
pada lapisan kulit luar (epidermis) dan lapisan dalam kulit (dermis) atau campuran. Makin dalam letak
kelainan maka makin sukar diobati. (Bauman, 2009& Syarif M, 2011).
Pencegahan Hiperpigmentasi

1. Menghilangkan faktor yang merupakan penyebab hiperpigmentasi misalnya saja pil kontrasepsi,
pemakaian kosmetik yang bewarna atau mengandung parfum, obat-obat sitostatika, antimalaria dll, yang
bisa memacu hiperpigmentasi. Mencari penyebab timbulnya hiperpigmentasi sangat penting karena
selama faktor pemicu masih ada pengobatan tidak akan sempurna dan melasma akan tetap muncul.
2. Pencegahan terhadap timbulnya atau bertambahnya berat serta kambuhnya melasma adalah
perlindungan terhadap sinar matahari. Hindari pajanan langsung sinar ultra violet terutama antara pukul
09.00- 15.00. Sebaiknya jika keluar rumah mengunakan payung atau topi dan memakai tabir surya.
Pemakaian tabir surya dianjurkan 30 menit sebelum terkena pajanan sinar matahari. Tabir surya yang
digunakan adalalah tabir surya yang spectrum luas yang dapat menghambat sinar UVA dan UVB dengan
Sun Protecting Faktor diatas 15. Bentuk sediaan tabir surya dapat disesuaikan dengan kondisi dan
keadaaan kulit masing-masing.
Pencegahan Hiperpigmentasi

3. Pemakaian kosmetik yang aman dan tepat sesuai dengan kondisi/jenis kulit dapat menghindari
insiden alergi dan radang yang bisa memicu maupun memperberat hiperpigmentasi yang telah ada.
 Pemakaian obat atau kosmetik sesuai aturanya baik dari segi waktu pemakain, jumlah dan
frekuensinya. Pemakaian yang berlebihan tidak akan memperoleh hasil yang lebih baik dan lebih
cepat, melainkan dapat terjadi iritasi, kemerahan atau gangguan lainnya yang tidak perlu terjadi
 Bila dalam 24 jam setelah pemakaian kosmetik ataupun obat terjadi kemerahan disertai rasa gatal
yang hebat segeralah konsultasi ke dokter/ahli kecantikan karena penanganan yang dini dapat
mengurangi resiko terjadinya hiperpigmentasi.
Pengobatan Hiperpigmentasi

Obat obat oles yang sering dipakai sebagai terapi hiperpigmentasi :


 Hidrokinon dengan kosentrasi 2-4%

Krim ini dipakai pada malam hari dan merupakan standar emas untuk terapi hiperpigmentasi. Namun karena efek samping yang
ditimbulkan berupa dermatitis alergi dan iritan ditambah lagi penghentian pengunaanya sering terjadi kekambuhan, maka
pengunaanya sudah mulai digantikan dengan bahan-bahan lebih alami dan efek samping yang lebih ringan seperti asam kojic dan
arbutin.
 Asam retinoat

Krim ini juga dipakai pada malam hari sebagai terapi kombinasi dan tambahan. yang berfungsi sebagai eksfloliasi keratinosit dan
menipiskan stratum korneum (lapisan epidermis paling luar) serta menghilangkan pigmen melanin. Pada kosentrasi tinggi dapat
menyebabkan iritasi.
 Asam azeleat

Krim ini bekerja dengan menghambat aktivitas enzim tirosinase yang berperan dalam proses pembentukan pigmen kulit.
Pengobatan
Tindakan khusus
 Secara kimia
a. Chemical peeling : mendorong
pelepasan sel agar mempercepat
proses pengelupasan sel pigmen
dengan zat kimia.
Pengobatan
Tindakan Khusus
 Secara mekanik

Microdermabrasi: ekfoliasi kulit


lapisan atas dengan mengunakan
diamond yang halus.
Pengobatan
Tindakan Khusus
Laser : Mengunakan panjang gelombang
tertentu untuk hancurkan melanin.
Daftar Pustaka
1. Leslie Baumanm, MD, “Cosmetic Dermatologi Principles and Practice”, second edition, The Mc Graw-
Hill Book Companies inc, 2009
2. Sri Lestari, “Cosmeceutical Untuk Hiperpigmentasi”, Journal of Cosmetic Dermatology Update
Symposium Proceedings. 2011
3. Prof. Dr. adhi Djuanda, “Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin”, Edisi ketiga, Bagian Ilmu Kulit dan
Kelamin, FKUI, Jakarta 1999.
4. Syarif M. Wasitaatmadya, Dermatologi Kosmetic, edisi kedua, FKUI, 2011

5. Graham-Brown & burns, “Lecyure Notes On Dermatology, edisi kedelapan, Jakarta 2005

Anda mungkin juga menyukai