Anda di halaman 1dari 11

1.

Trafo Arus berfungsi sebagai : Mentransfer arus besar ke arus


kecil melalui kopling magnetis.

2. Trafo Arus untuk pengukuran adalah : Mempunyai ketelitian


tinggi dan cepat jenuh.

3. Trafo Arus untuk Proteksi adalah : Mempunyai daerah ketelitian


yang luas dan tidak cepat jenuh.

4. Belitan primer Trafo Arus adalah : Berbentuk batang konduktor


berpenampang besar dengan 1 atau 2 lilitan.

5. Belitan sekunder Trafo Arus adalah : Berbentuk konduktor


berpenampang kecil dililit pada inti dengan banyak lilit.

6. Dasar transformasi pada Trafo Arus adalah : Potensial magnit di


inti besi yang dihasilkan oleh arus primer dikali jumlah lilitan
primer sama dengan yang dikompensir oleh arus sekunder
dikali jumlah lilitan sekunder.
1
7. Untuk mendorong arus di sisi sekunder, di dalam belitan sekunder :
Dibangkitkan Gaya Gerak Listrik hasil dari perubahan fluksi di
inti besi oleh arus primer.

8. Perbandingan transformasi (Ratio) pada Trafo Arus adalah : Hasil


bagi antara jumlah lilitan di sisi sekunder dan jumlah lilitan di
sisi primer.

9. Kesalahan perbandingan transformasi pada Trafo Arus adalah


akibat : Arus primer dipakai sebagian kecil oleh rangkaian
eksitasi.

10. Tegangan lutut (knee Voltage) adalah : Tegangan maksimum


sekunder Trafo Arus dimana mulai terjadi kesalahan
perbandingan transformasi (error).

11. Supaya Trafo Arus bekerja baik (error minimum), maka tegangan
ggl (Vs) yang dibangkitkan di belitan sekunder terhadap tegangan
lutut (Vk) harus: Vs < Vk.
2
12. Trafo Arus dengan 1 inti besi mempunyai 2 batang konduktor
primer dan perbandingan transformasi 500–1000/5, pilih
perbandingan transformasi yang benar dari pernyataan berikut ini :
Kalau 2 batang konduktor primer di seri, perbandingan
transformasinya 500/5.

13. Trafo Arus dengan Pengenal arus sekunder 1 Amper pada


umumnya digunakan untuk : Rangkaian pengawatan yang
panjang antara Trafo Arus dan Alat Ukur jauh.

14. Trafo Arus dengan 2 inti besi dimaksudkan untuk Pengukuran dan
Proteksi : Inti besi yang kejenuhannya tinggi untuk Proteksi
dan yang kejenuhannya rendah untuk Pengukuran.

15. Rangkaian sekunder Trafo Arus adalah : Disambung seri.

16. Rangkaian sekunder Trafo Arus yang terbuka (tidak tersambung


ke peralatan ukur atau proteksi) akan : Menghasilkan tegangan
yang tinggi yang merusak isolasi belitan sekunder.

3
17. Trafo Arus multi ratio (1 inti besi dengan beberapa perbandingan
transformasi) telah disambungkan salah satu tap rationya ke
peralatan Ukur, tap yang lain : Bermasalah bila dihubung
singkat.
18. Salah satu terminal sekunder Trafo Arus harus disambungkan ke
potensial tanah, supaya : Tegangan belitan sekunder Trafo Arus
terhadap tanah tidak naik akibat kopling kapasitif antara
belitan primer ke sekunder.

19. Kesalahan sudut arus sekunder terhadap arus primer Trafo Arus
disebabkan: Sebagian arus primer terpakai untuk eksitasi yang
menggeser sudut arus yang ditransformasikan ke sekunder.

20. Sekunder Trafo Arus untuk pengukuran dibebani dengan burden


yang lebih kecil dari burden pengenalnya, maka Factor security
Trafo Arus akan : Naik, sehingga Alat Pengukuran bisa
mendapat arus lebih besar bila arus di sisi Primer naik jauh
diatas nominalnya.

21. Trafo Tegangan berfungsi sebagai : Mentransfer tegangan besar


ke tegangan kecil melalui kopling magnetis.
4
22. Dasar transformasi tegangan pada Trafo Tegangan adalah :
Perbandingan transformasinya adalah Tegangan Primer
dibagi Tegangan Sekunder = Jumlah lilitan Primer dibagi
Jumlah lilitan Sekunder.
23. Trafo Tegangan dengan inti besi digunakan pada : Sistem
tegangan rendah s/d tegangan menengah.

24. Trafo Tegangan dengan pembagi kapasitor digunakan pada :


Sistem tegangan tinggi dan ekstra tinggi.
25. Trafo Tegangan sambungan fasa-fasa dipakai untuk : Sistem
pengukuran 3 fasa 3 kawat dan 1 fasa.

26. Trafo Tegangan sambungan fasa-tanah untuk : Sistem


pengukuran 3 fasa 4 kawat dan 1 fasa.
27. Kesalahan (error) Trafo Tegangan untuk proteksi pada tegangan
kecil (2-3%) harus tetap pada ketelitian tertentu karena : Pada
saat gangguan hubung singkat, sekunder Trafo Tegangan
masih menginduksikan nilai tegangan yang diperlukan oleh
elemen ukur.
5
28. Hubungan antara kelas ketelitian Trafo Tegangan dan burden
pengenalnya adalah : Makin kecil nilai burden pengenalnya
makin tinggi ketelitiannya.

29. Burden Trafo Tegangan adalah : Beban sekunder Trafo


Tegangan yang terpasang paralel.

30. Pemilihan nilai tegangan pengenal Trafo Tegangan berdasarkan :


Pentanahan netral sistem dan dilihat kenaikan tegangan fasa
yang sehat sewaktu gangguan satu fasa ketanah.

31. Salah satu terminal sekunder Trafo Tegangan harus disambungkan


ke potensial tanah, supaya : Tegangan belitan sekunder Trafo
Tegangan terhadap tanah tidak naik akibat kopling kapasitif
antara belitan primer ke sekunder.

32. Rangkaian sekunder Trafo Tegangan adalah : Harus dipasang


sekering atau MCB di dekat terminal sekunder Trafo
Tegangan.
6
33. Relai Arus Lebih adalah : Alat pendeteksi arus yang paling
primitif dan sampai sekarang masih digunakan untuk
mengamankan sistem kelistrikan dari arus berlebihan yang
tidak normal.

34. Penggunaan Relai Arus Lebih adalah : Pada semua level


tegangan, baik pengaman Generator, Trafo, Jaringan, motor
dan beban lain.

35. Keuntungan dari penggunaan Relai Arus Lebih adalah : Karena


sederhana, bisa berfungsi sebagai pengaman utama dan
cadangan, relatif murah dan sederhana penyetelannya.

36. Relai Arus Lebih dari jenis waktu tertentu (definite time) adalah :
Koordinasi Relai Arus Lebih ini menghasilkan waktu trip yang
makin lama di sisi hulunya.

37. Relai Arus Lebih dari jenis waktu terbalik (invers time) adalah :
Relai Arus Lebih yang waktu kerjanya tergantung dari besar
arus yang mengalir ke Relai.
7
38. Penyetelan Arus pada Relai Arus Lebih adalah : Tidak boleh
bekerja pada arus beban maksimum, tetapi harus mampu
mendeteksi arus gangguan terkecil diujung seksi berikutnya.
39. Penyetelan waktu pada Relai Arus lebih adalah : Memberikan
waktu trip tercepat untuk gangguan di seksi pengamanannya.

40. Waktu kerja Relai Arus Lebih tercepat memperhitungkan adalah :


Lamanya proses inrush Trafo Distribusi sewaktu jaringan di
energize.

41. Untuk mengkoordinasikan Relai Arus Lebih pada jaringan distribusi


radial, diperlukan adanya peningkatan waktu (grading time, Dt)
dimana didalamnya terdapat komponen error dari : Error waktu
kerja Relai Arus Lebih di sisi hilir+error waktu kerja Relai Arus
Lebih di seksi itu+error waktu kerja Pemutus Tenaga dan +
toleransi waktu sebagai faktor safety.

42. Relai Arus Lebih waktu seketika di Penyulang (Feeder) distribusi


adalah: Dipakai dengan setelan arus yang menjangkau sampai
80% panjang saluran.
8
43. Relai Arus Lebih waktu seketika di Trafo Tenaga sisi Primer adalah
: Berfungsi sebagai pengaman cadangan waktu cepat terhadap
Relai differensial Trafo.

44. Relai Arus Lebih waktu seketika di Trafo Tenaga sisi Sekunder
adalah : Digantikan dengan Relai Arus Lebih dengan “High
set” yang masih ada waktu tundanya tetapi dikoordinasikan
dengan Relai Arus Lebih seketika di penyulang.

45. Data impedansi dari Generator (Level Hubung singkat), Trafo


Tenaga, jaringan dan diagram satu garis (single line diagram)
diperlukan untuk : Menghitung level arus gangguan disetiap titik
simulasi pada perhitungan koordinasi.

46. Tata cara perhitungan koordinasi Relai Arus Lebih adalah:


Perhitungan setting Relai Arus Lebih mulai dari di sisi paling
hilir, supaya di sisi hulunya mengikuti peningkatan (grading)
arus atau waktu.

9
47. Setting arus Relai Arus Lebih Gangguan Tanah pengaman jaringan
distribusi berdasarkan : Pentanahan (pembumian) netral sistem.

48. Sensitivity setting arus Relai Arus Gangguan Tanah pengaman


jaringan distribusi memperhitungkan adalah : Tahanan gangguan
tanah terbesar yang mungkin terjadi dan arus kapasitif
jaringan.

49. Relai Arus Lebih Gangguan Tanah pada sistem dengan netral
mengambang adalah : Bekerja karena arus kapasitif saja yang
tidak diperoleh selektifitas kerja Relai Arus Lebih Gangguan
Tanah.

50. Relai Arus Lebih Gangguan Tanah pada pentanahan Netral sistem
melalui Tahanan Tinggi (500 Ohm) adalah : Arus gangguan satu
fasa ketanah kecil, Relai Arus Gangguan Tanah harus sensitif
dan mempunyai arah.

10
51. Relai Arus Lebih Gangguan Tanah pada pentanahan Netral sistem
melalui Tahanan Rendah dengan Jaringan SUTM (Saluran Udara
Tegangan Menengah) adalah : Cara menghitung setting arus
Relai Arus Lebih Gangguan Tanah dengan sensitivity 10% x In
Trafo Arus.

52. Relai Arus Lebih Gangguan Tanah pada pentanahan Netral sistem
melalui Tahanan Rendah dengan Jaringan SKTM (Saluran Kabel
Tegangan Menengah) adalah : Untuk jaringan distribusi normal,
kurva arus gangguan satu fasa ketanah curam, sehingga Relai
Arus Lebih Gangguan Tanah bisa diset dengan sensitivity
10% x In Trafo Arus.

53. Relai Arus Lebih Gangguan Tanah pada pentanahan Netral sistem
langsung (solidly grounded) adalah : Tidak perlu Relai Arus
Lebih Gangguan Tanah, karena Relai Arus Lebih fasa bisa
bekerja mengamankan jaringan dari gangguan satu fasa
ketanah.
11

Anda mungkin juga menyukai