Anda di halaman 1dari 12

MASA

KEKUASAAN
BELANDA
KELOMPOK 5 :
1. Dimas Vambudi
2. Juni Anasti
3. Tesa Lonika
Masa Kekuasan Belanda Kedua (1816-1942)

Kedatangan kembali Belanda ini disambut berbagai perlawanan, diantaranya Perang Saparua
(1817), perlawanan Sultan Palembang (1818-1825), Perang Diponegoro (1825-1830), Perang Padri
(1815-1838), Perang Bone (1824). Sementara itu, di Eropa, Belanda sendiri harus mengeluarkan
biaya besar untuk menghadapi pemberontakan rakyat Belgia, yang akhirnya lepas dari Belanda pada
tahun 1830. Meski akhirnya bisa dipatahkan, serangkaian perang itu membuat keuangan Belanda
semakin merosot. Belanda pun berada di jurang kebangkrutan.
Untuk menyelamatkan negeri Belanda dari krisis ekonomi, diutuslah Johannes van den Bosch
sebagai gubernur jenderal yang baru. Tugas utamanya: menggali dana semaksimal mungkin untuk
menyelamatkan negara dari kebangkrutan. Untuk melaksanakan tugas yang sangat berat itu, van
den Bosch memusatkan kebijakan pada peningkatan produksi tanaman ekspor. Rakyat tidak mungkin
menanam tanaman-tanaman itu dengan sukarela, melainkan harus dipaksa.
Table of Contents

01 Kebijakan tanam paksa 02 Kebijakan pintu terbuka


(cultuurstelsel) (1870-1900)
Johannes van den Bosch Eksploitasi Manusia dan
(1830-1870) Eksploitasi Agraria

03 Politik Etis: 1901


01

01 02

Kebijakan 03

tanam
04

05

paksa 06
Sistem tanam paksa (1830-1870) 01

Pelaksanaan Culturstelsel dalam prakteknya memberatkan Pelaksanaan system tanam paksa memberikan dampak 02
kehidupan rakyat pribumi, karena tidak sesuai dengan ketentuan bagi rakyat Indonesia, baik positif maupun negatif.
staatblad. Pengertian dari culturstelsel sebenarnya adalah kewajiban
Dampak Positif
rakyat (Jawa) untuk menanam tanaman ekspor yang laku dijual di
•Rakyat Indonesia mengenal teknik menanam jenis-jenis
03
Eropa. Rakyat pribumi menerjemahkan culturstelsel dengan sebutan tanaman baru.
tanam paksa. Hal itu disebabkan pelaksanaan proyek penanaman •Rakyat Indonesia mulai mengenal tanaman dagang
dilakukan dengan cara-cara paksa. Pelanggarnya dapat dikenakan yang berorientasi impor. 04
hukuman fisik yang amat berat. Jenis-jenis tanaman yang wajib
II) Dampak Negatif
ditanam, yaitu tebu, nila, teh, tembakau, kayu manis, kapas, merica
•Kemiskinan serta penderitaan fisik dan mental yang
(lada), dan kopi. Hasilnya diserahkan kepada pemerintah kolonial berkepanjangan 05
Belanda seluruhnya, tanah yang digunakan untuk tanaman .•Beban pajak yang berat.
paksa/wajib itu tetap dikenai pajak, dan warga yang tidak memiliki •Pertanian, khususnya padi, banyak mengalami
laham pertanian wajib bekerja selama setahun penuh di kahan kegagalan panen.
•Kelaparan dan kematian terjadi di banyak tempat,
06
pertanian
seperti di Cirebon (1843) sebagai akibat dari
pemungutan pajak tambahan dalam bentuk beras, serta
di Demak (1848) dan di Grobogan (1849-1850) sebagai
akibat kegagalan panen.
•Jumlah penduduk Indonesia menurun dengan sangat
drastis.
01

02 02

Kebijakan 03

pintu
04

05

terbuka 06
Pintu terbuka 01

02
Politik Pintu Terbuka adalah sebuah sistem di mana pemerintah memberikan kesempatan
seluas-luasnya bagi pihak swasta untuk menanamkan modalnya di Indonesia.Pada periode ini,
tanah dan tenaga kerja dianggap sebagai milik perorangan (pribadi), tanah rakyat dapat 03
disewakan dan tenaga kerja dapat dijual.Oleh karena itu, terdapat kebebasan dalam
memanfaatkan tanah dan tenaga kerja. Tujuan Belanda menerapkan Politik Pintu Terbuka 04
adalah untuk meningkatkan taraf kehidupan rakyat jajahan. Untuk mendukung perkembangan
perkebunan, pemerintah Belanda membangun sarana dan prasarana fisik berupa waduk,
bendungan, saluran irigasi, jalan raya, jembatan, rel kereta api, dan pabrik. Namun, untuk 05
membangun fasilitas tersebut, pemerintah Belanda menyerahkan tenaga kerja rakyat secara
paksa melalui kerja paksa (rodi).Perkembangan perkebunan yang pesat juga terjadi di luar Jawa,
misalnya perkebunan tembakau di Deli, Sumatera Utara. Untuk memenuhi permintaan tenaga 06
kerja, pemerintah mendatangkan kuli dari Jawa dan mengaturnya secara kontrak.Apabila para
pekerja tersebut melanggar kontrak, mereka akan diberi sangsi yang disebut Poenale Sanctie.
Dampak politik pintu terbuka 01

02

03
Dampak positif Politik Pintu Terbuka Dampak negatif Politik Pintu Terbuka Rakyat
Sistem Tanam Paksa yang memberatkan semakin menderita karena ditekan oleh
rakyat dihapuskanRakyat Indonesia mulai pemerintah dan swastaAdanya eksploitasi
04
mengenal arti pentingnya uang dan rakyat pribumi dan lahan produktif secara besar-
mengenal barang-barang ekspor- besaranKehidupan penduduk merosot tajam
imporDibangunnya fasilitas perhubungan karena dipaksa untuk menyewakan tanahnya
kepada pihak swasta dengan biaya sewa yang
05
(jalan raya, rel kereta api, jembatan) dan
irigasi (waduk, bendungan) sangat murah
06
01

02
03 03

Politik Etis 04

(1901)
05

06
01

Politik Etis atau Politik Balas Budi ialah satu pemikiran yang
mengatakan jika pemerintah kolonial menggenggam tanggung jawab 02
kepribadian buat kesejahteraan bumiputera. Pemikiran ini adalah
masukan pada politik tanam paksa. Timbulnya golongan Etis yang
dipelopori oleh Pieter Brooshooft (wartawan Koran De Locomotief) 03
serta C.Th. van Deventer (orang politik) nyatanya membuka mata
pemerintah kolonial untuk lebih memerhatikan nasib beberapa
bumiputera yang terbelakang. Pada 17 September 1901, Ratu 04
Wilhelmina yang baru naik tahta menyatakan dalam pidato
pembukaan Parlemen Belanda, jika pemerintah Belanda memiliki
panggilan moral serta hutang budi (een eerschuld) pada bangsa 05
bumiputera di Hindia Belanda. Ratu Wilhelmina tuangkan panggilan
kepribadian itu ke kebijakan politik etis, yang terangkum dalam
program Trias Van deventer. 06
Isi politik etis 01

02
1. Irigasi (pengairan), membangun serta melakukan perbaikan
pengairan-pengairan serta bendungan untuk kepentingan pertanian. 03
2. Imigrasi yaitu mengajak masyarakat untuk bertransmigrasi.
3. Edukasi yaitu memperluas dalam bagian pengajaran serta pendidikan.
4. Banyak pihak menghubungkan peraturan baru politik Belanda ini 04
dengan pemikiran serta tulisan-tulisan Van Deventer yang diedarkan.
5. Sekian waktu awal mulanya, hingga Van Deventer lalu diketahui
05
menjadi pencetus politik etis ini.

06
01

02

03

Thanks! 04

05
Any question?
06

Anda mungkin juga menyukai