Anda di halaman 1dari 9

TEORI KOMUNIKASI

PEMIKIRAN HERBERT MARCUSE & CONTOH KASUS TERBARUNYA

KELOMPOK 4

Alvin Valeriano Warosare (2103050110)


Christian John Rondonuwu (2103050116)
Salsha Wardania Umar (2103050093)
Shanty Octavia Nainggolan (2103050096)
Victor William Berthen Mozes (2103050103)
Latar Belakang Herbert Marcuse
Herbert Marcuse adalah seorang filsuf Jerman-Yahudi, teoretikus politik dan sosiolog, dan anggota
Frankfurt School. Ia dikenal sebagai "Bapak gerakan Kiri Baru". Karya terbaik Herbert Marcuse yang paling
dikenal adalah Eros and Civilization, One-Dimensional Man, dan The Aesthetic Dimension. Marcuse adalah
intelektual yang memberi pengaruh besar pada gerakan Kiri Baru dan gerakan mahasiswa pada tahun 1960-an.

Marcuse kuliah dan belajar filsafat di Universitas Berlin dan Freibugim Breisgau pada tahun 1923 ia meraih
gelar doctor dengan disertai bidang kesusastraan. Pada tahun 1923-1928, ia bekerja dalam bidang penjualan dan
penerbitan (Bertens, 1983: 197). Tahun 1929, Marcuse kembali ke Freiburg untuk melanjutkan studi pada Husserl
dan Heidegger. Pada tahun 1934, Ia beremigrasi ke Amerika Serikat, mengikuti jejak para anggota institut yang
lain. Di negara ini, Marcuse bekerja dalam bidang inteligen dan penelitian-penelitian ilmiah khusunya di
Coloumbia University dan Harvard University. Marcuse dikenal sebagai salah satu filsufsosial yang cukup
berpengaruh dalam sejarah filsafat Barat abad kedua puluh karena ia terlibat dalam penelitian teoritis dan praksis.
A. Pemikiran Herbert Marcuse
Teori Kritis Herbert Marcuse adalah sebuah filsafat Mazhab Franfurt abad XX, yakni sebuah integrasi antara
logika Marxisme dan logika Kritisisme yang dipelopori oleh Immanuel Kant pada era Pencerahan abad XVIII di
Jerman. Marcuse melihat bahwa rumusan dialektika yang dibuat oleh G.W.F. Hegel merupakan sebuah titik
kulminasi dari logika Kritisisme itu sendiri. Berdasarkan Hegelianisme, Marcuse menganalisa bahwa sebuah masalah
telah terakumulasi di dalam kehidupan masyarakat industrialisme Barat maju semenjak berakhirnya Perang Dunia II,
yakni yang oleh Marcuse dikatakan telah menjadi paradigma industrialisme tahap lanjut (late-stage industrialism).

Teori kritis adalah sebuah aliran pemikiran yang menekankan penilaian reflektif dan kritik dari masyarakat dan
budaya dengan menerapkan pengetahuan dari ilmu-ilmu sosial dan humaniora. Sebagai istilah, teori kritis memiliki
dua makna dengan asal-usul dan sejarah yang berbeda: pertama berasal dari sosiologi dan yang kedua berasal dari 
kritik sastra, di mana digunakan dan diterapkan sebagai istilah umum yang dapat menggambarkan teori yang
didasarkan atas kritik; dengan demikian, teori Max Horkheimer menggambarkan teori kritis adalah, sejauh berusaha
"untuk membebaskan manusia dari keadaan yang memperbudak mereka.“
Manusia Satu Dimensi

Pemikiran mengenai dimensi manusia-satu menurut Herbert Marcuse, Implementasi dari latar belakang
teoretis Marcuse adalah melakukan kritik terhadap kelesuan masyarakat Barat sekitar tahun 1950-1960an. Kondisi
hilangnya gairah melakukan revolusi serta matinya suara-suara lantang terkait protes, diperparah karena
keputusasaan, kerusakan dan kebangkrutan akibat perang. Teknologi modern banyak dijadikan tumpuan harapan.
Konsekuensinya benih-benih kapitalisme semakin berkembang. Dominasi semakin berperan aktif, ketika teknologi
mampu menciptakan pola yang rasional, efektif, dan efisien untuk melahirkan kemakmuran bagi para warganya
melalui pengaturan masyarakat yang nampak serba rasional, masyarakat yang tinggal dibuat menjadi pasif dan
reseptif karena bersikap pasrah. Masyarakat menjadi masyarakat yang berdimensi satu, ketika segala segi
kehidupannya diarahkan pada satu tujuan, yakni keberlangsungan dan peningkatan sistem kapitalisme. Sejak
itulah, Marcuse menyuarakan kritiknya.
Gagasan Masyarakat Satu Dimensi Marcuse tertuang dalam buku One-Dimensional Man. Kritik utama
Marcuse adalah mengenai krisis kapitalisme dengan model latar belakang dari dominasi teknologi dalam
masyarakat industri maju melalui metode administrasi dalam ekonomi dan politik. Elemen struktur dominan dari
masyarakat industri maju telah menjadi bidang ilmiah dan teknik dari sistem produksi dan distribusi baik teknologi
maupun praktik administrasi berbasis penerapan aturan otoritas. Teknologi fungsinya tidak lagi menjadi alat
pembebas melainkan menjadi alat dominasi.
Media massa juga mengambil alih alat pembentuk utama masyarakat satu dimensi. Media Massa
merupakan alat yang paling efektif dalam menyebarluaskan one-dimensional behavior, melalui, pengaburan
bahasa, persilangan fakta dan opini, hingga bahasa bujuk-rayu yang menghipnotis dan menggiring psikologis
kerumunan. Hal itu dilakukan karena untuk membungkam seluruh dimensi-dimensi yang mampu memberontak,
misalnya dimensi estetik yang mampu mempertahankan kebebasan ekspresi, sehingga seni/sastra dalam
kebudayaan di alih fungsikan ke dalam bentuk operasional dan pragmatis semata untuk melunturkan ungkapan
rasa kekaguman, keindahan, dan kerinduan manusia yang belum terpenuhi.
B. Contoh Kasus Dari Pemikiran Herbert Marcuse

Contoh Kasus Sesuai Dengan Teori Herbert Marcuse yaitu teori kritis mengenai Konsumtif masyarakat satu
dimensi dalam pemenuhan kebutuhan Misalnya, apabila ia tidak dapat membeli handphone (hp) yang terbaru,
ia spontan merasa kurang berharga (kurang bermartabat) karena berada di lingkungan pendapat orang lain dan
mudah percaya dengan pandangan orang-orang. Sebaliknya, ia terus menerus berada di bawah sugesti bahwa
dengan membeli barang tertentu mobil mewah seolah-olah bisa mengatasi masalah-masalah hidupnya. Situasi
masyarakat di Indonesia dalam kebijakan pembangunan nasional berorientasi pada pasar bebas. Imbasnya,
produk-produk impor bertebaran sebagai konsumsi, misalnya hp, Laptop, ipad, dan sebaginya. Produk produk
semacam ini menawarkan berbagai fasilitas, gawai (gadget) yang multifungsi.
Kemudahan yang membuat pemakainya merasa nyaman, dan beragam produk yang tadinya adalah kebutuhan
yang kurang penting menjadi kebutuhan primer. Situasi ini menjadikan adanya situasi kurang kritis dan
mengurung masyarakat dalam kurungan satu dimensi. Satu dimensi oleh karena kehidupan beserta
kebutuhannya dicukupi lewat beragam perangkat teknologi. Hal inilah yang menjadikan manusia satu dimensi
yang hanya bisa mengafirmasi keinginan sistem, kecuali mereka yang sadar akan hal tersebut dan tidak ikut-
ikutan dan tidak ikut terjebak dalam kebutuhan palsu tersebut. Saat ini konsumsi semakin bertumbuh menjadi
suatu hal yang penting, yang mana lebih mementingkan hasrat keinginan daripada kebutuhan yang
sesungguhnya.
Jadi kesimpulannya bahwa teori kritis dari pemikiran Herbert Marcuse ini secara spontan mengajarkan
dan menagajak kita untuk berpikir jernih dan rasional, agar jadi lebih open minded dalam menerima informasi
baru, bahkan dari orang orang yang memiliki perbedaan pandangan begitu juga dengan sugesti yang dibangun
dalam diri sendiri.

Cara berpikir kritis ialah, banyak betanya ada rasa ingin tau didalamnya, sering mendengarkan dengan
secara aktif maksudnya harus benar-benar mendengarkan ketika orang lain sedang berbicara/ menyampaikan
suatu informasi, dan mempertimbangkan segala kemungkinan, contohnya : Apakah hal tersebut akan
mengubah sesuatu? Jika iya, apakah perubahan tersebut positif atau negatif? Siapa saja yang akan terpengaruh
oleh perubahan ini? ”. Setelah mengetahui jawaban atas pertanyaan tersebut, maka kamu dapat
mempertimbangkan cara yang dapat digunakan untuk mengantisipasi berbagai macam situasi.
THANK YOU 

Anda mungkin juga menyukai