Asuhan Kala 1
Asuhan Kala 1
• tindakan
memasukkan tangan
ke dalam jalan lahir
ibu bersalin untuk
memantau
perkembangan proses
persalinan
TUJUAN
– Mengetahui kemajuan
persalinan
– Mengetahui keadaan
jalan lahir
– Untuk menentukan
diagnosa
INDIKASI
• Bila ketuban pecah sebelum waktunya
• Untuk mengevaluasi pembukaan cervik
uteri
• Untuk menyelesaikan persalinan atau
melakukan rujukan
• Petunjuk partograf WHO setiap 4 jam
PENCEGAHAN INFEKSI
• Terhadap diri sendiri
– Pakai sarung tangan steril
– Bidan/nakes kemungkinan besar terkena
infeksi
• Terhadap pasin khususnya janin dalam rahim
– Lakukan vulva hygiene dengan benar
– Buka labia kanan dan kiri dengan tangan
kiri
– Masukkan jari tengah & jari telunjuk ke
dalam liang sanggama, dan tidak boleh
dikeluarkan sebelum seluruh pemeriksaan
dapat dievaluasi
KONTRA INDIKASI
• Tindakan operatif
untuk memperlebar
jalan lahir, dg cara
menyayat jaringan-
jaringan perenium
menurut alur tertentu
Prinsip episiotomi
Pencegahan kerusakan yang lebih hebat pada jaringan lunak
akibat daya regang yang melebihi kapasitas adaptasi atau
elastisitas jaringan tersebut.
Di masa lalu, dianjurkan untuk melakukan episiotomi secara
rutin yang tujuannya adalah untuk mencegah robekan
berlebihan pada perineum, membuat tepi luka rata sehingga
mudah dilakukan penjahitan (reparasi), mencegah penyulit atau
tahanan pada kepalan dan infeksi tetapi hal tersebut ternyata
tidak didukung oleh bukti-bukti ilmiah yang cukup
Episiotomi rutin tidak dianjurkan
karena dapat menyebabkan:
Meningkatnya jumlah darah yang
hilang dan risiko hematoma
Kejadian laserasi derajat tiga atau
empat lebih banyak pada episiotomi
rutin dibandingkan dengan tanpa
episiotomi
Meningkatnya nyeri pascapersalinan
di daerah perineum
Meningkatnya risiko infeksi (terutama
jika prosedur PI diabaikan)
keuntungan
• Episiotomi mudah dilakukan dan mudah
diperbaiki
• Hasil strukturalnya baik sekali
• Perdarahan lbh sedikit dibanding insisi
lainnya
• Nyeri pasca bedah sedikit
• Penyembuhan baik sekali dan jarang
terjadi terbukanya jahitan di daerah bekas
insisi
Indikasi untuk melakukan episiotomi untuk
mempercepat kelahiran bayi bila
didapatkan:
Gawat janin dan bayi akan segera dilahirkan
dengan tindakan
Penyulit kelahiran per vaginam (sungsang,
distosia bahu, ekstraksi cunam (forsep) atau
ekstraksi vakum)
Jaringan parut pada perineum atau vagina yang
memperlambat kemajuan persalinan
Jenis-jenis episiotomi :
Episiotomi mediana
dikerjakan pada garis tengah
Episiotomi mediolateral
dikerjakan pada garis tengah
yang dekat muskulus sfingter
ani dan diperluas ke sisi
Episiotomi lateral
dikerjakan miring kesisi
kanan atau kiri
Episiotomi secara rutin tidak boleh
dilakukan karena dapat menyebabkan :
Meningkatnya jumlah darah yang hilang
dan resiko hematom.
Lebih sering meluas menjadi derajat tiga
atau empat.
Meningkatnya nyeri persalinan.
Meningkatnya risiko infeksi
Persiapan episiotomi :
Pertimbangakn indikasi-indikasi untuk melakukan
episiotomi dan pastikan bahwa episiotomi tersebut
penting untuk keselamatan dan kenyamanan ibu dan
atau bayi.
Pastikan bahwa semua perlengkapan dan bahan-
bahan yang diperlukan sudah tersedia dan dalam
keadaan DTT atau steril.
Gunakan teknik aseptic setiap saat. Cuci tangan dan
pakai sarung tangan DTT atau steril.
Jelaskan pada ibu mengapa ia memerlukan
episiotomi dan diskusikan prosedurnya dengan ib.
Beri alasan rasional pada ibu.
Prosedur anastesi lokal :
Jelaskan kepada ibu apa yang akan dilakukan dan bantu ibu untuk merasa rileks.
Hisap 10 ml larutan lidokain 1% ke dala tabung suntik steril ukuran 10 ml ( jika yang
tersedia larutan lidokain 2% maka larutkan 1 bagian lidokain 2% dengan 1 bagian
aquades).
Pasikan bahwa tabung suntik memiliki jarum ukuran 22 dan panjang 4 cm ( jarum yang
lebih panjang boleh digunakan )
Letakkan 2 jari ke dalam vagina dan diantara kepala bayi dan perineum.
Masukkan jarum di tengah fourchette dan arahkan jarum sepanjang tempat yang akan
diepisiotomi.
Lakukan aspirasi
Tarik jarum perlahan-lahan sambil menyuntikkan maksimum 10 ml lidokain.
Tarik jarum bila sudah kembali ke titik asal jarum suntik ditusukkan. Kulit membentuk
gelembung karena anastesi bisa telihat dan dipalpasi pada perineum di sepanjang garis
yang akan dilakukan episiotomi.
Prosedur episiotomi :
Tunda tindakan episiotomi sampai perineum menipis dan pucat, dan 3-4
cm kepala bayi sudah telihat pada saat kontraksi.
Masukkan dua jari ke dalam vagina diantara kepala bayi dan perineum.
Kedua jari agak direganggkan dan berikan sedikit tekanan lembut ke
arah luar pada perineum.
Gunakan gunting tajam DTT atau steril, tempatkan gunting ditengah-
tengah fourchette posterior dan gunting mengarah ke sudut yang
diinginkan. Pastikan arah gunting tidak mengarah pada sfingter ani.
Gunting perineum sekitar 3-4 cm. Hindari menggunting jaringan sedikit
demi sedikit akan menimbulakn tepi yang tidak rata.
Gunakan gunting untuk memotong sekitar 2-3 cm ke dalam vagina.
Jika kepala bayi belum juga lahir, lakukan tekanan pada luka episiotomi
dengan dilapisi kain atau kasa DTT atau steril diantara kontraksi
untuk mengurangi perdarahan.
Kendalikan kelahiran kepala bahu dan badan bayi untuk mencegah
perluasan episiotomi.
Setelah bayi dan plasenta lahir, periksa dengan hati-hati apakah
episiotomi, perineum dan vagina mengalami perluasan atau laserasi.
Lakukan penjahitan.
Waktu yg tpat melakukan episiotomi