Anda di halaman 1dari 8

PROJEK MAKALAH KEBIDANAN

2020/2021
ASUHAN IBU MASA NIFAS NORMAL

Disusun oleh: Menik Kustiningsih

RSUD KOTA DEPOK


2020

0
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala kebesaran
dan nikmat hidayah yang telah diberikan-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
Asuhan Ibu Nifas ini.
Penyusunan makalah ini dalam rangka memenuhi persyaratan untuk kenaikan
golongan, dan sebagai sarana untuk menambah pengetahuan serta wawasan.
Penyusun sadar bahwa makalah ini masih memiliki banyak kelemahan dan
kekurangan. Oleh karena itu penyusun mohon maaf atas kekurangan tersebut. Penyusun juga
senantiasa membuka tangan untuk menerima kritik dan saran yang membangun.
Harapan penyusun semoga karya kecil ini bisa bermanfaat bagi kita semua

Depok

Penulis

1
ASUHAN IBU MASA NIFAS NORMAL

a. Pengertian
Masa nifas dimulai setelah lahir dan berakhir ketika alat – alat kandungan kembali
seperti keadaan sebelum hamil dan berlangsung kira-kira 6 minggu (APN, 2002). Masa Nifas
adalah dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika organ-organ reproduksi kembali
seperti semula dan berlangsung kira-kira 6 minggu (Saifuddin, 2002)
b. Tujuan Asuhan Masa Nifas
 Menjaga kesehatan ibu dan bayi, baik fisik maupun psikologi.
 Melaksanakan skrining yang komprehensif mendekati masalah, mengobati atau merujuk
bila terjadi komplikasi pada ibu maupun pada bayinya.
 Memberikan pelayanan keluarga berencana.
 Mencegah atau mendeteksi atau menatalaksanakan komplikasi yang timbul pada waktu
pasca persalinan, baik medis, bedah atau obstetric.
 Dukungan pada ibu dan keluarganya pada peralihan kesuasana keluarga baru.
 Promosi dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayinya secara
memberikan pengetahuan tentang tanda-tanda bahaya, gizi, istirahat, tidur dan kesehatan
diri serta memberikan mikro nutrisi, jika perlu.
c. Pengkajian data fisik dan psikososial
 Pengkajian data fisik
Melakukan pemeriksaan fisik dan pengkajian psikososial terhadap ibu, ayah dan anggota
keluarga, Mendeteksi adanya penyimpangan dari kondisi yang normal dari masa prenatal,
kaji masalah kesehatan selama kehamilan yang pernah timbul, seperti: anemia, hipertensi
dalam kehamilan dan diabetes. Kaji proses persalinan, lama dan jenis persalinan, kondisi
selaput dan cairan ketuban, respon bayi terhadap persalinan, obat-obatan yang digunakan,
respon keluarga khususnya ayah pada persalinan dan kelahiran. Dilakukan segera pada masa
immediate postpartum, seperti: observasi tanda vital, keseimbangan cairan, pencegahan
kehilangan darah yang abnormal dan eliminai urin.
 Pengkajian data psikososial
Respons ibu dan suami terhadap kelahiran bayi Pola hubungan ibu, suami dan keluarga
Kehidupan spiritual dan ekonomi keluarga Kepercayaan dan adat istiadat. Adaptasi psikologi
ibu setelah melahirkan, pengalaman tentang melahirkan, apakah ibu pasif atau cerewet, atau
sangat kalem. Pola koping, hubungan dengan suami, hubungan dengan bayi, hubungan

2
dengan anggota keluarga lain, dukungan social dan pola komunikasi termasuk potensi
keluarga untuk memberikan perawatan kepada klien. Adakah masalah perkawinan, ketidak
mampuan merawat bayi baru lahir, krisis keluarga.

1. Riwayat Kesehatan Ibu


 Riwayat kesehatan yang lalu
Kaji apakah ibu pernah atau sedang menderita penyakit yang dianggap berpengaruh
pada kondisi kesehatan saat ini. Misalnya penyakit-penyakit degeneratif (jantung DM,
dll.), infeksi saluran kencing.
 Riwayat penyakit keturunan dalam keluarga
Kaji apakah di dalam silsilah keluarga Ibu mempunyai penyakit keturunan. Misalnya
penyakit asma, Diabetes Melitus dan penyakit keturunan lainnya.
 Riwayat penyakit menular dalam keluarga
Kaji apakah keluarga ibu mempunyai riwayat penyakit menular. Misalnya TBC,
hepatitis dan HIV/AIDS.
 Riwayat KB dan Perencanaan Keluarga
Kaji pengetahuan klien dan pasangannya tentang kontrasepsi, jenis kontrasepsi yang
pernah digunakan, kebutuhan kontrasepsi yang akan datang atau rencana penambahan
anggota keluarga dimasa mendatang.
2. Kebiasaan sehari hari seperti
 Pola nutrisi : pola menu makanan yang dikonsumsi, jumlah, jenis makanan (Kalori,
protein, vitamin, tinggi serat), frekuensi, konsumsi snack (makanan ringan), nafsu
makan, pola minum, jumlah, dan frekuensi.
 Pola istirahat dan tidur : Lamanya, kapan (malam, siang), rasa tidak nyaman yang
mengganggu istirahat, penggunaan selimut, lampu atau remang-remang atau gelap,
apakah mudah terganggu dengan suara-suara, posisi saat tidur (penekanan pada
perineum).
 Pola eliminasi : Apakah terjadi diuresis, setelah melahirkan, adakah inkontinensia
(hilangnya infolunter pengeluaran urin), hilangnya kontrol blas, terjadi over distensi
blass atau tidak atau retensi urine karena rasa talut luka episiotomi, apakah perlu
bantuan saat BAK. Pola BAB, freguensi, konsistensi, rasa takut BAB karena luka
perineum, kebiasaan penggunaan toilet.
 Personal Hygiene : Pola mandi, kebersihan mulut dan gigi, penggunaan pembalut dan
kebersihan genitalia, pola berpakaian, tatarias rambut dan wajah.

3
3. Aktifitas :
Kemampuan mobilisasi beberapa saat setelah melahirkan, kemampuan merawat diri dan
melakukan eliminasi, kemampuan bekerja dan menyusui.
Rekreasi dan hiburan :
Situasi atau tempat yang menyenangkan, kegiatan yang membuat fresh dan relaks.

4. Pemeriksaan fisik.
Tanda-tanda vital
• Tekanan darah
Segera setelah melahirkan, banyak wanita mengalami peningkatan sementara tekanan
darah sistolik dan diastolik, yang kembali secara spontan tekanan darah sebelum hamil
selama beberapa hari bidan bertanggung jawab mengkaji risiko preeklamsi pascapartum,
komplikasi yang relatif jarang, tetapi serius, jika peningkatan tekanan darah signifikan.
• Suhu
Suhu maternal kembali dari suhu yang sedikit meningkat selama periode intrapartum
dan stabil dalam 24 jam pertama pascapartum. Perhatikan adanya kenaikan suhu sampai 38
derajat pada hari kedua sampai hari kesepuluh yang menunjukkan adanya morbiditas
puerperalis.
• Nadi
Denyut nadi yang meningkat selama persalinan akhir, kembali normal selama beberapa
jam pertama pascapartum. Hemoragi, demam selama persalinan, dan nyeri akut atau persisten
dapat mempengaruhi proses ini. Apabila denyut nadi diatas 100 selama puerperium, hal
tersebut abnormal dan mungkin menunjukkan adanya infeksi atau hemoragi pascapartum
lambat.
• Pernapasan
Fungsi pernafasan kembali pada rentang normal wanita selama jam pertama
pascapartum. Nafas pendek, cepat, atau perubahan lain memerlukan evaluasi adanya kondisi -
kondisi seperti kelebihan cairan, seperti eksaserbasi asma, dan emboli paru.
• Keadaan Umum : Tingkat energi, self esteem, tingkat kesadaran.
• Kepala, wajah dan leher
Periksa ekspresi wajah, adanya oedema, sclera dan konjuctiva mata, mukosa mulut,
adanya pembesaran limfe, pembesaran kelenjar thiroid dan bendungan vena jugolaris.
• Dada dan payudara

4
Auskultasi jantung dan paru-paru sesuai ondikasi keluhan ibu, atau perubahan nyata
pada penampilan atau tanda-tanda vital. Pengkajian payudara pada periode awal pascapartum
meliputi penampilan, Pembesaran, simetris, pigmentasi, warna kulit, keadaan areola dan
integritasi puting.
• Abdomen dan uterus
Evaluasi abdomen terhadap involusi uterus, teraba lembut , tekstur Doughy
(kenyal), musculus rectus abdominal utuh (intact) atau terdapat diastasis recti dan kandung
kemih, distensi, striae. Untuk involusi uterus periksa kontraksi uterus, konsistensi (keras,
lunak, boggy), perabaan distensi blas, posisi dan tinggi fundus uteri. : Tinggi fundus uterus, ,
lokasi, kontraksi uterus, nyeri.
• Genitalia
Pengkajian perinium terhadap memar, oedema, hematoma, penyembuhan setiap
jahitan, inflamasi. Pemeriksaan type, kuntitas dan bau lokhea. Pemeriksaan anus terhadap
adanya hemoroid.
• Ekstremitas
Pemeriksaan ekstremitas terhadap adanya oedema, nyeri tekan atau panas pada betis
adanya tanda homan, refleks. Tanda homan didapatkan dengan meletakkan satu tangan pada
lutut ibu, dan lakukan tekanan ringan untuk menjaga tungkai tetap lurus. Dorsifleksi kaki
tersebut jika terdapat nyeri pada betis maka tanda homan positif.
• Perubahan psikologis
Setelah proses persalinan, terjadi perubahan yang dramatis bagi seorang ibu dimana
ia kini mempunyai bayi yang harus dilindungi dan dipenuhi kebutuhannya.
• Data pengetahuan/perilaku ibu
Kaji pengetahuan ibu yang berhubungan dengan perawatan bayi, perawatan nifas, asi
eksklusif cara menyusui, KB serta hal-hal lain yang penting diketahui ibu dalam masa nifas
dan menyusui.

d. Pendokumentasian asuhan kebidanan.

a. Pengertian
Pendokumentasian kebidanan adalah Sistem pencatatan yang digunakan agar asuhan yang
dilakukan dapat dicatat dengan benar, jelas, sederhana dan logis.

5
b. Metode
Metode yang digunakan untuk pendokumentasian asuhan kebidanan adalah
metode SOAP dengan menggunakan pola pikir manajemen kebidanan Varney.
Metode pendokumentasian SOAP yang terdiri dari :
S : Subjektif
Pada data subjektif akan menggambarkan beberapa hal antara lain :
1) Menilai masalah dari sudut pandang klien.
2) Menilai ekspresi klien mengenai kekhawatiran dan keluhannya.
3) Dicatat sebagai kutipan langsung yang berhubungan dengan diagnosa.
4) Data tersebut menguatkan diagnosa yang akan dibuat.
O : Objektif
1) Data ini dapat memberikan bukti gejala klinis klien.
2) Berisi fakta yang berhubungan dengan diagnosa .
3) Memuat data fisiologis dan hasil observasi.
4) Ada informasi hasil kajian secara teknologi (misal : hasil laboratorium, USG dan
sebagainya yang berarti dalam menegakkan diagnosa.
A : Analisa
1) Diagnosa yang ditetapkan berdasarkan data dari S dan O yang disimpulkan.
2) Selalu ada informasi baru baik S dan O karena keadaan klien terus berubah.
3) Sehingga proses pengkajian berjalan secara dinamik.
4) Dapat menganalisis suatu kejadian penting dalam perkembangan klien .
P : Penatalaksanaan
1) Membuat rencana tindakan saat itu atau yang akan datang.
2) Mengusahakan mencapai kriteria tujuan tertentu dari kebutuhan klien yang harus
dicapai dalam waktu tertentu.
3) Tindakan yang harus diambil dalam membantu klien mencapai kemajuan dalam
kesejahteraan dan proses selanjutnya.
4) Didukung dengan rencana dokter bila dibuat keputusan dalam manajemen kolaborasi.
5) Pelaksanaan rencana tindakan dalam mengatasi masalah untuk mencapai tujuan
terhadap klien.
6) Tindakan harus mendapat persetujuan klien kecuali bila hal tersebut membahayakan
klien.
7) Analisa dari hasil yang dicapai menjadi fokus dan penilaian dalam ketetapan tindakan.

6
8) Jika tujuan tidak tercapai proses evaluasi dapat menjadi dasar untuk mengembangkan
tindakan alternatif sehingga tercapai tujuan.
9)
Pendokumentasian asuhan kebidanan pada ibu nifas
1.Subjektif ( Menurut Mochtar, 1998): Ibu mengeluh mules, keluar darah dari jalan lahir.
2.Objektif : keadaan umum, kesadaran, keadaan emosional, TTV, payudara, TFU, konsistensi
uterus, kontraksi uterus, kandung kemih dan lochea
3.Planning :Mobilisasi, nutrisi, BAK/BAB Personal higiene, memberi asi, perawatan
payudara.

Anda mungkin juga menyukai