Psikotropika
Disusun Oleh Kelompok 3 XI-MIPA-6
ANGGOTA KELOMPOK:
1. Beryl Zya Putri (06)
2. Inas Rosyida A. R. (18)
3. Karina Auralia (20)
4. Malfa Syakira N. (24)
5. Putra Andhika Adinegoro (30)
6. Roichanah Zahroh A. (33)
PENGERTIAN
PSIKOTROPIKA:
Psikotropika adalah zat atau obat yang bekerja menurunkan
fungsi otak serta merangsang susunan saraf pusat sehingga
menimbulkan reaksi berupa halusinasi, ilusi, gangguan cara
berpikir, perubahan perasaan yang tiba-tiba, dan menimbulkan
rasa kecanduan pada pemakainya.
Undang-undang yang mengatur tentang psikotropika terdapat pada Undang-Undang no. 5
tahun 1997, yaitu “Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat
yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.”
—UU PSIKOTROPIKA
JENIS PSIKOTROPIKA
Psikotropika dapat dibedakan menjadi 4 golongan jenis,
yakni:
GOLONGAN I
Memiliki potensi yang sangat kuat dalam
menyebabkan ketergantungan dan dinyatakan
01 02 GOLONGAN II
Memiliki risiko ketergantungan yang cukup tinggi
meski tidak separah golongan I. sering
sebagai barang terlarang. dimanfaatkan untuk pengobatan berbagai
penyakit.
GOLONGAN III
Memiliki potensi sedang dalam menyebabkan
ketergantungan, dapat digunakan untuk
03 04 GOLONGAN IV
Memiliki potensi ringan dalam menyebabkan
ketergantungan, dan dapat digunakan untuk terapi
pengobatan tetapi tetap harus dengan resep dokter
pengobatan tetapi harus dengan resep dokter agar
tidak membahayakan kesehatan tubuh.
01
PSIKOTROPIKA
GOLONGAN I
MACAM-MACAM GOLONGAN I:
a. Ekstasi
b. LSD
c. Katinon
d. Meskalin
e. DMT
A. Ekstasi
Dalam dunia medis, ekstasi memiliki nama lengkap Methylene
Dioxy Meth Amphetamin (MDMA). Obat ini dilarang
penggunaannya, karena sifatnya yang mampu menyebabkan
para pemakainya mengalami halusinasi serta mengubah suasana
hati pemakainya menjadi gembira dan selalu bahagia. Oleh
karena itulah obat ini sering kali dikonsumsi oleh orang yang
memiliki tingkat stres dan depresi yang tinggi.
Cara
Penggunaan:
Dampak Cara mengonsumsinya beragam, mulai dari
hisapan melalui hidung setelah dihaluskan,
Ekstasi: suntikan langsung ke pembuluh darah
Ekstasi menyebabkan peningkatan detak
(biasanya di tangan), atau ditelan layaknya
jantung dan tekanan darah, yang meningkatkan
tingkat energi yang dapat dikonsumsi dan meminum obat.
peningkatan aktivitas. Namun, peningkatan ini
dapat menyebabkan cedera dan pendarahan
otot, ginjal, dan viseral yang parah, serta dapat
merusak jantung jika terjadi overdosis
B. LSD
LSD atau yang disebut Lysergic Acid Diethylamide
adalah narkotika sintetis yang dibuat dari sari jamur
kering yang tumbuh di rumput gandum dan biji-bijian.
Asam lysergic dari jamur ini yang kemudian diolah
menjadi LSD.
a. Amphetamine
b. Metamfetamine
c. Fenetilin
d. Fenitoin
e. Metilfenidat
A. Amphetamine
Amfetamin atau amphetamine adalah obat stimulan
sistem saraf pusat yang digunakan untuk menangani
attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) dan
narkolepsi. Amfetamin bekerja dengan cara
meningkatan aktivitas dopamine dan noradrenalin di
otak. Cara kerja ini akan meredakan gejala
narkolepsi dan membantu penderita ADHD untuk
lebih fokus dalam beraktivitas. Obat ini juga
terkadang digunakan untuk mengendalikan nafsu
makan dan mengontrol berat badan. Nama lain
amfetamin adalah seed, meth, crystal, whiz.
Cara
Dampak Penggunaan:
Amfetamin: Karena obat ini berbentuk tablet, obat ini
dikonsumsi langsung secara oral dengan ditelan
Amfetamin memiliki efek jangka pendek yang berupa
namun harus sesuai dosis yang diberikan
pernafasan dan detak jantung meningkat, tekanan darah
naik, berkeringat, sakit kepala, gigi menggertak, dokter, jika berlebihan dapat menyebabkan
mengepalkan rahang dan jantung berdebar kencang. overdosis.
a. Phenobarbital
b. Pentazocine
c. Buprenorfin
d. Amobarbital
e. Flunitrazepam
A. Phenobarbital
Phenobarbital adalah obat untuk mengontrol dan
meredakan kejang, yang salah satunya adalah
akibat epilepsi. Phenobarbital atau fenobarbital
bekerja dengan cara mengendalikan aktivitas
listrik yang abnormal di sistem saraf dan otak
selama terjadinya kejang. Selain sebagai anti
kejang, phenobarbital juga bisa digunakan menjadi
obat penenang, sehingga terkadang digunakan
dalam penanganan insomnia atau susah tidur.
Cara
Penggunaan:
Dampak Dosis phenobarbital berbeda-beda pada tiap pasien.
Dokter akan memberikan dosis dan menentukan lama
Phenobarbital: pengobatan sesuai dengan kondisi dan usia pasien.
Dampak phenobarbital dapat berupa penurunan Phenobarbital bisa diberikan dalam bentuk obat minum
kesadaran, gangguan keseimbangan, dan depresi atau suntikan melalui pembuluh darah vena
napas. Phenobarbital memiliki interaksi dengan (IV/intravena).
berbagai obat, misalnya teofilin dan steroid.
Phenobarbital mempengaruhi berbagai obat lain,
baik metabolisme maupun kadar plasmanya.
B. Pentazocine
Pentazocine adalah obat untuk
meredakan nyeri sedang hingga berat.
Obat ini juga digunakan sebagai bagian
dari anestesi untuk operasi. Pentazocine
dijual dengan beberapa merek, seperti
Fortral, Sosegon, Talwin NX (dengan
nalokson), Talwin, Talwin PX, Fortwin
dan Talacen (dengan parasetamol
(asetaminofen)).
Cara
Penggunaan:
Dampak Pentazocine tersedia sebagai tablet untuk
Pentazocine: dikonsumsi. Biasanya diminum setiap 3-4 jam
sesuai kebutuhan. Ikuti petunjuk pada label resep
Reaksi kulit parah – demam, sakit Anda dengan hati-hati
tenggorokan, pembengkakan di wajah Anda
atau lidah, rasa terbakar di mata Anda, sakit
kulit, diikuti dengan ruam kulit merah atau
ungu yang menyebar (terutama di wajah atau
tubuh bagian atas) dan menyebabkan
melepuh dan mengelupas
C. Buprenorfin
Buprenorphine adalah obat untuk meredakan
nyeri sedang hingga berat. Selain itu, obat
ini juga digunakan dalam pengobatan
ketergantungan dan penyalahgunaan obat
golongan opioid. Obat ini dapat
dikombinasikan dengan naloxone.
Buprenorfin dijual dengan merek dagang
yaitu Subutex
Cara
Penggunaan:
Dampak Buprenorfin biasanya diberikan pada klien program
Buprenorfin: dalam bentuk pil yang tidak ditelan, tetapi ditaruh di
bawah lidah sampai larut. Proses ini membutuhkan 2-
Beberapa efek penyalahgunaan ringan 10 menit. Buprenorfin tidak bekerja bila dikunyah atau
seperti pusing, mudah mengantuk, mual, ditelan.
konstipasi dan mulut kering. Namun ada juga
gejala yang sudah menandakan keadaan
serius seperti pusing sangat berat. kejang,
sulit bangun, susah bernafas, pingsan, denyut
jantung tidak teratur hingga halusinasi.
D. Amobarbital
Amobarbital adalah obat turunan dari
barbiturate, utamanya digunakan untuk
mengatasi gangguan tidur seperti
insomnia, dan menjadi obat penenang
sebelum prosedur operasi dilakukan.
Namun, obat ini juga bisa digunakan
untuk kondisi kesehatan lain, seperti
gangguan kecemasan dan anti kejang.
Cara
Dampak Penggunaan:
Amobarbital: Amobarbital suntik akan diberikan oleh dokter atau
petugas medis di bawah pengawasan dokter. Obat ini
Penyalahgunaan amobarbital dapat
bisa diberikan melalui suntikan ke dalam pembuluh
menyebabkan kecanduan dan ketergantungan
pada obat, bahkan berisiko kematian. Dosis darah atau ke dalam otot sebelum waktu tidur malam.
barbiturat yang berlebih dalam penggunaan Amobarbital dalam bentuk tablet perlu dikonsumsi
jangka pendek saja sudah berbahaya bagi sesuai anjuran dokter.
kesehatan dan bisa menyebabkan efek
overdosis, apalagi jika digunakan dalam jangka
panjang. Efeknya bisa mengganggu kerja
tubuh sehingga tidak bisa berfungsi dengan
normal.
E. Flunitrazepam
Rohypnol atau nama lainnya Flunitrazepam
adalah obat jenis benzodiazepin untuk
mengobati keluhan tidur dan dalam
frekuensi yang jarang sebagai obat bius.
Obat ini sering dideskripsikan dalam
pemerkosaan walaupun sebenarnya jarang
dipakai.
Cara
Penggunaan:
Dampak Dosis setiap orang berbeda-beda. Pastikan untuk selalu
Flunitrazepam: berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan
atau mengkonsumsi obat ini agar Anda mendapatkan
Efek buruk Flunitrazepam termasuk dosis yang tepat. Cara menggunakan Flunitrazepam
ketergantungan, baik fisik dan psikologis adalah dengan dikonsumsi secara oral atau secara
seperti mengurangi kualitas tidur yang injeksi.
mengakibatkan overdosis, menghasilkan
sedasi berlebihan, gangguan keseimbangan
dan bicara, depresi pernapasan atau koma,
dan kemungkinan kematian.
04
PSIKOTROPIKA
GOLONGAN IV
MACAM-MACAM GOLONGAN IV:
a. Diazepam
b. Benzodiazepine
c. Nitrazepam
d. Alprazolam
e. Estazolam
A. Diazepam
Diazepam adalah obat untuk mengatasi
gangguan kecemasan, meredakan
kejang, kaku otot, atau sebagai obat
penenang sebelum operasi. Selain itu,
obat ini juga bisa digunakan dalam
pengobatan gejala putus alkohol.
Cara
Penggunaan:
Dampak Obat ini dapat diberikan melalui suntikan ke pembuluh
Diazepam: darah (intravena), suntikan di bawah otot
(intramuskular), atau bisa juga melalui infus. Diazepam
- Rasa kantuk tablet dapat dikonsumsi sebelum makan, saat makan,
- Penglihatan kabur
atau setelah makan.
- Lemah otot
- Gangguan keseimbangan
- Tremor.
B. Benzodiazepine
Benzodiazepine adalah golongan obat
penenang atau sedatif yang dapat
digunakan dalam pengobatan gangguan
kecemasan, serangan panik, kaku otot,
insomnia, kejang, status epileptikus, atau
sindrom putus alkohol. Obat ini juga sering
digunakan sebagai obat penenang sebelum
operasi.
Cara
Penggunaan:
Dampak Cara menggunakan Benzodiazepin bisa
Benzodiazepin: dikonsumsi secara oral dan secara injeksi.