Faillisements-Verordening - Peraturan Kepailitan (Staatsblad Tahun 1905 No. 217 jo. Staatsblad Tahun 1906 No. 348) Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 1 Tahun 1998 Undang-Undang No. 4 Tahun 1998 Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 = UUK & PKPU.
Gunawan Widjaja (c) Prosedur Pailit & PKPU 2
Kepailitan adalah sita umum atas semua kekayaan debitor pailit yang pengurusan dan pemberesannya dilakukan oleh Kurator di bawah pengawasan Hakim Pengawas. (Pasal 1 butir 1 UU No. 37/2004)
Gunawan Widjaja (c) Prosedur Pailit & PKPU 3
Pasal 1131 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata; Pasal 1132 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata; Rasio legis:
Permohonan pernyataan pailit dan penundaan kewajiban pembayarn utang sebagaimana dimaksud dalam BAB PERTAMA dan BAB KEDUA, diperiksa dan diputuskan oleh Pengadilan Niaga yang berada di lingkungan Peradilan Umum.
Gunawan Widjaja (c) Prosedur Pailit & PKPU 6
1. Putusan atas permohonan pernyataan pailit dan hal-hal lain yang berkaitan dan atau diatur dalam undang-undang ini, diputuskan oleh Pengadilan yang daerah hukumnya meliputi daerah tempat kedudukan hukum debitor. 2. Dalam hal debitor telah meninggalkan wilayah Negara Republik Indonesia, Pengadilan yang berwenang menjatuhkan putusan atas permohonan pernyatan pailit adalah Pengadilan yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan hukum terakhir debitor. 3. Dalam hal debitor adalah pesero suatu firma, Pengadilan yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan hukum firma tersebut juga berwenang memutuskan.
Gunawan Widjaja (c) Prosedur Pailit & PKPU 7
4. Dalam hal debitor tidak berkedudukan di wilayah Negara Republik Indonesia tetapi menjalankan profesi atau usahanya di wilayah Negara Republik Indonesia, Pengadilan yang berwenang memutuskan adalah Pengadilan yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan atau kantor pusat debitor menjalankan profesi atau usahanya di wilayah Negara Republik Indonesia. 5. Dalam hal debitor merupakan badan hukum, maka kedudukan hukumnya adalah sebagaimana dimaksud dalam Anggaran Dasarnya.
Gunawan Widjaja (c) Prosedur Pailit & PKPU 8
Debitor menurut Pasal 2 ayat (1) UUK & PKPU ◦ Orang perorangan: Tidak/ belum menikah: sendiri; Menikah dengan persatuan harta: suami dan isteri Menikah tanpa persatuan harta: suami atau isteri. ◦ Badan hukum Kreditor menurut Pasal 2 ayat (1) UUK & PKPU
Gunawan Widjaja (c) Prosedur Pailit & PKPU 9
Kejaksaan menurut Pasal 2 ayat (2) UUK & PKPU untuk kepentingan umum BI menurut Pasal 2 ayat (3) UUK & PKPU bagi Bank; BAPEPAM LK menurut Pasal 2 ayat (4) UUK & PKPU jo. Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 606/KMK.01/2005 bagi Bursa Efek, Perusahaan Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Perusahaan Asuransi, Perusahaan Re-Asuransi dan Dana Pensiun;
Gunawan Widjaja (c) Prosedur Pailit & PKPU 10
Menteri Keuangan menurut Pasal 2 ayat (5) UUK & PKPU jo. Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 606/KMK.01/2005 bagi Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang kepentingan publik (Perjan dan Perum).
Gunawan Widjaja (c) Prosedur Pailit & PKPU 11
Debitor menurut Pasal 2 ayat (1) UUK & PKPU jo. Pasal 3 ayat (3) dan ayat (4) UUK & PKPU, yang meliputi ◦ Orang perorangan; ◦ Perserikatan dan persekutuan tidak berbadan hukum; ◦ Perkumpulan dan badan hukum lainnya; ◦ Harta peninggalan;
Gunawan Widjaja (c) Prosedur Pailit & PKPU 12
Bank menurut Pasal 2 ayat (3) UUK & PKPU oleh BI; Perusahaan Efek, Bursa Efek, Lembaga Kliring dan
Penjaminan, Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian,
Perusahaan Asuransi, Perusahaan Re-Asuransi, Dan Pensiun, menurut Pasal 2 ayat (4) UUK & PKPU jo. Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 606/KMK.01/2005 oleh BAPEPAM LK.
Gunawan Widjaja (c) Prosedur Pailit & PKPU 13
Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang kepentingan publik (Perjan dan Perum), menurut Pasal 2 ayat (5) UUK & PKPU jo. Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 606/KMK.01/2005 oleh Menteri Keuangan.
Gunawan Widjaja (c) Prosedur Pailit & PKPU 14
Pasal 2 ayat (1) UUK & PKPU: ◦ 2 kreditor atau lebih; ◦ Tidak membayar lunas 1 utang telah jatuh tempo; Pasal 8 ayat (4) UUK & PKPU: ◦ Pembuktian sederhana mengenai adanya 2 atau lebih kreditor dan tidak membayar lunas 1 utang yang telah jatuh tempo.
Gunawan Widjaja (c) Prosedur Pailit & PKPU 15
Debitor yang mempunyai dua atau lebih kreditor dan tidak membayar lunas sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih, dinyatakan pailit dengan putusan Pengadilan, baik atas permohonannya sendiri, maupun atas permohonan satu atau lebih kreditornya.
Gunawan Widjaja (c) Prosedur Pailit & PKPU 16
Permohonan pernyataan pailit harus dikabulkan apabila terdapat fakta atau keadaan yang terbukti secara sederhana bahwa persyaratan untuk dinyatakan pailit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) telah dipenuhi.
Gunawan Widjaja (c) Prosedur Pailit & PKPU 17
TABEL JANGKA WAKTU PROSES PERMOHONAN PERNYATAAN PAILIT Pasal Deskripsi (Uraian) Pointer Hari A 6(1)&6(2) Pendaftaran permohonan pada panitera PN A 1 B 6(4) Panitera PN menyampaikan berkas ke Ketua PN A+2 2 C 6(5) Penetapan hari siding B+3 3 D 6(6) Sidang di PN A+20 17 E 6(7) Pengunduran Sidang A+25 5 F 8(1)&8(2) Pemanggilan debitor D(E)-7 G 8(5) Putusan dijatuhkan A+60 35 H 9 Penyampaian putusan G+3 3 15(4) Pengumuman putusan G+5 Tingkat PN Sub total hari 66 I 11(2) Pendaftaran permohonan Kasasi (Memori Kasasi) H+8 8 J 12(2) Penyampaian Memori Kasasi kepada terkasasi I+2 2 K 12(3) Penyampaian Kontra Memori Kasasi J+7 7 L 12(4) Penyampaian Memori dan Kontra Memori ke MA I+14 6 M 13(1) Penetapan hari siding L+2 2 N 13(2) Sidang di MA I+20 4 O 13(3) Putusan dijatuhkan I+60 40 P 13(7) Penyampaian putusan O+2 2 15(4) Pengumuman putusan O+5 Kasasi Sub total hari 71 Q 296(1) Pendaftaran PK versi 295(2)a. O+180 180 R 296(2) Pendaftaran PK versi 295(2)b. O+30 30 S 296(5) Penyampaian PK ke MA Q(R)+2 2 T 297(2) Penyampaian PK ke termohon PK Q(R)+2 2 U 297(3) Penyampaian jawaban oleh termohon PK Q(R)+10 8 V 297(4) Penyampaian jawaban termohon PK ke MA Q(R)+12 2 W 298(1) Putusan dijatuhkan S+30 18 X 298(3) Penyampaian putusan S+32 2 15(4) Pengumuman putusan W+5 PK Sub total hari versi 295(2)a. 214
PK Sub total hari versi 295(2)b. 64
TOTAL HARI VERSI 295(2)a. 351
TOTAL HARI VERSI 295(2)b. 201
Gunawan Widjaja (c) Prosedur Pailit & PKPU 18
Selama putusan atas permohonan pernyatan pailit belum ditetapkan, setiap Kreditor, Kejaksaaan, Bank Indonesia, Badan Pengawas Pasar Modal, atau Menteri Keuangan dapat mengajukan permohonan kepada Pengadilan untuk: Meletakkan sita jaminan terhadap sebagian atau seluruh kekayaan Debitor; atau Menunjuk kurator sementara untuk mengawasi: Pengelolaan usaha Debitor; dan Pembayaran kepada Kreditor, pengalihan atau pengagunan kekayaan Debitor yang berada dalam kepailitan merupakan wewenang kurator. Dalam hal permohonan tersebut dikabulkan, untuk melindungi kepentingan dari Debitor maupun pihak ketiga lainnya yang berkepentingan, Pengadilan dapat menetapkan agar Kreditor pemohon memberikan jaminan dalam jumlah yang wajar.
Gunawan Widjaja (c) Prosedur Pailit & PKPU 19
Debitor tidak berwenang lagi untuk mengurus harta kekayaannya=> Kurator di bawah pengawasan Hakim Pengawas; Kepailitan suami meliputi kepailitan isteri (dalam
persatuan harta);
Gunawan Widjaja (c) Prosedur Pailit & PKPU 20
Dalam hal kepailitan suatu badan hukum: ◦ Pengurus tidak lagi berwenang untuk mengurus harta kekayaan PT; ◦ Semua organ dalam badan hukum, antara lain Pengawas dan Pembina atau Rapat Anggota tidak lagi berfungsi ◦ Bagi PT, maka Komisaris dan RUPS tidak lagi berfungsi (Pasal 69 ayat (2) UUK & PKPU).
Gunawan Widjaja (c) Prosedur Pailit & PKPU 21
Seluruh harta debitor pailit diurus Kurator di bawah pengawasan Hakim Pengawas, kecuali; ◦ Untuk orang perorangan berlakulah Pasal 22 UUK & PKPU, yaitu harta yang diperlukan untuk kehidupan “layak” sehari- hari.
Gunawan Widjaja (c) Prosedur Pailit & PKPU 22
Harta benda yang dikecualikan dari harta pailit (Pasal 22 Undang-undang Kepailitan dan PKPU adalah : Benda, termasuk hewan yang benar-benar dibutuhkan oleh Debitor sehubungan dengan pekerjaannya, perlengkapannya, alat-alat medis yang dipergunakan untuk kesehatan, tempat tidur dan perlengkapannya yang dipergunakan oleh Debitor dan keluarganya, dan bahan makanan untuk 30 (tiga puluh) hari bagi Debitor dan keluarganya, yang terdapat di tempat itu; Segala sesuatu yang diperoleh Debitor dari pekerjaannya sendiri sebagai penggajian dari suatu jabatan atau jasa, sebagai upah, pensiun, uang tunggu atau uang tunjangan, sejauh yang ditentukan oleh Hakim Pengawas; atau Uang yang diberikan kepada Debitor untuk memenuhi suatu kewajiban memberi nafkah menurut undang-undang
Gunawan Widjaja (c) Prosedur Pailit & PKPU 23
Rapat Kreditor pertama, yang harus diselenggarakan dalam jangka waktu paling lambat hari setelah tanggal putusan pailit diucapkan. Dalam jangka waktu paling lambat 5 (lima) hari setelah putusan pernyataan pailit diterima oleh Kurator dan Hakim Pengawas, Kurator wajib memberitahukan penyelenggaraan rapat Kreditor kepada Kreditor yang dikenal dengan surat tercatat atau melalui kurir, dan dengan iklan paling sedikit dalam 2 (dua) surat kabar harian.
Gunawan Widjaja (c) Prosedur Pailit & PKPU 24
segala putusan rapat Kreditor ditetapkan berdasarkan suara setuju sebesar lebih dari 1/2 (satu perdua) jumlah suara yang dikeluarkan oleh Kreditor dan/atau kuasa Kreditor yang hadir pada rapat yang bersangkutan. Dalam hal Kreditor menghadiri rapat Kreditor dan tidak menggunakan hak suara, hak suaranya dihitung sebagai suara tidak setuju. Pengalihan piutang yang dilakukan dengan cara pemecahan piutang setelah putusan pernyataan pailit diucapkan, tidak melahirkan hak suara bagi kreditor baru.
Gunawan Widjaja (c) Prosedur Pailit & PKPU 25
Kreditor yang mempunyai hak suara adalah Kreditor yang diakui, Kreditor yang diterima dengan syarat, dan pembawa suatu piutang atas tunjuk yang telah dicocokkan.
Gunawan Widjaja (c) Prosedur Pailit & PKPU 26
Paling lambat 14 (empat belas) hari setelah putusan pernyataan pailit diucapkan, Hakim Pengawas harus menetapkan: batas akhir pengajuan tagihan; batas akhir verifikasi pajak untuk menentukan besarnya kewajiban pajak sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan; hari, tanggal, waktu, dan tempat rapat Kreditor untuk mengadakan pencocokan piutang. Tenggang waktu antara tanggal pengajuan verifikasi pajak paling singkat 14 (empat belas) hari
Gunawan Widjaja (c) Prosedur Pailit & PKPU 27
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang- Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Gunawan Widjaja (c) Prosedur Pailit & PKPU 28
Kurator paling lambat 5 (lima) hari setelah penetapan wajib memberitahukan penetapan tersebut kepada semua Kreditor yang alamatnya diketahui dengan surat dan mengumumkannya paling sedikit dalam 2 (dua) surat kabar harian.
Gunawan Widjaja (c) Prosedur Pailit & PKPU 29
Piutang yang dimasukkan pada Kurator setelah lewat jangka waktu), selama dimasukkan paling lambat 2 (dua) hari sebelum hari diadakannya rapat pencocokan piutang, wajib dicocokkan apabila ada permintaan yang diajukan dalam rapat dan tidak ada keberatan, baik yang diajukan oleh Kurator maupun oleh salah seorang Kreditor yang hadir dalam rapat. Piutang yang diajukan setelah lewat jangka waktu yang ditentukan, tidak dicocokkan.
Gunawan Widjaja (c) Prosedur Pailit & PKPU 30
Ketentuan jangka waktu tidak berlaku, apabila Kreditor berdomisili di luar wilayah Negara Republik Indonesia yang merupakan halangan untuk melaporkan diri lebih dahulu. Dalam hal diajukannya keberatan atau dalam
hal timbulnya perselisihan mengenai ada atau
tidak adanya halangan, Hakim Pengawas wajib mengambil keputusan setelah meminta nasihat dari rapat.
Gunawan Widjaja (c) Prosedur Pailit & PKPU 31
Pengadilan dengan putusan pernyataan pailit atau setiap waktu setelah itu, atas usul Hakim Pengawas, permintaan Kurator, atau atas permintaan seorang Kreditor atau lebih dan setelah mendengar Hakim Pengawas, dapat memerintahkan supaya Debitor Pailit ditahan, baik ditempatkan di Rumah Tahanan Negara maupun di rumahnya sendiri, di bawah pengawasan jaksa yang ditunjuk oleh Hakim Pengawas. Selama kepailitan, Debitor Pailit tidak boleh meninggalkan domisilinya tanpa izin dari Hakim Pengawas.
Gunawan Widjaja (c) Prosedur Pailit & PKPU 32
Kurator dapat meminta penyegelan harta pailit kepada Pengadilan, berdasarkan alasan untuk mengamankan harta pailit, melalui Hakim Pengawas.
Gunawan Widjaja (c) Prosedur Pailit & PKPU 33
Kreditor yang memegang hak tanggungan, hak gadai, jaminan fidusia atau hak agunan atas kebendaan lainnya, dapat mengeksekusi haknya seolah-olah tidak terjadi kepailitan. Hak eksekusi Kreditor) dan hak pihak ketiga, untuk menuntut hartanya yang berada dalam penguasaan Debitor Pailit atau Kurator ditangguhkan untuk jangka waktu paling lama 90 (sembilan puluh) hari sejak tanggal putusan pernyataan pailit diucapkan, kecuali untuk perjumpaan utang.
Gunawan Widjaja (c) Prosedur Pailit & PKPU 34
Selama jangka waktu penangguhan Kurator dapat menggunakan harta pailit berupa benda tidak bergerak maupun benda bergerak atau menjual harta pailit yang berupa benda bergerak yang berada dalam penguasaan Kurator dalam rangka kelangsungan usaha Debitor, dalam hal telah diberikan perlindungan yang wajar bagi kepentingan Kreditor atau pihak ketiga.
Gunawan Widjaja (c) Prosedur Pailit & PKPU 35
Jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 ayat (1) berakhir demi hukum pada saat kepailitan diakhiri lebih cepat atau pada saat dimulainya keadaan insolvensi.
Gunawan Widjaja (c) Prosedur Pailit & PKPU 36
Jika dalam rapat pencocokan piutang tidak ditawarkan rencana perdamaian, rencana perdamaian yang ditawarkan tidak diterima, atau pengesahan perdamaian ditolak berdasarkan putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, demi hukum harta pailit berada dalam keadaan insolvensi
Gunawan Widjaja (c) Prosedur Pailit & PKPU 37
Setelah harta pailit berada dalam keadaan insolvensi maka Hakim Pengawas dapat mengadakan suatu rapat Kreditor pada hari, jam, dan tempat yang ditentukan untuk mendengar mereka seperlunya mengenai cara pemberesan harta pailit dan jika perlu mengadakan pencocokan piutang, yang dimasukkan setelah berakhirnya tenggang waktu
Gunawan Widjaja (c) Prosedur Pailit & PKPU 38
Insolvensi => Likuidasi ◦ Umum – KUH Perdata (1149) UU KUP UU Ketenagakerjaan ◦ Khusus – KUH Perdata (1139) Hak Retensi
Gunawan Widjaja (c) Prosedur Pailit & PKPU 39
Urutan Pembagian: biaya perkara yang semata-mata timbul dari penjualan barang sebagai pelaksanaan putusan atas tuntutan mengenai pemilikan atau penguasaan, dan penyelamatan harta benda; ini didahulukan daripada gadai dan hipotek; biaya penguburan, tanpa mengurangi wewenang Hakim untuk menguranginya, bila biaya itu berlebihan; segala biaya pengobatan terakhir;
Gunawan Widjaja (c) Prosedur Pailit & PKPU 40
upah para buruh dari tahun yang lampau dan apa yang masih harus dibayar untuk tahun berjalan, serta jumlah kenaikan ; jumlah pengeluaran buruh yang dikeluarkan untuk majikan; jumlah yang masih harus dibayar oleh majikan kepada buruh; jumlah yang masih harus dibayar oleh majikan pada akhir hubungan kerja; jumlah yang masih harus dibayar majikan kepada keluarga seorang buruh karena kematian buruh; apa yang berdasarkan "Peraturan Kecelakaan 1939" atau "Peraturan Kecelakaan Anak Buah Kapal 1940“ masih harus dibayar kepada buruh atau anak buah kapal itu atau ahli waris mereka beserta tagihan utang berdasarkan "Peraturan tentang Pemulangan Buruh yang diterima atau dikerahkan di Luar Negeri"; piutang karena penyerahan bahan-bahan makanan, yang dilakukan kepada debitur dan keluarganya selama enam bulan terakhir;
Gunawan Widjaja (c) Prosedur Pailit & PKPU 41
piutang para pengusaha sekolah berasrama untuk tahun terakhir; piutang anak-anak yang masih di bawah umur atau dalam pengampuan wali atau pengampuan mereka berkenaan dengan pengurusan mereka, sejauh hal itu tidak dapat ditagih dari hipotek- hipotek atau jaminan lain yang harus diadakan dalam hal perwalian dan kebelumdewasaan, demikian pula tunjangan untuk pemeliharaan dan pendidikan yang masih harus dibayar oleh para orangtua untuk anak-anak sah mereka yang masih di bawah umur.
Gunawan Widjaja (c) Prosedur Pailit & PKPU 42
Negara mempunyai hak mendahulu untuk utang pajak atas barang-barang milik Penanggung Pajak. Yang meliputi pokok pajak, sanksi administrasi berupa bunga, denda, kenaikan, dan biaya penagihan pajak. Hak mendahulu untuk utang pajak melebihi segala hak mendahulu lainnya, kecuali terhadap: biaya perkara yang hanya disebabkan oleh suatu penghukuman untuk melelang suatu barang bergerak dan/atau barang tidak bergerak; biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkan barang dimaksud; dan/atau biaya perkara, yang hanya disebabkan oleh pelelangan dan penyelesaian suatu warisan.
Gunawan Widjaja (c) Prosedur Pailit & PKPU 43
Dalam hal Wajib Pajak dinyatakan pailit, bubar, atau dilikuidasi maka kurator, likuidator, atau orang atau badan yang ditugasi untuk melakukan pemberesan dilarang membagikan harta Wajib Pajak dalam pailit, pembubaran atau likuidasi kepada pemegang saham atau kreditur lainnya sebelum menggunakan harta tersebut untuk membayar utang pajak Wajib Pajak tersebut.
Gunawan Widjaja (c) Prosedur Pailit & PKPU 44
Hak mendahulu hilang setelah melampaui waktu 5 (lima) tahun sejak tanggal diterbitkan Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, atau Putusan Peninjauan Kembali yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah. Perhitungan jangka waktu hak mendahulu ditetapkan sebagai berikut: dalam hal Surat Paksa untuk membayar diberitahukan secara resmi maka jangka waktu 5 tahun dihitung sejak pemberitahuan Surat Paksa; atau dalam hal diberikan penundaan pembayaran atau persetujuan angsuran pembayaran maka jangka waktu 5 tahun dihitung sejak batas akhir penundaan diberikan.
Gunawan Widjaja (c) Prosedur Pailit & PKPU 45
Dalam hal perusahaan dinyatakan pailit atau dilikuidasi berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka upah dan hak-hak lainnya dari pekerja/buruh merupakan utang yang didahulukan pembayarannya. Tuntutan pembayaran upah pekerja/buruh dan segala pembayaran yang timbul dari hubungan kerja menjadi kadaluwarsa setelah melampaui jangka waktu 2(dua) tahun sejak timbulnya hak.
Gunawan Widjaja (c) Prosedur Pailit & PKPU 46
Pembagian dilakukan sbb: Hak Kebendaan lebih tinggi daripada hak
istimewa, kecuali dalam hal undang-undang
dengan tegas menentukan kebalikannya. Dengan ketentuan bahwa: Kurator berkewajiban membayar piutang
Kreditor yang mempunyai hak untuk
menahan suatu benda, sehingga benda itu masuk kembali dan menguntungkan harta pailit.
Gunawan Widjaja (c) Prosedur Pailit & PKPU 47
biaya perkara yang semata-mata timbul dari penjualan barang bergerak atau barang tak bergerak sebagai pelaksanaan putusan atas tuntutan mengenai pemilikan atau penguasaan. Biaya ini dibayar dengan hasil penjualan barang tersebut, lebih dahulu daripada segala utang lain yang mempunyai hak didahulukan, bahkan lebih dahulu daripada gadai hipotek;
Gunawan Widjaja (c) Prosedur Pailit & PKPU 48
uang sewa barang tetap, biaya perbaikan yang menjadi kewajiban penyewa serta segala sesuatu yang berhubungan dengan pemenuhan perjanjian sewa penyewa itu; harga pembelian barang yang belum dibayar;
Gunawan Widjaja (c) Prosedur Pailit & PKPU 49
biaya untuk menyelamatkan suatu barang; biaya pengerjaan suatu barang yang masih harus
dibayar kepada pekerjanya;
segala sesuatu yang diserahkan kepada seorang tamu
rumah penginapan oleh pengusaha rumah penginapan
sebagai pengusaha rumah penginapan ; upah pengangkutan dan biaya tambahan lain;
Gunawan Widjaja (c) Prosedur Pailit & PKPU 50
segala sesuatu yang masih harus dibayar kepada seorang tukang batu, tukang kayu dan tukang lain karena pembangunan, penambahan dan perbaikan barang-barang tak bergerak, asalkan piutang itu tidak lebih lama dari tiga tahun, dan hak milik atas persil yang bersangkutan masih tetap ada pada si debitur; penggantian dan pembayaran yang dipikul oleh pegawai yang memangku jabatan umum karena kelalaian, kesalahan, pelanggaran dan kejahatan yang dilakukan dalam melaksanakan tugasnya.
Gunawan Widjaja (c) Prosedur Pailit & PKPU 51
Semua benda harus dijual di muka umum sesuai dengan tata cara yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan. Dalam hal penjualan di muka umum tidak
tercapai maka penjualan di bawah tangan
dapat dilakukan dengan izin Hakim Pengawas.
Gunawan Widjaja (c) Prosedur Pailit & PKPU 52
Semua biaya kepailitan dibebankan kepada setiap benda yang merupakan bagian harta pailit, kecuali benda yang telah dijual sendiri oleh Kreditor pemegang gadai, jaminan fidusia, hak tanggungan, hipotek atau hak agunan atas kebendaan lainnya.
Gunawan Widjaja (c) Prosedur Pailit & PKPU 53
Daftar pembagian yang telah disetujui oleh Hakim Pengawas wajib disediakan di Kepaniteraan Pengadilan agar dapat dilihat oleh Kreditor selama tenggang waktu yang ditetapkan oleh Hakim Pengawas pada waktu daftar tersebut disetujui. Selama tenggang waktu tersebut Kreditor dapat melawan daftar pembagian tersebut dengan mengajukan surat keberatan disertai alasan kepada Panitera Pengadilan, dengan menerima tanda bukti penerimaan. Surat keberatan tersebut dilampirkan pada daftar pembagian.
Gunawan Widjaja (c) Prosedur Pailit & PKPU 54
Dalam hal diajukan perlawanan maka segera setelah berakhirnya tenggang waktu, Hakim Pengawas menetapkan hari untuk memeriksa perlawanan tersebut di sidang Pengadilan terbuka untuk umum.
Gunawan Widjaja (c) Prosedur Pailit & PKPU 55
Kreditor yang piutangnya belum dicocokkan dan Kreditor yang piutangnya telah dicocokkan untuk suatu jumlah yang sangat rendah menurut pelaporannya sendiri, dapat mengajukan perlawanan dengan syarat paling lama 2 (dua) hari sebelum pemeriksaan perlawanan di sidang Pengadilan dengan ketentuan: piutang atau bagian piutang yang belum dicocokkan itu diajukan kepada Kurator; salinan surat piutang dan bukti penerimaan dari Kurator dilampirkan pada surat perlawanan; dalam perlawanan tersebut diajukan pula permohonan untuk mencocokkan piutang atau bagian piutang tersebut.
Gunawan Widjaja (c) Prosedur Pailit & PKPU 56
Terhadap putusan Pengadilan, Kurator atau setiap Kreditor dapat mengajukan permohonan kasasi. Hakim Pengawas wajib memerintahkan
pencoretan pendaftaran hipotek, hak
tanggungan, atau jaminan fidusia yang membebani benda yang termasuk harta pailit, segera setelah daftar pembagian yang memuat pertanggungjawaban hasil penjualan benda yang dibebani, menjadi mengikat.
Gunawan Widjaja (c) Prosedur Pailit & PKPU 57
Kreditor yang karena kelalaiannya baru mencocokkan setelah dilakukan pembagian, dapat diberikan pembayaran suatu jumlah yang diambil lebih dahulu dari uang yang masih ada, seimbang dengan apa yang telah diterima oleh Kreditor lain yang diakui. Dalam hal Kreditor mempunyai hak untuk didahulukan, mereka kehilangan hak tersebut terhadap hasil penjualan benda yang bersangkutan, apabila hasil tersebut dalam suatu daftar pembagian yang lebih dahulu telah diperuntukkan bagi Kreditor lainnya secara mendahulukan
Gunawan Widjaja (c) Prosedur Pailit & PKPU 58
Daftar yang jelas dan terperinci mengenai utang pokok dan bunga serta tanggal jatuh tempo. Kuasai secara fisik benda milik debitor.