Anda di halaman 1dari 7

USULAN REVISI KURIKULUM PELATIHAN BTCLS EDISI 2022

VERSI PRO EMERGENCY


1 KETENTUAN URAIAN
KURIKULUM 2012 Jumlah Rasio Instruktur dengan peserta 1 : 5
KURIKULUM 2022 Jumlah Rasio Instruktur dengan peserta 1 : 5

USULAN PERBAIKAN Jumlah Rasio Instruktur dengan Peserta 1 : 6

RASIONALISASI Berdarasarkan Pedoman Refrensi Keilmuaan Cardiovasculer dan Traumatologi merekomendasikan tim terdiri dari 6 Orang

 Cardiovascular Emergency Team


AHA 2020 merekomendasikan Tim Dynamic penanganan pasien dengan gawat darurat jantung terdiri :
1. Team Leader
2. Airway & Breathing
3. Compressor /CPR Coach
4. Defibrilator/Monitor
5. Medicine (IV/IO)
6. Recorder / Timer
 
 Trauma Emergency Team
ACS The Trauma Manual merekomendasikan untuk penanganan pasien gawat darururat trauma terdiri dari:
1. Team Leader
2. Airway Control
3. Breathing Control
4. Documentation
5. Equipment & Monitor control
6. Lab & Radiography
2 KETENTUAN URAIAN
KURIKULUM 2012 Jumlah total 50 JPL
KURIKULUM 2022 Jumlah total 55 JPL
USULAN PERBAIKAN Total 40 JPL
( Blended learning 5 Hari atau Full Luring 4 Hari) :
1. Teori Materi Anti Korupsi Sebelumnya 2 Jpl dan Usulan Perubahan Menjadi 1 JPL
2. Teori Materi Etik & Aspek Legal Keperawatan Gawat Darurat sebelumnya 2 JPL Usulan Perubahan menjadi 1 JPL
3. Praktik Penatalaksanaan dengan Gangguan Sirkulasi Sebelumnya 2 JPL Usulan Perubahan menjadi Teori 1 JPL
4. Praktik Tim Initial Assessment Sebelumnya 2,5 Jpl Usulan Perubahan Menjadi Cardiac Arrest Management / Terapi Listrik
Defibrilator 2 Jpl
5. Praktik Triase sebelumnya 2 Jpl Usulan Perubahan menjadi Teori dengan 1 Jpl
 
(Struktur Program & Jadwal Terlampir)

RASIONALISASI 1. Menjaga efektifitas serapan materi peserta dalam mendapatkan materi pelatihan
2. Materi yang kurang relevan dalam hal pembagian waktu pembelajaran Teori dan Praktik
3. Pada catatan struktur kurikulum 2022 halaman 4 tercatat total jam simulasi (Skill Station) = 32 – 2 (BLC) – 5 (Ujian) = 25
JPL yang menjadikan masing-masing skill station = 2.5 jpl (112 menit) tanpa melihat pembagian JPL disetiap materi.
4. Edaran dari DPP PPNI No.1387/DPP.PPNI/S.I/K.S/VII/2020 perihal Pemberitahuan Teknis Pengajuan SKP Kegiatan
Workshop dan Pelatihan dengan jumlah JPL Pelatihan adalah minimal 30 JPL
3 KETENTUAN URAIAN
KURIKULUM 2012 Ada materi Biomekanik Trauma
KURIKULUM 2022 Biomekanik trauma masuk ke dalam MPI
USULAN PERBAIKAN Biomekanik Trauma Masuk ke MPD
RASIONALISASI Perawat perlu dibekali dengan pengetahuan tentang Teori Biomekanik Trauma agar dapat
memprediksi potensi cedera / trauma pada korban trauma
4 KETENTUAN URAIAN

KURIKULUM 2012 Penatalaksanaan pasien gawat darurat jantung Teori dan Praktik
diajarkan penggunaan terapi listrik (Manual Defibrillator)

KURIKULUM 2022 Didalam tujuan tercantum penggunaan defibrillator, mengenali aritmia lethal, penatalaksanaan
pasien dengan SKA. Praktikum hanya mengenalkan membaca EKG

USULAN PERBAIKAN Penggunaan Manual Defibrilator untuk terapi listrik (Tidak hanya AED) diajarkan Praktik 2 JPL

RASIONALISASI 1. Tujuan kursus BTCLS adalah peserta mampu mengenali dan menstabilkan pasien gawat
darurat karena trauma dan jantung.
2. Penelitian AHA membuktikan bahwa penggunaan alat kejut listrik 10x lebih efektif
dibandingkan dengan RJP dan cepat mengembalikan irama jantung yang mengancam nyawa.
3. Peserta Pelatihan mayoritas bekerja di Rumah Sakit dimana salah satu alat utama untuk
pertolongan pada pasien dengan KeGawat Darurat Cardiovascular yang tersedia adalah
Manual Defibrillator.
5 KETENTUAN URAIAN
KURIKULUM 2012 Triase
Tidak ada praktikum Triase
KURIKULUM 2022 1. Teori dan praktikum Triase
2. Buku panduan yang dikeluarkan Kemkes mencantumkan 1 skenario dengan 6 kasus pasien
dengan waktu praktikum 150 menit untuk 5 peserta Triase pra hospital

USULAN PERBAIKAN 1. Sesuai dengan tujuan pembelajaran yang tercantum, peserta memahami triase, cukup
diberikan materi
2. Materi Triage dirubah sebelumnya mengguanakan ATS menjadi Triage ESI 5 Level

RASIONALISASI 1. Permenkes No.47 Tahun 2018 bahwa Triage Intra Hospital menggunakan ESI Triage 5 Level
2. Jenis Triage yang digunakan adalah yang dapat diaplikasikan di Indonesia sesuai dengan
demografi nya (metode Triage ESI)
3. Setelah dibandingkan antara metode Triage ATS dengan metode Triage ESI, ternyata dalam
beberapa penelitian, metode Triage ESI lebih efektif, efisien dan mampu laksana di Indonesia.
ATS mengedepankan waktu penanganan pasien gawat darurat (tanpa mempertimbangkan
jumlah SDM yang ada di RS Indonesia), sedangkan ESI mengedepankan tingkat keparahan
pasien gawat darurat (memilah prioritas pasien yang lebih gawat).
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai