Anda di halaman 1dari 8

ANALGESIK – ANTIPIRETIK

Khristiana Ratnawati, S.Si., Apt


ANALGETIKA
 Senyawa yang dalam dosis terapeutik meringankan atau
menekan rasa nyeri, tanpa memiliki kerja anestetika
umum.

 Analgetika berkhasiat kuat, bekerja pada pusat saraf


( Hipoanalgetika, kelompok opiat ).

 Analgetika berkhasiat lemah sampai sedang, bekerja


perifer dengan sifat antipiretik, anti inflamasi dan
antirematik.
NYERI
 Nyeri timbul jika rangsangan mekanik, termal,
kimia atau listrik melampaui suatu nilai ambang
tertentu.

 Nyeri Somatik : nyeri permukaan.

 Nyeri Viseral ( Dalaman ) : Nyeri otot,


persendian, tulang dan jaringan ikat.
RESEPTOR NYERI

• Rangsangan nyeri diterima oleh Reseptor nyeri


khusus → Ujung Syaraf → Bebas.
• Mekanoreseptor, meneruskan nyeri permukaan
melalui serabut A → Delta Bermielin.
• Termoreseptor, meneruskan nyeri kedua melalui
serabut C yang tak bermielin.
• Organ yang tidak mempunyai reseptor nyeri
yaitu Otak.
ZAT NYERI
 Zat tubuh sendiri yang dibebaskan dari sel-sel yang rusak
disebut zat nyeri ( Mediator Nyeri ) menyebabkan
perangsangan reseptor nyeri.
 Zat nyeri : ion Hidrogen ( potensi kecil ).
 PH dibawah 6 selalu terjadi nyeri, meningkat dengan
meningkatnya konsentrasi H+.
 Kalium konsentrasi > 20 MM/Liter menimbulkan rasa nyeri.
 Zat nyeri :
- Anti Histamin konsentrasi tinggi.
- Asetilkolin konsentrasi rendah.
- Seretonin
- Prostagliandin.
ANALGETIKA KUAT
( HIPOANALGETIKA, OPIAT )

 Indikasi :
- Nyeri akibat kecelakaan.
- Nyeri setelah operasi.
- Nyeri tumor.

 Analgetik Kuat
- Morfin.
- Diamorfin ( Heroin ).
- Petidin dan Metadone.
- Antitusif : Codein.
ANALGETIKA LEMAH – SEDANG
 AINS : Anti Inflamasi Non Steroid
 Salisilat :
- Asam Salisilat.
- Natsalisilat Obat Luar
- Metil Salisilat
- Asetosal → Dalam
- Salisilamid → Efek Mirip Asetosal.
ANTI REMATIK

 Piroksikam : Antirematik yang bekerja lama


( Waktu Paruh = 40 jam )

 Diklofenak.

 Ibuprofen.

Anda mungkin juga menyukai