Anda di halaman 1dari 24

PEMASANGAN INFUS

Tujuan Umum
• Setelah mengikuti presentasi ini,
perawat/bidan mampu meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan psikomotor
dalam pemasangan infus, pemberian cairan
dan transfusi darah dengan aman sesuai
dengan standar prosedur yang telah
ditetapkan oleh RS

2
Tujuan Khusus :
Setelah mengikuti sesi ini perawat/bidan mampu:
– Mengetahui tujuan pemasangan Infus
– Mengidentifikasi anatomi vena
– Memilih vena disesuaikan dengan jenis cairan dan pemilihan IV
catheter secara tepat
– Mengidentifikasi komplikasi pemasangan IV Cath, pemberian cairan
dan darah.
– Merawat dan mencabut IV cath secara benar
– Menambah obat – obat dalam botol infus secara benar
– Prosedur pemasangan Infus di RS
– Mengikuti pemberian obat – obat inotropic di RS
– Mengetahui tugas dan TJ perawat/bidan dalam pemasangan infus.

3
Tujuan pemasangan Infus
• Menjaga keseimbangan cairan elektrolit
dalam tubuh
• Memenuhi kebutuhan Nutrisi sebagai sumber
Energi
• Memasukan darah dan komponennya.
• Memasukan Obat.

4
ANATOMI VENA
Vena terdiri dari 3 lapisan :
Tunica Intima ( Lapisan dalam )
Lapisan epithel yang elastis → untuk pembentukan pembuluh
katub - katub
Lapisan endothelium yang licin → mempermudah darah
melewati pembuluh darah tanpa halangan

Tunica Media ( Lapisan tengah )


Otot jaringan elastis
Serabut vena → untuk dilatasi dan konstriksi Vena

Tunica Adventitia ( lapisan luar)


Jaringan yang melingkar → untuk mengelilingi dan menyokong
pembuluh darah.

5
Pemilihan Vena:

• Vena digital –
punggung jari
tangan
• Vena Metacarpal
• Vena Sefalika
• Vena Basilika
• Vena Medialis

6
PEMILIHAN JARUM DAN KANULA
• Pemilihan jarum dan Kanula tergantung pada beberapa
faktor :
– Bentuk terapi atau Pengobatan
– Kondisi Vena misal : Umur
– Situasi kegawatan.
– Kontra Indikasi
– Lamanya terapi
• Perkiraan jarum / kanula
– Pemberian darah & hasil produk no 18G – 20G
– Cairan Koloid no 20G
– Cairan kristaloid no 22G - 20G
– Volume banyak dan cepat ukuran lobang jarum sebesar mungkin

7
KOMPLIKASI PEMBERIAN INFUS
(CAIRAN )
• SISTEMIK
– Kelebihan Cairan / elektrolit
– Emboli : udara, darah atau bagian kateter
– Kelainan gula darah
• LOKAL
– Plebitis
– Haematom
– Infeksi

8
PLEBHITIS
Plebitis adalah : radang pada dinding Vena
yang merupakan komplikasi yang
sering terjadi selama pemberian
infus.
• Tanda & Gejala :
– Bila ditekan terasa sakit
– Kemerahan pada tempat penusukan
– Rasa panas pada tempat penusukan
– Kemerahan sepanjang vena yang ditusuk
– Timbul pus pada tempat penusukan

9
Penyebab :
• Kimiawi
• Mekanik
• Bacterial

10
Kimiawi
• pH obat :
pH normal darah kita = 7,35 – 7,45
jika Obat yang diberi mempunyai ph asam atau
basa, maka resiko untuk plebitis lebih besar
• Osmolaritas tinggi :
osmolaritas cairan tubuh normalnya 275 – 295
mOsm/L dan cairan yang bisa ditolerir oleh
vena perifer maksimal 900 mOsm/L

11
Mekanik
• Pemilihan tempat penusukan yang kurang tepat,
hindari daerah sendi, vena keras, vena ekstremitas
bawah, vena dibawah area komplikasi, area edema,
area terinfeksi.
• Pemilihan vena yang kurang tepat, pilih vena yang
lebih besar & lurus.
• Pemilihan jarum yang kurang tepat, gunakan jarum
yang lebih kecil dari vena, gunakan bahan yang
lembut.
• Fiksasi yang kurang kuat dapat menyebabkan
jarum/canula bergerak & dapat melukai dinding
vena.
12
Bakteri
A. Cairan infus yang terkontaminasi karena:
1. Tehnik memasukkan obat ke botol infus.
• Masukkanlah obat melalui karet, tidak melaui badan
botol
2. Tehnik penggantian botol
• Saat penggantian botol, hendaklah pegang leher
botol. Letakkan botol infus pada bidang datar,
lakukan desinfeksi baru tusukkan spike infus set pada
karet infus.
3. Infus set terlepas dari sambungan
• Bila infus set terlepas dari sambungan saat terpasang
maka infus set diganti dengan yang baru

13
4.Tehnik injeksi obat :
Berikan obat injeksi sesuai cara pemberian dan
pengencerannya & tehnik sterilisasi harus tetap dijaga
5. Penggantian infus set
Infus set harus diganti maksimal tiap 3 hari atau jika belum 3
hari sudah tampak gejala plebitis. Penggantian tiap 3 hari ini
dilakukan karena setelah 72 jam infus terpasang, di daerah
sekitar insersi dapat ditumbuhi koloni bakteri

14
B. Tempat penusukan terkontaminasi karena:
• Tehnik penusukan jarum
Sesaat sebelum jarum ditusukkan, daerah yang akan
diinsersi harus didesinfektan dulu.
• Perawatan tempat penusukan
* Gunakan transparant dressing untuk
memudahkan pemantauan daerah insersi
* Jangan menggunakan salep antimikroba karena
gel-nya merupakan media yang baik untuk
perkembangan bakteri.
• Penggantian jarum : maksimal 3 hari sekali
• Alat tidak steril : sterilisasi alat harus terpelihara

15
Pasien yang mempunyai risiko tinggi terkena
plebhitis
• Usia 1 tahun dan lebih dari 60 tahun. Ini disebabkan tingkat
daya tahan tubuh yang belum maksimal atau menurun
• Imunitas tubuh berkurang sehingga memudahkan bakteri
masuk & berkembang dimana daya kekebalan tubuh
menurun
• Ada kelainan pada kulit sekitar penusukan sehingga mudah
terjadi luka yang dapat menjadi media berkembangnya
bakteri
• Lama hari rawat. Dengan lamanya masa rawat maka risiko
infeksi lebih besar.
• Pasien penderita penyakit infeksi dimana daya kekebalan
tubuh berkurang.

16
• Gangguan nutrisi

Pasien yang mengalami gangguan nutrisi akan


menyebabkan timbulnya kelemahan tubuh sehingga
tubuh tidak dapat membuat imunitas dengan baik

17
Untuk mencegah plebhitis karena bakteri,
perlu diperhatikan hal-hal berikut:
• Pertahankan kebersihan lingkungan dan alat.
Alat-alat harus terjaga sterilitasnya
• Cuci tangan dengan tehnik yang benar
• Pahami tehnik dengan benar & baik terutama
saat persiapan, pemasangan & perawatannya.
• Infus set & jarum diganti maksimal tiap 3 hari

18
Monitoring yang dilakukan pada sistem IV

1. Penilaian rutin setiap hari


• Cek cairan infus
• Jumlah cairan infus yang masuk
• Lamanya infus yang digantung
• Cek obat tambahan
• Cek drip chamber / ruang tetes infus set
• Cek selang infus
• Cek tanda plebitis pada area insersi
2. Jaga sistem IV tetap tertutup
Pastikan infus set & cairan infus tidak ada kontak dengan udara luar
untuk menghindari risiko kontaminasi

19
Faktor faktor yang perlu diperhatikan dalam
pemberian terapi cairan infus :
 Tujuan & tipe cairan yang diberikan
 Lokasi dan kondisi vena pasien
 Durasi terapi
 Ukuran kanula
 Umur pasien
 Aktivitas pasien
 Efek yang diharapkan
 Reaksi yang tidak diinginkan

20
HAL – HAL YANG PERLU
DIPERHATIKAN
• Daerah yang paling jauh dari tubuh harus dicoba
terlebih dulu
• Jika tidak dalam kondisi emergency sebaiknya pilih
vena yang mengurangi ketidaknyamanan pasien
• Mencukur daerah penusukan jika perlu saja
• Jangan mengikat torniquet terlalu lama
• Torniquet harus kencang untuk memudahkan
pembuluh darah nampak jelas tetapi tidak sampai
menghentikan arteri

21
Hal – hal ……
• Bantu agar pasien merasa rileks
• Ingat selalu memberitahukan segala tindakan kepada
pasien.
• Untuk pasien yang sudah tua harus hati – hati karena
pembuluh mudah pecah
• Membuka penutup cairan infus segera setelah akan
dipasang ( jangan membiasakan diri untuk
menyiapkan di nurse station dan membiarkan
kondisi penutup terbuka )
• Lakukan penghitungan cairan secara tepat.

22
Hal – hal ….
• Bila menggunakan luer lock ( three way ):
Pastikan sambungan IV Cath dengan luer lock
tidak ada darah yang tersisa.
Bilas luer lock setelah pemberian obat /
pengambilan darah dengan Cairan NaCl 0,9 %.
Swab alkohol di bagian IV. bung setiap akan
melakukan penyuntikan / pengambilan darah.

23
TERIMA KASIH

24

Anda mungkin juga menyukai