Anda di halaman 1dari 57

PEMBEBASAN KONSTANTINOPEL

• Persiapan:
• Memperkuat pasukan. Seperempat juta.
• Melatihnya dengan berbagai imu perang.
• Menyiapkan mental spiritual mereka dan menanamkan
semangat jihad kepada mereka.
• Mengingatkan mereka kepada pujian Rasulullah saw.
• Menyertakan para ulama di barisan pasukan.
• Menyiapkan senjata yang diperlukan terutama meriam
dengan mendatangkan insyinyur Hongaria, Orban.
• Memerhatikan armada laut.
• Mengadakan Perjanjian
• 1- Dengan pemerintah Galata tetangga bagian
timur Konstantinopel dan dipisahkan oleh selat
“Tanduk Emas”.
• 2- Dengan pemerintah Venice.
• Tetapi perjanjian ini dilanggar saat dimulai
serangan.
• Upaya “menyogok” sebagian penasehat
Muhammad al-Fatih.
• Kaisar meminta bantuan dari negara-negara Eropa.
• Paus mengirim utusan ke Konstantinopel dan
menyampaikan khutbah di gereja Aya Sophia
mengumumkan penyatuan dua gereja. Tetapi
ditentang oleh para pengikut Ortodok.
• Sebagian pemimpin gereja Ortodok:
• “Lebih baik saya menyaksikan sorban-sorban orang
Turki di negeri Bizantium daripada melihat topi
Latin”.
• Serangan
• Tiga front: Selat Bosphorus, Laut Marmara,
Tanduk Emas (Golden Horn).
• Meriam-meriam bergerak dari Edirne ke dekat
Konstantinopel dalam waktu dua bulan.
• Pasukan Usmani dipimpin langsung oleh
Muhammad al-Fatih sampai di pinggiran
Konstantinopel 26 Rabiul Awal 857 H/1453 M.
• Muhammad al-Fatih menyampaikan khutbah sangat
kuat, memotivasi mereka untuk berjihad dan mencari
kemenangan atau mati syahid.
• Para ulama disebar di berbagai barisan pasukan untuk
meningkatkan maknawiyah mereka.
• Muhammad al-Fatih menyebar pasukan darat di
depan tembok-tembok luar Konstantinopel dalam tiga
bagian.
• Menyiapkan pasukan cadangan di belakang pasukan
inti.
• Meletakkan berbagai meriam di depan tembok-
tembok kota. Khususnya meriam Sultan
berukuran sangat besar.
• Menempatkan berbagai regu untuk memantau
berbagai tempat yang tinggi dan dekat kota.
• Menyebar perahu-perahu Usmani di perairan
yang mengitari kota tetapi tidak bisa sampai ke
Tanduk Emas karena adanya rantai besar.
• Armada laut Usmani berhasil menguasai
kepulauan Princes (Pren Adalari/‫ )جزر ا المراء‬di
laut Marmara.
• Pasukan Bizantium disebar di tembok-tembok
kota dan memperkuat benteng-bentengnya.
• Terjadi pertempuran sejak hari-hari pertama
pengepungan.
• Pasukan Usmani melontarkan meriam dari
berbagai posisi ke arah kota.
• Bunyi lontaran meriam-meriam yang
menakutkan ini punya peran besar dalam
memasukkan rasa takut ke dalam hati penduduk
Bizantium dan berhasil menghancurkan tembok-
tembok di seputar kota.
• Bala bantuan dari Eropa terus berdatangan.
Bantuan dari Genoa berupa 5 perahu pun tiba
dipimpin oleh komandannya Justinian bersama
700 prajuritnya.
• Armada laut Usmani berusaha melewati rantai
besar tetapi gagal.
• Para tokoh gereja berkeliling kota dan
mengunjungi benteng-benteng untung
memotivasi penduduk agar pergi ke gereja-
gereja dan berdoa demi keselamatan kota.
• Kaisar Kostantin rajin mendatangi gereja Aya
Sophia untuk berdoa.
• Perundingan Antara Kostantin dan
Muhammad al-Fatih
• Kaisar berusaha menyelamatkan kota dan
rakyatnya dengan segala cara yang bisa
dilakukan.
• Menawarkan sejumlah tawaran kepada Sultan
untuk membujuknya agar mau menarik pasukan
dengan imbalan harta atau Kaisar akan
mematuhinya.
• Sultan menolak tawaran bahkan meminta agar
Kaisar menyerahkan kota secara damai dan
menyampaikan surat:
• “Kaisar kalian harus menyerahkan kota
Konstantinopel kepadaku. Saya bersumpah bahwa
pasukanku tidak akan mengganggu jiwa, harta dan
kehormatan siapa pun. Siapa yang mau bisa tinggal
di kota dan hidup di dalamnya dengan aman dan
selamat. Siapa yang mau meninggalkan kota bisa
keluar dengan aman dan selamat juga”.
• Pengepungan belum sepenuhnya berhasil karena
selat Tanduk Emas masih dikuasai armada laut
Bizantium.
• Pada tanggal 18 April meriam-meriam Usmani
berhasil membuka celah (lubang) di tembok-tembok
Konstantinopel di lembah Likus di bagian barat
tembok kota.
• Pasukan Usmani bergerak menyerbunya dan
berusaha memasuki kota dari celah tersebut tetapi
berhasil dihalau pasukan musuh.
• Pasukan Usmani juga berusaha mendobrak tembok-
tembok yang lain dengan menggunakan berbagai tangga
yang mereka lemparkan ke dalamnya.
• Terjadi pertempuran sengit di celah (lubang) tersebut
kemudian al-Fatih menginstruksikan pasukannya agar
mundur setelah menimbulkan rasa gentar di hati musuh.
• Pada hari yang sama sebagian perahu Usmani berusaha
menembus Tanduk Emas dengan menghancurkan rantai
tetapi perahu-perahu Bizantium dan Eropa berhasil
menghadang perahu-perahu tersebut dan
menghancurkannya.
• Pencopotan Komandan Armada Laut.
• Dua hari setelah pertempuran di atas terjadi
pertempuran lain antara armada laut Usmani dan
sebagian perahu Eropa.
• Perahu-perahu Usmani mengerahkan perjuangan
besar untuk mencegah perahu-perahu Eropa.
Pertempuran ini dipantau langsung oleh Muhammad
al-Fatih dari atas pantai. Muhammad al-Fatih
mengirim persan kepada komandan armada laut:
• “Kamu harus menguasai perahu-perahu
tersebut atau meneggelamkannya. Jika tidak
bisa melakukan hal tersebut maka jangan
kembali kepada kami dalam keadaan hidup”.
• Perahu-perahu Usmani tidak mampu mencegat
perahu-perahu Eropa itu hingga Sultan marah
dan menuduhnya pengecut lalu memecat sang
komandan (Baltah Ugli). Menanggapi hal ini
sang komandan pun mengatakan:
• “Saya menghadapi kematian dengan penuh
kegigihan tetapi saya merasa sakit jika saya mati
dengan tuduhan seperti itu. Saya sudah
bertempur bersama pasukanku dengan
mengerahkan segala kemampuan dan
kekuatan.” Kemudian ia mengangkat kain
sorbannya yang menutupi matanya yang terluka.
• Muhammad al-Fatih menggantinya dengan
Hamzah Basya.
• Berbagai kekalahan yang dialami armada laut
Usmani punya peran besar dalam upaya musuh
untuk menyogok para penasehat Sultan terutama
menteri Khalil Basya untuk meyakinkannya agar
membatalkan rencana menguasai Konstantinopel.
• Pada saat yang sama Muhammad al-Fatih berfikir
serius untuk memasukkan perahu-perahu Usmani
ke Tanduk Emas terutama karena tembok-tembok
di bagian Tanduk Emas seudah rapuh.
• Di sisi lain pasukan musuh terpaksa menarik
sebagian kekuatan mereka di bagian barat kota.
• Dengan terpencarnya kekuatan musuh ini
terbuka kesempatan besar untuk menyerang
tembok-tembok tersebut.
• Kecerdasan Strategi Perang.
• Muhammad al-Fatih memindah perahu-
perahunya dari pelabuhan di Besiktas ke Tanduk
Emas.
• Dengan cara menariknya di atas jalan darat yang terletak
antara dua pelabuhan yang jauh dari Galata karena
mengkhawatirkan perahu-perahunya dari serangan
pasukan Genoa.
• Jarak antara dua pelabuhan itu sekitar 3 mil dan bukan
tanah darat yang mudah tetapi perbukitan yang tidak rata.
• Muhammad al-Fatih mengumpulkan para perwiranya
untuk menyampaikan gagasannya dan menentukan
pertempuran mendatang lalu gagasan ini mendapat
persetujuan mereka.
• Langkah ini dimulai dengan instruksi Sultan dan
segera dilaksanakan hingga dalam waktu singkat
tanah perbukitan itu sudah rata.
• Kayu-kayu didatangkan lalu dilumuri minyak dan
lemak kemudian diletakkan di jalan yang sudah
diratakan untuk memudahkan penarikan perahu.
• Bagian tersulit dari proyek ini adalah
memindahkan perahu dari atas perbukitan yang
tinggi.
• Perahu-perahu ditarik dari Bosporus ke darat
sekitar 3 mil hingga sampai ke titik yang aman lalu
diturunkan di Tanduk Emas.
• Pada malam itu pasukan Usmani berhasil menarik
lebih dari 70 perahu dan menurunkannya di
Tanduk Emas di tengah kelengahan musuh.
• Penduduk kota terbangun di pagi hari tanggal 22
April karena teriakan takbir pasukan Usmani dan
senandung keimanan mereka yang menggema.
• Komentar salah seorang ahli sejarah dari
Bizantium:
• “Kami belum pernah melihat dan mendengar
sebelumnya peristiwa luar biasa seperti ini.
Muhammad al-Fatih mengubah daratan
menjadi lautan dan menyeberangkan perahu-
perahunya di atas bukit bukan di atas ombak.
Dia telah mengungguli pekerjaan Alexander
yang agung”.
• Rasa putus asa muncul di kalangan penduduk
Konstantinopel dan tersebar banyak issu di kalangan
mereka bahwa:
• “Konstantinopel akan jatuh bila sudah terlihat perahu-
perahu berlayar di daratan”.
• Pertemuan Kaisar Dengan Para Pembantunya.
• Mereka mengusulkan agar Kaisar keluar dari kota untuk
mencari bala bantuan dari orang-orang Kristen. Tetapi
Kaisar menolak pendapat ini dan bersikeras untuk
melakukan perlawanan hingga titik darah penghabisan.
• Psywar yang dilakukan Pasukan Usmani.
• Sultan meningkatkan serangan ke tembok-
tembok kota dan berusaha memanjatnya berkali-
kali dengan penuh kepahlawanan.
• Hal yang paling menakutkan pasukan Romawi
adalah teriakan takbir mereka yang menembus
langit.
• Sultan menempatkan berbagai meriam di dataran
tinggi yang terletak di belakang Galata.
• Berbagai meriam ini mulai ditembakkan dengan
gencar ke arah pelabuhan dan mengenai salah
satu perahu dagang hingga langsung
menenggelamkannya. Peristiwa ini membuat
takut perahu-perahu lain dan terpaksa
melarikan diri dan berlindung di tembok Galata.
• Sultan terus melancarkan serangan bertubi-tubi
ke darat dan laut tanpa putus siang dan malam
untuk melemahkan kekuatan musuh.
• Kaisar terpaksa mengadakan pertemuan kedua. Salah
seorang komandannya mengusulkan agar dilakukan
serangan mendadak terhadap pasukan Usmani utnuk
membuka celah agar mereka bisa sampai ke dunia luar.
• Di tengah pertemuan tersebut salah seorang prajuritnya
memotong pembicaraan seraya memberitahukan bahwa
pasukan Usmani melancarkan serangan gencar ke lembah
Lycons hingga memaksa Kaisar meninggalkan pertemuan
dan menaiki kudanya untuk memanggl pasukannya guna
menghadapi pasukan Usmani. Pertempuran sengit terjadi
hingga larut malam dan pasukan Usmani pun menarik diri.
• Sultan mengejutkan musuhnya dari waktu ke waktu dengan
seni perang baru.
• Pasukan Usmani menggali terowongan di bawah tanah dari
berbagai tempat di dalam kota hingga penduduknya
mendengar pukulan-pukulan keras di bawah tanah.
• Kejutan Militer Usmani.
• Mereka membuat benteng dari kayu berukuran besar,
tinggi dan bergerak. Terdiri dari tiga tingkat. Tingginya
melebih tinggi tembok kota. Benteng-benteng ini
dibungkus dengan perisai dan kulit-kulit binatang yang
dibasahi agar tidak mudah terbakar.
• Mereka mendekati pintu Romanus.
• Benteng kayu ini pun terbakar hingga Sultan mengatakan:
“Besok kita buat empat lagi”.
• Pengepungan ditingkatkan hingga melelahkan penduduk
yang ada di dalam kota. Para tokoh kota mengadakan
pertemuan 24 April di dalam istana Kaisar dan dihadiri
Kaisar.
• Sebagian mereka mengusulkan agar Kaisar keluar sebelum
kota jatuh untuk mengupayakan bala bantuan. Tetapi Kaisar
menolak usulan ini dan bersikeras untuk tetap tinggal di
dalam kota memimpin rakyatnya melakukan perlawanan.
• Berbagai rumor menyebar di kota hingga
melemahkan perlawanan. Diantara rumor yang
paling kuat, apa yang terjadi pada tanggal 25 Mei.
Penduduk kota membawa patung bunda Maria
berkeliling kota seraya memohon doa kepadanya
agar memenangkan pertempuran melawan musuh.
Tiba-tiba patung itu jatuh dari tangan mereka dan
hancur. Mereka menganggap peristiwa ini sebagai
tanda bahaya dan penduduk terpukul dengan
peristiwa ini.
• Pada tanggal 26 Mei turun hujan lebat disertai
petir. Petir ini menyambar gereja Aya Sophia
lalu seorang Patriark (kepala gereja)
mengaggap sial hal tersebut lalu menemui
Kaisar dan mengabarkan bahwa Tuhan telah
berlepas diri dari mereka dan bahwa kota akan
jatuh di tangan mujahidin Usmani hingga
Kaisar terpengaruh dan pingsan.
• Meriam-meriam Usmani terus ditembakkan tanpa
henti menghantam tembok-tembok Konstantinopel
dan menghancurkan sebagian besar tembok dan
menara. Bahkan memenuhi parit-parit dengan
reruntuhan hingga memungkinkan penyerbuan kota di
setiap saat.
• Perundingan Terakhir.
• Muhammad al-Fatih yakin bahwa Konstantinopel akan
segera jatuh. Sekalipun demikian ia berusaha agar bisa
memasukinya dengan damai.
• Sultan menulis surat kepada Kaisar, menyerukan
agar menyerahkan kota tanpa pertumpahan darah.
Sultan menawarkan jaminan keamanan bila Kaisar
bersama keluarga dan para pembantunya keluar
meninggalkan kota. Demikian pula bagi setiap
penduduknya yang ingin keluar. Darah mereka akan
dilindungi di dalam kota tanpa mendapat gangguan
sedikit pun. Mereka juga diberi pilihan untuk tetap
tinggal di dalam kota atau meninggalkannya dengan
aman.
• Sebagian pembantu Kaisar cenderung untuk menyerah
tetapi sebagian lainnya bersikeras untuk bertahan hingga
mati.
• Kaisar cenderung untuk tetap bertempur hingga nafas
terakhir, dan menjawab:
• “Bahwa ia bersyukur kepada Tuhan jika Sultan cenderung
kepada perdamaian. Ia siap membayar jizyah kepadanya.
Sedangkan Konstantinopel maka saya bersumpah untuk
mempertahankannya hingga nafas terakhir; hingga
singgasana kekaisaran terjaga atau dirinya terkubur di
bawahnya”.
• Sultan memerintahkan menggencarkan serangan
terutama tembakan meriam ke kota hingga pelontar
meriam Sultan yang besar itu meledak karena terlalu
banyak digunakan.
• Sultan Mengadakan Pertemuan Majlis Syura.
• Menteri Khalil Basya mengusulkan agar pasukan
ditarik. Tetapi sebagian mereka, diantara Zughanush
Basya, mendukung Sultan untuk melanjutkan
serangan. Zughanush Basya seorang Kristen yang
masuk Islam dan sangat mengenal kekuatan barat.
• Zughanush Basya mengatakan:
• “Tidak mungkin wahai Sultan. Saya tidak
menerima sama sekali apa yang diusukan
Khalil Basya. Kami datang ke sini hanya untuk
mati bukan untuk kembali”.
• Ucapan ini sangat besar pengaruhnya di
dalam jiwa para peserta Majlis Syura. Lalu ia
melanjutkan:
• “Khalil Basya hanya ingin memadamkan semangat
kalian dan mematikan keberanian. Tetapi ia tidak
akan berhasil. Sesungguhnya pasukan Alexander
the Great yang bergerak dari Yunani ke India lalu
menaklukkan separuh Asia itu tidak lebih besar
dari pasukan kita. Pasukan tersebut bisa
menguasai wilayah yang sangat luas, apakah
pasukan kita tidak bisa melewati tumpukan batu
ini? Khalil menyatakan bahwa negara-negara Barat
• akan bergerak mendatangi kita dan
melampiaskan dendam. Tetapi negara-negara
barat tidak sekuat itu. Sesungguhnya negara-
negara Latin yang sibuk dengan perpecahan
internalnya itu hanya mampu melakukan bajak
laut dan perampokan. Sekiranya negera-
negara itu ingin membantu Bizantium pasti
sudah dilakukannya dengan mengirimkan
pasukan dan perahu-perahunya. Sekiranya
• setelah kita membebaskan Konstantinopel mereka
bergerak memerangi kita, apakah kita akan tinggal
diam saja? Bukankah kita punya pasukan yang
mampu membela kehormatan dan kemuliaan kita?
• “Waahai Sultan! Karena Anda meminta pendapatku
maka saya menyampaikan dengan tegas bahwa hati
kita harus kuat seperti karang. Kita harus
melanjutkan peperangan tanpa menunjukkan
kelemahan sedikit pun. Kita sudah memulai
pertempuran dan kita harus menyempurnakannya.
• Kita harus meningkatkan serangan-serangan
kita dan membuka celah-celah baru lalu kita
menyerbu musuh dengan penuh keberanian.
Saya tidak punya pendapat lain dan saya tidak
bisa mengatakan selain pendapat ini”.
• Komandan Turkhan:
• “Sesungguhnya apa yang dikatakan Zughanush
itu benar. Saya mendukung pendapatnya wahai
Sultan”.
• Syaikh Aaq Syamsuddin dan syaikh al-Kurani:
• “Perang harus dilanjutkan. Dengan tujuan mencari
ridha Allah, kita akan mendapat kemenangan”.
• Muhammad al-Fatih menyampaikan arahan-
arahannya dan menginspeksi pasukannya.
• Pada tanggal 27 Mei, Sultan mengarahkan pasukan
agar khusyu’, membersihkan jiwa, mendekatkan diri
kepada Allah dengan shalat. Berbagai ketaatan,
merendahkan diri dan berdoa keada-Nya semoga Allah
memudahkan pembebasan kota.
• Muhammad al-Fatih juga mengamati tembok-
tembok kota secara langsung dan mengetahui
situasinya yang terakhir.
• Ia mengirim surat kepada penduduk Galata
yang telah sepakat untuk bersikap netral,
menegaskan agar mereka tidak ikut campur
tangan terhadap apa yang akan terjadi dan ia
menjamin akan komit dengan janjinya kepada
mereka.
• Pada sore harinya pasukan Usmani
menyalakan api besar di kamp-kamp mereka
seraya mengumandangkan takbir dan tahlil,
hingga pasukan Romawi mengira terjadi
kebaran di tengah pasukan Usmani.
• Pada tanggal 28 Mei menjadi periapan puncak
bagi pasukan Usmani dan meriam-meriam
pun ditempakkan ke arah musuh.
• Para ulama kaum muslimin mendatangi
pasukan seraya membacakan ayat-ayat jihad
dan surat al-Anfal kepada para mujahidin. Juga
mengingatkan mereka akan keutamaan mati
syahid di jalan Allah dan para syuhada’
terdahulu yang telah syahid di sekitar
Konstantinopel khususnya Abu Ayyub al-
Anshari ra.
• Setelah kembali ke tendanya dan memanggil
para komandan pasukannya, Sultan pun
mengeluarkan isnstruksi terakhir kemudian
menyampaikan pesan berikut:
• “Jika kita berhasil membebaskan Konstantinopel
maka kita telah mewujudkan hadis Rasulullah
saw dan salah satu mukjizatnya. Kita akan
mendapatkan kehormatan dan kemuliaan yang
disampaikan di dalam hadisnya tersebut.
• Sampaikanlah kepada anak keturunan kita bahwa
kemenangan agung yang akan kita peroleh ini akan
menambah kemuliaan Islam. Setiap prajurit harus
menjadikan ajaran-ajaran syariat kita yang mulia
sebagai perhatian utamanya sehingga tidak ada
seorang pun dari mereka yang menyimpang
darinya. Mereka tidak boleh mengganggu gereja-
gereja dan tempat-tempat ibadah. Mereka harus
membiarkan para pendeta, orang lemah dan orang
tua yang tidak ikut berperang…”.
• Pada saat yang sama Kaisar mengumpulkan
rakyatnya untuk berdoa di gereja-gereja. Kaisar pun
melakukan ritual terakhirnya.
• Kaisar mendatangi gambar “al-Masih” yang
tergantung di salah satu kamar lalu ruku’ di
bawahnya dan melafalkan beberapa doa kemudian
bangkit seraya memakai topi bajanya dan keluar dari
istana di tengah malam bersama penasehatnya yang
ahli sejarah, Franteztis, kemudian keduanya
melakukan inspeksi pasukan.
• Menjelang malam tersebut turun hujan rintik-
rintik, seolah membasahi tanah, lalu Sultan
keluar dari tendanya dan mengangkat
tangannya ke arah langit seraya berkata:
• “Allah telah memberikan rahmat dan dan
perlindungan-Nya kepada kita dengan
menurunkan hujan yang penuh berkah ini di
saat yang tepat. Hujan ini akan menghilangkan
debu dan memudahkan pergerakan kita”.
• Kemengan Dari Allah.
• Tepat jam satu dini hari Mei 1453 M serangan umum
dimulai.
• Kaisar ketakutan lalu mereka segera membunyikan
lonceng-lonceng gereja dan banyak kaum Nasrani
berlindung di gereja-gereja.
• Serangan terakhir dilakukan secara bersamaan,
serangan darat dan serangan laut secara serentak.
Serangan difokuskan ke arah lembah Likus dipimpin
Sultan secara langsung.
• Terjadi pertempuran sengit hinga banyak jatuh
korban di kedua belah pihak. Terjadi saling
melontarkan tembakan.
• Sultan menyiapkan pasukan berlapis hingga
melakukan serangan secara bergantian dan
terus-menerus.
• Pertempuran juga terjadi di perairan hingga
berhasil memporakporandakan pasukan musuh.
• Akhirnya 30 prajurit dari pasukan Jannisari berhasil
memanjat tembok. Sekalipun sebagian mereka
syahid termasuk komandannya tetapi mereka
berhasil membuka jalan masuk melalaui Topkapi dan
mengangkat bendera Usmani di atasnya.
• Komandan pasukan musuh, Justinian, terluka hingga
memaksanya mundur dan melarikan diri dari medan
tempur.
• Kaisar tampl memimpin pertempuran menggantikan
Justinian.
• Pasukan Usmani melanjutkan serangan dari sisi lain hingga
berhasil menjebol tembok, menguasai beberapa menara,
dan membunuh sebagian pasukan musuh di pintu Edirne
dan menancapkan bendera Usmani di atasnya.
• Pasukan Usmani berdatangan dan masuk melalui pintu
tersebut.
• Melihat kibaran bendera Usmani di menara Timur tersebut,
Kaisar yakin tidak akan mampu melakukan perlawanan lalu
ia melepas baju-bajunya agar tidak dikenal dan turun dari
kudanya melakukan pertempuran hingga terbunuh di
medan tempur.
• Berita terbunuhnya Kaisar ini meningkatkan semangat
mujahidin dan menjatuhkan mental pasukan musuh.
• Pasukan Usmani berhasil memasuki kota dari berbagai
arah dan pasukan musuh pun melarikan diri tanpa
perlawanan.
• Mayoritas penduduk menyelamatkan diri ke gereja-gereja.
• Tanggal 29 Mei 1453 M waktu Zuhur, Sultan Muhammad
al-Fatih sudah berada di tengah kota dikelilingi
pasukannya seraya mengucapkan: “Masya Allah”. Lalu ia
menoleh ke arah mereka seraya berkata:
• “Kalian telah menjadi para pembebas
Konstantinopel yang dikabarkan oleh Nabi saw”.
• Kemudian Sultan mengucapkan selamat kepada
mereka atas kemenangan yang diraih dan
melarang mereka melakukan pembunuhan,
memerintahkan mereka agar berlakuku lemah
lembut dan berbuat baik kepada orang-orang.
• Sultan turun dari kudanya lalu bersujud syukur
kepada Allah.
• Perlakuan Muhammad al-Fatih Kepada Kaum Nasrani.
• Muhammad al-Fatih mendatangi gereja Aya Sophia
dan menemui masyarakat yang berkumpul di dalamnya
dengan ditemani para pendeta.
• Saat Sultan mendekati gereja, masyarakat merasa
takut, lalu salah seorang pendeta membukakan pintuk
kepadanya lalu Sultan meminta kepada pendeta
tersebut agar menennangkan masyarakat dan
memerintahkan mereka kembali ke rumah-rumah
mereka dengan aman.
• Sebagian pendeta bersembunyi di ruangan bawah
tanah yang ada di gereja. Setelah melihat keramahan
Sultan dan pengampunannya mereka pun keluar dan
menyatakan keislaman mereka.
• Setelah itu Sultan memerintahkan agar gereja
tersebut diubah menjadi masjid.
• Sultan juga menebus sejumlah besar tawanan
dengan harta pribadinya dan membebaskan mereka
terutama para pemimpin Yunani dan tokoh-tokoh
agama.
• Sultan mengadakan pertemuan dengan para
uskup dan menenangkan hati mereka lalu
memerintahkan mereka agar memilih
pemimpin gereja yang baru. Lalu mereka
memilih Agnadiyus sebagai pemimpin gereja.

Anda mungkin juga menyukai