Konperensi kependudukan dunia dilaksanakan oleh PBB tahun 1954 di Roma. Kehati-
hatian mewarnai penyebutan masalah kepadatan penduduk. Pro-kontra terjadi tentang
adanya masalah kepadatan penduduk. Pernyataan Bersama PBB mengenai
kependudukan oleh Sekjen PBB U Than 10 Desember 1966 adalah: “Kami para pemimpin
Negara-negara yang sangat memperhatikan masalah kependudukan sependapat bahwa:
1. a. Masalah kependudukan perlu menjadi unsur utama dalam rencana
pembangunan jangka panjang bila negara itu ingin mencapai tujuan ekonomi
yang dicita-citakan oleh rakyat.
2. b. Sebagian orang dari para orang tua ingin memperoleh pengetahuan tentang
cara-cara merencanakan keluarga dan adalah hak tiap-tiap manusia untuk
menentukan jumlah dan menjarangkan kelahiran anaknya.
3. c. Perdamaian yang sesungguhnya dan kekal sangat bergantung pada cara
kita menanggulangi pertumbuhan penduduk.
• Secara garis besarnya tujuan kebijakan kependudukan adalah memelihara keseimbangan
antara pertambahan dan penyebaran penduduk dengan perkembangan pembangunan
sosial ekonomi, Strategi yang digunakan adalah jangka panjang maupun jangka pendek.
• Di Indonesia tujuan jangka panjang diusahakan dapat dijangkau dengan:
1. Peningkatan volume transmigrasi ke daerah-daerah yang memerlukannya.
2. Menghambat pertumbuhan kota-kota besar yang menjurus kea rah satu- satunya kota
besar di suatu
pulau tertentu dan mengutamakan pembangunan pedesaan
Program-program kebijakan yang disusun untuk mencapai tujuan tersebut adalah:
1. Meningkatkan program keluarga berencana sehingga dapat melembaga dalam
masyarakat. Termasuk semua program pendukung bagi keberhasilannya seperti peningkatan
mutu pendidikan, peningkatan umur menikah pertama, peningkatan status wanita.
2. Meningkatkan dan menyebarluaskan program pendidikan kependudukan.
3. Merangsang terciptanya keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.
4. Meningkatkan program transmigrasi secara teratur dan nyata.
KESIMPULAN