Anda di halaman 1dari 68

ASESMEN

Nita Suherneti

DALAM PEMBELAJA
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI RI
NOMOR 21 TAHUN 2022
TENTANG : STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN

• Pasal 3
(1)Prosedur Penilaian hasil belajar Peserta Didik meliputi:
a. perumusan tujuan Penilaian;

b.Pemilihan dan/atau pengembangan instrumen Penilaian;


c. pelaksanaan Penilaian;
d.pengolahan hasil Penilaian; dan
e. pelaporan hasil Penilaian.
Pasal 11
Pasal 9
Satuan Pendidikan menetapkan mekanisme
Penilan hasil belajar Peserta Didik penentuan kenaikan kelas dan kelulusan dari
dengan prosedur berbentuk:
Penilaian formatif; dan
Satuan Pendidikan berdasarkan pedoman yang
Penilaian sumatif ditetapkan oleh kepala unit utama yang
membidangi kurikulum dan asesmen.
•  Pasal 12

Pedoman penyusunan prosedur


• dan bentuk Penilaian hasil belajar Peserta Didik ditetapkan oleh
kepala unit utama yang membidangi kurikulum dan asesmen.
Asesmen
•Asesmen sumatif , yaitu
asesmen yang dilakukan untuk
• Asesmen adalah aktivitas yang memastikan ketercapaian keseluruhan
menjadi kesatuan dalam proses tujuan pembelajaran. Asesmen ini
pembelajaran. dilakukan pada akhir proses
• Asesmen dilakukan untuk mencari b uk t i pembelajaran atau dapat juga
ataupun dasar pertimbangan tentang dilakukan sekaligus untuk dua atau
ketercapaian tujuan pembelajaran lebih tujuan pembelajaran, sesuai
• Asesmen formatif, yaitu asesmen dengan pertimbangan pendidik dan
yang bertujuan untuk kebijakan satuan pendidikan.
memberikan informasi atau •Berbeda dengan asesmen formatif,
asesmen sumatif menjadi bagian dari
umpan balik bagi pendidik dan
perhitungan penilaian di akhir semester,
peserta didik untuk memperbaiki akhir tahun ajaran, dan/atau akhir
proses belajar. jenjang
Asesmen Formatif Asesmen di awal pembelajaran yang dilakukan
untuk mengetahui kesiapan peserta didik untuk
mempelajari materi ajar dan mencapai tujuan
Asesmen formatif, yaitu asesmen pembelajaran yang direncanakan. Asesmen ini
yang bertujuan untuk memberikan
termasuk dalam kategori asesmen formatif karena
informasi atau umpan balik bagi
ditujukan untuk kebutuhan guru dalam
pendidik dan peserta didik untuk
merancang pembelajaran, tidak untuk keperluan
memperbaiki proses belajar.
penilaian hasil belajar peserta didik yang
dilaporkan dalam rapor.

Asesmen di dalam proses pembelajaran yang


dilakukan selama proses pembelajaran untuk
mengetahui perkembangan peserta didik dan
sekaligus pemberian umpan balik yang cepat.
Biasanya asesmen ini dilakukan sepanjang atau di
tengah kegiatan/langkah pembelajaran, dan dapat
juga dilakukan di akhir langkah pembelajaran.
Asesmen ini juga termasuk dalam kategori asesmen
formatif.
Penilaian atau asesmen formatif
bertujuan untuk memantau dan Bagi peserta didik, asesmen formatif berguna
untuk berefleksi, dengan memonitor
memperbaiki proses kemajuan belajarnya, tantangan yang
pembelajaran, serta dialaminya, serta langkahlangkah yang perlu
mengevaluasi pencapaian tujuan ia lakukan untuk meningkatkan terus
pembelajaran . capaiannya. Hal ini merupakan proses belajar
yang penting untuk menjadi pembelajar
Asesmen ini dilakukan untuk sepanjang hayat
mengidentifikasi kebutuhan belajar Bagi pendidik, asesmen formatif berguna
peserta didik, hambatan atau untuk merefleksikan strategi pembelajaran
kesulitan yang mereka hadapi, dan yang digunakannya, serta untuk
juga untuk mendapatkan informasi meningkatkan efektivitasnya dalam
perkembangan peserta didik. merancang dan melaksanakan pembelajaran.
Informasi tersebut merupakan umpan Asesmen ini juga memberikan informasi
balik bagi peserta didik dan juga tentang kebutuhan belajar individu peserta
pendidik didik yang diajarnya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Asesmen
Formatif
Asesmen formatif tidak berisiko tinggi (high stake). Asesmen formatif yang dilakukan di awal
Asesmen formatif dirancang untuk tujuan pembelajaran pembelajaran akan memberikan informasi kepada
dan tidak seharusnya digunakan untuk menentukan nilai pendidik tentang kesiapan belajar peserta didik.
rapor, keputusan kenaikan kelas, kelulusan, atau Berdasarkan asesmen ini, pendidik perlu
keputusan-keputusan penting lainnya. menyesuaikan/memodifikasi rencana pelaksanaan
pembelajarannya dan/ atau membuat diferensiasi
Asesmen formatif dapat menggunakan berbagai teknik pembelajaran agar sesuai dengan kebutuhan peserta
dan/atau instrumen. Suatu asesmen dikategorikan didik.
sebagai asesmen formatif apabila tujuannya adalah
untuk meningkatkan kualitas proses belajar
Instrumen asesmen yang digunakan dapat
Asesmen formatif dilaksanakan bersamaan dengan memberikan informasi tentang kekuatan, hal-hal yang
proses pembelajaran yang sedang berlangsung sehingga masih perlu ditingkatkan oleh peserta didik dan
asesmen formatif dan pembelajaran menjadi suatu mengungkapkan cara untuk meningkatkan kualitas
kesatuan. tulisan, karya atau performa yang diberi umpan balik.
Dengan demikian, hasil asesmen tidak sekadar sebuah
Asesmen formatif dapat menggunakan metode yang angka.
sederhana, sehingga umpan balik hasil asesmen
tersebut dapat diperoleh dengan cepat
Asesmen Sumatif

Penilaian atau asesmen sumatif pada Asesmen sumatif dapat berfungsi untuk:
jenjang pendidikan dasar dan • alat ukur untuk mengetahui pencapaian
menengah bertujuan untuk menilai hasil belajar peserta didik dalam satu
pencapaian tujuan pembelajaran atau lebih tujuan pembelajaran di
dan/atau CP peserta didik sebagai dasar periode tertentu;
penentuan kenaikan kelas dan/atau • mendapatkan nilai capaian hasil belajar
kelulusan dari satuan pendidikan. untuk dibandingkan dengan kriteria
capaian yang telah ditetapkan; dan
Penilaian pencapaian hasil belajar • menentukan kelanjutan proses belajar
peserta didik dilakukan dengan siswa di kelas atau jenjang berikutnya
membandingkan pencapaian hasil
belajar peserta didik dengan kriteria
ketercapaian tujuan pembelajaran
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Asesmen
Sumatif
•Jika pendidik merasa bahwa data hasil
•Asesmen sumatif dapat dilakukan setelah asesmen yang diperoleh selama 1 semester
pembelajaran berakhir, misalnya pada akhir telah mencukupi, maka tidak perlu melakukan
satu lingkup materi (dapat terdiri atas satu asesmen pada akhir semester.
atau lebih tujuan pembelajaran), pada akhir •Hal yang perlu ditekankan, untuk asesmen
semester dan pada akhir fase; khusus sumatif, pendidik dapat menggunakan teknik
asesmen pada akhir semester, asesmen ini dan instrumen yang beragam, tidak hanya
bersifat pilihan. berupa tes, namun dapat menggunakan
observasi dan performa (praktik, menghasilkan
•Jika pendidik merasa masih memerlukan
produk, melakukan projek, dan membuat
konfirmasi atau informasi tambahan portofolio)
untuk mengukur pencapaian hasil belajar
peserta didik, maka dapat melakukan
asesmen pada akhir semester.
Bagaimana Merencanakan
Asesmen ?
Rencana asesmen dimulai dengan Beberapa hal yang perlu diperhatikan
perumusan tujuan asesmen. dalam memilih/mengembangkan
Tujuan ini tentu berkaitan erat dengan instrumen, antara lain:
• karakteristik peserta didik,
tujuan pembelajaran.
• kesesuaian asesmen dengan rencana/
tujuan pembelajaran dan tujuan
asesmen,
Setelah tujuan dirumuskan, pendidik
• kemudahan penggunaan instrumen
memilih dan/atau mengembangkan
untuk memberikan umpan balik
instrumen asesmen sesuai tujuan.
kepada peserta didik dan pendidik
Perhatikanlah rangkaian dialog humor berikut:

A: “Hai B, saya sudah mengajarkan kucingku meniup seruling! Sungguh luar


biasa!”

B: “Wah, hebat! Tunjukkan pada saya kehebatan kucingmu meniup seruling!”

A: “Lho, saya hanya menceritakan bahwa saya sudah mengajari kucing saya, bukan
menyatakan bahwa kucing itu jadi bisa meniup seruling.”

Apakah anda menemukan analogi antara dialog tersebut dengan pembelajaran dan
asesmen?

12
Sudah seperti ini kah Proses Perancangan Kegiatan Pembelajaran
yang Bapak dan Ibu telah lakukan?
Review kembali: Paradigma Asesmen
Penerapan Pola Pikir Sekolah diberikan
Bertumbuh (Growth Yang Harus keleluasaan untuk
Mindset Diperhatikan menentukan teknik dan
Dalam jenis asesmen.
Menentukan
Asesmen
Terpadu dimana Asesmen Khusus SMK, terdapat juga bentuk
mencakup kompetensi pada asesmen khas yang membedakan
ranah sikap, pengetahuan, dan dengan jenjang yang lain, yaitu
keterampilan yang saling Asesmen Praktek Kerja Lapangan,
Uji Kompetensi Kejuruan dan uji
terkait. Keleluasaan dalam unit kompetensi
menentukan kriteria
ketercapaian tujuan
pembelajaran.
Asesmen Awal Pembelajaran

Asesmen awal Pendidik dapat melaksanakan Asesmen pada awal pembelajaran


asesmen awal pembelajaran
pembelajaran dapat diharapkan tidak memberatkan
sesuai kebutuhan, misalnya pada pendidik atau satuan pendidikan. 
dilakukan untuk awal tahun pelajaran, pada awal
mengidentifikasi Namun demikian jika pendidik
semester, sebelum memulai satu atau satuan pendidikan memiliki
kebutuhan belajar lingkup materi (dapat berupa 1 kemampuan, dapat melengkapi
peserta didik, dan atau beberapa TP), atau sebelum data tambahan  dengan melakukan
hasilnya digunakan menyusun modul ajar secara asesmen non kognitif yang
untuk merancang mandiri.  Dengan demikian, mencakup, kesiapan belajar, minat,
pembelajaran yang asesmen awal pembelajaran tidak profil belajar, latar belakang
sesuai dengan tahap perlu dilakukan setiap mengawali keluarga, riwayat tumbuh
tatap muka.
capaian peserta didik. kembang, dll.
Alur Asesmen
1. Menentukan tujuan pembelajaran (sesuai alur perkembangan dimensi).
2. Merancang indikator (memastikan kedalaman tujuan, membuat indikator
yang mencakup aspek kognisi, sikap, dan keterampilan)
3. Menyusun strategi asesmen
4. Menyiapkan alat ukur atau instrumennya (rubrik)
5. menyiapkan instruksi atau panduan untuk murid (Lembar kerja)
6. Mengolah hasil asesmen dan bukti pencapaian peserta didik untuk
membuat inferensi (kesimpulan) mengenai pencapaian peserta didik
terhadap tujuan pembelajaran
7. Menyusun rapor
Contoh Bentuk Asesmen Formatif dan Sumatif

DISKUSI KELAS
- Mengembangkan kemampuan PRODUK
berkomunikasi dan berinteraksi antar Bentuk - Mengembangkan kkreatifitas
siswa.
Asesmen - Meningkatkan ketelitian dan jiwa
- Belajar berdemokrasi, menghargai
seni.
pendapat orang lain serta berani Formatif dan
berpendapat.
Sumatif
DRAMA
TES LISAN
- Melatih kepercayaan diri dan - Meningkatkan kemampuan
jiwa seni. berbicara
- Belajar bekerjasama, - mengkonfirmasi pemahaman.
komunikasi serta berfikiri kritis. PRESENTASI - Menerapkan umpan balik

- Mengembangkan kemampuan
berkomunikasi.
- Belajar memahami topik secara
mendalam, berfikir dan bernalar
kritis.
(Infografis)

o Pelaksanaan Asesmen Sumatif dan Formatif


Pelaksanaan asesmen sumatif dapat dilakukan
Pelaksanaan asesmen formatif dapat dilakukan dengan memperhatikan hal berikut:
dengan memperhatikan hal berikut: o Sumatif dilakukan pada akhir lingkup materi
o Dilaksanakan bersamaan dalam proses untuk mengukur kompetensi yang dikehendaki
pembelajaran, yang, kemudian ditindaklanjuti dalam tujuan pembelajaran dan pada akhir
untuk memberi perlakuan berdasarkan semester.
kebutuhan peserta didik serta perbaikan proses o Pendidik dapat menggunakan berbagai teknik
pembelajaran. seperti portofolio, performa (kinerja, produk,
o Pendidik dapat menggunakan berbagai teknik proyek, portofolio), maupun tes.
seperti observasi, performa (kinerja, produk, o Hasil sumatif dapat ditindak lanjuti dengan
proyek, portofolio), maupun tes. memberikan umpan balik atau melakukan
o Tindak lanjut yang dilakukan bisa dilakukan intervensi kepada peserta didik maupun proses
langsung dengan memberikan umpan balik atau pembelajaran yang telah dilakukan
melakukan intervensi.
o Pendidik dapat mempersiapkan berbagai Penting bagi para guru untuk
instrumen seperti rubrik, catatan anekdotal, memegang rubrik penilaian sebagai
lembar ceklist untuk mencatat informasi yang dasar penilaian pada siswa.
terjadi selama pembelajaran berlangsung
Alur Asesmen

Diklat Peningkatan Kompetensi Kepala Laboratorium IPA 19


Menggunakan alur tujuan pembelajaran yang telah disusun, kemudian identifikasi
1 tujuan pembelajaran yang menjadi kompetensi yang diinginkan. → misalnya
menyajikan, menggeneralisasi, membandingkan, memperkirakan, mengukur,
mengobservasi, dan lain-lain.

Contoh
2. Mengidentifikasi bentuk asesmen yang hendak dilakukan untuk
mengukur pembelajaran secara formatif maupun sumatif.

Contoh
3. Membuat
instrumen asesmen
formatif dan
sumatif bersamaan
dengan menyusun
modul ajar.

Contoh rubrik jika asesmen


berupa kinerja
3. Membuat
instrumen asesmen
formatif dan
sumatif bersamaan
dengan menyusun
modul ajar.

Contoh rubrik jika asesmen


berupa tes
4. Pelaksanaan Asesmen Formatif dan Sumatif

Asesmen Formatif Asesmen Sumatif


• Dilaksanakan bersamaan dalam proses pembelajaran, yang, • Sumatif dilakukan pada akhir lingkup
kemudian ditindaklanjuti untuk memberi perlakuan materi untuk mengukur kompetensi yang
berdasarkan kebutuhan peserta didik serta perbaikan proses dikehendaki dalam tujuan pembelajaran
pembelajaran. dan pada akhir semester
• Pendidik dapat menggunakan berbagai teknik seperti • Pendidik dapat menggunakan berbagai
observasi, performa (kinerja, produk, proyek, portofolio), teknik seperti portofolio, performa
maupun tes. (kinerja, produk, proyek, portofolio),
• Tindak lanjut yang dilakukan bisa dilakukan langsung dengan maupun tes.
memberikan umpan balik atau melakukan intervensi. • Hasil sumatif dapat ditindak lanjuti dengan
• Pendidik dapat mempersiapkan berbagai instrumen seperti memberikan umpan balik atau melakukan
rubrik, catatan anekdotal, lembar ceklist untuk mencatat intervensi kepada peserta didik maupun
informasi yang terjadi selama pembelajaran berlangsung. proses pembelajaran yang telah dilakukan.
Bentuk Asesmen Formatif dan Sumatif
Contoh bentuk asesmen tidak tertulis

Diskusi kelas Drama


• Mengembangkan kemampuan berkomunikasi murid • Mengembangkan kemampuan seni peran dan
di depan publik dan mengemukakan pendapat. berkomunikasi murid.
• Melatih murid untuk belajar berdemokrasi, • Mendorong murid untuk melihat sebuah
mendengarkan dan menerima pendapat orang lain masalah dari perspektif yang berbeda
yang mungkin berbeda dengannya, juga sehingga dapat menumbuhkan jiwa empati
merespons pendapat tersebut dengan cara yang dan berpikiran kritis murid.
sopan dan simpatis.

Produk Presentasi Tes Lisan


• Membuat model miniatur 3 • Mengembangkan • Kuis tanya jawab secara
dimensi (diorama), produk kemampuan berkomunikasi lisan
digital, produk seni, dll. • Mendorong murid untuk • Mengonfirmasi pemahaman
• Mengembangkan kreativitas memahami topik presentasi murid
• Menanamkan pengertian dengan mendalam • Menerapkan umpan balik
mengenai sebuah peristiwa
Bentuk Asesmen Formatif dan Sumatif
Contoh bentuk asesmen tertulis
Refleksi Jurnal
• Melatih murid untuk berperan aktif dalam • Melatih kemampuan murid untuk
mengevaluasi pembelajaran mereka sendiri dan mengorganisasi dan mengekspresikan
memikirkan bagaimana cara mereka dapat ide/pemikiran mereka dalam bentuk tulisan.
• Biasanya ditulis dengan bahasa yang kurang
memperbaiki diri.
• Hasil refleksi ini dapat digunakan guru untuk formal sehingga memberikan murid kebebasan
melihat sisi lain proses pembelajaran murid berpikir kreatif.
• Menjadi alat untuk murid merefleksikan
perkembangan mereka secara
Esai
• Mengasah keterampilan menulis berkesinambungan.
akademis murid, seperti
Poster
mengembangkan argumen,
• Mendorong kemampuan
menyajikan bukti, mencari sumber Tes Tertulis
murid untuk mengeksplorasi
terpercaya untuk mendukung • Kuis pilihan ganda
topik dan
argumen, dan menggunakan • Kuis pertanyaan
mengkomunikasikan
referensi dengan tepat. • Menerapkan umpan balik
pemahaman mereka
• Mengembangkan cara berpikir kritis
dengan cara semenarik
dan daya analisis murid.
mungkin
Pengolahan Hasil Asesmen

★ Diilakukan dengan menganalisis secara kuantitatif dan/atau kualitatif terhadap


hasil asesmen.
★ Diperoleh melalui data kualitatif (hasil amatan atau rubrik) maupun data
kuantitatif (berupa angka).
★ Membandingkan pencapaian hasil belajar peserta didik dengan kriteria
ketercapaian tujuan pembelajaran, baik pada capaian pembelajaran di akhir
fase, maupun tujuan-tujuan pembelajaran turunannya.
★ Tidak mencampur hasil asesmen formatif dan sumatif
27
1 Penerapan pola berpikir bertumbuh
(growth mindset)
Paradigma Asesmen Kesalahan dalam belajar itu
wajar.
Setiap peserta didik unik,
Mereka memiliki peta jalan belajar
kesalahan akan menstimulasi yang berbeda, dan tidak perlu
perkembangan otak peserta didik dibandingkan dengan teman-
jika diterima, dikomunikasikan dan temannya.
dicarikan solusi
Belajar bukan tentang
kecepatan, Lingkungan belajar
Tetapi tentang pemahaman, Pengondisian lingkungan belajar
penalaran, penerapan, serta (fisik dan psikis) di sekolah dan
kemampuan menilai dan berkarya rumah akan mempengaruhi
secara mendalam. pencapaian hasil belajar

Ekspektasi pendidik yang positif Berlatih melakukan asesmen


akan sangat mempengaruhi membiasakan peserta didik untuk
performa peserta didik. melakukan asesmen diri, asesmen
antarteman, refleksi diri, dan
pemberian umpan balik
antarteman.

Apresiasi /Umpan Balik


Pemberian umpan balik yang tepat
akan berpengaruh pada motivasi
belajar peserta didik.
Ladder of Feedback
Contoh praktik baik memberikan umpan balik secara berjenjang

• Idemu mengingatkan
saya pada …
• Saya bisa melihat
• Saya • Pernahkah kamu pekerjaan …ini bisa
berpikir tentang … saya gunakan juga
membayangkan
• Bagaimana kalau • Saya belajar … dari
bagaimana jika …
• Apakah mungkin jika menambahkan … jawabanmu
• Bisakah kamu
• Bagian ini efektif …
• Saya belum paham menghapus bagian
karena … …
• Apa yang kamu • Ini menarik karena … bagaimana …
• Bagaimana kamu Apresiasi
maksud dengan … • Ini ide yang bagus
• Bisa tolong jelaskan bisa…
untuk … Saran
lagi tentang …
• Bagaimana itu bisa Perhatian
terjadi?
Penilaian

Klarifikasi

Dikutip dari https://sonyaterborg.com/2018/10/21/ladder-of-feedback/


Perbedaan pelaporan belajar dan pelaporan hasil
belajar
• Dalam bentuk pelaporan belajar, peserta didik lebih banyak
berperan dalam aktivitasnya.
• Pelaporan hasil belajar (rapor), dibuat oleh pendidik sebagai analisis
hasil belajar dalam bentuk tertulis dan langsung dilaporkan ke orang
tua peserta didik. Laporan hasil belajar biasanya diberikan di akhir
semester dan akhir tahun ajaran.
Bentuk Pelaporan selain Rapor Pameran Karya
• Sebagai perayaan proses
Contoh bentuk Pelaporan selain rapor belajar peserta didik dan juga
sebagai asesmen sumatif.
Diskusi / Konferensi • Pameran karya berisi proses
Portofolio • Berbagi informasi antara pendidik, dari pembelajaran hingga
• Sebagai dokumentasi dari peserta didik dan orang tua. produk dari sebuah proyek
hasil karya peserta didik. • Sekolah perlu menentukan fungsi belajar.
• Isi portofolio adalah hasil dari suatu diskusi untuk dapat • Pameran karya bisa
karya peserta didik yang mengembangkan struktur, dan mengundang orang tua
dipilih oleh peserta didik, kegiatannya melibatkan menentukan peserta didik, komunitas
berdasarkan hasil diskusi target belajar. sekolah maupun
dengan pendidik. • Diskusi atau konferensi bisa dalam mengundang peserta didik
• Portfolio bisa berupa foto, struktur formal maupun informal. dan pendidik dari sekolah lain
video, infografis, poster atau untuk saling belajar dan
karya apapun yang bukan mendapatkan umpan balik
berupa lembar soal - dari audiens yang lebih luas
jawaban. Portofolio peserta selain pendidik kelas.
didik SMK bisa berupa benda
kerja/produk hasil praktik.
Contoh teknik asesmen yang dapat diadaptasi, yaitu :
Ciri khas Penilaian untuk SMK
Asesmen Praktik Kerja Lapangan (PKL) Uji Kompetensi Kejuruan
• Asesmen/pengukuran terhadap capaian pembelajaran • Asesmen terhadap pencapaian kualifikasi jenjang 2 (dua)
selama melaksanakan pembelajaran di dunia kerja, meliputi atau 3 (tiga) pada KKNI yang dilaksanakan di akhir masa
substansi kompetensi ataupun budaya kerja. studi oleh Lembaga Sertifikasi Profesi
• Asesmen dilakukan oleh pembimbing/ instruktur dari dunia (LSP-P1/LSP-2/LSP-3), Panitia Teknis Uji Kompetensi
kerja dan atau bersama dengan guru pendamping. (PTUK), atau satuan pendidikan yang terakreditasi
• Hasil asesmen disampaikan pada rapor dengan bersama dengan dunia kerja.
mencantumkan keterangan industri tentang kinerja secara • Dapat memperhitungkan paspor keterampilan (skills
keseluruhan berdasarkan jurnal PKL, sertifikat, atau surat passport) yang diperoleh pada tahap pembelajaran
keterangan praktek kerja lapangan dari dunia kerja. sebelumnya.
• Mendorong peserta didik berkinerja baik saat melakukan • Dapat berupa observasi, demonstrasi, tes lisan, tes tulis,
pembelajaran di dunia kerja serta memberikan kebanggaan dan/atau portofolio sesuai dengan prosedur yang
pada peserta didik ditetapkan oleh dunia kerja, LSP, dan/atau PTUK.
• Hasil dari uji kompetensi adalah predikat capaian
kompetensi sebagaimana ditetapkan oleh penyelenggara
dan sertifikat keahlian untuk menghadapi dunia kerja.
Menentukan Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
Kriteria ini merupakan penjelasan (deskripsi) tentang kemampuan
Untuk mengetahui apakah peserta didik telah berhasil
apa yang perlu ditunjukkan/ didemonstrasikan peserta didik
mencapai tujuan pembelajaran, pendidik perlu menetapkan
sebagai bukti bahwa ia telah mencapai tujuan pembelajaran.
kriteria atau indikator ketercapaian
tujuan pembelajaran. Pendidik tidak disarankan untuk menggunakan angka mutlak
(misalnya, 75, 80, dan sebagainya) sebagai kriteria. Yang paling
Kriteria ini dikembangkan saat pendidik merencanakan disarankan adalah menggunakan deskripsi, namun jika
asesmen, yang dilakukan saat pendidik menyusun dibutuhkan, maka pendidik diperkenankan untuk menggunakan
perencanaan pembelajaran, baik dalam bentuk rencana interval nilai (misalnya 70 - 85, 85 - 100, dan sebagainya).
pelaksanaan pembelajaran ataupun modul ajar.

Kriteria ketercapaian ini juga menjadi salah satu


pertimbangan dalam memilih/membuat instrumen asesmen,
karena belum tentu suatu asesmen sesuai dengan tujuan
dan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran.
Pendekatan untuk Menentukan Ketercapaian Tujuan Pembelajaran

1. menggunakan deskripsi sehingga apabila peserta didik tidak mencapai kriteria tersebut
maka dianggap belum mencapai tujuan pembelajaran,

2. menggunakan rubrik yang dapat mengidentifikasi sejauh mana peserta didik mencapai
tujuan pembelajaran,

3. menggunakan skala atau interval nilai , atau pendekatan lainnya sesuai dengan
kebutuhan dan kesiapan pendidik dalam mengembangkannya.
Contoh salah satu tujuan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia Fase C:
“peserta didik mampu menulis laporan hasil pengamatan dan wawancara”

Menggunakan
deskripsi
Contoh salah satu tujuan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia Fase C:
“peserta didik mampu menulis laporan hasil pengamatan dan wawancara”

Menggunakan
rubrik
Contoh salah satu tujuan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia Fase C:
“peserta didik mampu menulis laporan hasil pengamatan dan wawancara”

Menggunakan
rubrik
(Lanjutan)
Contoh salah satu tujuan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia Fase C:
“peserta didik mampu menulis laporan hasil pengamatan dan wawancara”

Menggunakan Interval
Menggunakan interval nilai yang diolah dari rubrik. Pendidik
Untuk nilai yang berasal dari nilai tes tertulis atau ujian, pendidik
dapat menetapkan empat kriteria ketuntasan:
menentukan interval nilai.
1. menunjukkan kemampuan penulisan teks eksplanasi
dengan runtut
0 - 40%
2. menunjukkan hasil pengamatan yang jelas
belum mencapai, remedial di seluruh bagian
3. menceritakan pengalaman secara jelas
4. menjelaskan hubungan kausalitas yang logis disertai
41 - 65 %
dengan argumen yang logis sehingga dapat meyakinkan
belum mencapai ketuntasan, remedial di bagian yang diperlukan
pembaca
66 - 85 %
Untuk setiap kriteria terdapat 4 (empat) skala pencapaian (1-4).
sudah mencapai ketuntasan, tidak perlu remedial
Pendidik membandingkan hasil tulisan peserta didik dengan
rubrik untuk menentukan ketercapaian peserta didik
86 - 100%
sudah mencapai ketuntasan, perlu pengayaan atau tantangan lebih
Contoh salah satu tujuan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia Fase C:
“peserta didik mampu menulis laporan hasil pengamatan dan wawancara”

Menggunakan Interval (Lanjutan)


0 - 40%
belum mencapai, remedial di seluruh bagian

41 - 65 %
belum mencapai ketuntasan, remedial di bagian yang diperlukan

66 - 85 %
sudah mencapai ketuntasan, tidak perlu remedial

86 - 100%
sudah mencapai ketuntasan, perlu pengayaan atau tantangan lebih

Diasumsikan untuk setiap kriteria memiliki bobot yang


sama sehingga pembagi merupakan total dari jumlah
kriteria (dalam hal ini 4 kriteria) dan nilai maksimum
(dalam hal ini nilai maksimumnya 4)
Bagaimana Melakukan Diferensiasi ?
Konten (materi yang akan Proses (cara mengajarkan)
diajarkan) Proses pembelajaran dan bentuk pendampingan dapat
didiferensiasi sesuai kesiapan peserta didik, bagi siswa yang
Bagi peserta didik yang memerlukan bimbingan dapat membutuhkan bimbingan pendidik perlu mengajarkan secara
mempelajari 3 (tiga) hal terpenting terkait materi, bagi siswa langsung, bagi peserta didik yang cukup mahir dapat diawali
yang cukup mahir dapat mempelajari keseluruhan materi dan dengan Modeling yang dikombinasi dengan kerja mandiri, praktik,
bagi peserta didik yang sudah sangat mahir dapat diberikan dan peninjauan ulang (review), bagi peserta didik yang sangat
pengayaan mahir dapat diberikan beberapa pemantik untuk tugas mandiri
kepada peserta didik yang sangat mahir.

Produk (luaran atau performa yang akan dihasilkan).


Diferensiasi pembelajaran juga dapat dilakukan melalui produk yang dihasilkan.
Contohnya, bagi peserta didik yang memerlukan bimbingan bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai konten inti materi,
sedangkan bagi peserta didik yang cukup mahir dapat membuat presentasi yang menjelaskan penyelesaian masalah sederhana,
dan bagi peserta yang sangat mahir bisa membuat sebuah inovasi atau menelaah permasalahan yang lebih kompleks
Asesmen awal pembelajaran

Instrumen asesmen awal pembelajaran yang digunakan adalah soal isian singkat dan
soal cerita yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari terkait keliling segiempat,
segitiga, dan lingkaran. Atas jawaban peserta didik, pendidik mengidentifikasi kesiapan
peserta didik di kelasnya, yaitu:
1. Mayoritas peserta didik telah memahami konsep keliling dan dapat menghitung
keliling bangun datar.
2. Beberapa peserta didik dapat memahami konsep keliling, namun belum lancar dalam
menghitung keliling bangun datar.
3. Beberapa peserta didik belum memahami konsep keliling. Berdasarkan data
tersebut, pendidik melakukan pembelajaran terdiferensiasi sebagai berikut:
Mengolah hasil asesmen dalam satu tujuan pembelajaran
Contoh:
Pendidik telah melaksanakan asesmen untuk salah satu tujuan
Pendidik juga dapat menentukan angka kuantitatif pada
pembelajaran mata pelajaran IPAS Fase C: Menyelidiki ragam
sumber energi yang dapat dimanfaatkan di lingkungan setiap kualitas yang disajikan, misalnya
sekitar, dengan indikator terdiri atas: 0-60 perlu bimbingan
1. mampu menguraikan manfaat sumber energi; dan 61-70 cukup
2. mampu melakukan pengamatan sesuai prosedur. 71-80 baik
81-100 Sangat baik
Indikator 1 menggunakan teknik tes tertulis pilihan ganda atau
essay.
Indikator 2 menggunakan unjuk kerja.

Hasil asesmen sumatif peserta didik dipetakan ke dalam 4


kualitas (penilaian kualitatif), yaitu
1) perlu bimbingan,
2) cukup,
3) baik, dan
4) sangat baik.
Mengolah hasil asesmen dalam satu tujuan pembelajaran
Contoh:
Pendidik telah melaksanakan asesmen untuk salah satu tujuan pembelajaran mata pelajaran IPAS Fase C: Menyelidiki ragam sumber
energi yang dapat dimanfaatkan di lingkungan sekitar, dengan indikator terdiri atas:
1. mampu menguraikan manfaat sumber energi; dan
2. mampu melakukan pengamatan sesuai prosedur.

* peserta didik belum memenuhi kriteria


ketercapaian tujuan pembelajaran
Mengolah capaian tujuan pembelajaran menjadi nilai akhir

• Capaian tujuan pembelajaran peserta didik menjadi bahan yang diolah menjadi
nilai akhir mata pelajaran dalam kurun waktu pelaporan (biasanya satu semester).
• Untuk mendapatkan nilai akhir mata pelajaran tersebut, data kuantitatif langsung
diolah, sedangkan untuk deskripsi, pendidik dapat memberikan penjelasan
mengenai kompetensi yang sudah dikuasai peserta didik, mana kompetensi yang
belum dikuasai, dan dapat ditambahkan tindak lanjut secara ringkas bila ada

Dalam mengolah dan menentukan hasil akhir


Penting untuk diperhatikan bahwa pendidik
tidak
asesmen sumatif, pendidik perlu membagi
mencampur penghitungan dari hasil
asesmennya ke dalam beberapa kegiatan
asesmen formatif dan sumatif karena asesmen sumatif agar peserta didik dapat
asesmen formatif dan sumatif memiliki menyelesaikan asesmen sumatifnya dalam kondisi
fungsi yang berbeda. yang optimal (tidak terburu-buru atau tidak terlalu
padat). Untuk situasi ini, nilai akhir merupakan
Asesmen formatif bertujuan untuk memberikan umpan balik
pada proses sehingga asesmen formatif bukan menjadi
gabungan dari beberapa kegiatan asesmen
penentu atau pembagi untuk nilai akhir tersebut
Contoh Proses Pengolahan Tujuan Pembelajaran menjadi nilai akhir
Bila pengukuran pencapaian dilakukan untuk setiap tujuan pembelajaran dengan data
kuantitatif (angka pencapaian)

Misalnya dalam 1 semester ada 6 tujuan pembelajaran untuk


mapel IPA, 7 tujuan pembelajaran untuk B. Indonesia, dan 5
tujuan pembelajaran untuk mapel Agama (contoh hanya 3
mapel, namun cara ini dapat berlaku untuk semua mapel)

Asumsi: satuan pendidikan menggunakan rentang nilai untuk


ketercapaian tujuan pembelajaran. Rentang ini bisa sama
untuk setiap mapel atau berbeda, tergantung kesepakatan
para pendidik di satuan pendidikan.

Ketuntasan ditentukan untuk setiap tujuan pembelajaran,


bukan hasil akhir pengolahan nilai sumatif per mata pelajaran.
Ketidaktuntasan ditandai (*) di tujuan pembelajaran tertentu
saja. Hal ini bertujuan untuk mengkomunikasikan kepada
orang tua dan peserta didik tentang tujuan pembelajaran mana
yang belum dituntaskan oleh peserta didik.
Contoh Proses Pengolahan Tujuan Pembelajaran menjadi nilai akhir
Bila pengukuran pencapaian dilakukan untuk setiap tujuan pembelajaran dengan data
kuantitatif (skala dengan deskriptor)

1. Perlu bimbingan: peserta didik masih kesulitan dan


sangat bergantung pada bimbingan dalam mencapai
tujuan pembelajaran dan belum siap memasuki
pembelajaran lebih lanjut. Perlu direkomendasikan
untuk menguatkan tujuan pembelajaran dengan
mengikuti remedial
2. Cukup: peserta didik masih kesulitan dalam
mencapai sebagian tujuan pembelajaran dan perlu
menguatkan tujuan pembelajaran yang dipelajari
sebelum mengikuti pembelajaran selanjutnya
dengan penekanan pada aspek-aspek yang belum
dikuasai
3. Baik: peserta didik sudah menuntaskan sebagian
besar indikator tujuan pembelajaran dan perlu siap Tanda centang diberikan sesuai dengan rubrik
mengikuti pembelajaran selanjutnya ketercapaian yang ada pada masing-masing
tujuan pembelajaran
4. Sangat baik: peserta didik mengikuti pembelajaran
selanjutnya dan dilibatkan diberikan pengayaan atau
Dengan menggunakan lembar
observasi tersebut, pendidik dapat
memantau perkembangan dan
memberikan umpan balik.
Misalnya, untuk peserta didik yang
belum mencapai tujuan pembelajaran,
diberikan umpan balik seketika dengan
memberikan motivasi dan informasi
tambahan atau memberikan arahan
secara bertahap.
Untuk peserta yang telah mencapai
atau melebihi pencapaian, dapat
diberikan apresiasi atau tantangan
pembelajaran yang lebih tinggi.
Namun demikian, pendidik dapat
memberikan umpan balik lain di luar
tujuan pembelajaran yang membangun
peserta didik secara utuh, bisa perilaku
maupun kompetensi lain di luar mapel
yang disasar
Pendidik menggunakan
rubrik untuk mengukur
ketercapaian peserta
didik. Karena asesmen ini
merupakan asesmen
formatif sehingga rubrik
ini digunakan untuk
memberikan umpan balik
kepada peserta didik.

Pendidik juga dapat


memberikan rubrik ini
sebagai asesmen diri dan
mengajak peserta didik
untuk merefleksikan
prosesnya.
Pelaporan Hasil Belajar

Laporan hasil belajar paling sedikit memberikan informasi mengenai


pencapaian hasil belajar peserta didik.
Komponen rapor peserta didik SD/MI,
SMP/ MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK
Rapor peserta didik PAUD minimal
atau sederajat minimal memuat
meliputi komponen: informasi mengenai:
1. Identitas peserta Didik, 1. Identitas peserta didik,
2. Nama satuan pendidikan, 2. Nama satuan pendidikan,
3. Kelompok usia, 3. Kelas,
4. Semester, 4. Semester,
5. perkembangan dan pertumbuhan 5. Mata pelajaran,
anak, 6. Nilai,
7. Deskripsi,
6. Deskripsi perkembangan capaian
8. Catatan guru,
pembelajaran, dan 9. Presensi, dan
7. Refleksi orang tua. 10.Kegiatan ekstrakurikuler.
Penyusunan deskripsi berdasarkan
Capaian Pembelajaran

Pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK/MAK


atau sederajat, satuan pendidikan dan pendidik
memiliki keleluasaan untuk menentukan deskripsi
dalam menjelaskan makna nilai yang diperoleh
peserta didik.

Satuan pendidikan memiliki keleluasaan untuk


menentukan mekanisme dan format pelaporan
hasil belajar kepada orang tua/wali.

Pelaporan hasil belajar disampaikan sekurang-


kurangnya pada setiap akhir semester. Di
samping itu, satuan pendidikan menyampaikan
rapor peserta didik secara berkala melalui e-
rapor/dapodik.
Penyusunan deskripsi mengambil dari poin-poin penting
dari materi yang sudah diberikan
Catatan :
1. Format rapor dapat disesuaikan
berdasarkan struktur kurikulum
masing-masing jenjang.
2. Deskripsi capaian kompetensi
peserta didik berisi informasi
tentang kompetensi yang sudah
dicapai dan kompetensi yang
perlu ditingkatkan. Deskripsi ditulis
menggunakan kalimat positif dan
memotivasi.
3. Untuk melengkapi pelaporan,
satuan pendidikan dapat juga
menambahkan bentuk laporan
lainnya, seperti portofolio,
diskusi/konferensi, pameran
karya, dan skill passport
Portofolio
Portofolio bertujuan untuk melihat
perkembangan belajar peserta
didik melalui dokumentasi hasil
karya peserta didik. Isi portofolio
adalah hasil karya yang dipilih
oleh peserta didik berdasarkan
hasil diskusi dengan pendidik.
Portofolio juga perlu dilengkapi
refleksi pendidik dan peserta didik
terhadap pencapaian
pembelajaran selama ini
Diskusi/Konferensi
Diskusi/konferensi bertujuan untuk
berbagi informasi capaian hasil
belajar antara pendidik, peserta
didik, dan orang tua.
Diskusi/konferensi dapat dilakukan
dalam suasana formal maupun
informal.
Pameran Karya
Pameran Karya Pameran karya berperan sebagai bentuk perayaan proses
belajar dan juga sebagai asesmen sumatif. Dalam pelaksanaan pameran karya,
orang tua, komunitas sekolah, peserta didik dan pendidik dari sekolah lain dapat
diundang untuk saling belajar dan mendapatkan umpan balik dari audiens yang
lebih luas.
Mekanisme Kenaikan Kelas dan Kelulusan
Ilustrasi 1: kenaikan kelas dalam fase Ilustrasi 2: kenaikan kelas antara dua fase yang
yang sama. berbeda.
Contoh Contoh kenaikan kelas dari Kelas IV (Fase B) ke
Kelas V (Fase C).
Ketika ada peserta didik yang tidak dapat Apabila terdapat peserta didik yang belum mencapai
mencapai tujuan pembelajaran tertentu kompetensi yang ditetapkan dalam Fase B, hal ini
hingga akhir tahun ajaran di Kelas III, maka perlu diidentifikasi oleh guru Kelas V sejak awal tahun
guru kelas III perlu menyampaikan hal ajaran. Informasi tentang tahap capaian peserta didik
tersebut kepada guru Kelas IV agar ini perlu dikomunikasikan oleh guru Kelas IV, dan
pembelajaran di kelas IV tersebut dapat juga diidentifikasi melalui asesmen di awal
menyesuaikan dengan kebutuhan peserta pembelajaran Kelas V. Untuk peserta didik yang
belum menuntaskan Fase B, pendidik dapat
didik. Selain itu, pada awal tahun ajaran guru mengulang konsep atau materi pelajaran yang belum
pun dianjurkan untuk melakukan asesmen di dikuasai peserta didik sebelum peserta didik tersebut
awal pembelajaran untuk mengidentifikasi mempelajari materi yang terkandung dalam Capaian
kesiapan peserta didik. Dengan demikian, Pembelajaran Fase C. Dengan demikian, peserta
peserta didik tadi dapat terus naik kelas, tidak didik dapat terus naik kelas.
perlu tinggal kelas di Kelas III.
Satuan pendidikan tidak perlu menentukan kriteria dan mekanisme kenaikan kelas .
Kenaikan kelas dilaksanakan secara otomatis (automatic promotion).

Pembelajaran dilaksanakan menggunakan prinsip mastery learning yang sangat sesuai dengan
pembelajaran berdiferensiasi atau pembelajaran sesuai tahap capaian (teaching at the right level).

Setiap peserta didik mempelajari tujuan pembelajaran yang sama dalam setiap pertemuan, namun
bagi peserta didik yang tidak dapat mencapai kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran perlu
ditindaklanjuti dengan memberikan perlakukan khusus agar dapat mencapainya. Dengan kata lain,
tindakan untuk peserta didik yang berisiko tidak seharusnya menunggu hingga tahun ajaran, tetapi
perlu segera diberikan.
Penting !
• Apabila terdapat tujuan pembelajaran pada mata pelajaran tertentu yang tidak
tercapai sampai saatnya kenaikan kelas, maka pada rapor peserta didik tersebut
dituangkan nilai aktual yang dicapai dan dideskripsikan bahwa peserta didik
tersebut masih memiliki tujuan pembelajaran yang perlu ditindaklanjuti di kelas
berikutnya.

• Dalam proses penentuan peserta didik tidak naik kelas, perlu dilakukan
musyawarah dan pertimbangan yang matang sehingga opsi tidak naik kelas
menjadi pilihan paling akhir apabila seluruh pertimbangan dan perlakuan telah
dilaksanakan. Banyak penelitian menunjukkan bahwa tinggal kelas tidak
memberikan manfaat signifikan untuk peserta didik, bahkan cenderung
memberikan dampak buruk terhadap persepsi diri peserta didik
Mekanisme Kelulusan Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan/
Penentuan kelulusan dari satuan program pendidikan setelah:
pendidikan dilakukan dengan 1. menyelesaikan seluruh program
mempertimbangkan laporan kemajuan pembelajaran; dan
belajar yang mencerminkan pencapaian 2. mengikuti penilaian sumatif yang
peserta didik pada semua mata pelajaran diselenggarakan oleh satuan pendidikan.
dan ekstrakurikuler serta prestasi lain Kelulusan peserta didik ditetapkan oleh
pada: satuan/ program pendidikan yang
1. kelas V dan kelas VI untuk sekolah bersangkutan.
dasar atau bentuk lain yang sederajat;
dan Peserta didik yang dinyatakan lulus dari
2. setiap tingkatan kelas untuk sekolah satuan/ program pendidikan diberikan
menengah pertama atau bentuk lain ijazah. Ijazah diberikan pada akhir semester
yang sederajat dan sekolah menengah genap pada setiap akhir jenjang. Ketentuan
atas atau bentuk lain yang sederajat mengenai ijazah dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Laporan Hasil Belajar (Rapor)
Yang perlu diperhatikan dalam melaporkan hasil belajar:
• Waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan dan mengolah nilai lebih
singkat.
• Pengumpulan dan pengolahan hasil akhir lebih mudah.

Yang sebaiknya dihindari:


• Merekayasa hasil tanpa adanya bukti perkembangan pembelajaran.
• Bahasa yang kompleks dan terlalu ilmiah.
• Penggunaan kata atau kalimat negatif.
• Menilai dengan skor atau angka tanpa deskripsi kriteria.
Evaluasi Pembelajaran dan Asesmen
Melakukan refleksi pembelajaran dan asesmen pada masing-masing modul ajar.
• Pada kegiatan ini pendidik perlu melakukan refleksi terhadap pembelajaran dan asesmen yang telah
dilakukan pada masing-masing modul ajar, cermati bagian manakah yang telah tercapai dan belum.
Hasil asesmen formatif dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan kegiatan refleksi.

Mengidentifikasi apa saja yang sudah berhasil dan apa saja yang perlu diperbaiki.
• Identifikasi keberhasilan dapat dilakukan dengan memanfaatkan berbagai sudut pandang, seperti
kegiatan diskusi dengan teman sejawat, menggunakan data asesmen, maupun penilaian dari peserta
didik.

Menindaklanjuti dengan memodifikasi modul ajar selanjutnya.


• Modifikasi modul ajar tentunya dilakukan setelah kegiatan evaluasi pembelajaran dan asesmen,
pendidik dapat bekerja sama dengan teman sejawat untuk melakukan pengembangan berdasarkan
kebutuhannya.
HATUR NUHUN

Nita Suherneti 68

Anda mungkin juga menyukai