Anda di halaman 1dari 26

Tugas Ringkasan Materi

Nama : Refian Iswandi


Kelas : 12 IPA 2
Cerita Pendek
Cerpen (cerita pendek) adalah jenis karya sastra
berbentuk prosa dan bersifat fiktif yang
menceritakan/menggambarkan suatu kisah yang dialami
oleh suatu tokoh secara ringkas disertai dengan berbagai
konflik dan terdapat penyelesaian atau solusi dari masalah
yang dihadapi. Cerita pendek memberikan kesal tunggal
atau fokus pada satu tokoh, mempunyai kurang dari
10.000 kata dan didalamnya terdapat klimaks (puncak
masalah) dan penyelesaian. Cerpen cenderung singkat,
padat, dan langsung pada tujuannya.
• Ciri-Ciri Cerpen
1) Terdiri kurang dari 10.000 (sepuluh ribu) kata.
2) Selesai dibaca dengan sekali duduk.
3) Bersifat fiktif.
4) Hanya mempunyai 1 alur saja (alur tunggal).
5) Isi dari cerita berasal dari kehidupan sehari-hari.
6) Penggunaan kata-kata yang mudah dipahami oleh pembaca.
7) Bentuk tulisan yang singkat (lebih pendek dari Novel).
8) Penokohan dalam cerita pendek sangat sederhana.
9) Mengangkat beberapa peristiwa saja dalam hidup.
10) Kesan dan pesan yang ditinggalkan sangatlah mendalam sehingga si pembaca ikut
merasakan isi dari cerita pendek tersebut.
• Struktur Cerpen
Hampir mirip seperti teks anekdot. Ada 6 elemen yang membangun teks cerpen sehingga
menjadi utuh, 6 struktur cerita pendek berikut ini:
a) Abstrak: gambaran awal dari cerita yang akan diceritakan, bersifat opsional..
b) Orientasi: berhubungan dengan waktu, suasana, tempat di dalam cerita pendek tersebut.
c) Komplikasi: urutan kejadian yang dihubungkan secara sebab dan akibat. Karakter dan watak
tokoh biasanya terlihat di struktur ini.
d) Evaluasi: konflik yang terjadi dan menuju pada klimaks serta mulai mendapatkan
penyelesaian dari konflik tersebut.
e) Resolusi: pengarang mengungkapkan solusi terhadap masalah yang dialami tokoh dalam
cerpen.
f) Koda: nilai atau pelajaran yang bisa didapat dari teks cerita pendek oleh pembaca.
• Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Cerpen
Unsur Intrinsik
Unsur ekstrinsik adalah unsur yang membentuk cerpen dari dalam. Unsur intrinsik
tersebut yaitu:
Tema: gagasan utama yang menjadi dasar cerita jalannya cerita pendek.
Alur/Plot: tahapan urutan jalannya cerita pendek. Mulai dari perkenalan, konflik,
klimaks, penyelesaian.
Setting: meliputi latar/tempat, waktu, suasana yang terlihat cerita pendek.
Tokoh: pelaku yang ada dalam cerita pendek. Setiap tokoh mempunyai watak
tersendiri.
Penokohan: sifat dari tokoh yang tercermin dari perilaku, sikap, ucapan, pikiran ,dan
pandangannya terhadap suatu hal dalam cerita. Ada 2 mode penokohan:
Metode Analitik: menggambarkan sifat tokoh yang ada dalam cerita secara
langsung. Contoh nya: pemalu, penakut, pembohong.
Metode Dramatik: menggambarkan sifat tokoh digambarkan secara tidak
langsung dengan menggambarkan fisik, percakapan, dan reaksi tokoh lain.
Sudut Pandang: cara pandang yang digambarkan oleh pengarang dalam suatu kejadian
yang terjadi dalamnya. Sudut pandangnya:
Sudut pandang orang pertama: Ada pelaku utama dan sampingan.
Pelaku utama: “aku” akan menjadi pusat perhatian.
Pelaku sampingan: “aku” muncul hanya muncul dalam pengantar dan
penutup cerita.
Sudut pandang orang ketiga: ada serbatahu dan pengamat.
Serbatahu: sudut pandang “dia”, pengarang atau narator mengetahui segala
hal yang berhubungan dengan tokoh “dia”.
Pengamat: pengarang hanya menggambarkan apa yang dirasakan, dialami,
dilihat, dan dipikir oleh seorang tokoh.
Amanat: pesan moral yang disisipkan pengarang dalam cerpen supaya pembaca dapat
menyerap pesan di dalamnya.
Unsur Ekstrinsik Cerpen
Unsur ekstrinsik adalah unsur yang membentuk cerpen dari luar. Unsur ekstrinsik
tersebut yaitu:
Latar Belakang Masyarakat: dapat mempengaruhi terbentuknya jalan cerita dalam
cerpen, misalnya: kondisi politik, ideologi, sosial, dan ekonomi masyarakat.
Latar Belakang Pengarang: Latar belakang pengarang memuat tentang pemahaman,
faktor-faktor, atau motivasi pengarang untuk membuat sebuah cerita pendek.
Meliputi:
Biografi: Riwayat hidup pengarang. bisa mempengaruhi pembuatan cerita pendek
melalui pengalaman pribadi.
Kondisi Psikologis: meliputi mood dan motivasi, kondisi ini sangat mempengaruhi
dengan apa yang akan ditulis dalam cerita.
Aliran Sastra: berpengaruh dalam gaya penulisan bahasa yang digunakan
pengarang.
• Fungsi Sastra dalam Cerpen
Adapun di dalam cerita pendek terdapat fungsi sastra yang tergolong dalam 5 jenis, yaitu:
1) Fungsi rekreatif: memberikan rasa senang, gembira, serta menghibur para pembaca nya.
2) Fungsi didaktif: mengarahkan dan mendidik para pembaca nya karena nilai-nilai kebenaran
dan kebaikan yang ada didalamnya.
3) Fungsi estetis: memberikan keindahan bagi para pembaca nya.
4) Fungsi moralitas: mengandung nilai moral sehingga para pembaca nya dapat mengetahui
moral yang baik dan tidak baik bagi diri nya.
5) Fungsi relegiusitas: mengandung ajaran agama yang dapat dijadikan teladan bagi para
pembaca nya.

Kesimpulannya yaitu cerpen (cerita pendek) adalah karangan fiktif yang dibuat oleh seorang
penulis. Pembuatan cerpen harus memperhatikan struktur dan baiknya terdapat fungsi cerita
pendek. 
Surat
Surat adalah sarana komunikasi untuk menyampaikan
informasi tertulis oleh suatu pihak kepada pihak lain
dengan tujuan memberitahukan maksud pesan dari si
pengirim. Fungsinya mencakup lima hal: sarana
pemberitahuan, permintaan, buah pikiran, dan gagasan;
alat bukti tertulis; alat pengingat; bukti historis; dan
pedoman kerja. Pada umumnya,
dibutuhkan perangko dan amplop sebagai alat ganti bayar
jasa pengiriman. Semakin jauh tujuan pengiriman surat
maka nilai yang tercantum di perangko harus semakin
besar juga.
• Jenis Surat
Surat secara umum digolongkan menjadi tiga yaitu surat pribadi, surat dinas, dan surat niaga
apabila ditinjau dari segi bentuk, isi, dan bahasanya.Sedangkan apabila digolongkan berdasarkan
berdasarkan pemakaiannya dapat dibagi menjadi tiga yaitu surat pribadi, surat resmi, dan surat
dinas.
1. Surat pribadi
Surat pribadi adalah surat yang digunakan untuk kepentingan pribadi. Surat dapat berupa
korespondensi antara sesama teman atau keluarga. Ciri-ciri surat pribadi yaitu [
-
Tidak menggunakan kop surat
- Tidak ada nomor surat
- Salam pembuka dan penutup bervariasi
- Penggunaan bahasa bebas, sesuai keinginan penulis
- Format surat bebas
2. Surat resmi
Surat resmi adalah surat yang digunakan untuk kepentingan resmi, baik perseorangan, instansi,
maupun organisasi; misalnya undangan, surat edaran, dan surat pemberitahuan. Ciri-ciri surat
resmi
- Menggunakan kop surat apabila dikeluarkan organisasi
- Ada nomor surat, lampiran, dan perihal
- Menggunakan salam pembuka dan penutup yang lazim
- Penggunaan ragam bahasa resmi
- Menyertakan cap atau stempel dari lembaga resmi
- Ada aturan format baku
Bagian-bagian surat resmi:
Kepala/kop surat
 Kop surat terdiri dari:
1) Nama instansi/lembaga, ditulis dengan huruf kapital/huruf besar.
2) Alamat instansi/lembaga, ditulis dengan variasi huruf besar dan kecil
3) Logo instansi/lembaga
 Nomor surat, yakni urutan surat yang dikirimkan
 Lampiran, berisi lembaran lain yang disertakan selain surat
 Hal, berupa garis besar isi surat
 Tanggal surat (penulisan di sebelah kanan sejajar dengan nomor surat)
 Alamat yang dituju (jangan gunakan kata kepada)
 Pembuka/salam pembuka (diakhiri tanda koma)
 Isi surat
Uraian isi berupa uraian hari, tanggal, waktu, tempat, dan sebagainya ditulis dengan huruf kecil,
terkecuali penulisan berdasarkan ejaan yang disempurnakan (EYD) haruslah menyesuaikan.
 Penutup surat
Penutup surat, berisi
1) salam penutup
2) Jabatan
3) tanda tangan
4) nama (biasanya disertai nomor induk pegawai atau NIP)
 Tembusan surat, berupa penyertaan/pemberitahuan kepada atasan tentang adanya suatu
kegiatan
3. Surat niaga
Surat niaga digunakan bagi badan yang menyelenggarakan kegiatan usaha niaga seperti industri
dan usaha jasa. Surat ini sangat berguna dalam membangun hubungan dengan pihak luar
sehingga harus disusun dengan baik. Surat niaga terdiri atas surat jual beli, kwintansi, dan
perdagangan; dan dapat dibagi atas surat niaga internal dan surat niaga eksternal.Salah satu
contoh dari surat niaga adalan surat penawaran dan surat penagihan.

4. Surat dinas
Surat dinas digunakan untuk kepentingan pekerjaan formal seperti instansi dinas dan tugas
kantor. Surat ini penting dalam pengelolaan administrasi dalam suatu instansi.Fungsi dari surat
dinas yaitu sebagai dokumen bukti tertulis, alat pengingat berkaitan fungsinya dengan arsip,
bukti sejarah atas perkembangan instansi, dan pedoman kerja dalam bentuk surat keputusan
dan surat instruksi. Ciri-ciri surat dinas:
- Menggunakan kop surat dan instansi atau lembaga yang bersangkutan
- Menggunakan nomor surat, lampiran, dan perihal
- Menggunakan salam pembuka dan penutup yang baku
- Menggunakan bahasa baku atau ragam resmi
- Menggunakan cap atau stempel instansi atau kantor pembuat surat
- Format surat tertentu
5. Surat lamaran kerja
Surat lamaran kerja adalah surat yang dibuat dan dikirimkan oleh seseorang yang ingin bekerja
di sebuah kantor, perusahaan ataupun instansi tertentu. Surat lamaran pekerjaan termasuk surat
dinas atau resmi. Oleh karena itu, terdapat aturan-aturan tertentu yang harus diperhatikan
dalam penulisannya. Secara umum surat memiliki bagian-bagian seperti berikut ini :
• Tempat dan tanggal pembuatan surat
• Nomor surat
• Lampiran
• Hal atau perihal
• Alamat tujuan
• Salam pembuka
• Isi surat yang terbagi lagi menjadi tiga bagian pokok yaitu :
- paragraf pembuka
- isi surat
- paragraf penutup
- Salam penutup
- Tanda tangan dan nama terang
Memo
Memo ialah suatu tulisan singkat, jelas dan padat tentunya
mudah dipahami yang ditujukan kepada seseorang bersifat
informal biasanya penulisannya tidak lebih dari 10 “sepuluh”
baris, penulisannya bisa diketik ataupun dengan tulisan
tangan. Fungsi memo yaitu di gunakan untuk
mengingatkan, menegaskan tentang suatu hal maupun
urusan. Adapun isi dari memo berupa permintaan,
instruksi, pemberitahuan, saran, pesan dan tugas-tugas
tertentu. Tujuan memo ialah untuk meminta atau
memberikan informasi atau petunjuk kepada seseorang
yang berkompeten.
• Struktur Memo
Memo terdiri dari beberapa bagian “struktur” memo antara lain sebagai berikut:
1. Kepala Memo
Kepala memo terdiri dari: Kop memo “memo resmi”, nama pengirim dan nama penerima.
2. Badan Memo
Badan memo terdiri dari sisi memo.
3. Kaki Memo
Kaki memo terdiri dari: tanda tangan dan nama jelas si pembuat memo.

• Ciri-Ciri Memo
Memo memiliki beberapa ciri, berikut ialah ciri-ciri memo yaitu:
1) Maklumat yang disampaikan hendaklah jelas dan terus kepada maksud.
2) Hendaklah lengkap dengan nomor rujukan, tarikh, perkara, tanda tangan dan dsb.
3) Secara umum, ciri yang ada dalam penulisan surat resmi juga boleh diaplikasikan dalam
penulisan memo.
4) Ia berbeda dengan surat resmi karena berbentuk tidak terlalu formal, lebih ringkas dan
mempunyai catatan salinan kepada.
5) Memo juga tidak terikat dengan sesuatu bentuk seperti surat resmi.
6) Memo boleh ditulis dalam bentuk orang dan boleh juga dalam bentuk surat. Tergantung
pada institut/jabatan tersebut menentukan format memo, biasanya berupa perintah dari
atasa kepada bawahannya.
• Bagian-Bagian Dari Memo
Bagian-bagian Memo sama saja seperti surat biasa, seperti kepala, badan dan bagian kaki
memo. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dibawah ini:
- Kepala: Nama, Alamat, Lambang atau biasanya Logo Instansi.
- Badan: Isi/pesan singkat “memberikan informasi, perintah ataupun laporan”.
- Kaki: tanda tangan dan nama jelas pembuat memo.

• Jenis-Jenis Memo
Terdapat juga jenis-jenis memo diantaranya seperti:
1. Memo Bersifat Resmi
Memo bersifat resmi dipakai sebagai surat pernyataan dalam hubungan resmi dari seorang
pimpinan kepada bawahannya.
2. Memo Bersifat Pribadi ( Memo Tidak Resmi )
Memo bersifat pribadi digunakan dipakai sebagai nota atau surat pernyataan tidak resmi
antar teman, saudara atau orang lain yang memiliki hubungan akrab.

• Cara Langkah-Langkah Menulis Memo


Dan inilah langkah-langkah menulis atau membuat memo yaitu:
- Siapkan blangko memo yang akan dipakai.
- Penulisannya boleh di ketik atau dengan tulisan tangan.
- Menyampaikan pesan atau instruksi dengan bahasa yang tepat singkat dan dapat dipahami.
- Dan menandatangi serta menyertakan nama jelas pembuat memo, mengirim mem kepada
orang yang di tuju.
Resensi
Resensi adalah suatu penilaian terhadap sebuah
karya. Karya yang dimaksud disini bisa berupa
berupa buku dan karya seni film dan drama.Menulis
resensi terdiri dari kelebihan, kekurangan dan
informasi yang diperoleh dari buku dan
disampaikan kepada masyarakat.
• Unsur-unsur Resensi
Terdapat unsur-unsur yang harus dipenuhi sehingga dapat dikatakan utuh, berikut ini unsur-
unsurnya:
1. Judul
Judul semestinya harus mempunyai kesinambungan dengan isi resensi. Selain itu, judul yang
menarik memberikan nilai lebih tersendiri.

2. Menyusun Data Buku


Penyusunan data buku dapat dilakukan sebagai berikut:
- Judul buku;
- Pengarang;
- Penerbit;
- Tahun terbit beserta cetakannya;
- Dimensi buku;
- Harga buku;

3. Isi Resensi Buku


Bagian ini berisi mengenai sinopsis, ulasan singkat buku dengan kutipan singkat dan keunggulan
serta kelemahan buku, rumusan kerangka buku dan bahasa yang digunakan.

4. Penutup Resensi Buku


Pada bagian penutup biasanya berisi alasan kenapa buku tersebut ditulis dan kepada siapa buku
tersebut ditujukan.
• Jenis-jenis Resensi
Secara garis besar resensi dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
- Informatif, disini resensi disampaikan secara singkat dan umum dari keseluruhan isi buku.
- Deskriptif, yaitu resensi yang membahas secara detail pada setiap bagian atau bab nya.
- Kritis, yaitu resensi yang mengulas detail buku menggunakan metodologi ilmu pengetahuan
tertentu. Isi resensi biasanya objektif dan kritis dalam menilai isi buku.

Tetapi bisa saja ketiga jenis resensi diatas diterapkan secara bersama-sama karena ketiganya
tidak baku.

• Struktur Teks Resensi


(1) Identitas,  mencakup judul, pengarang, penerbit, tahun terbit, tebal halaman, dan ukuran
buku. Bagian ini mungkin saja tidak dinyatakan secara langsung, seperti yang tampak pada
teks ulasan film dan lagu.
(2) Orientasi, Bagian ini biasanya terletak di paragraf pertama, yakni penjelasan tentang
kelebihan buku seperti penghargaan yang pernah didapatkan oleh buku yang diresensi.
(3) Sinopsis, berupa ringkasan yang menggambarkan pemahaman penulis terhadap isi novel.
(4) Analisis, berupa paparan tentang keberadaan unsur-unsur cerita, seperti tema, penokohan,
dan alur.
(5) Evaluasi, berupa paparan tentang kelebihan dan kekurangan suatu karya.
• Tujuan Resensi
Perlu kita ketahui bahwa tujuan resensi diantaranya sebagai berikut:
- Mengetahui kelebihan dan kekurangan buku yang di resensi.
- Memberikan gambaran kepada pembaca dan penilaian umum dari sebuah karya secara
ringkas.
- Memberikan masukan kepada penulis berupa kritis dan saran terhadap isi, substansi, cara
penulisan buku.
- Mengetahui latar belakang dan alasan buku tersebut diterbitkan.
- Menguji kualitas buku dan membandingkan terhadap karya lainnya.
• Manfaat Resensi
1. Bahan Pertimbangan
Memberikan gambaran kepada pembaca mengenai suatu karya dan mempengaruhi mereka atas
karya tersebut.
2. Sarana Promosi Buku
Buku yang di-resensi biasanya adalah buku baru yang belum pernah di-resensi. Sehingga dengan
melakukan hal ini bisa menjadi salah satu bentuk promosi buku sehingga terkenal dan banyak
terjual.
3. Pengembangan Kreativitas
Seperti yang kita ketahui bahwa semakin sering menulis semakin baik tingkat keahlian kita,
sehingga dengan rajin meresensi secara tidak langsung bisa mengembangkan kreativitas
menulis.
4. Nilai Ekonomis
Dan hal yang mungkin tidak kamu bayangkan adalah dengan meresensi buku kita bisa
mendapatkan imbalan berupa uang atau lainnya.
Karya Tulis Ilmiah
Karya Ilmiah adalah karya tulis yang dibuat untuk memecahkan suatu
permasalahan dengan landasan teori dan metode-metode ilmiah. Biasanya
Karya ilmiah berisikan data, fakta, dan solusi mengenai suatu masalah yang
diangkat. Penulisan karya ilmiah dilakukan secara runtut dan sistematis.
• Struktur Karya Ilmiah
Suatu karya ilmiah biasanya memiliki tiga bagian di dalamnya:
1. Pendahuluan
Bagian pendahuluan berisikan dasar-dasar penelitian ilmiah dilakukan, masalah yang
diangkat, dan mekanisme penyelesaian masalah itu.
2. Isi dan Pembahasan
Bagian isi dan pembahasan ini bisa terdiri dari satu atau lebih bab. Jumlah bab pada
bagian ini bergantung seberapa pelik pembedahan dan pembahasan dari bahan
penelitian.
3. Kesimpulan
Bagian kesimpulan berisikan kesimpulan dari hasil analisis pada bagian isi dan
pembahasan. Kesimpulan yang disampaikan pada bagian ini berupa penjelasan singkat
dan padat mengenai hasil analisis. Biasanya, bagian ini hanya terdiri dari satu bab.
• Ciri-ciri Karya Tulis Ilmiah
Ciri-ciri karya ilmia hal yang harus dipahami mengenai karya ilmiah ialah ciri-cirinya:
1. Reproduktif
Artinya karya ilmiah ditulis oleh peneliti atau penulis harus diterima dan dimaknai oleh
pembacanya sesuai dengan makna yang ingin disampaikan. Pembaca harus bisa langsung
memahami konten dari karya ilmiah.
2.Tidak Ambigu
Ciri ini ada kaitannya dengan reproduktif. Sebuah karya ilmiah harus memberikan pemahaman
secara detil dan tidak dikemas dengan bahasa yang tidak membingungkan. Dengan begitu,
maksud dari karya ilmiah itu bisa langsung diterima oleh pembacanya.
3. Tidak Emotif
Artinya, karya ilmiah ditulis tidak melibatkan aspek perasaan dari penulisnya. Sebab, karya
ilmiah harus memaparkan fakta yang didapatkan dari hasil analisis penelitian, bukan dari
perasaan subjektif dari penulisnya.
4. Menggunakan Bahasa Baku
Menggunakan bahasa baku agar mudah dipahami. Penggunaan bahasa baku itu meliputi setiap
aspek penulisannya. Mulai dari penulisan sumber, teori, hingga penulisan kesimpulan.
Ketidakbakuan pada tulisan karya ilmiah hanya akan membuat pembacanya bingung dan apa
yang ingin disampaikan dalam tulisan tidak dipahami pembaca.
5. Menggunakan Kaidah Keilmuan
Penulisan karya ilmiah harus menggunakan kaidah keilmuan atau istilah-istilah akademik dari
bidang penelitian si penulis. Hal itu bertujuan untuk menunjukkan bahwa peneliti atau
penulisnya memiliki kapabilitas pada bidang kajian yang dibahas dalam karya ilmiah.
Penggunaan kaidah atau istilah ilmiah itu juga menjadi takaran seberapa ahli peneliti pada
6. Bersifat Dekoratif
Artinya penulis karya ilmiah harus menggunakan istilah atau kata yang memiliki satu makna.
Rasional artinya penulis harus menonjolkan keruntutan pikiran yang logis dan kecermatan
penelitian. Kedua hal itu penting karena karya ilmiah harus bisa menyampaikan maksud dari
penelitian yang dilakukan oleh penulis tanpa membingungkan.
7. Terdapat Kohesi
Artinya karya ilmiah harus memiliki kesinambungan antar bagian dan babnya dan bersifat
straight forward maksudnya ialah tidak bertele-tele atau tepat sasaran. Sebuah karya ilmiah
setiap bagian atau babnya harus memiliki alur logika yang saling bersambung. Selain itu,
penyampaiannya harus tepat sasaran dengan apa yang ingin disampaikan.
8. Bersifat Objektif
Karya ilmiah harus bersifat objektif. Hal ini sangat penting karena karya ilmiah tidak dibuat
berdasarkan perasaan penulisnya. Karya ilmiah harus menunjukkan fakta-fakta dan data-data
dari hasil analisisnya. Jadi, tidak memiliki kecondongan subjektifitas.
9. Menggunakan Kalimat Efektif
Dan, penulisan karya ilmiah harus menggunakan kalimat efektif. Ciri ini berkaitan dengan semua
ciri sebelumnya. Tujuan penggunaan kalimat dalam karya ilmiah agar pembaca tidak dipusingkan
dengan penggunaan kalimat yang berputar-putar. Penggunaan kalimat seperti itu hanya akan
membuat pembaca bingung.
Catatan Kaki
keterangan yang ditambahkan di bagian bawah halaman. Catatan
kaki biasanya dicetak dengan huruf yang lebih kecil daripada huruf
di teks guna menambahkan rujukan uraian di dalam naskah pokok.
Catatan kaki ini menjelaskan sumber asalnya sebuah kutipan, baik
kutipan langsung atau tidak langsung. Selain menjelaskan asal
kutipan, catatan kaki juga sering digunakan untuk menjelaskan teks
atau istilah khusus yang perlu penjelasan lebih panjang. Setiap teks
yang akan dijelaskan dalam catatan kaki akan ditandai dengan
nomor. Nomor tersebut akan terkait langsung dengan keterangan
yang ada di catatan kaki. Dengan adanya nomor dalam catatan kaki
ini, maka teks-teks yang diberi catatan tidak akan tertukar dengan
catatan untuk teks lainnya.
• Tujuan Penulisan Catatan Kaki
Tujuan penulisan catatan kaki adalah untuk menyusun pembuktian (sumber tulisan),
menyatakan utang budi (kepada pengarang yang dikutip pendapatnya),
menyampaikan keterangan tambahan, memperkuat uraian (intisasi, keterangan
insidental materi penjelas yang kurang penting, perbaikan, dan pandangan yang
bertentangan), dan merujuk bagian lain teks (uraian pada halaman lain, sebelum atau
sesudahnya).

• Teknik Penulisan Catatan Kaki


Berikut ini teknik pembuatan catatan kaki:
- Catatan kaki tidak boleh melebihi 3 cm dari margin bawah.
- Catatan kaki dibuat sesudah baris terakhir teks, dalam jarak 3 spasi dibuat garis
mulai dari margin kiri sepanjang 15 ketikan huruf pika atau 18 ketikan huruf elite.
- Catatan kaki dua spasi di bawah garis terakhir teks. Teks catatan kaki ditulis
setengah spasi ke bawah setelah nomor penunjuk (setengah spasi ke bawah) dari
nomor penunjuk.
- Jarak antarbaris dalam catatan kaki menggunakan spasi rapat, sedangkan jarak
antarcatatan kaki (jika lebih dari satu catatan) menggunakan dua spasi.
- Setiap baris catatan kaki selalu dimulai dari margin kiri atau sejajar.
Ada tujuh teknis penulisan catatan kaki yang perlu diingat.
1) Nama pengarang tidak dibalik
2) Judul buku dicetak miring (jika diketik dengan komputer) atau digaris bawah (jika tidak
dengan komputer). Selain buku (artikel di majalah, Koran, atau jurnal), judul sumber
ditempatkan dalam tanda petik dua (“…”), tidak dicetak miring atau digaris bawah
3) Kota terbit
4) Nama penerbit
5) Tahun terbit
6) Nomor halaman
Semua unsur dihubungkan dengan tanda koma (,), kecuali setelah kota terbit, dihubungkan
dengan tanda titik dua (:).

• Contoh Catatan Kaki


Contoh catatan kaki berikut ini akan kami bagi sesuai dengan sumber referensi yang digunakan
dalam penulisan suatu halaman. Hal ini penting diperhatikan, karena masing-masing sumber
memiliki teknik penulisan yang berbeda ketika dimasukkan ke dalam catatan kaki. Berikut ini
contohnya:
(1) Contoh Catatan Kaki 1 s/d 3 Pengarang
Catatan kaki jika referensinya pada buku karangan yang ditulis oleh satu hingga tiga pengarang,
yaitu:
- Chairil Anwar, Aku Ini Binatang Jalang, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1991), hlm 4.
- Sumi Winarsih, Ridha Yulfika, Bagus Wicaksono, Belajar Bahasa Indonesia, (Bandung: Acarya,
2005), hlm. 32.
(2) Contoh Catatan Kaki 4 atau lebih Pengarang
Contoh penulisan catatan kaki jika referensinya pada buku karangan menggunakan empat
penulis atau lebih, yaitu:
Mahmud Hidayat, dkk., Bahasa dan Sastra Indonesia, (Klaten: Citra Aji Parama, 2004), hlm. 45.
(3) Contoh Catatan Kaki jika Sumber berasal dari Majalah/Surat Kabar
Referensi yang berasal dari majalah atau surat kabar, maka penulisan catatan kakinya berbentuk:
Dinda Mutiara, “Bahasa Jawa di Ambang Kepunahan?”, Kompas, 3 Mei, 1990, hlm. 5.
Fajar Samudra, “SMA II, Sekolah yang Kuyup Budaya Jawa,” Majalah Pelajar MOP, Juni, 2005,
hlm. 22.
(4) Contoh Catatan Kaki jika Sumbernya dari Buku Terjemahan
Jika sumbernya dari buku terjemahan, maka cara penulisan catatan kakinya adalah sebagai
berikut:
Multatuli, Max Havelar, atau Lelang Kopi Persekutuan Dagang Belanda, terj. H. B. Jassin, (Jakarta:
Jambatan, 1972), hlm 54.
(5) Contoh Catatan Kaki jika Sumbernya dari Artikel
Jika referensinya berupa artikel dalam antologi ataupun ensiklopedi, maka bentuk penulisan
catatan kakinya, yaitu:
Melani Budianta, “Bercermin pada Kaki Langit: Kreativitas dan Pendidikan Sastra Pelajar
Indonesia”, Kaki Langit Sastra Pelajar, ed. Jamal D. Rahman, (Jakarta: Majalah Sastra
Horizon dan Kaki langit, 2002), hlm. 282.
“India”, Ensiklopedi Indonesia, (Jakarta: Ikhtisar Baru-Van Hoeve, 1982), hlm. 1402-1407.

Anda mungkin juga menyukai