• Relaksasi (Edmund Jacobson), keadaan pada masa seorang berada dalam keadaan
tenang, dalam suasana emosi yang tenang, tidak sebaliknya yakni misalnya tegang
atau bergelora.
• Pengebalan Sistematik (Wolpe-1958), tidak hanya dipakai untuk menghadapi klien
yang menderita suatu fobia tetapi juga efektif untuk penderita depresi, gagap dan
sebagainya.
• Latihan Asertif, perilaku antar perorangan yang melibatkan aspek kejujuran dan
keterbukaan pikiran dan perasaan.
• Peniruan melalui Penokohan/Modeling (Albert Bandura), proses belajar melalui
pengamatan dari orang lain dan perubahan yang terjadi karenanya melalui peniruan
• Penguasaan Diri/Self-Control, melalui pendekatan ini klien dimungkinkan memiliki
pegangan menghadapi masalah.
KELEMAHAN PENDEKATAN TEORI KONSELING
BEHAVIORISTIK
(Mulawarman)
1. Bersifat dingin
2. Lebih terkonsentrasi pada teknik
3. Menyatakan persetujuan kepada tujuan klien, akan tetapi
pemilihan tujuan sering ditentukan oleh konselor
4. Menuntut perilaku yang unik dan spesifik
5. Kontruksi belajar yang dikembangkan
KELEBIHAN PENDEKATAN TEORI
KONSELING BEHAVIORISTIK
1. Mengembangkan koseling sebagai ilmu
karena mengundang penelitian dan
menerapkan ilmu pengetahuan kepada
proses konseling
2. Mengembangkan perilaku spesifik sebagai
hasil konseling yang dapat diukur
3. Memberi ilustrasi bagaimana mengatasai
keterbatasan lingkungan
4. Menekankan bahwa konseling hendaknya
memusatkan pada perilaku sekarang dan
bukan kepada perilaku yang terjadi di
masa lalu
Tujuan Konseling Behavioral
Hubungan Klien dan Konselor
Untuk membantu klien Hubungan keduanya
membuag respons-respons - Konselor memahami dan
yang lama yang merusak menerima klien
diri, dan mempelajari
- Keduanya bekerja sama
respons-respons yang baru
yang lebih sehat. - Konselor memberikan
bantuan dalam arah yang
diinginkan klien.
Kesimpulan
Pendekatan ini memberikan
suatu strategi yang bertujuan
untuk memungkinkan konseli
untuk dapat menerima diri
(Self-acceptance), memahami
diri ( self-understanding),
menyadari diri (self-
awereness), mengarahkan diri
(self-directing), dan
aktualisasi diri (self-
actualitation).
DAFTAR BUKU
• M.Edi Kurnianto, Konseling Kelompok, Bandung:
ALFABETA, 2014
• Prof. Dr. H. Sofyan S. Willis, Konseling Keluarga
(Family Counseling), Bandung: ALFABETA, 2015
• Prof. Dr. Singgih D. Gunarsa, Konseling dan
Psikoterapi, Jakarta: Penerbit Libri, 2011
TERIMA KASIH