Anda di halaman 1dari 9

ARAH BARU STUDI ISLAM :

PARADIGMA INTEGRASI
INTERKONEKSI

Qatrun Nada
Rifqi Febriansyah
Robi Fachrumillah
Irma Nurul Hikmah
Pengertian Paradigma Integrasi Interkoneksi
Integrasi yaitu kesatuan ataupun pembulatan, dapat diartikan juga sebagai suatu
metode untuk mengkoordinasikan berbagai fungsi, bagian-bagian, dan tugas yang
ada pada suatu pekerjaan. Integrasi juga dapat diartikan sebagai suatu keadaan
yang dimana setiap kelompok suku bangsa ataupun ras bisa hidup berdampingan
mempertahankan setiap kebudayaannya asing-masing.

Interkoneksi yaitu suatu paradigma yang mempertemukan ilmu agama (Islam),


dengan ilmu-ilmu umum dengan filsafat. Jika telah berhasil menyatukannya dan
menyeimbangkannya maka telah berhasil menghilangkan jarak dikotomis
diantaranya. Arti kata dari menyeimbangkan disini yaitu mengaitkan tanpa
mengacuhkan kepentingan.
Pola Paradigma Integrasi Interkoneksi

Model Model
01 Informatif 02 Konfirmatif

Model
03 Korektif
01 Model Informatif

Berarti suatu disiplin ilmu perlu diperkaya dengan informasi yang dimiliki oleh disiplin
ilmu lain sehingga wawasan civitas akademika semakin luas. Bentuk model kajian
seperti ini, seorang pendidik di dalam menyampaikan materi pembelajaran harus
mengintegrasikan dengan informasi lain yang sekiranya memiliki keterkaitan dengan
tema pelajaran yang akan dibahas.
02 Model Konfirmatif

suatu disiplin ilmu tertentu untuk dapat membangun teori yang kokoh perlu
memperoleh penegasan dari disiplin ilmu yang lain.
03 Model Korektif

suatu teori ilmu tertentu perlu dikonfrontir dengan ilmu agama atau sebaliknya,
sehingga yang satu dapat mengoreksi yang lain. Dengan demikian
perkembangan disiplin ilmu akan semakin dinamis. Teori ini kemudian
dikonprontir dengan keilmuan agama yang juga tentang konsep “fitrah” dalam
perspektif Islam, pada teori ini mengatakan bahwa manusia terlahir dengan
membawa potensi (kemampuan dasar), hal ini diperkuat dengan firman Allah
dalam QS. Ar-rum: 30
Implementasi Paradigma Integrasi
Interkoneksi dalam Kajian Keislaman
Ilmu pengetahuan yang sesungguhnya merupakan hasil dari pembacaan manusia
terhadap ayat-ayat Tuhan, maka dikembanglah ilmu atau sains yang tidak punya
kaitan sama sekali dengan agama. Tidaklah mengherankan jika kemudian ilmu
dan teknologi yang seharusnya memberi manfaat yang sebanyak-banyaknya bagi
kehidupan manusia ternyata berubah menjadi alat yang digunakan untuk
kepentingan sesaat yang justru menjadi “penyebab” terjadinya malapetaka yang
merugikan manusia.
Sebagai contoh mudahnya Impelementasi mengintegrasikan ilmu-ilmu umum
dengan ilmu-ilmu keislaman, yaitu seperti Makanan Halal dan Haram ( integrasi
– interkoneksi ) dengan Ilmu Kesehatan (Zat yang terkandung dalam makanan),
dan Akhlak Mulia Haram ( integrasi – interkoneksi ) dengan PKN (Norma-
norma dan adab terhadap orang lain).
Paradigma Integrasi Interkoneksi sebagai
Solusi Kajian Keislaman
Interkoneksi studi hukum Islam dan ilmu-imu sosial karena itu merupakan
terobosan baru atas stagnasi problem tekstualitas studi hukum Islam selama ini.
Interkoneksi ini perlu diarahkan pada pengembangan metode penemuan dan
penyimpulan hukum Islam berbasis analisis normatif- cum-empiris. Artinya,
analisis tekstual metode penemuan hukum Islam klasik harus dihubungkan
sedemikian rupa dengan analisis faktual historis, baik itu mencakup sosiologi,
politik, ekonomi, antropologi, psikologi, dan sebagainya.
Model interkoneksi dan integrasi studi hukum Islam dan ilmu ilmu sosial
berupaya merekonstruksi suatu cara pembacaan dan pemahaman baru pada
wilayah yang sama sekali belum terdapat nash- hukumnya. Ini dilakukan dengan
menghargai tradisi, kultur, untuk secara sistematis mengurangi kesan arogansi
intektual-tekstual, bahwa hukum diketahui dari teks semata. Analisisnya
dilakukan dengan menggabungkan teori aksi dan teori sistem secara simultan dan
sinergis.
TERIMAKASIH
—Kelompok 10

Anda mungkin juga menyukai