Anda di halaman 1dari 46

Ekonomi Perang

Sejarah
Indonesi
a
Setiap negara memiliki
kebijakan ekonomi
yang direncanakan
secara matang,
terutama saat negara
berada dalam masa
Setiap negara tentu memiliki kebijakan ekonomi yang direncanakan secara matang,
perang
terutama saat negara berada dalam masa perang. Hal ini ditujukan untuk menstabilkan
siklus bisnis dan fluktasi guna menghambat resesi ekonomi.
EKONOMI
Dalam hal ini, kebijakan ekonomi yang dimaksudkan disebut dengan ekonomi

PERANG
perang. Ekonomi perang sendiri pernah diterapkan oleh sejumlah negara.
1942 1945

ah satunya yaitu Jepang yang menjajah Indonesia sejak tahun 1942 hingga 1945. Selama masa
dudukan Jepang di Indonesia, diterapkan konsep “Ekonomi perang”. Artinya, semua kekuatan
nomi di Indonesia digali untuk menopang kegiatan perang.
semua kekuatan
ekonomi di Indonesia
digali untuk menopang
kegiatan perang
Jepang sudah
berkembang menjadi
negara industri dan
kelompok negara
imperialis di Asia. Oleh
Perlu dipahami bahwa sebelum memasuki PD II, Jepang sudah berkembang menjadi negara
karena
industriitu, Jepang
dan sekaligus menjadi kelompok negara imperialis di Asia. Oleh karena itu, Jepang
ng
asukan JepaSasaran
melakukan berbagai
melakukan berbagai upaya untuk memperluasPwilayahnya. utamanya antara lain
Korea dan Indonesia.
upaya untuk
memperluas
wilayahnya
Indonesia juga
dirancang sebagai
tempat penjualan
produk-produk
Dalam bidang ekonomi, Indonesia sangat menarik bagi
industrinya
Jepang. Sebab Indonesia
merupakan kepulauan yang begitu kaya akan berbagai hasil bumi, pertanian, tambang,
Indonesia kaya akan
dan lain-lainnya. Kekayaan Indonesia tersebut sangat cocok untuk kepentingan industri
berbagai
Jepang. Indonesia hasil
juga dirancang bumi,
sebagai tempat penjualan produk-produk industrinya
pertanian, tambang,
dan lain-lainnya
EKONO
MI
PERANG
Kebijakan suatu
negara dalam menata
kondisi ekonominya
guna memenuhi
kebutuhan perang
sehingga dapat
bersaing dan
melumpuhkan lawan

EkonomiEperang i Perang kebijakan suatu negara dalam menata kondisi ekonominya guna
konommerupakan
memenuhi kebutuhan perang sehingga dapat bersaing dan melumpuhkan lawan. Phillipe Le
Billion juga memberikan definisi terkait kebijakan ekonomi tersebut sebagai sistem
produksi, mobilisasi, dan alokasi sumber daya untuk bertahan dari segala macam serangan.
Melemahkan &
menghancurkan perekonomian
negara yang menjadi musuhnya
dalam perang
Tujuan Ekonomi Meningkatkan persenjataan &
blokade
Perang
Ekonomi perang juga bertujuan untuk melemahkan bahkan menghancurkan perekonomian
negara yang menjadi musuhnya dalam perang. Sehingga penerapan kebijakannya bukan
Menstabilkan siklus bisnis dan
sekedar program alokasi sumber daya, melainkan juga peningkatan persenjataan hingga
blokade. Adapun sudut pandangfluktuasi kebijakanuntuk menghambat
ekonomi ini berkaitan dengan konsep
resesi ekonomi
keynesianisme iliter, yaitu ketika anggaran militer pemerintah bertujuan menstabilkan siklus
bisnis dan fluktuasi untuk menghambat resesi ekonomi.
Strategi
Penerapan
Ekonomi
Perang
Oleh
Jepang
Ekonomi Perang

NEGARA
PENYANGGA
KEGIATAN

Segala hal dalam kebijakan ekonomi perang dilakukan demi mencapai tujuan,
termasuk dengan cara mencari negara yang berpotensi dijadikan sebagai negara
penyangga kegiatan.
Hal ini pernah dilakukan Jepang terhadap Indonesia pada masa penjajahan.
Dimana Indonesia merupakan negara yang kaya akan potensi alam.
Jepang menerapkan
kebijakan ekonomi perang

Jepang merombak struktur


ekonomi rakyat Indonesia
Ketika mendarat di Indonesia, Jepang mulaidan mengeksploitasi
menerapkan berbagai macam kebijakan yang sangat
berpengaruh terhadap kehidupan rakyat kekayaan
Indonesia. Disumber daya Jepang menerapkan
bidang ekonomi,
kebijakan ekonomi perang guna mendukung alam Indonesia secaradalam perang Pasifik.
gerak maju Jepang
Kebijakan tersebut menuntut rakyat Indonesia untuk mengerahkan seluruh sumber daya
besar-besaran.
ekonomi yang dimiliki. demi menyokong kebutuhan perang, Jepang merombak struktur
ekonomi rakyat Indonesia dan mengeksploitasi sumber daya alam secara besar-besaran.
Kebijakan
Ekonomi
Perang
Masa
Penjajahan
1
Mengawasi & Memaksimalkan
Kegiatan Ekonomi di Bidang
Pertanian
Berbagai lahan baru dimanfaatkan
untuk menambah hasil pertanian

Akibatnya
hutan-hutan ditebangi secara besar-
besaran
Bahan pangan merupakan kebutuhan penopang dalam dan takperang.
kegiatan jarangOleh sebab itu,
menyebabkan
Indonesia menjadi sasaran empuk untuk erositersebut.
memenuhi kebutuhan serta banjir
Berbagai lahan baru
dijadikan untuk menambah hasil pertanian, seperti padi dan jagung. Sayangnya, pembukaan
lahan baru ini mengorbankan lahan perkebunan, dimana hutan-hutan ditebangi secara besar-
besaran dan tak jarang menyebabkan erosi serta banjir.
Wajib Serah
Padi

Pemerintahan Jepang juga membuat berbagai kebijakan dalam bidang


Jawa dikenal pertanian.
sebagai
Kebijakan itu diantaranya yaitu kebijakan untuk “wajib serah padi”. Kebijakan ini
“Lingkungan Kemakmuran
menjadikan Jawa sebagai “Lingkungan Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya”.
Bersama Asia Timur Raya”
Kebijakan ini melibatkan seluruh Asia Tenggara serta Asia Timur. Keadaan ini
semakin menambah beban bagi pemerintah pendudukan Jepang di Indonesia.
Padi berada langsung di bawah
pengawasan pemerintah
Tidak berhenti di sana, pemerintah pendudukan Jepang juga mengeluarkan beberapa
Jepang
Ketentuan
ketentuan yang sangat ketat yang terkait dengan produksi padi, yaitu:
a) Padi berada langsung di bawahPengoperasian padi
pengawasan pemerintah dilakukan
Jepang

Produksi Padi
oleh
b) b) Penggiling dan pedagang padi tidakkantor pengelolaan
boleh beroperasi sendiri, harus diatur oleh Kantor
Pengelolaan Pangan. pangan
c) Para petani harus menjual hasil produksi padinya kepada pemerintah sesuai dengan kuota
Para petani harus menjual hasil
yang telah ditentukan dengan harga yang telah ditetapkan pemerintah Jepang. Begitu juga
produksi
padi harus diserahkan ke penggilingan padi yangpadinya kepada
sudah ditunjuk pemerintah Jepang. Dalam
pemerintah
hal ini, berlaku ketentuan hasil keseluruhan produksi, petani berhak 40%, kemudian 30%
disetor kepada pemerintah melalui penggilingan yang telah ditunjuk, dan 30% sisanya untuk
persiapan bibit dengan disetor ke lumbung desa.
Padi berada langsung di bawah
pengawasan pemerintah
Jepang

Ketentuan Pengoperasian padi dilakukan


oleh kantor pengelolaan
Produksi Padi pangan

Para petani harus menjual hasil


produksi padinya kepada
pemerintah
Padi berada langsung di bawah
pengawasan pemerintah
Jepang

Pemerintah Jepang
mengatur produksi,
. Hanya pemerintah Jepang yang berhak mengatur untuk produksi, pungutan
danpungutan
penyaluran padi dan
serta menentukan harganya. Dalam kaitan ini Jepang telah
Shokuryo Konri Zimusyo (Kantor
penyaluran padi serta
membentuk badan yang diberi nama Shokuryo Konri Zimusyo (Kantor
Pengelolaan Pangan)
Pengelolaan Pangan).
menentukan harganya
Penggiling dan
Pengoperasian padi dilakukan
pedagang padi
oleh kantor pengelolaan
pangan tidak boleh
beroperasi sendiri,
harus diatur oleh
Kantor
Pengelolaan
Pangan
a) Penggiling dan pedagang padi tidak boleh beroperasi sendiri, harus diatur
oleh Kantor Pengelolaan Pangan.
Para petani harus menjual
Ketentuan hasil
hasil produksi padinya keseluruhan produksi:
kepada pemerintah 40% Petani
30% disetor kepada
pemerintah Jepang
Para petani harus menjual hasil produksi padinya kepada pemerintah sesuai
30%
dengan kuota yang telah ditentukan dengan harga yanguntuk persiapan bibit
telah ditetapkan
pemerintah Jepang. Begitu juga padi harus diserahkan
dengan ke disetor
penggilingan
kepadi
lumbung
yang sudah ditunjuk pemerintah Jepang. Dalam hal ini, berlaku ketentuan hasil
keseluruhan produksi, petani berhak 40%, kemudian 30% disetordesakepada
pemerintah melalui penggilingan yang telah ditunjuk, dan 30% sisanya untuk
persiapan bibit dengan disetor ke lumbung desa.
Selama pendudukan Tirani
Jepang
Selamakehidupan petani
pendudukan Tirani Jepang kehidupan petani semakin merosot. Mereka tidak
semakin merosot.
bisa menikmati Hasil
hasil jerih payahnya sebagaiSebelum
petani. Karena hasil petani
panen, pertaniannya
harus dijual dengan
pertaniannya harusharga
dijualyang sudah ditentukan Jepang (boleh dikatakan
harus melaporkan kepada
diserahkan kepada penguasa Jepang), sehingga kehidupannya menjadi semakin
dengan harga yang sudah kucho (kepala desa) desa).
menderita. Sebelum panen petani harus melaporkan kepada kucho (kepala
ditentukan
Kucho inilah yangJepang
menjadi ujung tombak pengumpulan hasil panen dari petani.
Hasil panen itu ditimbang dengan ukuran “kintalan” (atau kuintal yang sama
dengan 100 kg), pada hal sebelumnya menggunakan ukuran dacin (satu dacin kira-
kira 65 kg).
2
Kebijakan Ekonomi di Bidang
Perkebunan
Pada masa kolonial Jepang, sektor perkebunan Indonesia mengalami
kemunduran karena adanya kebijakan Jepang yang memutuskan hubungan
dengan Eropa yang menjadi pusat perdagangan dunia. Tidak adanya
perdagangan hasil perkebunan seperti tebu/gula, tembakau, teh, dan kopi, maka
Tanah-tanah
Jepang tidak lagi memajukan tanaman-tanaman perkebunan
tersebut. Mulai dari situlah diubah
menjadi
tanah-tanah perkebunan diubah menjadi tanah tanah
pertanian pertanian
yang yang sesuai
sesuai dengan
dengan
kebutuhan Jepang. Tanah Perkebunan-perkebunan kebutuhan
diawasi Jepang. Tanah
dan dipegang
sepenuhnya oleh pemerintah Jepang. perkebunan diawasi dan dipegang
sepenuhnya oleh pemerintah Jepang
Rakyat dilarang menanam tebu
dan membuat gula. Perusahaan
swasta Jepang yang menangani
pabrik gula adalah Meiji Seito
Banyak perkebunan yang dirusak dan diganti dengan tanaman
Kaisya yang sesuai
untuk keperluan biaya perang. Tanah-tanah itu diganti dengan tanaman padi
untuk menghasilkan bahan makanan dan bahan-bahan lain yang sangat
dibutuhkan, misalnya jarak. Rakyat dilarang menanam tebu dan membuat gula.
Beberapa perusahaan swasta Jepang yang menangani pabrik gula adalah Meiji
Seito Kaisya. Akibat kebijakan Jepang ini, tingkat kesejahteraan bangsa
Indonesia terus merosot.
3
Memperluas Wilayah
Persawahan
keadaan produksi beras di Indonesia pada saat itu sangat menurun, bahkan
sekadar untuk memenuhi kebutuhan rakyat pun tidak cukup. Di samping itu,
kebutuhan pangan Jepang untuk perang meningkat.
Pemerintah Jepang
memperluas wilayah
persawahan. Upaya
ini dilakukan
dengan harapan
produksiMaka dari dapat
beras itu, pemerintah Jepang memperluas wilayah persawahan. Upaya ini dilakukan
harapan produksi beras dapat meningkat sehingga mampu memenuhi kebutuhan perang. Pe
meningkat sehingga
wilayah persawahan tidak hanya terjadi di pulau Jawa, tetapi juga di Sumatra Timur, Kalim
mampudan memenuhi
Sulawesi.
kebutuhan perang
4
Penanaman Wajib
Tanaman untuk Perang
Eksploitasi yang dilakukan pemerintah Jepang adalah penanaman wajib atas tanaman-tanaman yang
dibutuhk0an ketika perang, yakni pohon kapas dan pohon jarak. Selain itu juga terdapat tanaman yute-

Ti tl e o f
rosela dan rami. Pohon kapas digunakan untuk bahan pakaian, sementara pohon jarak digunakan untuk

topic
bahan bakar pesawat dan pelumas senjata. Selain itu juga terdapat tanaman jenis baru yaitu yute-rosela
dan rami. Penanaman paksa ini ternyata memberikan dampak kerusakan pada tanah para petani
Indonesia, sebagaimana tertulis dalam buku bertajuk Nippon Pengubah Sejarah karya Arisandi.

Penanaman paksa ini


memberikan dampak
kerusakan pada tanah para
petani Indonesia.
5
Mengawasi dan
Memperbaiki
Prasarana Ekonomi
Dikarenakan Belanda menghancurkan sejumlah objek vital, termasuk prasarana
ekonomi di Indonesia, Jepang pun memutuskan untuk menerapkan kebijakan
pengawasan dan perbaikan.
Jepang
memperbaiki
beberapa
prasarana, seperti
Jepang jembatan, alat prasarana, seperti jembatan, alat transportasi,
memperbaiki beberapa
telekomunikasi, dan gedung-gedung. Jepang juga
transportasi, Salah satugerak-gerik
mengawasi kebijakan
praktik ekonomi rakyat Indonesia. Salah satu kebijakan pengawasanadalah
pengawasan adalah
telekomunikasi,
menetapkan pengendalian harga kenaikan.
dan gedung- menetapkan pengendalian
gedung harga kenaikan.
6
Mengeksploitasi Tenaga
Rakyat
Menyebabkan
Negara penjajah memanfaatkan tenaga rakyat untuk perekonomian rakyat
menghasilkan komoditi sesuai dengan yang

Ti tl e o f menurun
ditargetkan. Pada masa pendudukan Jepang di Indoensia, drastistenaga
pemanfaatan darirakyat ini disebut

u s
dengan romusha. Bisa dikatakan, sistem kerja paksa ini lebih brutal kelaparan
sebelumnya, dari pada sistem kolonial. Hal

Ro m p
to puni c menjadi hal yang biasa terdengar. Hal ini diperparahdan
tersebut bisa dilihat dari segi perekonomian rakyat yang menurun drastis dari sebelumnya. Kelaparan

yang menjadi ciri dari ekonomi perang.


diperparah
karena terisolasinya rakyat dengan dunia luar
terisolasinya
dengan dunia luar yang
rakyat

ha menjadi ciri dari


ekonomi perang
7
Mengesampingkan
Kebutuhan Rakyat
Negara Jajahan
Negara penjajah tidak
memperhatikan
kebutuhan rakyat Semua hasil keuntungan
negara yang dijajahnya tidaklah kembali pada rakyat.
Meski tenaganya telah diperas,
rakyat hanya menikmati sisa
Dalam kebijakan ekonomi perang, negara penjajah tidak memperhatikan
dari kegiatan dan kepentingan
kebutuhan rakyat negara yang dijajahnya. Bisa dikatakan, bahwa sistem
negara penjajah
kebijakan ekonomi ini hampir sama dengan sistem kolonial. Ibarat kata, negara
jajahan telah mengorbankan tenaga rakyatnya dan hasil kekayaan alamnya,
namun tidak mendapatkan keuntungan yang seimbang. Semua hasil
keuntungan tidaklah kembali pada rakyat. Meski tenaganya telah diperas,
rakyat hanya menikmati sisa dari kegiatan dan kepentingan negara penjajah.
8
Memenuhi
Kepentingan Negara
Penjajah
Rakyat bekerja keras di lahan negaranya sendiri, namun tidak mendapatkan hasil dari jerih
payahnya. Alat transportasi pun banyak yang dialih fungsikan sebagai mobilitas untuk
kepentingan dan tujuan ekonomi negara penjajah. Di sini lah letak kepahitan dan kerugian
negara jajahan
segala potensi yang
bermanfaat untuk perang
dieksploitasi sepenuhnya oleh
negara penjajah. semua hasil
dan kegiatannya ditujukan
untuk memenuhi kebutuhan
Dimana segala potensi yang bermanfaat perang
untukdan melumpuhkan
perang dieksploitasi sepenuhnya oleh negara
perekonomian
penjajah. Serta semua hasil dan kegiatannya negara
ditujukan untuk yang kebutuhan perang dan
memenuhi
menjadi
melumpuhkan perekonomian negara yang menjadi lawannya
lawannya.
tl e o f
TiDengan diterapkannya kebijakan ekonomi perang itu, ekonomi uang yang pernah
to p i c
dikembangkan masa pemerintahan Hindia Belanda tidak begitu populer
AS I
o f L I K UI D
e Bahkan
I
Titl bank disita. Fungsi dan tugas bank-bank yang dilikuidasiDtersebut, kemudian diambil alih oleh bank-
bank-bank yang pernah dikembangkan pemerintah Hindia Belanda dilikuidasi. Semua aset

p i c y a n gseperti Yokohama Specie Bank, Taiwan Bank, dan Mitsui Bank, yang pernah ada
Ba t
n o
k - b
bank
n kJepang,
asebelumnya dan a n oleh Belanda ketika mulai pecah perang.
k ditutup
em b a ng
n a h d ik ia
per H i n d
er i n t ah i
pem ili k u id a s
n d a d k
Bela a s e t b a n
m u a
dan se em u d i a n
i ta . K
dis l ih o l eh
m b i l a
dia J ep a ng
- b a n k
bank
Ti tl e o f
Sebagai bank sirkulasi di Pulau Jawa, Javache Bank dilikuidasi dibentuklah Nanpo Kaihatsu Ginko
Sebagai bank sirkulasi di
yang melanjutkan tugas tentara pendudukan Jepang dalam mengedarkan invansion money yang
p i c
to kemudianPulau
dicetak Jawa,dalam
di Jepang
dilikuidasi
Javache
dan oleh
tujuhBank
denominasi, mulai dari satu hingga sepuluh gulden.Uang Belanda
dibentuklah
digantikan uang Jepang.
Nanpo Kaihatsu Ginko
untuk mengedarkan
‘invansion money’ yang
dicetak di Jepang dalam
tujuh denominasi.
Kesimpulan
Ekonomi perang merupakan segala tindakan kebijakan yang
dilakukan oleh suatu negara dalam upaya menata kondisi

End.
ekonominya sekaligus untuk memenuhi kebutuhan perangnya.
Segala tindakan yang dilakukan dalam kebijakannya juga
ditujukan bisa bersaing dan melumpuhkan perekonomian
negara yang menjadi lawannya.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai