Anda di halaman 1dari 9

"Note"

Huruf biasa : presentasi yg dibacakan

Huruf tebal : tidak usah dibaca. Itu cuman penjelasan mendalam/ kalau ada yg tanya

DEFINISI PERTANIAN (SLIDE 3) "Adnan slide 3-5"


Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk
menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola
lingkungan hidupnya.

Porsi lahan pertanian Jepang hanya 25% dari total wilayahnya yang sebagian besar berupa
pegunungan. Namun jumlah yang kecil tersebut mampu memberikan kontribusi yang besar
terhadap perekonomian Jepang. Dilatar belakangi dengan sumberdaya alam yang miskin, Jepang
menjadi bangsa yang berpola pikir untuk selalu "Berkreasi dan menciptakan" di segala bidang
termasuk bidang pertaniannya.

Pasca kekalahan perang pada Perang Dunia II, Jepang mulai beralih pada pembangunan
ekonomi dengan pertanian sebagai prioritas utama saat itu. Kebijakan Pembangunan
pertanian yang diambil telah diperhitungkan memiliki efek jangka panjang untuk
keberlangsungan pertanian itu sendiri. Selain itu, beberapa kebijakan saling mendukung
untuk memunculkan impact (dampak) yang besar.

Salah satu kebijakan yang diambil dan manfaatnya dirasakan sampai saat ini adalah
Peraturan Nasional tentang Konsolidasi (Penyatuan) Lahan tahun 1961. Kebijakan ini
diambil karena kepemilikan lahan pertanian saat itu terpecah-pecah dan luasannya kecil
sehingga tidak efektif. Kebijakan konsolidasi lahan tersebut berlaku secara nasional dan
wajib bagi seluruh petani di Jepang. Untuk mendukung kebijakan ini, pemerintah
Nasional dan Pemerintah Lokal juga memprioritaskan pembangunan infrastruktur sekitar
kawasan pertanian seperti jalan usaha tani, saluran air, dll. Tidak heran bila saat ini
kepemilikan lahan pertanian berkisar antara 10-30 hektar dan berada sekitar jalan raya
(yang notabene merupakan jalan usaha tani). Dengan luas kepemilikan lahan yang besar
dan terpusat pada satu lokasi, membuat produktivitas pertanian Jepang sangat tinggi. Hal
ini sangat besar manfaatnya terutama karena pertanian hanya bisa dilakukan satu musim
(Jepang memiliki 4 musim semi, panas, gugur, dingin) yaitu pada musim panas.

SEJARAH PERTANIAN JEPANG (SLIDE 4)


Pola pertanian menetap di Jepang dimulai sekitar abad ke-3 sebelum Masehi, dibawa imigran
Asia Daratan yang dikenal sebagai penduduk Yayoi (Penduduk Yayoi adalah suku bangsa
kuno yang bermigrasi ke Kepulauan Jepang dari Tiongkok dan Semenanjung Korea
selama zaman Yayoi. Zaman Yayoi (弥生時代 yayoi jidai) adalah salah satu zaman dalam
pembagian periode sejarah Jepang yang mengacu pada Jepang (dengan perkecualian
Hokkaido) pada abad ke-8 sebelum Masehi hingga abad ke-3 Masehi). Abad-abad
selanjutnya sistem penegelolaan pertanian dengan teknologi yang lebih baik dikembangkan
dengan menyesuaikan kondisi geografis dan iklim di berbagai wilayah Jepang. Padi sawah yang
mampu tumbuh sepanjang tahun di kembangkan di area-area padat penduduk.

Di Jepang, musim hujan terjadi setiap tahun sekali, sungai-sungai relatif pendek dan
berarus deras, tidak menghasilkan daerah genangan air yang luas seperti daerah Asia
lainnya, maka masyarakatnya membuat fasilitas penyimpanan dan mengontrol distribusi
air sebagai kondisi tumbuhnya padi. Di sini penyebaran usaha tani padi diawali dengan
kebutuhan buruh dan sumberdaya yang diperlukan tidak hanya untuk meratakan tanah,
tetapi juga pembangunan, reservoir (Waduk atau reservoir adalah danau alam atau danau
buatan, kolam penyimpan atau pembendungan sungai yang bertujuan untuk menyimpan
air), dan sistem saluran. Usaha tani ladang juga dikembangkan seperti kacang-kacangan,
buah, sayuran, dan tanaman perkebunan, terutama di daerah tinggi yang tidak sesuai
dengan usaha tani padi.

Fasilitas irigasi dibangun dan dipelihara melalui kerjasama sejumlah keluarga, kadang-
kadang diatur oleh penguasa atau pedagang, tetapi pada umumnya setiap harinya, lahan
dikelola oleh rumah tangga individu, yang hidup di dataran tinggi, disekitar lahan
persawahan. Pengeloaan dipimpin oleh kepala keluarga, menggunakan tenaga kerja
keluarga, tetapi saling kerjasama di antara warga desa merupakan hal yang mendasar,
seperti alokasi air.

PERTANIAN JEPANG DI ZAMAN DAHULU (SLIDE 5)


Umumnya permukiman terbentuk di sepanjang sisi sungai yang dapat mudah menarik air.
Setelah zaman Edo, pembangunan saluran air irigasi semakin maju dan seiring meluasnya area
persawahan, terbentuklah suasana pemandangan hamparan sawah yang indah. Di kawasan
Shirakawa-go (lihat foto di atas) di Prefektur Gifu, terdapat lanskap indah pedesaan Jepang
tempo dulu yang dilestarikan. Gassho-zukuri (合掌造り) (Salah satu rumah tradisional di
jepang), bisa dilihat digambar, Gassho-zukuri memiliki atap jerami berbentuk segi tiga yang
merupakan ciri khas bangunan di sana. Selain itu, rumah beratap jerami juga masih dapat ditemui
di Higashi-Iya, Miyoshi-shi, dan Tokushima.
HASIL PERTANIAN DI JEPANG (SLIDE 6) "Annisa slide 6-8"
Jepang memiliki beberapa hasil pertanian yang sangat bagus. Walaupun wilayah jepang yang
bisa di tanami hanya sekitar 12% dari lebar daratan, namun hasil dari 12% lahan itu memiliki
hasil yang sangat memuaskan. beberapa hasil pertanian jepang berupa padi, kentang, jagung,
gandung, kacang, dan teh. Sedangkan untuk buah-buahan lebih sering di tanami buah apel atau
jeruk.

Hasil pertanian di jepang Padi (Sebagai hasil utama bahan pangan), kentang, jagung,
gandum, kacang, kedelai dan teh. Sayuran yang paling banyak ditanam adalah lobak,
ketimun, kubis, tomat, wortel, bayam, dan selada. Buah-buahan yang paling banyak
ditanam adalah apel, jeruk dan pir.

(SLIDE 7)
Di sini kita bisa melihat gambar yang merupakan beberapa contoh hasil tanam dijepang. Pertama
ada Apel yang merupakan produk unggulan Tohoku dan Hokkaido. Kedua ada Buah pir yang
merupakan produk unggulan Prefektur Tottori. Lalu ada jeruk yang berada di Shikoku, Shizuoka,
dan Kyushu. dan daerah Boso yang berada di Prefektur Chiba yang menghasilkan buah-buahan
seperti biwa (Eriobotrya Japonica) dan kacang tanah dengan memanfaatkan iklim yang
hangat. Di Hokkaido, tanaman kentang dihasilkan secara besar-besaran di dataran landai.

(SLIDE 8)
Padi merupakan tanaman yang paling penting di Jepang dan ditanam di tanah pertanian terbaik.
Padi yang menjadi makanan pokok orang Jepang, umumnya ditanam pada bulan Mei dan
dipanen pada bulan September. Kita dapat melihat bibit padi yang ditanam di sawah yang telah
dialiri air saat masa penanaman, keadaan daun padi berwarna hijau yang berkembang pada bulan
Juli, dan bulir-bulir padi berwarna keemasan yang berbuah setelah bulan September. Tidak
hanya di dataran landai saja, ada juga yang bercocok tanam di sawah permukaan miring yang
disebut tanada (terasering). Kita dapat melihat terasering di Fukushima Shinden di Prefektur
Nagano, Yotsuya Senmaida di Prefektur Aichi, dan daerah lain di sebelah selatan wilayah Tokai.

Padi merupakan tanaman pangan yang diproteksi oleh pemerintah Jepang. Beras impor
dikenakan bea masuk yang tinggi dan ada pembatasan kuota. Walaupun biasanya dapat
melakukan swasembada beras (kecuali beras untuk membuat senbei dan makanan olahan)
(Swasembada dlm kbbi adalah usaha mencukupi kebutuhan sendiri. Berdasarkan
ketetapan FAO tahun 1999, suatu negara dikatakan swasembada jika produksinya
mencapai 90 persen dari kebutuhan nasional), Jepang harus mengimpor 50% dari kebutuhan
konsumsi serealia (Serealia adalah jenis tumbuhan yang termasuk ke dalam golongan padi-
padian).
BADAN PENGELOLA PERTANIAN DI JEPANG (SLIDE 9) "Sinta
slide 9-11"
Sebenarnya terdapat beberapa organisasi pertanian di Jepang, namun yang paling dominant
adalah JA Cooperative. JA Cooperative pada awalnya merupakan lembaga yang dibentuk oleh
Pemerintah Jepang sejak awal 1900 an, dan beranggotakan Petani-petani Jepang. Tujuannya
adalah untuk membantu mengurangi kemiskinan dan meningkatkan pendapatan petani. (Ini
berarti bahwa harus terjadi mobilisasi massa petani, mengatur perusahaan pertanian dan
aktivitas mereka, serta memperkuat perekonomian mereka. Agar berhasil menjalankan
fungsinya, setiap petani wajib menjadi anggota JA cooperative. Keharusan ini sudah
diterapkan sejak tahun 1931. Oleh karenanya saat ini seluruh petani di Jepang otomatis
menjadi anggota JA Cooperative. Saat ini JA Cooperative telah benar-benar bebas dari
Pemerintah dan merupakan lembaga swasta murni yang kepengurusannya terdiri dari para petani.
Namun demikian kerjasama dengan pemerintah semakin meningkat.

(SLIDE 10)
Saat ini seluruh wilayah Jepang memiliki JA Cooperative yang secara umum tugasnya yakni :

 Memberikan nasehat dalam mengelola usaha tani, penguasaan teknologi, dan penyebaran
informasi pertanian

 Mengumpulkan, mengangkut, dan mendistribusikan serta menjual produk pertanian

 Penyediaan sarana produksi

 Mengatur pengolahan produk pertanian dan penyimpanan produk

 Sebagai Bank

 Sebagai badan asuransi, dan

 Menyediakan sarana pelayanan kesehatan masyarakat khususnya petani.

(Untuk menjalankan fungsi tersebut JA Cooperative memiliki jaringan kerjasama yang


sangat besar dengan dengan pasar local khususnya supermarket, pasar internasional, dan
pemerintah. Selain itu JA Cooperative juga memiliki berbagai fasilitas pertanian yang
tersebar di seluruh Jepang seperti Packaging center, Processing center, Pasar Saprodi,
Pasar penjualan langsung (direct sale market), supermarket, Gudang, Penggilingan beras,
Fasilitas pembuat pupuk organic, dll).

TEKNOLOGI PERTANIAN DI JEPANG (SLIDE 11)


1. PERTANIAN DALAM RUANGAN

Salah satunya yaitu Pesona 2, adalah kawasan persawahan yang dikembangkan dan
dikelola oleh Pesona Group. Keunikan dari lokasi persawahan ini adalah lokasinya yang berada
di lantai dasar (basement) di gedung berlantai 27 di kawasan Business District.

Di lokasi seluas 3000 meter persegi ini mereka menanam padi tanpa sinar matahari, sebagai
gantinya penggunaan teknologi modern seperti penggunaan lampu dan pengatur suhu yang diatur
secara komputerisasi. Selain padi pesona 2 memiliki setidaknya 100 jenis tanaman lain
seperti buah-buahan sayur mayur bunga dan aneka bumbu.

2. MESIN TANAM BIBIT PADI DARI JEPANG

Penanam Padi Otomatis (Rice transplanter) adalah mesin modern untuk menanam bibit padi
dengan sistem penanaman yang serentak. Mesin ini sudah banyak di gunakan di beberapa negara.
seperti China dan Taiwan.

3. ROBOT ANTI HAMA

Rencananya, Pemerintah Jepang di bawah Departemen Pertanian akan membangun


sebuah inovasi pertanian masa depan yang mana menggunakan sistem kecanggihan robot.
Dream Project, itulah sebutan proyek pertanian yang menggunakan sistem kecanggihan
robot. Nantinya pertanian dengan menggunakan sistem robot ini akan berupa traktor
tanpa awak serta sebuah robot yang berperan sebagai robot penanam dan pemanen.
Untuk masalah hama pertanian, Dream Project menggunakan teknologi lampu LED yang
berfungsi untuk menghalau hama yang bisa merusak lahan pertanian atau bisa di
fungsikan sebagai pengganti dari pestisida. Dream Project akan menggarap sekitar 242
hektar lahan pertanian dan akan menghabiskan dana sekitar 4 milyar Yen atau sekitar
Rp.500 milyar.

https://teknologitani.com/alasan-kenapa-teknologi-pertanian-jepang-jadi-salah-satu-yang-
tercanggih-di-dunia-saat-ini/

(Untuk jelasnya tentang teknologi pertanian bisa diliat disitu yee)

PENYEBAB PERTANIAN DI JEPANG MAJU (SLIDE 12) "Fira


slide 12"
1. Perhatian pemerintah yang tinggi terhadap pertanian

Di Jepang, pertanian benar-benar diperhatikan oleh pemerintah. Tata niaga pertanian Jepang
telah diatur sedemikian rupa, salah satunya adalah masalah tumbuhan yang ditanam petani.
Pemerintah membeli hasil pertanian di jepang dengan harga yang tinggi, lalu membantu
mendistribusikannya.

2. Harga produk pertanian yang terkontrol

Kebanyakan hasil pertanian dibeli oleh pemerintah sehingga pemerintah bisa mengendalikan
harga yang layak. Meski begitu, ada juga pihak swasta yang membeli hasil pertanian di sana.
"Tapi pihak swasta tidak akan membeli hasil pertanian di bawah harga pemerintah, pasti
di atasnya,". Dengan begitu, tak ada istilah petani dirugikan karena dipermainkan
tengkulak.

3. Lahan pertanian yang dimiliki tiap petani luas

Di Jepang, seorang petani biasa memegang 7-10 hektare sawah. Sawah yang dimiliki satu
keluarga di Jepang diwariskan dengan cara tidak dibagi-bagi, seperti yang terjadi di Indonesia.
Setiap keluarga, hanya ada satu anak yang akan mewarisi lahan pertanian.

3. Teknologi pertanian yang canggih

Kuatnya industri otomotif di Jepang juga berdampak pada pertanian. Sistem pertanian di
Jepang telah menggunakan teknologi yang canggih. Untuk menanam, menyirami, hingga
memanen, petani Jepang telah dibantu dengan mesin. Jika di Indonesia membajak sawah
masih menggunakan bajak tunggal, di Jepang membajak telah menggunakan bajak enam
sehingga 1-2 jam telah selesai.

4. Etos kerja yang tinggi

Bertani di Jepang juga menerapkan jam kerja seperti bekerja di kantoran. Setiap petani di
Jepang akan memunyai sejumlah karyawan yang membantu mengelola lahan pertanian
seluas 7-10 ha. Jam kerjanya pun ditentukan. Kerja secara normal dilakukan selama
delapan jam mulai dari pukul 02.00 dini hari. Istirahat yang dilakukan karyawan tidak
dihitung jam. Maka delapan jam kerja biasanya bisa terpenuhi hingga pukul 12.00 siang.
Setelah itu mereka tidak langsung pulang. Jika lembur, maka setelah pukul 12.00 itu,
mereka istirahat dua jam kemudian dilanjutkan dengan lembur hingga pukul 17.00 waktu
setempat.

5. Sinergi Universitas, Swasta, dan Pemerintah

Pihak universitas membuat penelitian terbaru mengenai pertanian, pemerintah dan swasta siap
mendanainya dengan dana yang fantastis

6. Trik Sederhana

Tidak semua langkah keberhasilan di Jepang dipengaruhi oleh teknologi canggih. Misalnya,
untuk mempertahankan kesegaran buah-buahan, petani di sana mencuci buah yang baru dipanen
menggunakan air es yang dingin. Langkah ini bisa membuat buah-buahan terlihat tetap segar
seperti baru dipetik meskipun sudah berumur dua hari.

KOMPONEN PEMBANGUNAN PERTANIAN DI JEPANG (SLIDE


13) "Hafizhah slide 13-14)
1. Pertanian Organic

Pertanian Organic di Jepang adalah suatu cara atau sistem bertani yang memanfaatkan pertanian
tradisional dengan menggunakan sekaligus memanfaatkan keadaan serta bahan-bahan dari alam
sekitar sehingga tidak merusak alam dan mengganggu ekosistem.

Dengan menggunakan metode pertanian organic petani di Jepang lebih menghargai alam sekitar
dengan tidak mencemari lingkungan dengan pestisida maupun pupuk kimia. Contohnya adalah
penggunaan pupuk organik yang lebih aman untuk tanah, seperti pupuk kandang yang
sangat membantu menambah mikroorganisme yang ada di dalam tanah sehingga tanah
lebih subur dan kaya akan nutrisi untuk tanaman.

2. Green Tourism

Jepang merupakan salah satu negara yang gencar mengembangkan konsep Green Tourism di
kalangan penduduk dan masyarakatnya yang mana merupakan sebuah aksi pengembangan
program pemasaran untuk menarik wisatawan yang sadar lingkungan, menunjukkan sikap respek
terhadap komponen alam, memiliki kepedulian terhadap kelestarian lingkungan dan sensitifitas
budaya lokal yang dianggap sebagai model wisata yang paling baik dalam menyelamatkan
sumber daya yang terbatas untuk memenuhi variasi kebutuhan baik sekarang maupun untuk
generasi masa mendatang.

3. Konservasi Lingkungan

Walau tidak mempunyai sumber daya alam yang melimpah, namun Jepang dikenal sebagai
negara paling bersih di dunia. Hampir tidak ada sampah yang berserakan di jalanan Jepang,
semuanya bersih bahkan solokan pun tak pernah tertimbun dengan yang namanya sampah.

Hal ini dikarenakan negara Jepang tergolong ke dalam kategori yang sangat baik dalam hal
konservasi lingkungannya yaitu dengan cara menjaga dan melestarikan organisme alam agar
ekosistem lingkungan tersebut menjadi seimbang serta mencoba mengalokasikan sumber daya
alam yang ada sekarang untuk masa yang akan datang.

Konsep ini juga diterapkan dalam sistem pertanian di Jepang sebagai bentuk dari tindak nyata
para petani dalam kontribusinya terhadap konservasi lingkungan.
PERTANIAN URBAN DI JEPANG (SLIDE 14)
Pertanian urban adalah sumber makanan segar dan sehat, termasuk makanan organik dan rendah
kimia, yang kini banyak diminati oleh masyarakat. Produk-produk ini bisa ditanam dan
dikonsumsi di perkotaan hasil kerjasama antara petani dan penduduk kota.

Pertanian urban memberikan kesempatan bagi penduduk kota untuk terlibat dalam aktivitas
pertanian baik secara langsung (melalui aktifitas berkebun) dan melalui aktifitas jual beli antara
konsumen dan petani di gerai-gerai produk pertanian lokal.

Pertanian urban bisa menjadi ruang terbuka, tempat mengungsi, jika terjadi bencana
seperti gempa, kebakaran dan bencana alam lainnya.

Lahan pertanian urban juga bisa menjadi tempat rekreasi dan ruang terbuka hijau yang
bisa meningkatkan kualitas hidup dan spiritual keluarga.

Pertanian urban bisa menjadi sarana pendidikan untuk meningkatkan pemahaman atas
isu-isu lingkungan, pertanian dan pangan.

Selain kelima fungsi utama di atas, pertanian urban juga bisa menciptakan kota yang
ramah lingkungan. Lahan pertanian urban bisa menambah luas lahan resapan air hujan
(storm water) serta mendinginkan udara di perkotaan. Pertanian urban juga bisa
memperkaya keanekaragaman hayati dengan memberikan ruang bagi berkembangnya
habitat lokal seperti serangga, burung dan lebah. Jarak yang harus ditempuh bahan
makanan untuk sampai ke tangan konsumen juga lebih pendek, sehingga menekan polusi
dan membantu mencegah pemanasan global. Dengan mendesain lingkungan kota
sedemikian rupa sehingga bisa mendukung sistem pertanian di perkotaan, petani tidak
perlu mengemas produk mereka secara berlebihan dan mengirim produk mereka ke lokasi
yang jauh untuk menemukan pasar.

Masyarakat Jepang mengenal konsep “satoyama” dan “satoumi”. Dua konsep ini
diartikan sebagai seni yang dinamis untuk mengelola sistem sosial dan ekologis menuju
terciptanya ekosistem yang bisa meningkatkan kualitas hidup manusia. Walau pada
awalnya diterapkan untuk konteks pedesaan, kedua konsep tersebut juga bisa diadopsi
oleh lingkungan perkotaan. Contoh, “lahan satoyama” di pinggiran kota, bisa menjadi
pusat produksi pertanian sekaligus menjadi pusat produksi energi dan budaya untuk
memulihkan ekonomi masyarakat. Dalam beberapa tahun terakhir ketertarikan
masyarakat atas sistem pertanian urban terus meningkat. Sistem “Taiken Nouen” di mana
penduduk bekerja sama langsung dengan petani dalam berbagai aktivitas, dan “Shimin
Nouen”, aktivitas berkebun komunitas (allotment gardens), adalah dua sistem yang paling
populer di Jepang.
KESIMPULAN
Pada kenyataannya memang tidak mudah bagi Jepang untuk membangun pertaniannya
yang saat ini sudah sangat mapan. Namun dengan kerja keras, kesungguhan dan disiplin
kerja yang tinggi yang dimiliki oleh masyarakat Jepang akhirnya Jepang mampu
membangun pertanian yang tangguh. Karena dilatar belakangi dengan kondisi alam yang
kurang menguntungkan masyarakat Jepang menjadi terbiasa dengan bekerja keras dan
bersungguh-sungguh dalam mengelola pertanian mereka apa lagi didukung dengan
kebijakan pemerintah dan model system pembangunan pertanian yang tepat.

Memang kita tidak bias membangun pertanian dengan pola yang sama dengan Jepang,
namun banyak hal yang bisa dipelajari di Negara matahari terbit ini, terutama sikap
hormat, kerja keras, dan disiplin mereka. Dan jika dibandingkan dengan Indonesia,
kondisi kita jauh lebih beruntung karena alam dan iklim yang sangat mendukung
pertanian. Namun sekali lagi mungkin karena system pembangunan kita yang kurang
tepat, atau mungkin karena sikap mental manusianya, atau mungkin kita belum cukup
bekerja keras dan kurang disiplin dalam menekuni pekerjaan.

Pertanian di negara ini sangat diatur secara detail, dikerjakan secara serius,
mengutamakan teknologi namun tetap ramah lingkungan. Dengan keunikan
pengelolaannya itu, Badan Pertaniannya PBB (FAO) menjadikan daerah pertaniaan di
Jepang masuk dalam daftar Warisan Penting Sistem Pertaniaan Global (GIAHS).

Anda mungkin juga menyukai