2.Hilza Adelia Safa (13) 3.Mulyawati Putri Shela (25) 4.Retno Dwi Safitri (29) 5.Revalina Balqis P.S (30) 6.Roykhanatul Uyun (32) 7. Tri Styo Rahayu (34) KEHIDUPAN KERAJAAN MAJAPAHIT Kehidupan politik kerajaan Majapahit sudah teratur dengan baik. Majapahit menjalin hubungan dengan kerajaan-kerajaan lain di luar Nusantara, seperti dengan kerajaan China, Champa, Siam dan Kamboja. Hal ini dibuktikan dari beberapa sumber yang menyebutkan bahwa pada tahun 1370 hingga 1381, kerajaan Majapahit telah mengirimkan beberapa kali utusan persahabatan ke kerajaan di China (Tiongkok). Kekuasaan di kerajaan Majapahit bersifat teritorial dan desentralisasi, didukung dengan birokrasi yang rinci. Raja Majapahit dianggap sebagai penjelmaan dewa tertinggi, maka memiliki otoritas politik tertinggi sebagai penguasa. Seorang raja dibantu oleh pejabat- pejabat birokrasi. Kehidupan Ekonomi Kerajaan Majapahit Bagaimana kehidupan ekonomi kerajaan Majapahit diketahui dalam beberapa isi prasasti yang berhasil ditemukan. Di dalam prasasti- prasasti disebutkan bahwasanya masyarakat di kerajaan Majapahit telah mengenal mata pencaharian sebagai pengrajin emas, penjual minuman, tukang daging, dan pengrajin perak.Berdasarkan catatan dari Wang Ta-Yuan (pedagang Tiongkok), ia menyebutkan bahwa komoditas ekspor di Pulau Jawa pada zaman kerajaan Majapahit meliputi kain, garam, lada dan burung kakak tua. Sementara jenis barang yang diimpor seperti emas, perak, mutiara, sutera, perak, besi dan keramik. Kemajuan kehidupan ekonomi di Kerajaan Majapahit tercermin pada mata uang yang sudah dipergunakan. Jenis mata uang yang berhasil dibuat yaitu dari bahan campuran perak, timah putih, timah hitam dan tembaga. Kehidupan Sosial Budaya Kerajaan Majapahit Di dalam kehidupan sosial masyarakat kerajaan Majapahit mengenal sistem kasta seperti di India, karena kerajaan ini bercorak Hindu. Namun sistem kasta di kerajaan Majapahit hanya bersifat teoritis saja dalam kehidupan Istana. Seperti yang kita ketahui, terdapat empat kasta, yaitu Brahmana, Ksatria, Waisaya dan Sudra. Berdasarkan aspek kedudukan sosial dalam masyarakat di Kerajaan Majapahit, status wanita lebih rendah dibandingkan dengan pria. Hal ini terlihat dari kewajiban wanita hanya melayani suami, tidak boleh ikut campur dalam urusan apapun. Peraturan ini tertera dalam perundang-undangan di kerajaan Majapahit dengan tujuan pergaulan bebas antara pria dan wanita dapat dihindari. Kehidupan budaya kerajaan Majapahit berkembang pesat, terutama di bidang seni sastra. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya sastra yang dihasilkan, seperti kitab Negarakretagama, Kitab Sutasoma, Kitab Kunjarakarna dan lain sebagainya. Kerajaan Majapahit juga meninggalkan banyak jejak sejarah kebudayaan berupa prasasti dan candi. Demikian pembahasan mengenai Kehidupan Politik, Ekonomi, Sosial dan Budaya Kerajaan Majapahit. Semoga pembahasan kali ini bermanfaat dan berguna bagi kita semua.