Sebagaimana diketahui, Kabupaten Lamongan adalah penghasil padi/beras terbesar di Jawa Timur. Menurut data kabupaten lamongan dalam angka tahun 2020 produksi padi lamongan sebesar 1.172.965 ton gabah kering giling (gkg) atau setara 753.044 ton beras, dan tahun 2020 surplus beras di kabupaten lamongan sebesar 564.139 ton. (sumber: lamongankab.go.id) Selain padi, Lamongan juga merupakan penghasil jagung, pisang, dan hasil perikanan terbesar di Jawa Timur. Dan saat ini sedang serius untuk mengembangkan komoditi alternatif seperti sorgum dan porang. Di Lamongan terdapat berbagai UMKM yang sudah memiliki pasar hingga ke luar negeri. Kita ambil contoh di Kecamatan Sugio, Ibu Nurida Asmawati owner UD. Wanda 99 memanfaatkan bahan alternatif sorgum untuk dijadikan bahan baku produk olahan sorgum,
Pasar yang dituju oleh UMKM ini adalah konsumen
yang memiliki masalah dengan berat badan dan Kesehatan. Sorgum dipercaya dapat memiliki manfaat untuk Kesehatan, seperti mengontrol gula darah, menurunkan berat badan, menjaga kolesterol dll. Sepanjang perjalanan pemasaran mereka, mereka telah kami fasilitasi dengan berbagai ilmu dan perijinan-perijinan usaha, demi mengembangkan usaha mereka. Selain itu, Usaha mereka terintegrasi dengan KOPWAN (Koperasi Wanita yang ada di desa). . Dengan pemberdayaan KOPWAN guna mendukung permodalan usaha mikro, dari sinilah diperlukan sinegritas BRI guna mewujudkan desa menjadi sentra produksi, sehingga mendukung pembangunan desa dan pertumbuhan perekonomian desa. Harapan melalui pemberdayaan ekonomi berdasarkan ekosistem desa, dapat dilakukan pengembangan melalui berbagai pelatihan, peningkatan penerapan teknologi dan bahan sertifikasi produk bagi pelaku usaha di desa, dari sanalah akan lahir desa-desa BRIlian yang berdaya saing dan unggul yang dapat mempercepat pengembangan Kawasan perdesaan secara nasional
Peran CSR (Corporate Social Resposibility) PT Pertamina EP Asset 2 Limau Field Dalam Meningkatkan Mitra Binaan Kelompok Wanita Tani Subur Makmur Desa Air Talas