Anda di halaman 1dari 12

MODEL BISNIS DAN

RESIKO
KELOMPOK 2
EMILIANA EVA
SITI NOR HALIPAH
HIKMA ILMIANA GITA P
MODEL BISNIS
MODEL BISNIS ADALAH SEBUAH MODEL DASAR
YANG MENJELASKAN BAGAI MANA SEBUAH BISNIS
DAPAT MENGHASILKAN KEUNTUNGAN.
JENIS MODEL BISNIS

BERDASARKAN PROSES PRODUKSI

1.DISTRIBUTOR
Sebagai distributor, tentu Anda sebagai pelaku bisnis tidak
perlu memproduksi bahan mentah menjadi barang jadi.
Perusahaan distribusi Anda hanya perlu menjalin kerjasama
dengan pemasok barang jadi atau perusahaan manufaktur.

2. Manufaktur
Berbeda dengan distributor, menjadi perusahaan manufaktur
berarti melibatkan diri Anda dalam proses produksi barang
secara langsung. Hal yang perlu dipertimbangkan adalah
kemudahan akses ke pemasok bahan baku.
3. Franchise

Waralaba atau franchise adalah salah satu business model yang


populer. Sebagai pelaku, Anda tidak perlu ‘membuka bisnis dari
awal.’ Karena sistem kerja model yang satu ini adalah dengan
menjalin kerjasama bersama sebuah perusahaan yang sudah
memiliki brand terlebih dahulu.
Berdasarkan Revenue Source

1. Subscription
Business model yang satu ini kerap kita temukan dalam aplikasi penyedia konten
hiburan. Mereka mengandalkan biaya langganan yang dikeluarkan pengguna
sebagai sumber pendapatan.
2. Free and Premium Business
Di samping model langganan, tidak jarang kita temukan aplikasi atau situs yang
menawarkan produk mereka secara cuma-cuma hingga berbayar. Biasanya,
perusahaan yang menerapkan model ini dalam usahanya akan membedakan
penyediaan fitur secara basic dan premium dalam aplikasi yang dibuat.
3. Hidden Revenue
Jika kedua jenis tersebut sangat mengutamakan peran pelanggan, perusahaan
dengan hidden revenue model bergantung pada pengiklan. Semakin ramai
pengiklan yang masuk, semakin terisi pula pendapatan perusahaan.
Berdasarkan Fisik Usaha

1. Brick and Mortar (toko fisik)


Jika Anda berencana untuk membuka usaha dengan berjualan langsung dalam
sebuah toko, maka model ini cocok untuk diterapkan. Sehingga, transaksi Anda
(penjual) dan pembeli terjadi secara langsung.

2. e-Commerce
Seperti yang kita tahu, model yang satu ini belakangan sangat digemari
masyarakat. Sederhananya model ini mengajak Anda sebagai penjual dan
pelanggan bertransaksi melalui aplikasi berbasis internet.

3. Kombinasi
Di samping memilih keduanya secara terpisah, sekarang banyak perusahaan
yang menggabungkan kedua modelnya. Sehingga di satu sisi perusahaan
memiliki toko fisik, selain itu transaksi juga bisa dilakukan secara online.
Contoh Model Bisnis Perusahaan

Mayoritas dari Anda, khususnya millennial, tentu sudah tidak asing


lagi dengan aplikasi Netflix. Netflix adalah salah satu contoh model
bisnis perusahaan yang mengandalkan biaya langganan keluaran
pengguna sebagai sumber pendapatan.

Selain itu, contoh model bisnis perusahaan eCommerce akan sering


Anda temukan hingga saat ini. Mulai dari Shopee hingga Tokopedia
merupakan contoh dari eCommerce yang populer dan marak
digunakan.
Manfaat Model Bisnis Perusahaan

1. Nilai jual yang bisa unggul dalam persaingan


2. Mengetahui pasar yang dituju
3. Mematangkan produk yang ditawarkan
4. Mengetahui kompetitor
5. Mempermudah penentuan strategi bisnis
RESIKO BISNIS

Resiko bisnis adalah segala kemungkinan kerugian yang mungkin


terjadi dalam suatu bisnis atau usaha. Resiko bisnis dapat muncul
karena berbagai macam faktor, seperti faktor internal bisnis, seperti
keputusan strategis yang salah atau manajemen yang buruk, atau
faktor eksternal, seperti perubahan pasar atau peraturan pemerintah.
Mencegah resiko bisnis

Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah resiko bisnis:

1. Diversifikasi portofolio bisnis.


Diversifikasi portofolio bisnis dapat membantu Anda mengurangi resiko yang
terjadi karena fokus pada satu bidang saja.

2. Buat rencana tanggap risiko.


Buat rencana tanggap risiko yang mencakup langkah-langkah yang harus dilakukan
saat terjadi resiko yang telah diidentifikasi.

3. Buat analisis risiko.


Lakukan analisis risiko terhadap bisnis Anda dengan mengidentifikasi faktor-faktor
yang dapat menjadi resiko bagi bisnis Anda.
4. Asuransikan bisnis Anda.
Asuransikan bisnis Anda terhadap risiko-risiko yang mungkin terjadi,
seperti risiko kebakaran, risiko kecelakaan, dan lainnya.

5. Hindari overinvestasi.
Jangan terlalu banyak investasi dalam satu bisnis atau proyek, karena
dapat meningkatkan resiko bisnis.

6. Jadilah pelindung diri.


Jadilah pelindung diri dengan memperhatikan kondisi kesehatan Anda
dan melakukan tindakan preventif seperti memakai masker, mencuci
tangan, dan lainnya untuk mencegah terjadinya resiko kesehatan.
TERIMAKASIH.

Anda mungkin juga menyukai