Anda di halaman 1dari 25

AL-QURAN BERBICARA

TENTANG PERADABAN
A. MUJIB EL SHIRAZY
Ketua Pusat Studi Peradaban Islam
 Negara-negara dunia saling berlomba untuk sampai puncak kemajuan
ekonomi dengan tingkat pendapatan nasional yang tinggi, sebagai
simbol dari kemajuan peradaban. Kenyataan di puncak kemakmuran
mereka menghadapi beraneragam krisis kemanusiaan yang luar biasa
 Negara-negara dunia berlomba pada puncak pengetahuan, tapi apa
yang terjadi buah pengetahuan menghasilkan problem baru
kemanusiaan. Manusia tereifikasi
 Manusia berlomba mengambil keuntungan sebanyak banyak nya dari
bumi akibatnya bencana dimana-mana
 Apa yang salah dengan peradaban manusia hari ini
 Apakah al-Qur’an bisa memberikan solusi atas kebuntuan peradaban
 Dr Husain Munits, Peradaban adalah buah atau hasil
dari setiap kesungguhan yang dibangun manusia
untuk memperbaiki keadaan hidupnya baik yang
bersifat materi atau maknawi
 Ibnu Khaldun, Peradaban adalah kondisi-kondisi
kehidupan biasa yang melebihi dari apa yang
diperlukan
 Hamdi Zamzouq, peradaban adalah upaya
mewujudkan kehendak Allah untuk memakmurkan
bumi baik secara materi maupun non materi
 Menurut Malik bin Nabi, peradaban tidak akan lepas
dari tiga masalah asasi, yaitu manusia, bumi dan waktu.
 Berkenaan dengan hal tersebut surat al Baqarah, ayat 36
 
 ‫ع ِإلَى ِحي ٍن‬
ٌ ‫ستَقَ ٌّر َو َمتَا‬
ْ ‫ض ُم‬ ْ ‫ض َع ُد ٌّو َولَ ُك ْم فِي‬
ِ ‫األر‬ ُ ‫َوقُ ْلنَا ا ْهبِطُوا بَ ْع‬
ٍ ‫ض ُك ْم لِبَ ْع‬
 …Dan Kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu
menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada
tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup
sampai waktu yang ditentukan".
Secara ontologis peradaban tidak bisa lepas dari manusia. Karena
hakikat dari peradaban adalah perwujudan manusia secara total dalam
kehidupannya, meliputi berbagai dimensi kehidupan, (social, ekonomi,
politik, ilmu dan Kesenian)

Peradaban lahir dari proses kreasi manusia dalam memaknai alam


raya. Peradaban adalah kumpulan kreasi bangsa dalam alam
“pemikiran” dan “tindakan praktis”, tentang segala sesuatu yang
memperhalus, meningkatkan derajat manusia dan dalam “berbudaya”
yang mengejawantahkan buah buah pemikiran dalam aplikasi dan
tehnik sesuatu yang dinikmati manusia modern. (Imarah, 1994 : 319)
 Allah menunjuk manusia sebagai khalifah Allah di muka
bumi ini. Dan manusia sebagai khalifah merupakan subjek
kreatif yang berkreasi dalam upaya memakmurkan bumi.  
 Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di
bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas
sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu
tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya
Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya, dan sesungguhnya Dia
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS Al An’am
[6] :165 )
Bumi menjadi tempat pengejawantahan potensi
manusia dalam mewujudkan peradaban. Bumi
merupakan tempat infrastruktur, di bumi manusia
membangun tempat tinggal mustaqar, tempat tinggal.
Manusia diperkenankan menjadikan bumi sebagai
tempat tinggal yang menyenangkan, dalam waktu
yang ditentukan
Al-Quran menginsiprasi Manusia untuk
berkreasi dalam rangka memakmurkan bumi

“Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan


menjadikan kamu pemakmurnya.. "
Surat Hud ayat 61
Inspirasi untuk Membuat Rumah

Dan Allah menjadikan bagimu tempat bernaung dari


apa yang telah Dia ciptakan, dan Dia jadikan bagimu
tempat-tempat tinggal di gunung-gunung, dan Dia
jadikan bagimu pakaian yang memeliharamu dari panas
dan pakaian (baju besi) yang memelihara kamu dalam
peperangan. Demikianlah Allah menyempurnakan
nikmat-Nya atasmu agar kamu berserah diri (kepada-
Nya). (Qs An Nahl : 81).
Membuat baju dari kulit hewan

Dan Dia telah menciptakan binatang ternak untuk


kamu; padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan
berbagai-bagai manfaat, dan sebagiannya kamu makan.
Manusia diilhami allah mendesain bagaimana membuat
baju yang sesuai dengan daerah dan negaranya. (QS.
An-Nahl : 5)
Menciptakan kapal untuk berlayar

Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan


(untukmu) agar kamu dapat memakan daripadanya
daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari
lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu
melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu
mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya
kamu bersyukur. (QS An nahl : 14)
Membangun Tembok Pengaman

Berilah aku potongan-potongan besi" Hingga apabila


besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung
itu, berkatalah Zulkarnain: Tiuplah (api itu)". Hingga
apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, dia
pun berkata: "Berilah aku tembaga (yang mendidih)
agar kutuangkan ke atas besi panas itu".(QS al Kahfi
96)
Contoh Peradaban Unggul

Al-Quran memperlihatkan bagaimana peradaban


maju di pimpin nabi, peradaban yang maju ilmu
tehnologi, dimana anggotanya saling bahu
membahu, bekerjasama dalam pola mangemen
yang teratur untuk memakmurkan bumi. Dan
semua itu bermuara pada kesadaran pada
keimanan kepada Allah.
 
Keungggulan Tehnologi  

 Dan Sesungguhnya kami Telah memberi ilmu kepada


Daud dan Sulaiman;…. (QS.An-naml : 15)
 Berkata Sulaiman: "Hai pembesar-pembesar,
siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup
membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka
datang kepadaku sebagai orang-orang yang berserah
diri". (An Naml 38)
Berakar kuat pada keimanan kepada Allah

…..dan keduanya mengucapkan: "Segala puji bagi Allah


yang melebihkan kami dari kebanyakan hamba-
hambanya yang beriman". (QS.An-naml : 15)
sinergi yang melibatkan banyak orang

Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin,


manusia dan burung lalu mereka itu diatur dengan
tertib (dalam barisan). (QS.Anaml ; 17)
 Peradaban adalah kemajuan yang dihasilkan oleh
kecerdasan dan kebudayaan manusia.
 Manusia yang memiliki peradaban, karena sifat manusia
yang selalu ingin maju dan terus mengembangkan
kemajuannya.
  Tanda wujudnya peradaban, menurut Ibn Khaldun adalah
berkembangnya ilmu pengetahuan seperti fisika, kimia,
geometri, aritmetik, astronomi, optic, kedokteran dsb.
Bahkan maju mundurnya suatu peradaban tergantung atau
berkaitan dengan maju mundurnya ilmu pengetahuan.
Jadi substansi peradaban yang terpenting dalam teori Ibn Khaldun adalah
ilmu pengetahuan. Namun ilmu pengetahuan tidak mungkin hidup tanpa
adanya komunitas yang aktif mengembangkannya. Karena itu suatu
peradaban atau suatu umran harus dimulai dari suatu “Komunitas kecil” .
Peradaban digerakkan dari sejumlah kecil orang yang memikirkan,
membangun kekuatan dalam sistem nilai nilai budaya dan kemudian
menggerakkannya ke dalam tindakan kebudayaan masyarakat, bagai arus
gelombang yang secara terus menerus secara teratur bergerak untuk
menyerap, merembes, dan mewarnai pola pikir, pola tindak atau pola
sikap kelompok masyarakat. Ketika komunitas itu membesar maka akan
lahir umran besar. Komunitas itu biasanya muncul di perkotaan atau
bahkan membentuk suatu kota. Dari kota itulah akan terbentuk
masyarakat yang memiliki berbagai kegiatan kehidupan yang
daripadanya timbul suatu sistem kemasyarakat dan akhirnya lahirlah
suatu Negara.
Dilema Manusia :
antara Pemakmur dan Penghancur

Tentang manusia, Al-Qur’an berkali kali memperingatkan


bahwa di balik potensi keunggulannya, manusia memiliki
karakter rendah yang patut diwaspadai. Manusia dilukiskan
al-Qur’an sebagai makhluk yang kikir (17: 100), suka berdebat
(18: 54), tidak bersyukur (7: 10, 36: 45-47) tidak sabar (70: 19-
20) terburu terburu dalam bertindak (96: 6-14), cinta dunia
(96:6-14). Al-Qur’an menegaskan meski ia dijadikan sebagai
makhluk terbaik sangat mungkin terjungkal menjadi makhluk
terburuk, kecuali ia beriman dan beramal shaleh (95: 4-6)
(Wan Mohd Wan Daud, 1997 : 19)
Janji dan Ancaman Allah terkait Peradaban

Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu
dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh
akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah
menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh
Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya untuk
mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah
mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap
menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan
Aku. Dan barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka
itulah orang-orang yang fasik. (QS. Annur ayat 55)
  
Islam mengajarkan hubungan antar iman dan amal shaleh. Seorang
muslim tidak cukup hanya mengikrarkan iman di dalam mulutnya,
atau menyimpannya di dada, ia semestinya mengejawantahkan
keimanannya dalam amal nyata, amal shaleh. Iman didalam dirinya
menerangi kalbu membentuk akal budi. Akal budinya mendorong
buat beramal shaleh. Oleh karena pandangan seorang muslim
adalah berdasar kepada tauhid, maka gerak gerik hidupnya, segala
tenaga kreatifnya, selalu berpusat kepada Tuhan. Maka peradaban
yang ditimbulkan oleh akal budi yang berpelitakan Islam itu niscaya
merupakan peradaban yang bebas dari pengaruh sesuatu, kecuali
dari Allah (Hamka, 1981 : 270)
Adapun Ancaman terbesar pada kemajuan peradaban
adalah diri manusia sendiri, sifat dzalim serakah yang
terpatri pada diri. Ibnu khaldun mengingatkan,
“Sesungguhnya peradaban adalah puncak sekaligus
akhir pembangunan”. Ungkapan yang merupakan
isyarat akan kehancuran sebuah peradaban. Peradaban
manusia kalau sudah berada pada puncak, maka
sekaligus isyarat kehancuran.
Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan
di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan
supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman
(dengan orang-orang kafir) dan supaya sebagian kamu
dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak
menyukai orang-orang yang lalim (Qs Ali Imran : 140)
Dan (penduduk) negeri itu telah Kami binasakan ketika
mereka berbuat lalim, dan telah Kami tetapkan waktu
tertentu bagi kebinasaan mereka. (Qs Al Kahfi : 59)
Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan
aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah
menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat
(saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap
pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah
berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali
kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa
yang telah kamu perselisihkan itu. (al Maidah; 48)
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu
dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya
orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah
ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal. (Al hujuurat; 13)

Anda mungkin juga menyukai