Anda di halaman 1dari 38

Penguatan Kebijakan

Perencanaan Pengelolaan
Kebencanaan
di Kota Cilegon TA 2022
OLEH: TIM PENYUSUN ANALISIS BENCANA INDUSTRIAL DI KOTA CILEGON
CILEGON, 8 DESEMBER 2022
Agenda

Pendahuluan

Tujuan dan Lingkup Kegiatan

Metodologi

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan saran


Pendahuluan
• Cilegon sebagai kota industri dengan 11 (sebelas) potensi bencana (hazards),
yang salah satunya adalah Kegagalan Teknologi atau Bencana Industrial.
• Berbagai dokumen dasar kebencanaan telah kadaluarsa, disusun secara kurang
partisipatif, atau belum optimal implementasinya:
• Kajian Zonasi Industri dalam Penangulangan Bencana di Kota Cilegon (2017), Kajian
Risiko Bencana (KRB) 2016-2021, Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) 2017-2021
dan disusun oleh BNPB untuk Pemkot Cilegon; Rencana Kontijensi (Renkon) Bencana
Kegagalan Teknologi 2016; Rencana kontijensi Gempa Bumi dan Tsunami yang
Berdampak Bencana Industri Kota Cilegon (2017); Rencana kontijensi Cilegon dalam
Menghadapi Gempa Bumi/Tsunami (2010) oleh BNPB untuk Pemkot Cilegon;
• Perwal Cilegon No. 40 Tahun 2021 tentang Rencana Strategis Perangkat
Daerah Tahun 2021-2026, terdapat program penanggulangan bencana dengan 3
(tiga) indikator.
• Perwal Cilegon No. 62 Tahun 2017 tentang Pembagian Tugas Penyelenggaraan
Penangulangan Bencana Pada Perangkat Daerah dan Badan Usaha Milik
Daerah di Kota Cilegon, yang pelaksanaannya perlu ditinjau kembali.
Tujuan dan Sasaran

• Tujuan: Tinjauan untuk penguatan kembali kebijakan perencanaan


pengelolaan kebencanaan secara umum di Kota Cilegon, dengan
memperhatikan aspek bencana industrial.

• Sasaran:
• Membangkitkan kembali dan meningkatkan (refreshment and awareness) kesadaran
mengenai potensi bencana industrial pada seluruh OPD terkait dan kalangan industri
di Kota Cilegon.
• Menyusun dokumen dasar guna dijadikan bahan kajian risiko bencana industrial di
Kota Cilegon yang nantinya akan diintegrasikan dalam perbaikan menyeluruh
dokumen Kajian Risiko Bencana Kota Cilegon Banten 2021-2026.
Ruang Lingkup
• Focused Group Discussion (FGD):
• Peningkatan kembali kesadaran kebencanaan untuk masing-masing OPD terkait dan
perwakilan industri.
• Pengembangan dokumentasi dan draft awal peta jalan pengelolaan bencana di Cilegon.

• Kuesioner:
• FGD penyusunan kuesioner bencana industrial bagi seluruh industri yang ada di kawasan
Cilegon, dengan melibatkan OPD terkait dan perwakilan Zona.
• Penyebaran kuesioner kepada seluruh industri di Cilegon yang dikelola memperhatikan
kerahasiaan informasi.
• Pengembangan perkakas elektronik untuk mengolah seluruh data kuesioner yang masuk,
dan pengolahan data.
• Analisis dan pengkajian risiko bencana industrial.
Metode (Kuesioner)
• Sebagai model awal dalam mengevaluasi tingkat risiko (hazard, vulnerabilitas dan kapasitas)
industri dalam mengelola bencana industri.
• Hazard (H): indeks hazard kimia (1-7), jumlah yang digunakan dan kapasitas maksimum,
Gudang/tanki di Pabrik, dan Gudang/tanki di Pelabuhan.
• Vulnerabilitas (V): Jumlah SDM di Pabrik sehari-hari, Luasan Pabrik, Jarak ke lingkungan
penduduk, dan Riwayat kecelakaan pada lima tahun terakhir.
• Kapasitas (C): Pencegahan (sertifikat dan izin) atau Wewenang dan Tanggung-jawab, sistem
deteksi dan peringatan, perangkat penanggulangan, penyadaran dan pelatihan kedaruratan.
• Risiko: R = H . V / C. Dihitung per pabrik, dirata-rata per Zona dan Rata-rata keseluruhan
• Dilakukan kuantifikasi dan pembobotan, dengan normalisasi skor antara 0-4 (skor 4 sebagai
sangat tinggi) untuk H, V, C, dan R.

• Keterbatasan untuk melakukan survei tingkat vulnerabilitas dan kapasitas di masyarakat sekitar
pabrik dan pada OPD.
Metode (Kuesioner)
Prinsip-prinsip:
• Site specific, artinya informasi yang didapatkan hanya berbasis pada keadaan dan situasi yang ada di
pabrik;
• Menyeluruh, artinya informasi yang akan didapatkan mengenai H, V dan C diupayakan selengkap
mungkin dengan tetap memperhatikan asas kewajaran.
• Wajar, artinya survei harus sesuai dengan tujuannya dan dapat diisi dalam waktu yang dinilai
masuk akal (reasonable).
• Partisipatif, artinya lembar survei dikembangkan dengan melibatkan OPD terkait dan perwakilan
pabrik dari masing-masing zona. Survei diharapkan diikuti oleh seluruh atau sebanyak-banyaknya
pabrik yang ada di masing-masing zona. Pengolahan data survei juga diharapkan dilakukan bersama
oleh beberapa OPD terdepan dalam masalah kebencanaan dan lingkungan, dengan tetap
memperhatikan asas kerahasiaan.
• Rahasia, artinya nama dan lokasi perusahaan dirahasiaan dalam pengolahan data hasil survei, serta
tidak disebutkan secara spesifik pada laporan kegiatan.
Hasil dan Pembahasan: Kuesioner
• Kuantifikasi untuk Hazard (H), Vulnerabilitas (V), Kapasitas (C), dan Risiko (R) adalah
sbb:
• 1 = Rendah; 2 = Sedang; 3 = Tinggi; 4 = Sangat tinggi
• Gunakan R = H . V / C

• Pada awalnya diharapkan selurup pabrik dapat berpartisipasi mengisi kuesioner.


Sehingga, “sensus’ diharapkan memberikan data dasar yang kokoh.
• Namun, tidak semua kuesioner terisi dikembalikan walaupun waktu pengembalian form
sudah diperpanjang. Form yang terkumpul kembali:
• Zona-I: 6 dari 8 (75%), Zona-2: 23 dari 68 (34%), dan Zona-3: 14 dari 21(67%).
• Jika dianggap sebagai sampling, maka sampel yang masuk sudah dapat dianggap
representatif. Catatan: Zona-2 pada umumnya merupakan pabrik umum yang relatif
sedikit melibatkan hazard kimia.
Hasil dan Pembahasan: Kuesioner

• Beberapa isian kuisioner tidak mengisi komponen yang sesungguhnya


(misalnya : bukan bahan baku utama yang diisi) dan bahkan ada
beberapa komponen yang kosong (data tidak terisi). Hal ini tentu tidak
mewakili hazard yang sesungguhnya. Dan tentu sangat mempengaruhi
hasil penilaian Risiko.
Hasil dan Pembahasan:
Zona-1 Sebagaimana Adanya

• Kapasitas pencegahan & penanggulangan bencana sangat lengkap, sehingga memiliki nilai tinggi.
• Vulnerabilitas yang sangat tinggi sebagai kontribusi dari Riwayat kecelakaan yang ada.
• Nama-nama bahan kimia yang terlibat telah diberikan. Namun kapasitas maks dan indek potensi bahaya tidak
diisi, sehinga indeks hazard tidak representative. Artinya, perhitungan perlu dikoreksi.
Hasil dan Pembahasan:
Zona-1 Terkoreksi

• Dilakukan koreksi perhitungan hazard untuk Pabrik R5 dan R6, sehingga hasil yang didapat menjadi lebih realistis,
yaitu
Hazard: Tinggi; Vulnerabilitas; Sedang; Kapasitas: Sangat Tinggi.
Sehingga, Risiko secara umum di Zona-1 adalah Sedang.
Hasil dan Pembahasan:
Zona-2 Terkoreksi

• Hazard U4, U17, U18 dan U21


dikoreksi karena tidak
mencantumkan indeks hazard.
• Hasil evaluasi sbb:
• Hazard: Sedang; Vulnerabilitas;
Rendah; Kapasitas: Sedang.

• Sehingga, Risiko secara umum di


Zona-2 adalah Rendah.
Hasil dan Pembahasan:
Zona-3 Terkoreksi

• Hazard beberapa pabrik juga


dikoreksi karena tidak
mencantunmkan indeks hazard.
• Hasi evaluasi sbb:
• Hazard: Sedang; Vulnerabilitas;
Sedang; Kapasitas: Tinggi.

• Sehingga, Risiko secara


umum di Zona-3 adalah
Rendah.
Hasil dan Pembahasan:
Keseluruhan Zona

• Walaupun risiko secara keseluruhan rendah, hazard dan kapasitas terutama pada Zona-I dan
Zona-3 perlu tetap selalu diperhatikan. Koordinasi OPD dengan kedua Zona perlu terus dilakukan
dan ditingkatkan.
• Hazard pelabuhan pada beberapa titik cukup tinggi dan memerlukan perhatian khusus.
• Pemukiman yang dekat dengan Zona -1, Zona-3 dan Pelabuhan (tertentu) merupakan daerah
dengan Vulnerabilitas tertinggi. Sehingga harus mendapat prioritas utama dalam pembinaan.
Hasil dan Pembahasan: Topik-topik dari FGD
1. Perlunya peta jalan menuju “Cilengon Tangguh Bencana”;
• Dokumentasi kebijakan jangka menengah (Rencana Strategis, Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah) maupun Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah, dengan target Indeks Risiko
Bencana yang realistis.
• Evaluasi dan survey bersama atas pelaksanaan berbagai dokumen dan
produk hukum serta revisi jika diperlukan.
• Pelatihan lapangan skala kota, untuk berbagai sektor maupun secara
terintegrasi.
• Identifikasi dan registrasi, inspeksi, pemeriksaan, perawatan dan
revitalisasi seluruh peralatan dan perlengkapan kebencanaan, seperti:
hidran, damkar, tenda standar dan RS lapangan yang didukung
penyediaan air bersih, sanitasi, listrik, komunikasi dsb.
• Pembaharuan dan penetapan Rencana Penanggulangan Bencana (RPB)
berbasis pada Kajian Risiko Bencana (KRB) yang terkini, serta
Rencana Kontijensi (Renkon) yang menyeluruh untuk semua potensi
bencana, dengan mengacu pada Rencana Penanggulangan Bencana
(RPB) yang sudah terkini
Hasil dan Pembahasan: FGD
2. Upaya mitigasi bencana perlu dilanjutkan dengan:
• survei guna mengkaji dan meningkatkan kapasitas setiap Perangkat Daerah terkait dalam
mitigasi dan penanggulangan semua jenis bencana.
• melakukan berbagai sosialisasi kepada masyarakat secara tepat sasaran, dan survei guna
mengukur tingkat kesadaran masyarakat atas semua bencana yang mungkin mereka alami.
3. Tinjauan dan revitalisasi infrastruktur peringatan kebencanaan (sirene besar) dan
evakuasi (petunjuk, jalur dan fasilitas evakuasi), dinilai sebagai salah satu kegiatan
yang penting dan darurat untuk segera dilaksanakan. Kerjasama dengan pihak
industri melalui CSR adalah salah satu kemungkinan.
4. Perlunya Pemkot Cilegon untuk terus bekerjasama dan mendukung peningkatan
kapasitas perguruan tinggi yang ada di Cilegon dalam bidang kebencanaan, serta
mengayomi berbagai komunitas, termasuk Forum Pengurangan Risiko Bencana
(FPRB)-Cilegon, agar “masyarakat dapat memberdayakan masyarakat” dalam hal
kebencanaan, bukan hanya searah “pemerintah membantu masyarakat”.
Kesimpulan dan Saran: Hasil Kuesioner
• Metode perhitungan dan alatnya (Excel) telah memberikan gambaran tingkat hazard,
vulnerabilitas, kapasitas, dan risiko di tingkat pabrik, zona dan kota secara cukup baik
dan representatif, walaupun belum memasukkan vulnerabilitas dan kapasitas masyarakat
sekitar dan OPD.
• Risiko bencana industrial di Cilegon secara keseluruhan adalah rendah. (Namun hal ini
belum memperhitungkan vulnerabilitas dan kapasitas masyarakat sekitar dan OPD).
• Hazard dan kapasitas terutama pada Zona-I dan Zona-3 perlu tetap selalu diperhatikan. Koordinasi OPD
dengan kedua Zona perlu terus dilakukan dan ditingkatkan.
• Hazard pelabuhan pada beberapa titik cukup tinggi dan memerlukan perhatian khusus.
• Pemukiman yang dekat dengan Zona -1, Zona-3 dan Pelabuhan (tertentu) merupakan daerah
dengan Vulnerabilitas tertinggi. Sehingga harus mendapat prioritas utama dalam pembinaan.
• rencana tata ruang dan wilayah dapat ditinjau Kembali.
Kesimpulan dan Saran: FGD
• Berbagai upaya komunikasi dan koordinasi perlu terus diupayakan untuk merencanakan kebijakan
“Cilegon Tangguh Bencana”, yang dilengkapi dengan peta jalan yang jelas dan terukur.
• Berbagai dokumen kebijakan seperti Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
dan Rencana Strategis (Renstra), regulasi kebencanaan, serta dokumen teknis seperti Kajian Risiko
Bencana (KRB), Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) dan Rencana Kontijensi (Renkon) perlu
ditinjau ulang dan diperbaiki agar harmonis dan mampu laksana dengan berfokus pada agenda
“Cilegon Tangguh Bencana”.
• Kegiatan-kegiatan pelatihan penangulangan bencana di berbagai sektor dapat terus dilaksanakan
guna meningkatkan pengetahuan dan kesadaran kebencanaan.
• Kemitraan antara Pemkot Cilegon dengan Industri yang ada di Cilegon perlu terus dijaga dan
ditingkatkan dalam upaya pengelolaan kebencanaan.
• Pemkot Cilegon untuk terus mengayomi Peruguruan Tinggi yang ada guna mengembangkan upaya
ilmiah dalam pengelolaan kebencanaan, dan juga mengayomi kelompok-kelompok masyarakat,
termasuk FPRB-Cilegon,
KEBIJAKAN PENANGGULANGAN BENCANA DALAM
SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
RPJMD Kota Cilegon Tahun 2021-2026:
Misi ke-5
Mewujudkan Masyarakat Berperadaban

• Tujuan : Peningkatan kualitas pembangunan dan kualitas hidup masyarakat


• Sasaran : Terwujudnya Stabilitas pangan, ketangguhan bencana, kondusivitas
wilayah, kerukunan umat beragama dan nilai-nilai luhur keagamaan
• Realisasi IRB Kota Cilegon Tahun 2021 : 125,15 point (dihitung dari Indeks
Ketahanan Daerah)
KESIMPULAN AKHIR
1.

2.

3.

.4

5.
KESIMPULAN AKHIR (2)
6.
Contoh peta jalan
Saran-saran dari industri:
BAPPEDA

• Mohon dipertegas struktur organisasi kebencanaan dan kedaruratan


• Agar meningkatkan pengawasan kebencanaan
• Agar melengkapi Data Informasi kebencanaan; Agar dapat
memberikan Informasi kebencanaan
• Koordinasi dgn stakeholder ditingkatkan lagi
• Adanya sistem tanggap darurat dengan PERDA: Sarpras evakuasi
belum memadai (TES, TEA, rambu evakuasi); Tempat evakuasi (TES)
bencana agar disosialisasikan
Saran-saran dari industri:
BPBD

• DRILL & EXERCISE: Latihan skala besar agar dilakukan secara berkala; Mohon dijadwal join drill zona 1, 2 dan 3; Simulasi tanggap
darurat lebih intensif dilakukan; Mohon agar dilakukan drill gabungan industri dgn pemerintah; Agar dapat dilakukan Drill bersama; Simulasi drill
kebencanaan tingkat kawasan kerjasama dgn BPBD.
• SARANA, PRASARANA & INFORMASI: Tinjau ulang zona evakuasi, rambu2 evakuasi; Mohon diupdate peta jalur evakuasi,
assembly point; Dibentuk Pusdatin Kebencanaan; Agar disiapkan fasilitas komunikasi antara industri dgn BPBD; Adanya jalur komunikasi yg resmi
antara industri dgn BPBD terkait informasi kebencaaan yg akurat; Agar memberikan informasi mitigasi bencana; Drill dan latihan bersama; Agar dapat
dilakukan Simulasi kedaruratan tanggap bencana.
• SISTEM KESIAPSIAGAAN & PENANGGULANGAN: Adanya sistem komando tanggap bencana; Siap siaga 24 jam;
Membangun sistem tanggap darurat.
• SOSIALISASI & PENYADARAN: Sosialisasi keseragaman alarm; FGD kebencanaan agar dischedulekan dan materi dikirim ke
email, Agar memberikan asistensi kepada industri untuk membangun prosedur tanggap darurat; Agar dapat dilakukan FGD kebencanaan secara rutin;
Agar dapat dilakukan Sosialisasi kebencanaan; Agar dapat dilakukan Sosialisasi kebencanaan.
• KERJASAMA & KOMUNIKASI: Agar selalu bersinergi; Perlunya ditingkatkan komunikasi dan koordinasi dgn industri; Perlunya
ditingkatkan komunikasi dan koordinasi dgn industri.
• PROSEDUR: Disiapkan prosedur bersama kebencanaan tingkat kota; SOP tanggap darurat harus ada; Agar dapat disusun Prosedur kedaruratan
bencana.
Saran-saran dari industri:
DAMKAR

• SARANA, PRASARANA & INFORMASI: Agar Damkar mempunyai tempat untuk latihan (fire
ground), Agar didaerah yg potensi tinggi bahaya kebakaran dapat disediakan pos Damkar sehingga tidak jauh
jaraknya; Agar Damkar punya alat pemadam untuk bahaya kebakaran kimiaAgar ada website resmi yg aktif agar bisa
komunikasi;
• DRILL & EXERCISE: Mohon dijadwal join drill zona 1, 2 dan 3; Agar melakukan Pembinaan dan pelatihan
anggota Tim Tanggap Darurat; Drill dan latihan Bersama.
• SISTEM KESIAPSIAGAAN & PENANGGULANGAN: Agar selalu siap siaga; Agar ikut
terlibat dalam pembuatan sistem tanggap darurat; Agar dapat memberikan bantuan jika perusahaan terjadi kebakaran.
• SERTIFIKASI: Agar memiliki perangkat untuk sertifikasi alat pemadam kebakaran.
• PROSEDUR: Agar mempunyai prosedur untuk memeriksa peralatan pemadam kebakaran di perusahaan.
• SOSIALISASI: Sosialisasi penganggulangan kebakaran.
• PENGAWASAN: Agar dapat dilakukan Pengawasan alat kebakaran; Fasilitas hydrant di Ciwandan agar selalu
dicek.
Saran-saran dari industri:
Dinas Terkait
• DINAS LH:
• Pembinaan: Agar melakukan pembinaan terhadap bahaya tumpahan B3; Agar dapat dilaksanakan Bintek aturan
lingkungan hidup; SOP penanggulangan penceremaran; Agar dilakukan sosialisasi aturan LH
• Agar melakukan pengembangan sistem tanggap darurat B3
• Drill kedaruratan limbah B3

• DISHUB:
• Agar melakukan Update rambu lalulintas sekitar daerah industri
• Agar ikut terlibat dalam pembuatan sistem tanggap darurat
• Kajian jalur industri dan jalur wisata Anyer sudah sering macet apalagi jika ada kedaruratan industri akan bagaimana
antisipasinya; Buat kajian skema lalu lintas saat terjadi kedaruratan bencana; Agar membuat jalur evakuasi bencana

• DINKES: Pelatihan P3K


• KECAMATAN: Agar warga disekitar industri disosialisasi bencana industri
• DINSOS: Adanya kerjasama dgn industri untuk mengembangkan CSR; ada website resmi yg aktif
agar bisa komunikasi;
Harum kusuma, indah
mempesona
Dengan bersama, Cilegon
tangguh bencana

Anda mungkin juga menyukai