Anda di halaman 1dari 6

MONKEYPOX /

MPOX
AGUS PRATAMA
NIM : 30000222410005
Situasi Epidemiologi

■ Mpox disebabkan oleh monkeypox virus (MPXV) yang banyak ditemukan pada spesies
hewan tupai, tikus dan primate.
■ Penularan pada manusia terjadi melalui kontak langsung dengan hewan ataupun manusia
yang terinfeksi, atau benda yang terkontaminasi oleh virus MPXV
■ Virus masuk ke dalam tubuh melalui kulit yang luka/terbuka, saluran pernapasan, atau
selaput lender (mata, hidung dan mulut.
■ Tanggal 23 Juli 2022, WHO menetapkan mpox menjadi PHEIC.
■ Sampai dengan 10 Januari 2023 dilaporkan 84.415 kasus dari 110 negara dengan jumlah
kematian sebanyak 76 orang.
■ Di Indonesia terdapat 1 kasus konfirmasi pada tanggal 20 Agustus 2022.
Surveilans Epidemiologi

1. Penemuan kasus
Kegiatan ini adalah upaya kewaspadaan dini. Kegiatan ini bertujuan untuk
mengindentifikasi ada atau tidaknya kasus suspek, probble, konfirmas dan kontak erat.
a. Penemuan kasus di pintu masuk negara
Dengan meningkatkan pengawasan terhadap pelaku perjalanan khususnya dari
wilayah/negara terjangkit. Kegiatan ini dilakukan oleh KKP berkoordinasi dengan
lintas sektor yang ada di pintu masuk (Bandara, Pelabuhan dan PLBDN)
b. Penemuan kasus di wilayah
Penemuan kasus di wilayah dapat dilakukan melalui kegiatan berikut :
1) Kunjungan pasien ke fasyankes
2) Laporan bersumber masyarakat
2. Penyelidikan Epidemiologi (PE)
PE dilakukan untuk mengetahui besaran masalah KLB atau dugaan KLB serta mencegah penyebaran
yang lebih luas. Tahapan PE secara umum meliputi :
a. Konfirmasi awal KLB
b. Persiapan PE
c. Penyelidikan Epidemiologi
d. Pengelolaan dan analisis data
e. Penyusunan Laporan PE

3. Surveilans Zoonosis Terpadu


Surveilans zoonosis terpadu dimulai sejak ada kasus pada manusia yang memiliki faktor risiko terpapar
dengan hewan. Kegiatan ini dilakukan melalui pendekatan One Health antara Kesehatan manusia, hewan
dan lingkungan/Satwa liar.
5. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk menentukan kasus konfirmasi mpox.
b. Pemeriksaan specimen kasus suspek/probable dilakukan oleh laboratorium rujukan
nasional dan lainnya yang ditunjuk. Terdapat 15 institusi yang dapat melakukan
deteksi molekuler mpox di Indonesia
c. Penanganan specimen dilakukan di laboratorium BSC kelas II bersertifikat
d. Metode pemeriksaan deteksi mpox menggunakan real time atau konvensional PCR.
PCR dapat digunakan tersendiri atau kombinasi dengan metode sekuensing
Usulan untuk mendapatkan dukungan
Kementerian Kesehatan
1. Meningkatkan akses pelayanan Kesehatan
2. Meningkatkan kualitas pelayanan Kesehatan
3. Pengembangan sistem informasi Kesehatan
4. Pengembangan program Kesehatan
5. Penyediaan sumber daya

Anda mungkin juga menyukai