Anda di halaman 1dari 11

KASUS HUKUM ADAT

PERSETUBUHAN TERHADAP ANAK


KANDUNG DI BALI

1. RIZKY WIDYA N.A A.131.21.0090 5. SITI NURFARIDA A.131.21.0128


2. SHAFIRA VENELIA C A.131.21.0121 6. SAVINATUN NAJATI A.131.21.0142
3. REGINA RAHMATIKA S A.131.21.0123 7. RINTANA NASYA N.A A.131.21.0144
4. YASHINTA GITA C A.131.21.0126 8. AURA FERREN DIGNA A.131.21.0151
Apakah yang dimaksud dengan
delilk adat?

What we’ll Bagaimana keberlakuan tindak

discuss? pidana persetubuhan terhadap


anak di Bali?

Bagaimana Sanksi yang


diberikan kepada pelaku tindak
persetubuhan di Bali?
introduction
Point 1 Point 2

• Kehidupan Masyarakat di Bali sudah sangat • Persetubuhan terhadap anak kandung


terkenal sekali akan kentalnya adat mereka. merupakan suatu kejahatan yang sangat
• Setiap perbuatan yang merka lakukan sudah kejam
ada aturan adat yang mengatur. • Masyarakat bali percaya bahwa akan
• Sifatnya yang religius terganggunya keseimbangan magis apabila
• Berhubungan erat dengan Agama Hindu terjadi suatu hal yang tidak sepantasnya
( Hukum adat disana selalu berlandaskan pada alam sengketa atau niskala.
oleh Agama) • Persetubuhan terhadap anak kandung
termasuk dalam delik Gamia Gemana dan
telah di atur dalamAwig-Awig desa Asat
Tukukup Kelod.
Delik Adat

Delik adat merupakan suatu perbuatan sepihak


dari seorang atau kumpulan
perorangan,mengancam atau menyinggung atau
menganggu keseimbangan dalam kehidupan
persekutuan, bersifat material atau immaterial,
terhadap orang seorang atau terhadap masyarakat
berupa kesatuan.
Delik Adat Bali

Dalam kehidupan bermasyarakat hukum adat Bali terdapat beberapa tingkah laku yang
dianggap sebagai delik adat diantaranya:

a. Delik terhadap kesusilaan :


1. Lokika Sanggara 2. Amandel
Senggama 3. Gamia Gamana
4. Salah Kerasama
5. Derati Kerama

b. Delik terhadap kepentingan orang banyak : 1.


Membawa Mayat ke tempat suci (pura) 2.
Berkelahi, sampai mengakibatkan tetesan darah di tempat yang disucikan umat hindu

5
c. Delik terhadap kehormatan seseorang :
1). Memfitnah
2.) Mengolok-olok seseorang dengan kata – kata kotor

d. Delik terhadap harta benda : pencurian benda yang


digunakan sebagai sarana prasarana upacara keagamaan dan
pada umumnya dikeramatkan di Pura.

2022 6
Timeline kejadian tindak pidana persetubuhan terhadap anak kandung di Desa Wulikup
Gianyar, Bali
PELAKU SEHARUSNYA MEMILIKI
KESADARAN ATAS PERBUATAN YANG
AKAN DILAKUKANNYA KARENA HAL
TERSEBUT TIDAK HANYA MELANGGAR
TINDAK PIDANA NAMUN JUGA AKAN
BERMULA KARENA PELAKU MELANGGAR AJARAN AGAMA
SUDAH LAMA TIDAK MELAKUKAN
HUBUNGAN BADAN DENGAN
ISTRINYA SEHINGGA KEBUTUHAN KEADAAN RUMAH YANG SERING SEPI HANYA
SEKSUAL TIDAK TERPENUHI ADA PELAKU DAN KORBAN DAN JUGA
LOKASI RUMAH KOREBAN YANG JARANG
DIAKSES OLEH AKTIVITAS WARGA SEKITAR
KARENA LETAK RUMAH DI POJOK-POJOK
SAWAH,SELAIN ITU KEJADIAN TERSEBUT
JUGA DIDASARI OELH KURANGNYA KAMAR
TIDUR DIRUMAH TSB, SEHINGGA ANAK-ANAK KASUS PERSETUBUHAN TERHADAP
YANG SUDAH CUKUP DEWASA MASIH TIDUR ANAK KANDUNG INI TERJADI DI DESA
SANG AYAH SEBAGAI PELAKU YANG SETIAP
HARINYA MENJEMPUT KORBAN DAN PADA BERSAMA ORANGTUANYA. TULIKUP TERSEBUT JUGA DENGAN
WAKTU ISTIRAHAT PELAKU DELIK ADAT GAMIA GAMANA, HAL INI
BEKERJA,KESEMPATAN ITULAH YANG SERING MERUPAKAN PERBUATAN YANG
DIMANFAATKAN OELH PELAKU KARENA
KEADAAN LINGKUNGAN YANG MASH SEPI. PADA
SANGAT SANGASKARA DANDA
AWALNYA KORBAN TIDAK BERANI MELAPOR (HUKUMAN DALAM BENTUK
KEJADIAN TERSEBUT KEPADA SIAPPAUN KARENA MELAKUKAN UPACARA AGAMA)
MERASA TAKUR PADA AYAHNYA, MADA DARI ITU TIDAK PANTAS DAN SANGAT
PELAKU MENGULANGI PERBUATAN TERSEBUT
PADA KORBAN
MENJATUHKAN NAMA BAIK DESA
TERSEBUT
SANKSI ADAT YANG DIBERIKAN KEPADA
PELAKU PERSETUBUHAN TERHADAP ANAK KANDUNG
DI DESA TULIKUP GIANYAR

Dari kejadian tersebut, pelaku yang merupakan seorang ayah kandung dan
Selanjutnya untuk menghilangkan cuntaka akibat gamia gamana diatur
korban melanggar delik adat Gammia Gamana, Pelaku dan korban harus pada Pawos 43 ayat 2 huruf "ta" yang berbunyi "Cuntaka Gamnsia
menjalankan sanski berupa Sangaskara Danda (hukuman dalam bentuk Gamana,Cuntakanta ngantos sesampune kapalasang/kesapihang tur
melakukan upacara agama) sampun kawentenang pamrayascita raga miwah pamerascita desa
Awig-Awig Desa tulikup kelod telah mengatur tentang jenis cuntaka adat/kahyangab pura desa bale Agung upakaranya manut pararem"
atau bisa disebut "Keadaan tidak suci" dan sengker cuntaka (batas yang dapat diartikan sebagai "keadaan tidak suci akibat hubungan darah
seseorang disebut dalam keadaan suci) Jika hubungan badan antara keadaan tidak sucinya sampai sesusah dipisahkan dan juga sudah
orang yang masih punya hubungan darah, hal tersebut terdapat pada diadakan upacara pembersihan diri dan upacara pembersihan di desa
awig-awig desa adat tulikup kolod palet 3 indik pitra yadnya pawos 43 adat atau kahyangan pura desa bale agung dengan sarana dan prasarana
ayat 1 pada huruf "ta" yang berbunyi "cuntaka antuk gamia gamana" yang telah ditentukan.
dapat diartikan sebagai keadaan tidak suci akibat hubungan badan .
antara orang yang masih mempunyai hubungan sedarah.

20XX presentation title 8


Sangaskara denda yang ada dibali merupakan sanksi yang dipakai
oleh desa pekraman atau kelembagaan adat lainnya kepada
seseorang maupun sekelompok dan keluarganya karena dianggap Manfaaat dari adanya sanksi Sangaskara ini sangat
telah melakukan pelanggaran terhadap norma adat dan juga membrikan efek jera terhadap pelaku sekaligus memberi
norma agama hindu. Dilakukannya upacara pamerasacita
(pembersihan) yang dilaksanakan dilaut karena laut sebagai saksi peringatan kepada masyarakat sekitar agar lebih bijak
pembersihan diri pelaku dan korban sebagai penembus dosa dan
meminta maaf kepada Ida Sang Hyang Widhi (Tuhan Yang Maha
jika akan melakukan perbutan,biaya yang dikeluarkan
Esa) alam sekitar dan juga masyarakat atas perbuatan yang sudah untuk melaksanakan upacara pembersihan tersebut
diperbuat. Lalu Pamersacita dilakukan dirumah pelaku atau pada
tempat kejadian lebih temaptnya dilakukan di merajen (tempat sekitar Rp.50.000.000,00-Rp.60.000.000,00 tidak hanya
suci dirumah) dan juga pada sekeliling rumah untuk memohon
itu namun ditambah dengan hukuman pidana kurungan
pengampunan kepada Ida Batraha Hyang sebagai pengajar yang
beristana di Merajan sebagai tempat tinggal yang bersangkutan selama 10 Tahun dan denda Rp.1.000.000.000,00 yang
dan untuk membersihkan lingkungan sekitar dari hal yang negtif.
Dilakukannya Upcara tersebut pada Pura Balle Agung Desa Adat harus tetap dijalani.
Tulikup karena Pura Bale Agung merupakan Pura pada desa adat
tulikup,denda atau sanksi tersebut merupakan adat yang telah
lama dilakukan dalam awig-awig Desa Tulikup.
Saran
Saran yang perlu disampaikan berdasarkan hasil
penelitian ini yaitu :
1. Baiknya antara anak dan orang tua saling terbuka,apapun
yang dialami anak harus berani bercerita kepada orang tua.

kesimpulan Apabila tidak, terdapat Komnas Perlindungan Anak, setiap


anak berhak dilindungi dan mendapatkan kasih sayang
dari orang tua maupun orang sekitar. Anak merupakan
Menurut makalah yang kami buat dapat disimpulkan
Persetubuhan merupakan tindakan dimana seseorang generasi penerus bangsa.
melampiaskan nafsunya terhadap orang lain. Persetubuhan 2. Menyikapi kasus persetubuhan terhadap anak kandung di
yang menimpa anak dibawah umur sangat disayangkan,
apalagi yang menjadi pelakunnya yaitu ayahnya sendiri Desa Tulikup Gianyar, melakukan pembaruan point-point
yang seharusnya seorang ayah memiliki tanggung jawab
untuk melindungi anaknya. Persetubuhan yang terjadi pada dan sosialisasi kepada masyarakat tentang hubungan
ayah dan anak di desa Tulikup Gianyar bermula karena
badan antara orang yang masih mempunyai hubungan
pelaku sudah lama tidak melakukan hubungan badan
dengan istrinya yang menjadi kebutuhan seksual pelaku darah agar masyarakat setempat dapat mempertimbangkan
tidak terpenuhi dengan semestinya. Selain keadaan rumah
yang selalu sepi, penyebab lain kejadian tersebut juga tindakan yang melanggar agar sanksi yang diberlakukan
didasari oleh kurangnya kamar tidur dirumah tersebut
sehingga anak-anak yang sudah cukup dewasa masih tidur akan memberikan dampak kepada masyarakat.
bersama orang tuanya, Sang Ayah sebagai pelaku yang
setiap harinya menjemput korban dan pada waktu istirahat
pelaku bekerja, kesempatan itulah yang sering
dimanfaatkan oleh pekaku karena keadaan lingkungan yang
masih sepi.
presentation title 10
thank you

Anda mungkin juga menyukai